Sementara itu di dalam istana semua terlihat khawatir, terlebih lagi raja Shan Hua yang melihat istrinya sedang tidak sadarkan diri.
Kedua dayang istana sedang memijat kaki dan tangan ratu Yun Lie, dengan patuh mereka melakukan tugasnya.
"Putriku!" pekik ratu Yun Lie ketika ia mulai tersadar.
"Permaisuri ku, kau sudah sadar?" raja Shan Hua yang sejak tadi hanya mondar-mandir di dalam ruangan itu, menghampiri sang ratu.
"Putri kita, putri kita!" pekiknya lagi dengan penuh kekhawatiran.
"Ya, memangnya kenapa dengan putri kita?" raja Shan Hua merasa heran dengan perkataan permaisurinya.
"Dia, pergi keluar istana dia berbicara padaku," ucap ratu Yun Lie yang langsung ditertawakan oleh suaminya.
"Mengapa tertawa?" Ratu Yun Lie menautkan kedua alisnya menatap raja Shan dengan rasa kesal.
"Permaisuri ku, lihatlah, kalau putri kita keluar istana lalu siapakah yang berada di dalam ayunan itu?" Raja Shan menunjukkan dengan tangannya.
"Hah? Bagaimana mungkin?" kedua mata indah milik ratu Yun Lie membulat. Ekspresi ia sedang terkejut. Seketika ratu Yun Lie bangkit dari ranjangnya memindai pandangannya ke arah ayunan yang terletak di samping ranjangnya.
Tampaklah putri Quan Ling sedang tertidur pulas, dengan kedua mata yang sedikit terbuka bergulir kekanan dan kekiri, senyuman indah menghiasi bibirnya yang unik. Entah ia sedang bermimpi apa.
"Bukankah putri kita baru semalam dilahirkan? Jadi bagaimana bisa kau sampai berpikir putri kita akan pergi dari istana, apa kau kira putri kita sudah bisa berjalan berlari kesana kemari?"
Ratu Yun Lie terdiam.
'Apa mungkin aku sedang berhalusinasi?' Ratu Yun Lie bermonolog.
Melihat sang permaisuri yang sedang kebingungan, raja Shan Hua membelai lembut rambut istrinya lalu mencium puncak kepalanya agar ratu Yun Lie agar menjadi lebih tenang.
"Sudah lah, mungkin karena semalam kau kurang tidur, sehingga membuat mu, sedikit berhalusinasi." Senyum indah dan menawan menghiasi bibir raja Shan Hua menambah akan wibawanya.
Melihat senyum itu hati ratu Yun Lie merasa lebih tenang, ia mendekatkan dirinya ke arah suaminya lalu menyandarkan kepalanya di dada sang raja.
Dengan hati yang masih diliputi rasa heran, ratu Yun Lie berusaha berpikir secara logika.
Sedangkan yang sebenarnya terjadi adalah, putri Quan Ling yang telah menyelesaikan tugasnya di desa Shirakawa, segera melesatkan tubuhnya di udara, secepat kilat ia berhasil memasuki kamarnya kembali.
Kemudian kembali tidur didalam ayunan nya sebelum semua penghuni istana menemukan Ibunya yang sedang pingsan.
Sungguh sebuah keajaiban yang nyata.
>>>>>>>>>
Di sebuah kerajaan Shengshi yang di pimpin oleh Raja Fan Kris Wu, di dampingi oleh sang ratu yang bernama ratu Yan Yikhu, mereka memiliki dua orang putra mahkota yang bernama Zhou Yhan putra pertama dan Shin Haein putra kedua.
Kehidupan di Kerajaan itu sangat memprihatinkan, sangat berbanding terbalik dengan kerajaan Hua Kingyan. Dimana di kerajaan itu kaum lelaki lebih berkuasa dan menindas kaum perempuan. Banyak dari para istri yang mengeluh dengan perlakuan suami mereka.
Jika di kerajaan Hua Kingyan, para istri di perlakukan dengan lembut, maka tidak disana.
Setiap hari para istri di paksa bekerja keras mencari nafkah, sedangkan suami mereka hanya tinggal meminta uang untuk minum arak dan berjudi. Dan itu berlangsung selama puluhan tahun.
Ratu Yan Yikhu yang juga merasakan hal yang sama, hanya bisa berdiam diri dengan perlakuan sang raja, Fan Kris Wu yang sering semena-mena kepadanya.
Seringkali ratu Yan Yikhu menangis meratapi nasibnya dan nasib para perempuan di sana. Namun, apalah daya mereka hanya bisa menangis dan menangis menyesali takdirnya.
Tidak ada jalan lain selain pasrah, karena semua kebiasaan buruk itu berada di bawah kekuasaan suaminya sendiri, raja Fan Kris Wu.
