Pulangnya Radit

"Terimakasih bik, saya tahu apa yang saya lakukan. Biarkan saja beliau melakukan sesuatu yang beliau inginkan. Mungkin dengan begitu beliau mau menerima saya sebagai menantunya dan tidak pernah mengatakan saya mandul lagi bik" ucap Liana yang mengatakan nya dengan senyuman dibibirnya.

"Semoga saja Bu" ucap bik Warsih dengan tatapan sedihnya melihat Liana yang nyatanya sedang bersedih walau masih tersenyum.

Liana segera kembali kedalam kamarnya, dia melihat beberapa pakaian nya berceceran dilantai. Dia memungutinya dengan deraian air matanya.

"Kenapa Mama tidak pernah menerima ku sebagai menantunya sejak awal. Apa yang salah dengan diriku ini? Apa karena aku belum bisa memberikan cucu untuknya? Atau memang karena aku ini bukan anak kandung Ayah dan Ibu? Lalu salahnya dimana, kenapa begitu membenciku?" ucap Liana yang masih menangis dan menatap kearah kotak perhiasan nya sudah kosong.

"Apa dia akan melakukan seperti ini terus hingga aku benar-benar tidak memiliki apa-apa? Ini adalah hasil kerja keras yang aku lakukan selama beberapa tahun, Ayah dan Ibu saja tidak berani meminta, apa lagi mengambil dengan paksa jika aku tidak memberikan nya. Kenapa Mama seberani ini?" gumamnya lagi sambil terus menangis dalam diam. Dia benar-benar merasa sendiri dan tidak mungkin juga mengatakan ini semua pada Radit. Pasti akan timbul masalah nantinya.

Sambil membereskan pakaian dan barang yang tersisa, Liana melihat ada sesuatu diantara pakaian suaminya. Dia melihat sesuatu yang asing menurutnya, Liana sangat penasaran dan dia mengambil sesuatu tersebut.

"Ini apa? Kenapa ada disini? Apa ini milik mas Radit? Tapi, inikan milik perempuan?" gumam Liana saat mengambil sesuatu itu dan memperhatikan nya dengan seksama.

"Aku akan menanyakan ini padanya. Semoga saja dia tidak salah faham jika aku menanyakan hal ini padanya" gumam Liana yang mengembalikan benda tersebut ketempat semula.

Liana yang memang sedang berada kalut hanya bisa diam dan memikirkan apa yang akan dia lakukan. Bahkan pekerjaan nya dia tinggalkan karena terus memikirkan Mama mertuanya, juga memikirkan bagaimana menanyakan hal yang sangat sensitive pada Radit.

Itu semua membuat Liana tidak fokus dan fikiran nya bercabang kemana-mana. Saat dia sedang bersedih tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang dan siapa lagi jika bukan Radit.

"Sayang, kamu kenapa? Kenapa kamu malah menangis?" tanya Radit saat melihat wajah Liana basah dan matanya merah.

"Mas, Mas kapan pulang? Kenapa tidak mengabari?" tanya Liana yang tidak menggunakan pertanyaan dari Radit.

"Aku sengaja mau ngasih kejutan sama kamu, eh. Malah aku yang terkejut melihat kamu yang seperti ini" jawab Radit yang mengusap air mata Liana.

"Maaf Mas, aku hanya sedang merindukan Ibu dan Ayah. Sudah lama aku tidak pulang kampung" ucap Liana yang mengatakan itu supaya Radit percaya dengan ucapan nya.

"Ya, sudah. Kenapa kamu tidak mengajak Ibu dan Ayah kemari saja, karena jika kita yang kesana itu tidak mungkin. Kamu kan tahu sendiri aku sangat sibuk untuk menjalani tes promosi menjadi manager. Jadi aku tidak bisa mengantar kamu kesana" ucap Radit yang mengusap kepala Liana dan dia selalu tersenyum manis pada Liana.

"Nggak apa-apa Mas, aku akan kesana sendiri saja. Jika meminta mereka kemari, aku kasihan pada mereka Mas. Mereka sudah tua dan aku tidak ingin beliau kenapa-kenapa" ucap Liana yang membuat Radit mengernyitkan dahinya mendengar ucapan dari Liana.

"Kamu akan meninggalkan aku sendiri disini? Apa kamu akan tega padaku?" tanya Radit yang menatap tidak suka akan jawaban yang diberikan oleh Liana.

"Iya Mas, tapi tidak sekarang-sekarang ini. Karena aku masih sangat merindukan kamu" ucap Liana yang tahu apa keinginan suaminya ini. Dia memang paling mengerti akan dirinya yang selalu tidak ingin berjauhan dengan nya. Atau memang Radit yang egois.

