Lea merasa sangat terkejut dengan syarat Vano yang menurutnya sangat mengada-ngada. Bagaimana mungkin pria tersebut mengajaknya menikah dengan semudah itu. Meskipun Vano adalah orang kaya dan dia juga sangat membutuhkan uang, pastinya Lea juga masih memiliki harga diri sehingga tidak mudah untuk menerimanya begitu saja.
"Tuan tidak salah mengajakku menikah dengan enteng seperti itu? Tuan pikir aku ini wanita seperti apa," kata Lea yang terang-terang menolak. "Aku tahu kalau aku ini cantik Tuan, banyak laki-laki yang ingin menjadikanku istri, jadi tidak heran lah ya jika Tuan Vano juga mau menikah denganku. Tapi tidak seperti ini dong caranya Tuan. Meskipun aku akui Tuan itu tampan, kaya, tetapi aku sama sekali tidak tertarik untuk menikah dengan Tuan," sambungnya, sehingga membuat Vano menjadi murka. Baru saja ia merasa Lea memujinya setinggi langit, tapi setelah itu dihempaskannya lagi hingga ke dasar.
Vano beranjak dari tempat duduknya dengan tatapan tajam yang tak terlepas, melangkahkan kakinya dengan pelan tapi pasti mendekati Lea.
"Coba ulangi sekali lagi, apa kau benar-benar tidak tertarik denganku?" Bisik Vano dengan wajah mereka yang begitu dekat. Bahkan Lea dapat merasakan hembusan nafas Vano yang begitu nyata, merasakan sesuatu yang berdebar di dalam hatinya, detak jantungnya pun menjadi tidak normal dari biasanya.
"Tuan, aku mohon jangan seperti ini," ucap Lea yang mendorong pelan tubuh Vano, lalu menjauhi pria tersebut.
"Kau jangan kegeeran dulu Lea. Kau pikir kau itu siapa? Aku juga sama sekali tidak tertarik denganmu. Aku mengajakmu menikah karena ini merupakan syarat jika kau ingin mendapatkan uang itu, tentunya aku tidak akan mungkin memberikan uang secara cuma-cuma. Apa kau pikir aku percaya jika kau bisa menggantinya? Lagipula bukankah tadi kau mengatakan bersedia mengabdi kepadaku. Ya aku hanya mau itu, aku ingin kau menikah denganku. Kita akan sama-sama mendapatkan keuntungan," terang Vano.
"Maksud Tuan apa? Tanya Lea yang tak mengerti.
"Jadi begini, kita akan menikah kontrak. Aku hanya ingin memenuhi keinginan Kakekku yang sangat ingin melihatku menikah dan setelah itu dia juga akan menyerahkan perusahaannya ini kepadaku dan seutuhnya," kata Vano menjelaskan intinya.
"Ck, ternyata kau licik juga ya Tuan, kau tega membohongi Kakekmu sendiri demi harta," cibir Lea.
"Jaga sikapmu saat berbicara dengan atasanmu dan jangan mengataiku seperti itu!" Tukas Vano yang menatap tajam.
Lea memutar bola matanya malas dan berkata, "Ya Tuan, saya minta maaf."
"Sekarang pilihan ada di tanganmu, kau mau atau tidak? Jika kau tidak mau, maka aku akan mencari wanita lain, itu sama sekali tidak sulit untukku," ucap Vano.
"Aku setuju!" Jawab Lea tanpa berpikir panjang. Lagipula hanya menikah kontrak saja, sudah pasti Vano tidak mungkin berbuat macam-macam padanya dan setelah itu pernikahan mereka juga akan berakhir setelah masa kontrak berakhir, pikir Lea sesuai seperti pada film drama China dan Korea yang sering ditontonnya.
"Apa kau yakin?" Tanya Vano untuk memastikan lagi.
"Tentu saja aku sangat yakin, hanya menikah kontrak saja 'kan? Tapi jika kita menikah kontrak, berarti Tuan Vano bersedia untuk menyembunyikan tentang pernikahan ini 'kan?" Tanya Lea.
"Ya tentu saja. Yang tahu tentang pernikahan kita hanya keluargaku dan keluargamu, cukup itu saja," jawab Vano.
"Baik Tuan, deal," ucap Lea sembari menjulurkan tangannya bermaksud ingin berjabat tangan. Akan tetapi Vano sama sekali tak menggubrisnya, sehingga Lea pun menarik tangannya kembali.
"Sekarang kau boleh keluar, nanti aku akan memberikanmu surat kontrak itu dan aku juga akan langsung mentransfer uangnya padamu," kata Vano.
"Baik Tuan, terimakasih banyak," ucap Lea yang segera saja keluar dari ruangan Vano dengan perasaannya yang begitu bahagia karena ia bisa mendapatkan uang untuk membantu keluarganya.
*****
Sesuai kesepakatan, sore harinya setelah kondisi kantor sudah tampak sepi karena semua pegawai telah kembali ke kediaman masing-masing, Vano meminta Lea ke ruangannya karena akan membahas surat perjanjian kontrak yang baru saja selesai dibuat oleh Zayn sesuai dari perintah bos-nya itu. Kini Lea, Zayn dan Vano pun sedang duduk saling berhadapan di ruang rapat dengan tatapan Vano yang begitu serius, membuatnya terlihat semakin berwibawa.
