Istri Tengil Sang Presdir
"Berhenti! Mau lari kemana kau? Kau harus bertanggung jawab!"
2 orang pria berbadan kekar yang merupakan anak buah dari salah satu pengusaha tua kaya raya di kota tersebut, terus berteriak dan mengejar seorang wanita.
"Gawat, aku nggak bisa terus berlari seperti ini. Bagaimanapun juga aku pasti akan kalah," gumam gadis muda berusia 20 tahun bernama Azalea Natasha Milton.
Gadis yang akrab disapa Lea ini terpaksa harus kabur karena tidak mau dinikahkan oleh orang tuanya dengan pria tua hidung belang yang akan menjadikannya istri ketiga, akibat dari orang tuanya yang bangkrut dan terlibat hutang dengannya.
"Duh, capek banget. Tapi aku nggak bisa pasrah begitu aja, aku nggak mau menikah dengan pria tua bangka yang sudah beristri," gumam Lea dengan nafasnya yang ngos-ngosan sembari terus saja berlari dari kejaran preman.
------
Sementara itu di lokasi yang tidak jauh …
"Kenapa sih Kakek harus memerintahkan aku turun tangan langsung untuk menangani proyek ini? Kakek 'kan tahu sendiri kalau aku lebih suka berada di kantor daripada ada di sini," kata seorang pria muda dan tampan bernama Vano Carl Anggara lewat telepon.
"Diam! Jika kau tidak bisa menangani proyek ini langsung, maka Kakek pastikan kau tidak akan pernah bisa menjadi pewaris tunggal perusahaan Anggara."
Mendengar suara tersebut dari seberang telepon, membuat Vano pun bungkam. Ia tahu jika keinginan kakeknya itu memang tidak bisa dibantah, apalagi selalu saja mengancam tidak akan memberikan warisannya. Padahal hanya dialah cucu kandung satu-satunya dan pewaris tunggal di keluarga besar Anggara. Karena tidak mau lagi mendengar ocehan kakeknya, Vano pun memutuskan panggilan telepon begitu saja, tak peduli jika saat ini kakeknya itu pasti akan mengumpat kesal dan sangat marah padanya.
"Sekarang juga kita harus ke lokasi," ucap Vano yang melangkahkan kaki dengan cepat dan diikuti oleh Zayn yang merupakan sahabat sekaligus asistennya itu.
"Lokasinya melewati jalan ini," tukas Zayn menunjuk ke arah yang dimaksud.
"Oh ya? Kalau begitu aku akan menunggu di sini. Sekarang juga kau yang pergi lokasi itu!" Titah Vano yang melihat jalanan begitu sempit untuk menuju ke sebuah pemukiman.
"Oke! Baik Tuan Vano. Aku yang akan ke sana sekarang juga," kata Zayn yang langsung saja pergi, ya tahu betul bagaimana Vano sangat tidak menyukai tempat seperti itu.
------
Masih dalam situasi yang sama, Lea yang di saat itu sudah tak sanggup lagi untuk berlari, ia pun memilih berhenti sejenak tepat di jalan sempit pemukiman warga yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Di saat itu pula tidak sengaja ia melihat Vano yang sedang menunggu asistennya. Tiba-tiba saja muncul ide di dalam otak Lea agar ia bisa terhindar dari kejaran para preman.
"Hei, siapa kau? Apa yang kau lakukan!" Bentak Vano yang sangat terkejut karena Lea tiba-tiba saja menariknya ke sebuah gang sempit.
"Hust … aku Mohon Tuan, tolong bantu aku. Aku sedang dikejar oleh orang jahat," ucap Lea yang tak sadar jika saat ini posisi mereka begitu dekat dan saling berhadapan, yang ia pikirkan hanyalah keselamatan dirinya.
Deg …
"Sial! Perasaan apa ini? Kenapa setelah lama tidak berdekatan dengan wanita, jantungku malah berdetak tidak karuan seperti ini," umpat Vano dalam hati, ia merasa sangat benci dengan perasaan itu. Mengingat bagaimana dulu ia pernah dikhianati oleh kekasihnya yang lebih memilih pergi dengan pria lain.
"Brengsek! Dimana wanita itu? Kenapa dia cepat sekali pergi. Jika kita tidak bisa menemukannya, pasti Tuan Carlos akan sangat marah," ucap salah satu preman yang tadi mengejar Lea.
"Aku yakin pasti dia belum jauh dari sini. Ayo kita cari ke sana," kata preman 2, hingga di saat itu kedua preman sudah berjalan mendekati Lea dan Vano.