"Baiklah. Tapi nanti jangan lama-lama berada disana, aku tidak suka jika kamu bertemu dengan Danar" ucap Radit sangat posesif pada Liana.

"Iya Mas, tapi sekarang Mas sudah malam belum?" tanya Liana yang menatap wajah Radit yang terlihat sangat cerah dan bahagia.

"Sudah, kebetulan tadi sebelum pulang aku mampir untuk makan dulu ditemat makan kita dulu saat kuliah. Maaf ya sayang" ucap Radit yang mengatakan itu pada Liana dengan menampilkan wajah bersalahnya.

"Iya Mas, nggak apa-apa. Lagian aku juga sudah makan, mungkin tidak akan ikut makan jika Mas makan. Sekarang Mas mandi saja dulu, aku akan menyiapkan pakaian untuk kamu" ucap Liana yang menampilkan senyuman dibibirnya dan dia langsung mengajak Radit untuk mandi.

"Kita mandi bersama, aku sangat merindukan kamu. Sudah lama sekali aku tidak melakukan itu pada kamu" ucap Radit yang langsung menyambar bibir Liana sangatlah mereka melakukan nya sebelum Radit mandi.

"Makasih sayang, kamu memang selalu sangat nikmat dan bisa membuat aku sangat puas dan bahagia bersama kamu terus. Terimakasih banyak sayang" ucap Radit yang dijawab anggukan kepala oleh Liana dan mereka berdua berpelukan bersama.

"Sekarang Mas mandi gih, aku akan. menyiapkan pakaian kamu" ucap Liana yang meminta Radit untuk segera mandi setelah mereka bercinta.

Saat akan mengatakan sesuatu pada Radit, Liana melihat ada bekas tanda yang entah diberikan oleh siapa pada punggung Radit. Dia bisa membedakan jika itu gigitan serangga, dan Liana merasa curiga akan apa yang sebenarnya dilakukan oleh Radit dibelakangnya.

"Tidak ada yang aneh, apa mungkin hanya fikiran dan perasaan ku saja ya? Mas Radit juga tidak pernah aneh-aneh selama ini. Dia hanya bekerja dan tidak mungkin melakukan hal yang tidak-tidak dibelakang aku" gumam Liana saat membuka isi koper Radit dan memilah pakaian yang masih bersih dan kotor.

"Kenapa sayang?" tanya Radit yang melihat sikap Liana yang sedikit berbeda.

"Nggak apa-apa Mas, aku hanya sedikit kelelahan saja. Mungkin karena kamu melakukan nya terlalu bersemangat" jawab Liana yang tersenyum pada Radit dan Radit juga tersenyum padanya.

"Ya sudah sayang, mana pakaian aku? Apa aku tidak boleh berpakaian dan akan seperti ini saja? Jika iya, aku tidak keberatan sih" ucap Radit yang menggoda Liana yang memang belum memberikan baju padanya.

"Ya nggak lah Mas, masa kamu tidak berpakaian. Apa lagi disini ada bibik, aku nggak akan rela jika kamu tidak menggunakan pakaian" ucap Liana yang mendapatkan senyumana dari Radit.

Radit tidak membiarkan Liana jauh darinya. Sehingga Liana tidak bisa mengerjakan pekerjaan nya yang tertunda. Sebenarnya Liana ingin mengatakan nya langsung pada Radit, jika dirinya bekerja kembali dan mendapatkan posisi yang bagus. Tapi entah kenapa hatinya ragu untuk melakukan itu, makanya dia tidak mengatakan apa-apa pada Radit.

'Semoga saja Mas Radit tidak marah jika nanti aku mengatakan ini padanya. Aku takut dia marah dan tidak menerima aku yang kembali bekerja, aku akan diam saja dulu. Setelah waktunya pasti akan aku beritahu dia' ucap Liana dalam hati dan itu membuatnya merasa tidak nyaman.

Setelah kejadian itu Liana benar-benar diam saja dan melakukan pekerjaan nya dengan baik seperti biasanya. Tapi akhir-akhir ini sikap Radit menunjukan perubahan, dan Liana tidak tahu kenapa. Tapi dia tidak berani untuk mengatakan nya langsung padanya.

Sudah lebih dari satu bulan mereka bersikap biasa saja. Baik Radit dan Liana, lebih sering Radit yang uring-uringan. Bahkan dia sering mendapatkan telpon entah dari siapa dan itu membuat Liana akhirnya bertanya juga pada Radit.

"Kamu kenapa Mas? Akhir-akhir ini sepertinya tidak baik-baik saja? Ada apa, kamu bisa cerita pada aku" tanya Liana yang membuat Radit merasa bingung untuk mengatakan nya.