"Baca dengan cepat lalu segera tanda tangani surat perjanjian ini," ucap Vano datar sembari mencampakkan berkas di atas meja, menyerahkannya kepada Lea.
Lalu Lea pun segera mengambil berkas tersebut dan membukanya, "Hah? Tulisan sebanyak ini dan kau memintaku membacanya dalam waktu singkat. Apa kau ini tidak bisa berfikir Tuan, aku ini bukan robot, tentu saja aku membutuhkan waktu dan ketenangan untuk membacanya, aku harus membacanya dengan teliti," ucap Lea dengan lantang, membuat Vano sangat geram padanya.
Sedangkan Zayn berusaha untuk menyembunyikan senyumnya karena ia merasa hanya Lea satu-satunya wanita yang sudah berani berbicara seperti itu terhadap Vano. Bahkan ia sebagai sahabatnya saja diminta serius jika dalam pekerjaan.
"Aku tidak mempunyai banyak waktu," ucap Vano yang menatap tajam ke arah Lea, tetapi sama sekali tak membuat wanita tersebut bergidik.
"Harus punya. Bisa saja 'kan jika nanti Tuan membohongiku di dalam surat ini. Bagaimana jika uang itu tidak Tuan berikan setelah kita menikah," tukas Lea.
"Ck, untuk apa juga aku berbohong untuk hal rendah seperti itu. Aku pastikan setelah kau menandatangi surat perjanjian kontrak itu, aku akan langsung mengirimkan uangnya, tidak menunggu kita menikah dulu. Bukankah kau yang mengatakan sangat membutuhkan uang itu segera," kata Vano mengingatkan.
Lea tersenyum nyengir serta menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, menjadi salah tingkah karena apa yang diucapkan oleh Vano itu adalah benar adanya. Sehingga Lea pun memilih tak membacanya lagi dan langsung saja mendatangani surat perjanjian tersebut.
"Sudah selesai Tuan," ucap Lea yang menyerahkan berkas tersebut kembali.
"Kenapa kau sama sekali tidak membacanya? Apa kau tidak akan menyesalinya nanti?" Tanya Vano.
"Aku tidak perlu membacanya Tuan dan aku percaya padamu," jawab Lea dengan yakin.
"Oke! Zayn, tolong simpan berkas ini baik-baik," titah Vano lalu asistennya itu pun mengambil berkas tersebut. Sedangkan Vano meraih ponselnya di atas meja.
Ting …
Tiba-tiba terdengar suara notifikasi pada ponsel Lea.
"Silahkan kau lihat sendiri," titah Vano.
Lea membelalakkan matanya, karena di saat itu ia melihat uang dengan nominal angka yang begitu besar baru saja masuk ke rekeningnya.
"200 juta? Tapi dari mana Tuan mengetahui nomor rekeningku?" Tanya Lea yang tak mempercayainya.
"Ya 100 juta itu adalah bonus untukmu jika kau bisa berperan dengan baik. Tapi jika kau gagal, maka kau harus menggantinya 5 kali lipat. Soal nomor rekening aku tahu semua data pegawai di perusahaan ini termasuk kau," terang Vano.
"Hah 5 kali lipat?" Lea dibuat sangat terkejut atas ucapan bos-nya tersebut.
"Ya dan itu semua ada di dalam surat perjanjian kontrak pernikahan kita tadi. Sudah aku katakan kau harus membacanya tapi kau percaya padaku 'kan? Nanti kau boleh membacanya lagi, aku akan memberikan salinannya untukmu," kata Vano.
"Oke, apapun itu aku akan menerimanya. Aku yakin aku tidak akan mengecewakanmu Tuan Vano Carl Anggara," ucap Lea yang menekankan ujung kalimat ucapannya itu.
Vano mengernyitkan dahinya, tentunya ia bertanya-tanya dari mana karyawan magangnya bisa tahu nama lengkapnya. Tetapi Vano pun menepiskan rasa penasaran itu, karena ia merupakan bos di perusahaan, tentunya dengan sangat mudah bagi Lea untuk mendapatkan informasi tentang dirinya yang bersifat umum.
"Bagus! Sekarang kau boleh pulang, nanti malam kau harus bersiap-siap karena aku akan mempertemukanmu dengan Kakek jam 19.00 WIB," ucap Vano.
"Apa ini juga sudah ada di dalam surat perjanjian?" Tanya Lea.
"Ya kau benar," jawab Vano singkat, padat dan jelas.
"Oke, kalau begitu aku tunggu nanti malam. Jangan lupa Tuan menghubungiku dulu, aku yakin Tuan pasti memiliki nomorku dari data karyawan 'kan. Sekarang aku permisi Tuan," ucap Lea yang langsung saja keluar meninggalkan ruang rapat.
Vano tersenyum, ia benar-benar merasa jika Lea adalah wanita yang paling berbeda di antara wanita lain yang pernah dikenalnya selama ini. Tidak salah jika ia mengajak Lea untuk bekerjasama.
"Sepertinya kau sangat bahagia Tuan Vano."
Suara tersebut mengejutkan Vano, sehingga senyuman yang tadi terpancar dari sudut bibirnya itu pun hilang seketika.
Bersambung …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Tri Handayani
next thorrr...
2023-06-02
6