Dengan refleks Lea langsung saja menarik tengkuk Vano dan menempelkan bibirnya itu dengan mata yang terpejam. Tentunya posisi Lea ada dibalik tubuh Vano, sehingga para preman tidak mengetahui siapa wanita tersebut meskipun ada di dekat mereka. Bertepatan di saat itu pula, salah satu dari preman ada yang melihat apa yang sedang mereka lakukan.
"Dasar anak muda jaman sekarang, pacaran tidak tahu tempat," umpat preman yang langsung saja pergi.
Vano membelalakkan matanya, ia sangat terkejut dengan perlakuan Lea yang tiba-tiba dan juga baru pertama kalinya ia menemukan seorang wanita seberani Lea yang sudah dengan terang-terangan menciumnya, padahal mereka adalah 2 orang asing yang sama sekali tidak mengenal dan tidak sengaja bertemu. Bahkan para wanita yang mengejarnya pun tidak ada yang berani bersikap lancang seperti itu karena mengetahui siapa dirinya.
"Kau? Berani sekali kau menciumku!" Bentak Vano sembari menolak tubuh Lea dengan kasar, serta menatapnya begitu tajam seperti harimau lapar yang hendak menerkam mangsanya.
"Maaf, tapi aku tadi benar-benar terpaksa dan aku minta maaf Tuan. Terima kasih karena kau telah menyelamatkanku, suatu saat nanti aku pasti akan membalas semuanya!" Ucap Lea yang pergi begitu saja meninggalkan Vano.
*****
"Dari mana saja kau? Kenapa jam segini kau baru pulang?" Bentak Lucas Carl Anggara, yang merupakan kakek Vano dengan nada membentak.
"Aku baru saja pulang dari perusahaan Kek, bukankah Kakek sendiri yang memintaku untuk menangani proyek besar ini secara langsung?" sahut Vano.
"Jangan bohong Vano. Bukankah sejak tadi sore kau sudah tidak berada di perusahaan? Tapi kenapa jam segini kau baru pulang ke rumah?" Lucas mengulangi pertanyaannya.
"Aku tadi ada urusan Kek," jawab Vano dengan malas, lalu melanjutkan langkah kakinya.
"Berhenti!" Teriak Lucas, hingga di saat itu pun Vano membalikkan tubuhnya dan menghadap sang kakek kembali.
"Ada apa lagi Kek?" Tanya Vano yang rasanya sudah sangat lelah dan ingin mengistirahatkan tubuhnya. Akan tetapi kakeknya akhir-akhir ini selalu saja membuatnya merasa kesal.
"Vano, apa kau pikir dengan semudah itu kau akan mewarisi perusahaan Kakek dan juga semua harta warisan Kakek," kata Lucas yang membuat Vano pun tercengang.
"Lalu apalagi Kek, Bukankah itu adalah syarat dari Kakek supaya aku bisa menjadi pemilik tunggal perusahaan Kakek dan semua harta warisan Kakek ini," ucap yang masih mengingat jelas jika kakeknya pernah berkata seperti itu.
"Ya itu memang benar, tapi ada syarat khusus yang harus kau penuhi terlebih dulu dan kakek mau secepatnya. Jika kau bisa memenuhi syarat itu, maka kau akan menjadi Presdir di perusahaan sambil menunggu Kakek mengubah nama perusahaan dan seluruh harta warisan Kakek atas namamu," kata Lucas dengan serius.
Mendengar akan hal itu, tentu saja membuat Vano pun merasa sangat senang. Karena pada akhirnya Kakeknya itu akan mengubah posisinya dari seorang Direktur keuangan menjadi menjadi Direktur Utama.
"Apa syaratnya Kek? Apapun itu syaratnya pasti akan aku penuhi," tanya Vano yang begitu antusias.
"Kau terlihat begitu semangat Vano, dan Kakek sangat menyukai semangatmu. Tapi apa kau yakin jika kau akan memenuhi apapun syaratnya?" Tanya Lucas untuk memastikan.
"Ya, tentu saja Kek. Asalkan syarat itu tidak sulit untukku," sahut Vano dengan sangat yakin.
"Tentu saja syarat itu sangat mudah dan Kakek yakin kau pasti akan mampu untuk memenuhinya," kata Lucas yang sangat yakin dengan cucunya itu.
Vano mengernyitkan dahinya, seakan meminta penjelasan dari sang kakek tanpa bertanya.
"Kau harus segera menikah," ucap Lucas yang membuat Vano pun sangat terkejut mendengarnya.
Bersambung …
Azalea Natasha Milton
Vano Carl Anggara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Anita Jenius
salam kenal kak
2024-04-06
0
Rya Kurniawan
Iya Kak halunya si author 😁🥰
2023-10-02
2
Wahyu Dili P. Purniyawati
Vanonya si Wangyibo 😊😊
2023-09-26
1