"Aku tidak setuju!" Tolak Vano dengan tegas.
"Terserah kau saja, tapi jangan pernah berharap untuk bisa menduduki posisi yang lebih tinggi di perusahaan. Apalagi bisa sampai memiliki perusahaan kakek, lebih baik selamanya kau berada di posisimu saat ini atau Kakek akan menurunkan jabatanmu, bila perlu menjadi cleaning service," kata Lucas dengan tegas tetap tetap santai.
"Kek, kenapa sih kakek selalu saja mengancamku seperti itu? Aku ini sebenarnya cucu kandung Kakek atau bukan," hardik Vano.
"Mendengar ucapanmu itu membuat Kakek menjadi ragu, sebenarnya kau itu cucuku atau bukan? Karena jika kau cucuku pastinya kau akan menuruni sifat ayahmu yang selalu menurut apa yang Kakek katakan, tapi kau selalu saja membangkang. Bahkan menikah untuk kebaikanmu sendiri saja kau tidak mau," kata Lucas. "Pikirkan itu baik-baik Vano, keputusan ada di tanganmu." Lucas pun langsung saja membalikkan tubuhnya dan pergi meninggalkan Vano menuju ke kamarnya dengan mengulas senyum tipis. Ia sangat yakin dengan gertakannya itu pasti akan membuat Vano menjadi tak berkutik.
"Nggak kakek, Mami, Papi, semua sama saja. Sepertinya mereka kompak ingin aku segera menikah. Padahal aku sengaja lari ke Indonesia supaya tidak disuruh-suruh lagi untuk menikah, tetapi pada kenyataannya Kakek tidak ada bedanya dengan Mami dan Papi," umpat Vano yang sangat kesal.
*****
"Loh Ma, ini ada apa? Kenapa barang-barang kita semuanya dikemas seperti ini?"
Ketika bangun tidur Lea dibuat terkejut dan kebingungan melihat keadaan rumahnya yang sudah sangat berantakan.
"Apa kau pikir dengan kesalahan yang sudah kau lakukan, kita masih bisa tetap tinggal di sini?" Kata Anita Natasha Bagaskara, ibunya Lea.
"Maksud Mama apa? Memangnya aku salah apa Ma?" Tanya Lea tak mengerti, sehingga membuat Anita pun menghentikan aktivitasnya.
"Kau masih bertanya juga apa salahmu? apa kau tahu Lea, karena ulahmu yang waktu itu kabur, kau menghindari Tuan Lucas dan anak buahnya, sekarang Tuan Lucas sangat marah, rumah dan perusahaan Papamu sudah diambil alih oleh Lucas. Kita sudah tidak memiliki tempat tinggal atau apapun lagi, bahkan sekarang kita tidak tahu harus tinggal dimana. Dan 1 lagi jika ayahmu tidak bisa melunasi sisa hutangnya dalam waktu dekat ini, Papa akan dijebloskan ke dalam penjara. Puas kau sekarang hah? Ini semua gara-gara kau Lea, anak tidak tahu balas budi," kata Anita penuh emosi dan tatapan tajam.
"Ma, kenapa jadi aku yang disalahkan. Kenapa aku harus menjadi korban, aku tidak mau menikah dengan Tuan Lucas, pria tua yang mau menjadikanku istri ketiga. Aku juga masih kuliah, aku masih punya cita-cita Ma," ucap Lea dengan tatapan sendu.
"Kuliah, kuliah dan kuliah, sudah Mama katakan kau itu tidak perlu kuliah. Nantinya kau juga akan berada di dapur, kau juga akan melayani suamimu. Sekarang kau mau membayar kuliahmu itu pakai apa?" Ucap Anita.
"Ma, Lea, ada apa ini? Kenapa pagi-pagi seperti ini kalian malah ribut. Lebih baik cepat lanjutkan kemas barang-barangnya, kita akan segera pergi dari sini. Kebetulan Papa sudah mendapatkan rumah kontrakan untuk tempat tinggal kita yang baru," kata Cakra Dermawan Milton, ayahnya Lea yang di saat itu baru saja kembali.
"Apa? Rumah kontrakan? Tapi kenapa kita harus pindah dari sini? Apalagi pindah ke rumah kontrakan, aku tidak mau Pa," protes Lea yang tidak menyetujuinya.
"Lea, tapi rumah ini bukan rumah kita lagi. Maafkan Papa ya, karena perusahaan Papa yang bermasalah membuat Papa jadi terlilit hutang dengan Tuan Lucas. Bahkan kau hampir saja menjadi korban tua bangka itu. Tapi jika kau tidak mau menikah dengannya, Papa sama sekali tidak akan memaksa. Sebenarnya Papa juga tidak rela, jadi lebih baik sekarang kita pindah saja dari sini," ucap Cakra, sehingga membuat Lea pun mengerti.
"Terus bagaimana dengan hutang Papa yang tersisa?" Tanya Lea yang masih tampak khawatir. Setelah ini apalagi yang akan Lucas lakukan terhadap keluarganya? Apakah ia benar-benar akan menjebloskan ayahnya itu ke dalam penjara, tentunya Lea sangat tidak mau jika hal itu akan terjadi.
