Bagaimana Vano bisa lupa jika di dalam ruangan tersebut masih ada Zayn yang memang dari tadi ada bersama mereka. Sehingga membuat Vano yang tadinya menampilkan senyum itu pun mendadak menjadi kembali datar, menunjukkan wibawanya sebagai seorang atasan.
"Sudahlah Tuan Vano, kau itu bukan hanya bos-ku, aku sudah mengenalmu cukup lama sebagai sahabat, jadi aku tahu betul bagaimana perasaanmu saat ini," kata Zayn.
"Apa maksudmu berbicara seperti itu?" Tanya Vano ketus.
"Yang aku lihat wanita itu benar-benar berbeda dari yang lainnya. Ya walaupun dia sedikit pecicilan tapi dia unik. Tapi apa kau yakin jika wanita seperti itu bisa bekerja dengan sangat baik, sehingga kau memutuskan untuk menikah kontrak dengannya?" Tanya Zayn mencoba untuk mengingatkan, agar sahabatnya itu tidak salah pilih.
"Kau jangan coba-coba untuk menceramahiku, aku tahu mana yang terbaik untukku," sergah Vano.
"Sudahlah Vano, saat ini kita berbicara sebagai sahabat saja bukan sebagai asisten dan juga seorang bos. Aku sangat peduli padamu Vano, aku tahu jika kau mencari istri bukan hanya karena harta tapi karena kau sangat ingin membahagiakan Kakek Lucas. Alangkah baiknya jika suatu saat nanti kau benar-benar bisa jatuh cinta dengan istri kontrakmu itu, jadi kau tidak perlu mencari wanita lain, kau tidak perlu repot-repot mengakhiri pernikahan kalian selama 1 tahun. Ya mungkin saja suatu saat nanti kau akan jatuh cinta pada wanita itu, siapa namanya? Oh iya Lea," goda Zayn.
"Ck, itu tidak akan mungkin. Bukankah kau tadi mengatakan bahwa kau sangat mengenalku? Seharusnya kau tahu bahwa aku tidak akan mungkin pernah jatuh cinta dengan gadis tengil seperti dia. Aku hanya bekerja sama dengannya dan aku memilihnya untuk menjadi istri kontrakku karena kebetulan saja dia membutuhkan uang dan aku juga membutuhkan jasanya. Jadi kau jangan pernah beranggapan seperti itu lagi, jika memang itu terbukti aku akan menaikkan jabatanmu," ucapan Vano.
"Oke baiklah, lihat saja nanti," tantang Zayn.
"Sudahlah, sekarang siapkan materi untuk meeting besok dan kau jangan pulang sebelum tugasmu selesai," titah Vano.
"Baik Tuan Vano," jawab Zayn kembali pada mode awalnya sebagai asisten. Lalu ia pun segera saja keluar dari ruang rapat, sedangkan Vano langsung pulang karena nanti malam ada janji untuk membawa calon cucu menantu untuk sang kakek.
"Sungguh Bos yang kejam, asistennya disuruh lembur malah dia yang pulang terlebih dulu," gerutu Zayn saat melihat Vano yang hendak pulang melewati meja kerjanya dan sama sekali tak digubris oleh Vano, meskipun ia mendengarnya.
Kendati demikian, Zayn sudah terbiasa diperlakukan seperti itu oleh Vano, ia sudah sangat mengenal Vano yang sebenarnya adalah pria yang begitu baik meskipun kadang-kadang suka menyebalkan karena sifatnya yang keras kepala, jika tidak mana mungkin persahabatan mereka bisa kekal dari zaman mereka kuliah dulu. Zayn masih ingat betul bagaimana Vano yang menyelamatkan hidupnya di saat ia benar-benar sangat terpuruk tidak memiliki uang sama sekali untuk membayar kuliah. Bahkan saat sudah lulus kuliah dan hanya bekerja sebagai CS di salah satu perusahaan, Vano juga yang membantunya untuk bekerja di perusahaan milik kakeknya itu sebagai asistennya.
*****
Vano melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju kediaman Lea, tak peduli banyaknya kendaraan yang berlalu lalang yang terpenting ia bisa segera sampai ke tempat tujuannya. Pasalnya ia yang tadinya berjanji akan menjemput Lea pukul 17.00 WIB, tetapi saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB. Bagaimana jika ia terlambat, pastinya kakeknya itu sangat kecewa dan menganggap ia sudah berbohong.
Sehingga tidak membutuhkan waktu lama, Vano telah tiba di depan rumah Lea dan melihat wanita tersebut sudah berada di depan rumah sedang menunggunya. Untungnya di saat itu ayah dan ibu Lea sedang tidak berada di rumah, jadi Lea tidak perlu mencari alasan untuk keluar dengan seorang pria asing yang tentunya akan membuat kedua orang tuanya itu bertanya-tanya.
"Tuan Vano kau terlambat 1 jam." Lea menatap pria tampan yang berada di dalam mobil itu setelah pria tersebut membuka kaca mobilnya.
"Masuk!" Titah Vano, sehingga Lea langsung saja masuk ke dalam mobil.
"Apa kau pikir aku ini supirmu? Duduk di depan!" Vano memerintahkan dengan nada Ketus.
"Ih … dasar beruang kutub menyebalkan," umpat Lea yang suaranya itu sama sekali tak terdengar oleh Vano tapi calon suami kontraknya itu bisa melihat raut wajahnya yang begitu kesal, lalu Lea pun pindah duduk ke depan tepat di samping Vano. Setelah itu Vano kembali melajukan mobilnya.