Seperti biasanya, raja Fan Kris Wu selalu melatih kedua putranya di balairung istana. Ia menginginkan kedua putranya menjadi Ksatria terhebat di dunia.
Oleh karena itu Zhou Yhan dan adiknya Shin Haein dilatih bertarung adu kekuatan dengan di pandu oleh sang Ayah.
Mereka yang baru saja berusia lima tahun Zhou Yhan dan tiga tahun Shin Haein, telah berlatih bertarung dengan menggunakan beberapa senjata, seperti pedang dan panah.
Walaupun masih kecil Zhou Yhan dan Shin Haein telah mahir memainkan dua senjata itu.
"Ingatlah, sebagai seorang Ksatria kalian harus siapkan mental dan kekuatan fisik kalian adalah yang utama!" seru raja Fan Kris Wu.
Saat itu ia sedang duduk di tepi balairung menyaksikan kedua putranya saling adu kekuatan.
Keduanya sama-sama tangguh, hingga walau latihan telah berlangsung cukup lama belum ada tanda-tanda siapa yang menang dan siapa yang kalah.
TING.. TING.. TING…
Bunyi pedang saling berdentam dan bergesekan. Jika Zhou Yhan yang menyerang maka Shin Haein dengan lihai menangkis serangannya, begitu pun sebaliknya.
Raja Fan Kris Wu merasa sangat senang melihat kehebatan putra-putranya. Ia bersorak menyemangati Zhuo Yhan dan Shin Haein yang sedang bertanding. Mendapatkan dukungan dari Ayahnya, membuat mereka semakin gencar menyerang satu sama lain.
"Yang mulia, hentikan mereka! Ini sudah sangat lama." Ratu Yan Yikhu memberanikan diri, karena ia tidak tega melihat kedua putranya yang sedang bergulat tanpa henti.
"Biarkan saja, jika lelah mereka akan berhenti sendiri," sahut Raja Fan Kris Wu masih terus menikmati pergulatan dua putranya.
"Yang mulia, mereka putra-putra kita, mereka bukanlah hewan yang bisa kau nikmati pergulatan mereka dengan sepuasnya!" suara ratu Yan Yikhu lebih tinggi dari sebelumnya.
Dan itu membuat raja Fan Kris Wu tersulut emosi. Dengan tangan kekarnya raja Fan Kris Wu mencekik leher istrinya dengan cukup keras sehingga membuat ratu Yan Yikhu terbatuk-batuk.
"Berani kau melarang ku, aku tidak segan-segan menghabisimu!" suara raja Fan Kris Wu menggelegar.
"Ampun, suamiku maafkan aku," rintih ratu Yan Yikhu dengan suara tertahan diselingi batuknya.
Membuat Shin Haein yang sedang bertarung menghentikan perlawanannya.
"Ibu!"
Akibatnya ia terkena pukulan Zhou Yhan tepat mengenai pelipisnya.
"Aaaaaa!" teriak Shin Haein.
Seketika membuat raja Fan Kris Wu mengalihkan pandangannya dan melepaskan cekikan tangannya di leher istrinya.
"Shin Haein! Apa yang kau lakukan? Sudahkah aku katakan tetap fokus pada lawan!" raja Fan Kris Wu memarahi Shin Haein, tanpa peduli pelipis putranya yang mengeluarkan darah.
"Ibu!" tanpa mempedulikan raja Fan Kris Wu, Shin Haein berlari kearah Ibunya yang terjatuh di tanah.
"Ibu, ibu tidak apa-apa?" tanya Shin Haein dengan cemas.
"Tidak, Shin Haein, Ibu tidak apa-apa, dahimu berdarah, Nak." tangan ratu Yan Yikhu meraba kening Shin Haein.
"Dasar laki-laki lemah!" gerutu raja Fan Kris Wu dengan penuh kemarahan menyaksikan sikap lembut Shin Haein kepada Ibunya.
"Kau harus menjadi laki-laki hebat, kuat dan tidak di pengaruhi oleh perasaan, jangan seperti adikmu, lemah." geram raja Fan Kris Wu.
Saat itu raja Fan Kris Wu masih berdiri di tengah balairung bersama Zhou Yhan, yang mewarisi sifat sombong dan angkuhnya.
Zhou Yhan mengangguk, merasa puas dengan pujian yang diberikan oleh Ayahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
al-del
kaya mimpi ya...!
2023-06-04
1
𝙴 = 𝚖𝚌²
olesi minyak kayu putih di hidungnya
2023-06-03
1
𝙴 = 𝚖𝚌²🐼
pasti lega istrinya dah sadar
2023-06-03
1