Misteri Putri Quan Ling {Reinkarnasi Dewi Surgawi}
Langit malam bergemuruh suara petir menyambar seakan-akan sedang mencambuk bumi, angin badai bertiup kencang membawa apa saja yang berada di muka bumi ini.
Suara manusia saling berteriak meminta pertolongan, hewan-hewan pun melolong sahut-menyahut berharap tuan mereka akan segera datang menolong, membawa mereka ke tempat yang aman.
Bumi mulai berguncang hebat menggetarkan seluruh pelosok negri, malam gelap gulita tidak ada cahaya sedikitpun. Membuat suasana semakin mencekam dan mengerikan.
Di negri Huacachina tepatnya di kota Shirakawa, badai petir melanda di tengah gelapnya malam, membuat semua penduduk menjadi panik dan berlomba-lomba mencari pertolongan, berbondong-bondong mereka pergi ke arah istana hendak meminta pertolongan dari raja mereka.
Tepat di saat itulah di sebuah kerajaan yang bernama Hua Kingyan, yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raja Shan Hua, memiliki seorang permaisuri yang bernama Ratu Yun Lie.
Ratu Yun Lie dinyatakan mandul setelah lima belas tahun usia pernikahan mereka tidak dikaruniai keturunan. Ratu Yun Lie sempat memohon kepada suaminya, Raja Shan Hua agar menikah kembali demi mendapatkan keturunan pewaris tahta kerajaan.
Namun, Raja Shan Hua menolak dengan alasan ia sangat mencintai dan tidak ingin menyakiti sang permaisuri yaitu, Ratu Yun Lie.
Akhirnya dalam lima belas tahun pernikahan mereka, hanya dilalui dengan rasa kesepian tanpa hadirnya buah hati mereka.
Akan tetapi, malam ini keajaiban pun terjadi. Disaat semua orang-orang di dalam maupun di luar istana sedang panik dengan terjadinya badai petir dan gempa yang melanda seluruh negri. Dan para penduduk di desa Shirakawa berbondong-bondong menuju ke istana untuk meminta pertolongan.
Pada saat itulah sang permaisuri melihat adanya kilatan cahaya putih keemasan melayang memasuki kamarnya, cahaya itu merasuk ke dalam perutnya dan tak lama kemudian ia merasakan suatu keanehan terjadi pada dirinya, tiba-tiba saja perutnya membesar. Semakin lama ratu Yun Lie merasa semakin kesakitan hingga membuatnya berteriak histeris.
Sang raja yang sedang berdiskusi dengan para petinggi istana terkejut ketika seorang pelayan menuju ke arahnya dengan nafas yang tersengal-sengal dilanda kepanikan.
"Ada apa pelayan, mengapa kau terlihat panik?" tanya raja Shan Hua dengan kedua mata menyipit.
"Ampun Yang mulia, permaisuri ratu Yun Lie saat ini sedang kesakitan di dalam kamarnya," jawab pelayan itu dengan kedua tangan yang saling bertangkup dan menundukkan kepalanya.
Pelayan itu terlihat gemetar karena takut mendapat kemarahan dari sang raja.
"Apa? Permaisuri Yun Lie kesakitan?" Raja Shan Hua bangkit dari duduknya lalu bergegas keluar dari ruang diskusi itu tanpa mempedulikan para petinggi istana yang menatapnya dengan penuh tanda tanya. Pelayan itu pun mengikutinya dari belakang.
Benar saja, di dalam kamarnya permaisuri Yun Lie sedang berteriak histeris seraya menangis lantaran tidak tahan menahan rasa sakit di dalam perutnya yang seakan merobek seluruh isi di dalam perutnya.
"Aaaaa!" teriak Ratu Yun Lie yang kini telah terjatuh dari atas tempat tidurnya. Wajahnya pucat pasi seputih kertas, seperti tidak dialiri darah sama sekali, titik-titik keringat memenuhi seluruh tubuhnya.
"Permaisuri! Apa yang terjadi? Ada apa dengan dirimu?" Raja Shan Hua menatap fokus pada perut Ratu Yun Lie yang telah membesar padahal sebelum ia tinggalkan perut permaisurinya masih datar saja.
Semua orang-orang di istana yang menyaksikan peristiwa yang tidak biasa itu hanya bisa melongo dengan kedua mata mereka yang membulat sempurna, serasa mereka tidak pernah berkedip sama sekali.
"Aaaaa, sakit…!" kembali Ratu Yun Lie berteriak, namun kali ini cairan kental berwarna merah mulai mengalir dari bawah tubuhnya.
"Pelayan cepat panggilkan tabib istana, suruh cepat kemari!" perintah Raja Shan Hua dengan suara yang bergetar karena dilanda kecemasan.
"Saya disini Yang mulia," sahut tabib istana yang baru saja tiba.
Mendengar suara ribut-ribut akhirnya tabib itu memutuskan untuk mencari arah sumber suara yang menuntunnya ke arah kamar ratu Yun Lie.