Hening …
Tidak ada percakapan di antara keduanya sampai Vano memberhentikan mobilnya itu di salah satu salon kecantikan.
"Untuk apa kita ke sini Tuan?" Lea merasa kebingungan, tidak mungkin jika kakeknya Vano berada di tempat ini, pikirnya.
"Memasak, sudah jelas untuk mendandanimu dulu. Aku ingin kau merubah penampilanmu, apa kau pikir dengan berdandan seperti ini kau bisa bertemu dengan Kakekku," kata Vano seolah merendahkan Lea, untungnya Lea bukanlah wanita yang mudah tersindir.
"Memangnya kenapa dengan dandananku? Sepertinya ini sudah sangat simple untuk bertemu dengan Kakek dan memang seperti ini gayaku sehari-hari. Sudahlah Tuan, aku sudah cukup bersalah karena akan membohongi Kakekmu soal pernikahan kontrak kita, jadi tolong jangan menambah dosaku," ucap Lea dengan santai tapi serius, sehingga membuat Vano pun merasa geram.
"Turun sekarang!" Vano menatap tajam, berharap Lea akan mengikutinya. Akan tetapi pada kenyatannya …
"Sudah aku katakan kalau aku tidak mau Tuan. Lagipula bukankah kau mengatakan Lakek ingin kita segera datang ke restoran jam 19.00 WIB dan ini sudah jam 18.30 WIB, apa kau ingin Kakek merasa kecewa? Dengan kita ke salon itu membutuhkan waktu lama, belum cuci rambut, make up, belum berganti pakaian, belum akh … !" Ucapan Lea berganti dengan teriakan karena tiba-tiba saja Vano melajukan mobilnya kembali.
Lea selalu saja memiliki berbagai macam alasan, sehingga setelah berpikir ulang Vano menganggap apa yang dikatakan Lea ada benarnya juga, tidak ada waktu lagi untuk membawanya ke salon. Mudah-mudahan saja kakeknya menyukai penampilan Lea yang apa adanya, harapan Vano. Meskipun dulunya Lea termasuk keluarga yang berada, tetapi ia memang selalu bersikap dan berpenampilan seperti itu yang menurutnya sangat nyaman.
*****
Kini Lea dan Vano pun telah tiba di sebuah restoran mewah, tempat dimana Lucas meminta mereka untuk datang. Ya Lucas memang sengaja memilihkan tempat yang spesial untuk menyambut calon cucu menantunya itu, tentunya ini sangat spesial karena merupakan pertama kalinya Vano membawa calon istri setelah sekian lama tidak berhubungan dengan wanita lagi.
"Apa kau benar-benar yakin berpenampilan seperti ini mendatangi restoran mewah?" Tanya Vano yang tampak menyepelekan Lea.
"Memang kenapa dengan penampilanku? Apa hanya karena aku menggunakan pakaian sederhana dan tertutup, tidak seperti wanita lain yang menggunakan pakaian seksi, terus aku juga menggunakan flat shoes bukan high heels, jadi menurutmu aku sama sekali tidak pantas berada di restoran ini? Hei Tuan Vano yang terhormat, siapapun boleh masuk ke sini yang penting bisa membayarnya. Kalau aku datang ke sini 'kan karena undangan Kakekmu, karena permintaanmu juga, jadi sudah pasti aku tidak perlu membayar apapun. Aku hanya datang memperkenalkan diri, lalu-"
"Stop! kau tidak usah banyak bicara lagi, sekarang kita masuk," sergah Vano yang mencela ucapan Lea begitu saja, jika dibiarkan sudah pasti Lea akan berbicara panjang lebar hingga pada akhirnya mereka tidak jadi untuk bertemu sang kakek dengan tepat waktu.
Lea memutar bola mata malas, merasa jika Vano adalah pria yang sangat membosankan. Lalu ia pun berjalan terlebih dahulu meninggalkan Vano.
"Hei kau mau kemana? Apa kau tidak bisa menjaga sikapmu itu, apa kau lupa apa statusmu saat ini?" Tukas Vano yang membuat Lea menghentikan langkahnya.
"Maaf Tuan aku terlalu bersemangat untuk masuk ke dalam hotel mewah seperti ini," ucap Lea.
"Ternyata hidupmu benar-benar mengenaskan, bahkan restoran mewah seperti ini saja kau tidak pernah masuk," cibir Vano.
"Terserah kau saja Tuan. Aku tahu jika saat ini aku adalah calon istri kontrakmu, jadi apa yang harus aku lakukan?" Tanya Lea.
"Gandeng tanganku, kita harus terlihat semesra mungkin supaya Kakek yakin jika kita berdua benar-benar sedang menjalin hubungan," ucap Vano yang memberikan tangannya untuk segera Lea Gandeng.
Lea yang sangat mengerti langsung saja menggandeng tangan calon suami kontraknya itu, lalu masuk menuju ke ruangan VIP, tempat dimana Lukas berada.
------
"Kek, maaf kami terlambat," ucap Vano yang saat ini sudah berdiri di hadapan Lukas bersama dengan calon cucu menantu untuk kakeknya itu.
Tanpa diperintah, Lea langsung saja memberikan senyum terbaiknya untuk sang kakek lalu meraih tangan Lucas, menyalaminya serta mencium telapak tangannya itu. Membuat Lucas benar-benar sangat terharu akan perlakuan yang dilakukan oleh Lea. Vano yang cucunya saja terkadang suka lupa melakukan hal tersebut, sehingga sudah membuat Lukas juga merasa terkesan dengan pertemuan pertama ini.
Bersambung …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Kurnia
aku suka ceritanya thor .. 😍
2023-07-28
6