Kaki kamu

Orang tuanya Aziel melihat anaknya yang kesulitan jalan, menuju meja makan membuat Ayah Nya Aziel mulai berfikir negatif melihat kondisi anaknya.

" Kaki kamu sakit? Apa itu dari kamu jatuh dari motor kemarin?." Tanya Ayah Nya Aziel melihat anaknya, yang kesulitan untuk jalan menuju meja makan.

" Tidak kok Ayah, Aziel cuman tidak enak saja kaki nya habis olahraga kemarin." Ucap Aziel berusaha untuk tidak terus terang ke orang tuanya.

"Oke Ayah percaya, tapi jika kondisi kaki kamu tidak membaik juga Ayah akan paksa kamu ke rumah sakit untuk melakukan ronsen, dan jika penyebab kamu sakit karena jatuh dari motor, akan Ayah mempermasalahkan siapa yang bikin kamu jatuh dan sakit seperti ini!." Tegas Ayah nya Aziel yang tidak akan terima, siapapun yang membuat anaknya kesulitan untuk jalan seperti ini.

" Iyah Ayah" Lanjut Aziel pasrah, dan berharap kakinya tidak lama sakitnya supaya tidak memperpanjang masalah.

Dilain sisi, Feri melihat Kiki masuk kedalam kelas, membuat Feri tonjok wajahnya Kiki karena kesal karena kemarin Kiki berani melawan Feri dan mempermalukan Feri saat pulang sekolah.

Bugh, satu tonjokan mendarat ke wajahnya Kiki, membuat Kiki jatuh kelantai karena tenaga yang dikeluarkan oleh Feri.

" Masih pagi sudah seperti ini!, kenapa cari masalah dengan temen terus. Dasar pereman kamu!."  Protes Kiki kesel, karena Feri tiba-tiba pukul wajahnya.

" Itu akibatnya berani melawan saya dan mempermalukan saya, kamu mau seperti si cupu ha!, berani melawan saya!" Bentak Feri yang tidak terima ada yang melawan Feri sama sekali, cukup Aziel saja yang mampu membuat Feri marah dan malu.

" Otak kosong, tapi selalu bikin masalah terus, lebih baik jaga sikap kamu supaya tidak malu karena prestasi kamu sangat rendah dikelas ini, jika kamu dikeluarkan pun tidak terlalu malu karena sikap kamu yang selalu seenaknya." Lanjut Kiki, yang akhirnya bisa melawan Feri dan berusaha tidak takut lagi dengan Feri.

" Sial!, memangnya kamu jenius apa, sudah jangan banyak bicara seperti perempuan kamu, siapapun Yang melawan saya akan terima akibatnya!." Bentak Feri semakin kesel, karena Kiki semakin berani melawan Feri.

Feri tonjok wajahnya Kiki sebelum kembali ke kursinya, Kiki berusaha melawan tapi kalah cepat dari Feri, yang akhirnya jatuh lagi setelah ditonjok oleh Feri.

Dilain sisi, Agni melihat Aziel ke sekolah di anterin oleh supirnya, membuat Agni melihat Aziel kesulitan jalan saat keluar dari mobilnya.

" Kasihannya sudah culun dan sekarang kaki nya seperti itu, sempurna sekali apesnya nasip kamu." Ledek Agni melihat Aziel yang pakai tongkat.

" Dihadapi saja apapun yang saya alami, oh yah apa kamu sudah kerjain tugas sekolah hari ini?." Tanya Aziel yang langsung tanya soal tugas sekolah, dari pada jawab pertanyaan Agni.

" Baru dikerjain sebagian saja sih, kenapa culun mau pamer kalo kamu sudah selesai kerjain tugas hari ini?." Tanya Agni kesel, karena Aziel tiba tiba tanya soal tugas sekolah hari ini.

" Tidak kok, cuman tanya saja saya." Lanjut Aziel yang sejujurnya gugup bicara dengan Agni, perempuan yang dikagumi. Aziel mau bantuin Agni tapi takut ditolak oleh Agni.

" Pertanyaan yang tidak penting sama sekali." Protes Agni kesel, sejujurnya Agni mau sekali bahas tugas sekolah bersama Aziel tapi malu jika dilihatin temen temen-temen satu kelas. Cewek cantik belajar bersama laki laki paling culun dikelasnya.

Agni langsung jalan duluan, dari pada harus jalan bersama Aziel, bakal bikin malu Agni, habis ngobrol bersama Aziel.

Dilain sisi, Dokter yang ada diruang UKS, melihat Aziel jalan ke sekolah pakai tongkat membuat Dokter jaga minta Aziel untuk masuk kedalam ruang UKS.

