Lea tertunduk, sebisa mungkin mencoba untuk menyembunyikan wajahnya agar pria di depannya itu tidak mengenali dirinya saat ini. Mengingat apa yang pernah dilakukannya kepada pria tersebut, tentunya membuat Lea merasa takut, bahkan merasa karirnya akan hancur sebelum di mulai.
"Kamu boleh keluar!" Titah direktur perusahaan kepada HRD tanpa melihat ke arahnya sedikitpun. Siapapun yang belum mengenalnya, pasti akan menganggap direktur tersebut adalah pria dingin yang sangat angkuh.
Segera saja HRD keluar dari sana dan tersisa 4 karyawan magang yang saat ini berada di dalam ruangan tersebut.
Perlahan tapi pasti pria tampan yang terkenal sangat dingin itu mendongakkan wajahnya, lalu melihat 3 karyawan magang yang di saat itu juga melihat ke arahnya secara bergantian. Berbeda dengan 1-nya, siapa lagi kalau bukan Lea yang masih tampak bersembunyi karena sangat takut untuk melihatnya.
"Kenapa kau bersembunyi? Apa kau takut melihatku?" Tanya Vano.
Ya direktur tersebut adalah Vano yang merupakan cucu dari Lucas, pemilik perusahaan tersebut. Pria yang temui tanpa sengaja oleh Lea di pemukiman warga saat itu.
Mendengar Vano menegurnya, dengan memberanikan diri Lea mengangkat wajahnya dengan mata yang masih terpejam, lalu membukanya secara perlaja dan menatap ke arah Vano.
"Maaf Tuan," ucap Lea lirih.
"Kenapa kau meminta maaf padaku?" Apa kau pernah berbuat salah padaku atau kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Vano menatap sinis.
Sejujurnya hal tersebut membuat Lea terkejut tetapi juga merasa sangat senang, karena ternyata Vano sama sekali tak mengenalinya. Mungkin karena dia yang sangat tampan tentunya banyak wanita yang mendekatinya, sehingga Lea adalah wanita yang sama sekali tidak penting untuk diingat, pikir Lea.
"Saya minta maaf karena sudah bersembunyi, saya hanya gugup saja bertemu dengan direktur perusahaan secara langsung, karena ini merupakan pertama kalinya," ucap Lea mencari alasan dengan lancarnya, hanya itulah yang saat ini terlintas di dalam otaknya.
"Baiklah, sekarang kalian semua boleh keluar dan temui Laras kembali untuk mengetahui apa posisi kalian sesuai jurusan kalian masing-masing!" Titah Vano.
"Baik Tuan," jawab keempat karyawan magang secara bersamaan, lalu mereka semua pun keluar untuk kembali menemui Laras sesuai perintah dari Vano.
*****
"Tuan, tapi ini sudah kesekian kalinya Anda meminta ganti sekretaris. Sebenarnya sekretaris seperti apa yang Anda inginkan?" Tanya Zayn tak mengerti, karena bos-nya itu selalu saja mengganti sekretaris setiap bulannya dengan alasan yang berbeda.
"Tapi kali ini aku tidak akan mengganti sekretaris lagi, asalkan dia yang menjadi sekretarisku," kata Vano dengan tegas.
"Siapa Tuan?" Tanya Zayn penasaran.
"Salah satu karyawan magang yang mulai bekerja hari ini. Panggil wanita ini untuk menemuiku sekarang," ucap Vano sembari memberikan berkas Lea kepada Zayn.
Zayn yang mengerti itu pun langsung saja mencari keberadaan Lea untuk menyampaikan pesan bos-nya itu. Hingga tidak berapa lama kemudian …
Tok … tok … tok …
Lea mengetuk pintu ruangan direktur dan langsung saja dipersilahkan masuk oleh Vano.
"Permisi Tuan, apa Tuan memanggil saya?" Tanya Lea yang terlihat gugup.
"Ya. Mulai sekarang kau akan menjadi sekretarisku," kata Vano yang enggan untuk berbahasa-basi dan tentunya membuat Lea sangat terkejut.
Bagaimana mungkin Vano memintanya untuk menjadi sekretaris, sementara ia hanyalah karyawan yang baru magang di perusahaannya.
"Tuan, apa Tuan tidak salah memintaku untuk menjadi sekretaris Tuan?" Tanya Lea untuk memastikan.