"Cepat periksa permaisuri ku, apa sebenarnya yang terjadi kepadanya?" Raja Shan Hua terlihat gusar.
"Baik, Yang mulia." Tabib istana segera memeriksa Ratu Yun Lie.
Dengan tangan gemetar dan penuh tanda tanya di dalam hatinya, Tabib istana meraba perut Ratu Yun Lie dengan perlahan. Setelah merasa yakin dengan apa yang dilihatnya melalui gejala yang terjadi, kecemasan dan kepanikan Tabib istana pun berubah menjadi sebuah senyuman.
"Permaisuri Ratu Yun Lie akan segera melahirkan," ucapnya, "mohon semua orang keluar kecuali Yang mulia,"
Mendengar berita yang diucapkan oleh Tabib istana, membuat semua orang merasa heran. Namun, senyum kebahagiaan terlihat menghiasi wajah mereka.
Sedangkan di luar istana badai petir masih bergemuruh dan goncangan bumi masih sangat terasa menggetarkan setiap sudut kota.
Kabar tentang permaisuri yang akan segera melahirkan segera menyebar luas dari dalam istana hingga ke pelosok desa. Membuat para penduduk mengucapkan rasa terimakasih kepada dewa yang telah memberi mereka kabar bahagia di tengah pekatnya malam gelap gulita dan badai petir yang menyambar-nyambar.
Pintu kamar sang permaisuri ditutup rapat sehingga tidak memungkinkan bagi semua orang penghuni istana yang setia menunggu, mengintipnya dari luar.
"Sekali lagi, ratu. Tarik nafas, hembuskan!" Tabib istana memberi aba-aba.
"Sekarang tarik nafas dalam-dalam dan dorong sekuatnya."
"Sakit, aku tidak tahan lagi, suamiku tolong aku!" pekik ratu Yun Lie sambil tangannya menggenggam erat tangan raja Shan Hua.
Keringat telah membasahi seluruh tubuh ratu Yun Lie, dan pada mengejan yang terakhir kalinya ratu Yun Lie berhasil melahirkan seorang bayi perempuan.
"Syukurlah Gusti," gumam tabib istana, "Yang mulia, Yang mulia dikaruniai seorang putri yang sangat cantik,"
Ratu Yun Lie bernafas lega setelah beberapa saat lamanya ia bertarung melawan rasa sakit yang tidak terhingga. Namun, dengan hadirnya sang buah hati rasa sakit itu tidak berarti apa-apa.
"Ini benar-benar sebuah keajaiban, ini karunia yang tidak pernah aku bayangkan selama hidupku." raja Shan Hua menitikkan air mata kebahagiaan.
"Namun, keanehan terjadi Yang mulia," ucap tabib.
Jelas ucapan tabib membuat raja dan ratu merasa heran dan menghilangkan senyum kebahagiaan mereka.
"Bayi ini terlahir tidak menangis dan tanpa ari-ari, bayi ini berbungkus sebuah kain yang belum pernah ada di muka bumi ini," ucap tabib itu melanjutkan perkataannya.
Kemudian memperlihatkan secarik kain yang sangat indah berkilauan seperti cahaya berlian berwarna merah menyala.
"Lalu, bagaimana keadaan putriku?" ratu Yun lie seakan tidak rela jika terjadi sesuatu kepada bayi yang baru saja dilahirkannya.
"Bayi ini sangat cantik dan sehat, Saya belum pernah melihat paras secantik ini sebelumnya, dan ini pertama kalinya Saya melihatnya." tabib istana mendekatkan bayi mungil itu ke arah ratu Yun lie.
"Putriku, aku tidak peduli dari mana asalmu, tapi aku yakin kamu adalah jelmaan sang dewi yang menjawab seluruh permohonan ku," bisik ratu Yun lie dengan lirih seraya meneteskan air mata kebahagiaan.
Begitu pula dengan raja Shan Hua yang juga merasa sangat bersyukur dengan kehadiran bayi mungil itu, ia berjanji akan selalu menjaga dan akan menjadikannya satu-satunya pewaris tahta kerajaan.
Sebenarnya raja Shan Hua merasa heran dengan permaisurinya yang tiba-tiba saja melahirkan tanpa mengalami masa hamil sebelumnya, ingin menuduh istrinya bermain gila di belakang itu tidak mungkin karena selama ini ratu Yun lie sangat setia kepadanya. Bahkan, ratu Yun lie rela tidak tidur ataupun makan dan minum ketika raja Shan Hua sedang bertempur dalam peperangan dan itu sering terjadi.
Maka dari itu raja Shan Hua sangat yakin kalau kehadiran buah hatinya adalah murni karunia dari para dewa yang telah mengabulkan permintaannya dan juga sang permaisuri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Derajat
Akhirnya punya Anak...
2024-02-06
0
al-del
Gimana gak panik coba orang terkasih sedang kesakitan...
2023-06-04
1
MONSTER.ENERGY .☆★
kesetiaan diatas segalanya
2023-06-04
2