" Apa kamu sudah ke rumah sakit?." Tanya Dokter jaga melihat Aziel.

" Belum Dokter, karena saya takut orang tua saya tahu, penyebab saya sakit seperti ini, membuat temen saya kena masalah." Ucap Aziel yang tidak tega, bilang ke orangtuanya penyebab Aziel sakit pada kedua kaki nya.

" Lama lama kaki kamu, semakin bengkak Aziel, semakin parah nantinya, bahkan bisa lumpuh jika semakin bengkak kaki kamu." Tegas Dokter jaga, yang heran melihat Aziel yang melindungi temennya yang jahat dengan tidak berobat sama sekali.

" Apa separah itu kondisi kaki saya Dokter?." Tanya Aziel yang tidak ingin menjadi lumpuh, cuman karena tidak ingin berobat sama sekali.

" Betul, sekarang tinggal keinginan kamu saja, mau kembali normal atau mau seperti ini terus keadaan kamu?, Sudah selesai saya perban dan saat pulang sekolah kamu bisa lepas yah, kamu duduk di kursi roda saja selama di sekolah, supaya tidak membuat kaki kamu semakin sakit!." Tanya Dokter jaga dengan tegas,  yang langsung kasih kursi roda untuk Aziel pakai selama di sekolah.

" Tidak usah Dokter, saya tidak akan keluar kelas karena saya bawa bekel kok. Sudah yah dokter, saya mau masuk kedalam kelas dan terimakasih sudah obati kedua kaki saya." Lanjut Aziel yang tidak ingin manja, dengan menerima tawaran Dokter jaga.

Aziel jalan pelan-pelan untuk ke kelasnya, Aziel tidak ingin semakin dihina oleh temen-temennya karena seharian naik kursi roda selama ada di sekolah.

Dilain sisi, Bunda Nya Aziel yang cemas dengan keadaanya Aziel, membuat Bunda ingin sekali memindahkan anaknya ke sekolah yang tidak ada pembullyan sama sekali.

" Ayah, Bunda cemas dengan anak kita, Bunda takut Aziel semakin dikerjain oleh temen-temennya. Karena anak kita culun saja, padahal anak kita kan anak cerdas tapi tidak dihargai cuman karena penampilan saja." Ucap Bunda Nya Aziel, yang tidak terima jika anaknya semakin sakit karena keisengan temen-temennya.

" Bunda bener sih, jatuh dari motor kemarin saja sudah aneh dan jalan Aziel juga bikin kita cemas saja lihatnya. Baiklah nanti kita bahas bersama Aziel semoga anak kita mau pindah sekolah dan Ayah menyesal sekolahin Aziel di sekolah itu yang ternyata tidak bisa berkawan dengan sewajarnya." Ucap Ayah nya Aziel, yang menyesal pilihan Aziel di sekolah yang sekarang, yang ternyata banyak pembullyan dan tidak bisa menerima kekurangan temennya sama sekali.

" Harus itu Ayah" Lanjut Bunda nya Aziel yang setuju jika anaknya pindah sekolah, dari pada merasa sakit terus pada kedua kaki nya.

Dilain sisi, Aziel pelan-pelan masuk kedalam kelasnya, Feri melihat Aziel jalan pelan masuk kedalam kelas langsung senyum sinis, dan tidak sabar mau lihat reaksi Aziel saat duduk di bangkunya.

" Astaga!, kenapa ini bangkunya sakit sekali." Ucap Aziel kaget karena melihat kursinya, ada banyak beling yang sengaja ditutupi oleh kertas.

" Kasihan sekali culun, tidak bisa duduk yah, hahahaha." Ledek Feri ketawa puas melihat Aziel kesakitan saat berusaha untuk duduk di kursinya.

" Ini pasti perbuatan pereman yang ada didalam kelas ini. " Lanjut Aziel, Aziel berusaha tenang sambil merapihkan beling yang ada diatas kursinya.

" Heh culun!,  berani sekali kamu bilang saya pereman, mau saya kasih lebih parah dari itu?." Tanya Feri kesel, karena dianggap pereman oleh Aziel.

" Duel siapa yang paling pinter, dari pada cari masalah setiap harinya. Bikin malu saja kamu Feri, otak kosong tapi berasa jagoan dikelas ini." Ledek Kiki yang semakin kesel melihat Feri, yang semakin usil ke Aziel yang tidak pernah bikin masalah sama sekali ke siapapun.

" Bener tuh, jagoan harus bisa melawan mereka berdua, jangan mau dihina mereka dong." Profokasi Agni, Agni yakin jika Aziel yang menang cerdas cermat dari pada Feri yang sering tidak mengerti apa saja yang sudah di pelajarinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!