"Memangnya apa yang salah?" Tanya Vano.
"Tuan bisa saja mencari sekretaris terbaik, sekretaris yang sudah berpengalaman untuk perusahaan sebesar ini. Sedangkan saya hanyalah karyawan magang, saya baru mau memulai karir saya di sini Tuan," ucap Lea masih dalam keadaan berdiri, karena Vano memang sama sekali tak memintanya untuk duduk.
Vano menatap Lea dengan tajam, lalu beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Lea.
"Jadi apakah kau tidak percaya dengan kemampuanmu sendiri?" Tanya Vano yang menyodorkan kepalanya hingga begitu dekat dengan wajah Lea, bahkan Lea juga dapat mencium harumnya tubuh Vano yang membuatnya rasanya ingin terbang melayang. Persis saat pertama kali ia bertemu dengan pria tersebut waktu itu.
"Maaf Tuan, bukannya saya tidak mempercayai kemampuan saya sendiri. Tapi jika Tuan memang menginginkannya, oke saya tidak takut," ucap Lea.
Vano sangat senang mendengarnya, ia pun kembali berdiri tegak lalu berjalan menjauhi Lea dan kembali duduk di kursi kebesarannya.
"Duduk!" Titah Vano dan langsung saja Lea mendudukkan dirinya di kursi seberang Vano.
"Karena kau menyetujuinya, mulai hari ini kau akan menjadi sekretarisku. Tempatmu ada di depan ruanganku, tepat di samping Zayn asistenku. Apa kau melihatnya tadi di depan ada meja dan kursi kosong di sana," kata Vano.
"Iya Tuan saya melihatnya," jawab Lea diiringi anggukkan kepalanya.
"Ya sudah sekarang pergi saja ke tempat dudukmu!" Titah Vano.
Lalu Lea pun bangkit dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan direktur menuju ke tempat dimana ia seharusnya berada. Sementara itu Vano tersenyum smirk saat melihat punggung Lea yang keluar dari ruangannya hingga menghilang dari pandangan matanya.
*****
"Baik Tuan, saya akan usahakan dalam minggu ini uang itu akan ada. Tapi tolong Tuan, jangan masukkan saya ke dalam penjara, jika saya masuk penjara bagaimana dengan anak dan istri saya, siapa yang akan bertanggung jawab atas mereka?" Cakra terus aja memohon di saat 2 anak buah Carlos yang lebih mirip dengan preman datang untuk menagih hutang.
Sementara itu terlihat juga Anita yang di saat itu menangis tidak tega karena melihat suaminya yang terus saja berlutut di hadapan kedua para preman itu.
"Stop! Apa sih yang ada di pikiran kalian? Kenapa kalian terus aja membuat hidup keluargaku menderita. Bukankah Bos tua kalian itu sudah menyita rumah, mobil peserta harta yang kami miliki? Kenapa sekarang masih mengganggu keluarga kami?" Kata Lea yang di saat itu baru saja tiba dan dengan beraninya menentang 2 preman. Ia juga meminta ayahnya untuk segera berdiri.
"Lea, apa-apaan kau ini! Jangan menambah masalah," bentak Anita yang sama sekali tak digubris oleh Lea.
"Heh gadis kecil, kau itu sudah membuat Tuan Carlos marah dan sekarang kau berani menentang kami. Hutang keluargamu itu sangat banyak, apa kau pikir dengan rumah dan mobil itu sudah cukup membayarnya," kata preman 1.
"Aku yang akan membayarnya. Memangnya berapa lagi hutang yang Ayahku miliki?" Tanya Lea ingin mengetahuinya.
"Lea sudah, kau tidak perlu melakukan hal itu," kata Cakra.
"Sudah Pa, biar aku yang menghadapi mereka," ucap Lea dengan yakin.
"Apa kau yakin ingin melunasi hutang ayahmu yang berjumlah 100 juta lagi? Jika dalam minggu ini tidak lunas, maka aku akan membawa ayahmu ke penjara atau kau harus menikah dengan Tuan Carlos," kata preman 2.
"Apa? 100 juta dalam minggu ini? Apa kau sama sekali tidak punya otak? Apa kalian pikir itu uang dengan jumlah sedikit," kata Lea yang sangat terkejut mendengarnya.