"Aku nggak apa-apa sayang. Aku hanya sedang banyak pekerjaan saja, aku dituntut ini dan itu. Mungkin nanti aku akan sering pulang malam, karena kamu tahu sendiri bukan bagaimana pekerjaanku sekarang? Aku sudah mendapatkan promosi itu dan aku sekarang sudah sebagai manager" ucap Radit yang mengatakan nya sedikit menghela nafasnya.

"Iya Mas, Mas semangat ya. Aku yakin jika Mas bisa dan pasti akan dengan mudah melakukan itu semua" ucap Liana yang dulu juga pernah mengalami keadaan seperti yang Radit rasakan sekarang.

"Iya sayang, terimakasih banyak untuk pengertian kamu" ucap Radit yang memeluk Liana dan dia merasa sangat bersalah telah berbohong padanya.

Sebenarnya apa yang terjadi dengan Radit? Apa mungkin dia menyembunyikan sesuatu yang besar dari Liana? Jika iya, apa yang dia sembunyikan? Kenapa sikapnya sedikit aneh dan banyak berubah.

'Maafkan aku sayang, aku terpaksa memberikan alasan ini padanya kamu. Karena ini adalah alasan yang tepat untuk kamu dan ini akan membuat aku aman' ucap Radit dalam hati dan dia sedikit lega akan sikap Liana yang selalu baik padanya.

.

Sedangkan ditempat lain, lebih tepatnya dialam apartment mewah tersebut seorang wanita hamil sedang marah-marah tidak jelas. Bahkan dia membuang-buang barang-barang yang ada didekatnya.

"Aku tidak akan membiarkan kamu enak-enakan berduaan dengan istri kamu itu Mas, karena aku tidak akan pernah rela jika kamu dimiliki oleh dia seutuhnya. Tidak akan, jika kamu masih bersikap seperti ini terus padaku. Aku tidak akan segan untuk memberitahukan padanya" ucap wanita yang tidak lain adalah Ayuning Tyas. Ya, Tyas sedang marah-marah pada kekasihnya yang akhir-akhir ini seperti menghindarinya.

"Aku tidak perduli padanya, yang penting aku sudah memberikan kamu keturunan. Bukan wanita mandul itu, lihat saja Mas. Aku akan melakukan itu semua" ucap Tyas yang berbicara sendiri dan menatapi ponselnya dengan kilatan kemarahan dimatanya.

"Sudah lebih dari satu bulan lamanya aku menunggu kamu untuk segera menikahi aku, tapi kamu malah mengulur-ulur waktu. Aku tidak suka itu, bahkan aku menuruti keinginan kamu untuk aku resign dari kantor. Tapi kamu sama sekali tidak ada pengertian nya padaku" ucapnya yang sudah sangat kacau.

Keesokan harinya seperti biasa Tyas akan hanya diam dan tidak melakukan apa-apa. Walau diapartemen nya ada asisten rumahtangganya yang setiap hari membersihkan apartment nya. Dia langsung menghubungi kekasihnya untuk datang kesana pagi-pagi, karena dia memberikan alasan supaya kekasihnya langsung datang.

"Halo Mas, kamu harus datang sekarang juga kesini. Anak kita menginginkan bubur ayam yang kamu beli langsung, aku sudah membelinya sendiri. Tapi dia tidak ingin memakan nya, bahkan langsung dimuntahkan kembali" ucapnya yang mengatakan nya dengan sangat manja pada kekasihnya itu.

"Baik, aku akan kesana sekarang" jawab kekasihnya yang segera memutuskan sambungan ponselnya sepihak.

"Done, kamu tidak akan menolaknya jika ini menyangkut anak ini" gumam Tyas yang senyum-senyum sendiri sambil mengusap perutnya yang masih datar.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya kekasihnya datang juga dengan bubur ayam ditangan nya. Dia langsung menghampiri Tyas yang sedang berbaring diatas ranjang miliknya.

"Kenapa kamu harus menelpon ku pagi-pagi? Apa kamu sudah tidak waras, aku bisa saja ketahuan oleh istriku. Seharusnya kamu berfikir dulu sebelum melakukan apa-apa" ucap kekasihnya yang mengatakan nya dengan nada yang tertahan dan sepertinya dia sangat kesal pada Tyas yang sangat berubah semenjak hamil.

"Aku juga terpaksa Mas. Kamu tahu sendiri jika aku sedang hamil dan ini bukan keinginan aku, Mas tahu sendiri bukan jika aku selama ini tidak pernah melakukan apapun. Seharusnya kamu mengerti itu dan bukan nya malah menyalahkan aku" ucap Tyas yang menahan amarahnya juga akan sikap kekasihnya yang berubah dan tidak seperti sebelumnya.