"Kamu tidak perlu memikirkan hal itu Sayang, tugas kamu adalah kuliah sampai selesai. Papa akan mencari pekerjaan apapun itu, yang terpenting bisa untuk menghidupi keluarga kita, untuk kamu kuliah dan juga membayar hutang Papa kepada Lucas," ucap Cakra yang tak mau membuat anaknya merasa khawatir.
"Maafkan aku Ma, Pa, besok adalah hari magang pertamaku. Mudah-mudahan aku bisa mendapatkan gaji di sana, jadi bisa membantu Papa dan Mama," ucap Lea begitu antusias.
"Lea, Lea, apa kau pikir dengan gaji magangmu nanti bisa untuk menghidupi Mama dan Papa. Lea, seandainya kau menurut pasti ini semua tidak akan terjadi. Sudahlah, lebih baik kau cari saja calon suami yang bisa menghidupimu, yang bisa membantu melunasi hutang Papa. Dengan menikah kau juga tidak akan menjadi beban di keluarga ini lagi," ucap Anita yang entah kenapa terlihat begitu sensi terhadap anaknya sendiri.
"Jaga ucapanmu Anita dan cukup kau memarahi Lea seperti itu. Sekarang cepat kita pergi dari rumah ini," kata Cakra, sehingga membuat Anita pun bungkam tetapi terasa dongkol di hatinya, karena lagi-lagi suaminya itu membela anaknya.
------
"Keesokan harinya, karena baru saja pindah ke rumah kontrakan yang rasanya begitu sempit, sehingga membuat Lea pun tidak dapat tidur dengan nyaman. Bahkan kamarnya juga terlihat berantakan karena ia belum sempat untuk mengemasi semua barang-barangnya, hanya ala kadarnya saja untuk dipakai hari itu. Karena tubuh mereka juga sudah terasa sangat lelah dan tidak sanggup lagi untuk mengemasinya.
Hingga saat ini pun Lea terlihat terburu-buru untuk segera pergi ke perusahaan, setelah tadi bersusah payah mencari dimana letak pakaian dan juga lainnya yang akan ia gunakan. Dan yang membuat Lea semakin kesal, ia harus menunggu taksi online yang baru saja dipesannya. Karena saat ini mereka sudah tidak memiliki mobil lagi, hanya ada satu motor yang baru dibeli oleh Cakra untuk ia gunakan mencari pekerjaan.
"Ma, Pa, aku pergi dulu ya. Doakan hari pertama magangku ini berjalan dengan lancar!" Teriak Lea, meskipun ia tahu di saat itu ayah dan ibunya masih tertidur pulas.
*****
Dengan langkah terburu-buru kini Lea pun memasuki sebuah gedung perusahaan besar tempat dimana ia magang dan langsung saja menemui Human Resource Development (HRD) di sana, sesuai perintah dari resepsionis.
"Baru hari pertama magang saja kau sudah terlambat 5 menit. Bagaimana kedepannya nanti?" Tegur Laras yang merupakan HRD di perusahaan tersebut.
"Maafkan saya Nona, tapi tadi benar-benar ada hal yang darurat dan membuat saya menjadi terlambat," ucap Lea.
"Untuk hari ini saya maafkan, tetapi jika besok kau terlambat lagi, saya tidak menjamin jika kau masih bisa magang di perusahaan ini. Aturan di perusahaan ini sangat ketat, apalagi jika sampai Bos mengetahui ada karyawan magang yang tidak bisa menghargai waktu sepertimu. Tidak menerima alasan apapun, pasti kau akan segera dikeluarkan dari perusahaan ini," ucap Laras dengan tegas.
"Baik Nona, terimakasih banyak. Saya berjanji tidak akan terlambat lagi," ucap Lea.
"Ya sudah sekarang kalian berempat ikut saya. Kalian harus bertemu dengan bos di perusahaan ini terlebih dulu," ucap Laras yang langsung saja membawa Lea beserta tiga karyawan magang lainnya menuju ke ruang direktur.
Tok … tok … tok …
"Permisi Tuan," ucap Laras yang langsung saja masuk ke dalam ruangan tersebut dan membawa keempat karyawan magangnya.
Di saat itu terlihat seorang direktur perusahaan yang sedang menunduk, melihat berkas yang ada di tangannya, tetapi dapat terlihat jelas bagaimana wajah tampan dan berwibawa yang dimiliki olehnya. Tak heran jika 2 karyawan magang selain Lea adalah wanita, langsung terpesona melihat ciptaan Tuhan yang paling indah ada di hadapan mereka saat ini.
Akan tetapi berbeda dengan Lea, ia dibuat terkejut setengah mati saat menyadari jika direktur tersebut adalah seseorang yang tak asing baginya.
Bersambung …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 226 Episodes
Comments
Anita Jenius
Lanjut
2024-04-06
0
Mommy QieS
so sweet 😍😍
gift 🌹 untuk mu, kak
2023-06-01
5
Mommy QieS
mungkin Lea bukan anak kandung
2023-06-01
7