"Itu bukan urusanku. Dengar ya, jika kau tidak ingin ayahmu masuk penjara atau kau tidak mau menikah dengan Tuan Carlos, maka segera lunasi hutang itu. 3 hari lagi kami akan datang, jika uang itu tidak ada maka bersiap-siaplah!" Ancam preman 1, lalu keduanya pun segera pergi meninggalkan kediaman Milton saat ini.
"Sudah puas kau Lea, sudah puas kau membuat ulah dengan menentang para preman itu. Hutang yang seharusnya Papamu bayar seminggu lagi dan sekarang sudah dimajukan menjadi 3 hari, apakah kau sangat puas, hah! Teriak Anita yang membuat Lea pun tertunduk dan meneteskan air matanya.
Rasanya begitu sangat sakit karena terus saja dibentak dan disalahkan oleh ibunya sendiri, padahal bukan dialah yang menyebabkan hal ini terjadi.
*****
Keesokan hari, saat di perusahaan Lea tampak termenung karena terus saja memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan uang agar bisa menebus semua hutang ayahnya dalam waktu 3 hari. Tentunya itu semua tidak akan mudah, Lea sempat berpikir akan meminjam uang dari bos di perusahaannya, tetapi apakah itu mungkin? Karena ia hanyalah Karyawan Magang yang baru saja magang selama 2 hari di perusahaan tersebut.
Sementara itu di dalam ruangannya, Vano juga tampak pusing memikirkan keinginan sang kakek yang memintanya untuk segera membawa calon istri ke rumah.
"Dimana aku harus mencari calon istri dalam waktu sedekat ini. Kakek ada-ada saja sih, apa Kakek pikir mencari calon istri itu semudah membalikkan telapak tangan? Ya aku tahu aku ini tampan, tidak akan ada wanita yang menolak untuk menikah denganku. Tapi aku terlalu bosan dengan wanita-wanita yang seperti itu, aku sudah tahu mereka hanya mengincar ketampanan dan juga kekayaanku saja," batin Vano di dalam kebingungannya.
"Ingat Vano, jika dalam minggu ini kau tidak memperkenalkan calon istrimu kepada Kakek, maka kau harus mau Kakek kenalkan dengan cucu dari sahabat Kakek."
Ucapan kakeknya itu terus aja terngiang-ngiang di pikirannya, hingga di saat itu …
Tok … tok … tok …
Terdengar suara ketukan pintu yang membuyarkan lamunannya.
"Silahkan masuk!" ucap Vano.
Vano melihat jelas dimana ada seorang wanita yang membuka pintu, lalu masuk ke dalam ruangannya. Wanita tersebut adalah Lea, karena tidak ada pilihan lain, pada akhirnya ia memberanikan dirinya untuk menemui Vano.
"Maaf Tuan saya mengganggu, saya ada keperluan," ucap Lea.
"Katakan!" Titah Vano, seperti biasa yang tanpa menyuruh Lea duduk terlebih dulu.
"Tuan, apakah saya boleh meminjam uang. Maaf Tuan? Saya tahu saya sudah lancang karena berani meminjam uang padahal saya hanyalah Karyawan Magang yang baru bekerja 2 hari di sini. Tapi saya benar-benar butuh untuk membayar seluruh hutang-hutang keluarga saya Tuan. Saya tidak tahu lagi harus meminjam ke siapa karena 2 hari lagi uang itu harus ada dan jumlahnya sangat banyak, 100 juta. Bukankah jumlah itu bukan jumlah yang main-main? Saya bersedia mengabdi dengan Tuan Vano seumur hidup, saya akan mengikuti apapun kemauan Tuan Vano asalkan Tuan Vano bisa membantu saya," ucap Lea dengan tatapan mendamba, tak memikirkan apa efek dari ucapannya tadi, yang terpenting ia bisa mendapatkan uang.
"Oke aku setuju, dengan syarat kau harus menikah denganku," ucap Vano tanpa basa-basi.
"Hah menikah?" Lea membelalakkan matanya, sangat terkejut mendengar ucapan yang keluar dari mulut bos-nya itu.
Bersambung …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Kurnia
Vano ada maksud terselubung .. 😄
2023-07-28
6
Ig: @putriaayu_98
gayung bersambut nih, 🤭
2023-06-02
4