"Oke-oke, aku tahu. Tapi setidaknya kamu jangan terlalu sering menghubungi aku, aku tidak ingin jika dia mencurigai aku. Tolonglah, aku ingin pengertian dari kamu" ucap kekasihnya yang memohon pada Tyas untuk tidak terlalu banyak mengeluh dan menginginkan yang tidak-tidak.

"Baiklah, tapi aku tidak bisa berjanji akan hal itu. Karena aku juga tidak ingin seperti itu, ini karena anak kita. Tapi jika kamu tidak mau melakukan keinginan-keinginan anak kita, maka dengan terpaksa aku akan mengatakan ini padanya. Jika aku sedang hamil anak kamu, dan kamu pasti tahu apa yang terjadi setelahnya bukan. Jadi kmu jangan macam-macam padaku Mas" ucap Tyas yang mengatakan nya penuh dengan penekanan.

"Kamu mengancam aku? Apa kamu sudah gila, dia pasti akan terluka dan pastinya dia akan marah juga. Kenapa kamu tidak berfikir kesana?" tanya kekasihnya yang menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan dari Tyas.

"Itu semua adalah kesalah kamu, kamu sendiri yang sudah menghianatinya dan membuat aku hamil seperti ini. Jadi kamu jangan menyalahkan aku jika aku melakukan apa yang aku ucapkan padamu kamu. Jadi, sebaiknya kamu jangan membuat aku kesal dan menunggu kamu terlalu lama untuk menikahi aku. Bukankah kamu sudah berjanji akan segera menikahi aku? Tapi kenapa hingga sekarang kamu tidak melakukan itu padaku? Apa kamu sengaja melakukan itu padaku? Kamu hanya membohongiku saja Mas?" ucap Tyas yang menatap sinis pada kekasihnya.

"Baiklah, aku akan melakukan apa yang kamu inginkan. Aku juga sudah bilang padanya akan selalu pulang malam, dan kamu puas sekarang?" ucap kekasihnya yang mengalah pada Tyas.

"Nah, ini memang yang aku inginkan. Dan kapan kamu menikahi aku?" ucap Tyas yang bertanya pertanyaan yang sama ada kekasihnya untuk segera menikahinya.

"Secepatnya, secepatnya aku akan menikahi kamu. Tapi tidak sekarang, kamu tahu sendiri bukan jika aku sedang sibuk diperusahaan. Apa lagi posisiku sekarang sudah naik, jadi kamu harus mengerti akan hal itu" jawab kekasihnya yang membuat Tyas merasa kesal lagi. Pasalnya setiap doa menginginkan segera dinikahi, akan ada saja alasan yang dia katakan padanya.

"Baiklah, aku akan menunggu kamu mau menikahi aku Mas. Aku tidak ingin sampai dia besar dalam perutku kamu belum menikahi aku juga. Jadi jangan pernah bernuat membohongiku Mas" ucap Tyas dengan ancaman nya.

"Iya, aku janji. Jadi, sekarang kamu jangan marah-marah terus. Lebih baik makan buburnya, aku harus kekantor sekarang juga" ucap kekasihnya yang mengalah dan tidak ingin berdebat lagi dengan Tyas yang memang tidak mau mengalah.

"Suapin aku" ucapnya manja dan kekasihnya langsung melakukan apa yang diinginkan oleh Tyas.

'Kenapa aku bisa menyukainya dulu? Jika sikapnya seperti ini dan sama sekali tidak membuat aku betah dengan nya disini. Berbeda sekali dengan nya yang selalu baik dan tidak pernah menaikan intonasi suaranya padaku. Ah, kenapa selalu ada penyesalan setelah melakukan kesalahan' ucap kekasihnya Tyas yang merasakan penyesalan karena sudah berbuat kesalahan dan menghianati istrinya yang sangat mencintainya dengan sepenuh hatinya.

"Kamu kenapa diam Mas? Bukankah kamu bilang, jika kamu buru-buru untuk berangkat kekantor?" tanya Tyas yang menatap kearah kekasihnya yang diam saja.

"Ah, iya. Aku akan berangkat sekarang, nanti sore aku akan pulang kemari dulu sebelum pulang kerumah istriku. Jadi kamu jangan mengatakan aku tega atau tidak ada waktu untuk kamu. Aku berangkat sekarang" ucapnya yang langsung pergi setelah mengatakan itu dan mengecup kening dan bibir Tyas.

.

.

.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya untuk like, komen, vote dan hadiahnya....

Bintangnya juga tidak boleh lupa😉

Thanks and happy reading...🤗🤗🤗

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

hanyutin bareng2 yu suami ma pelakor ny 🤭🤭

2023-08-06

1

Ney Maniez

Ney Maniez

sedihh ny di khianati 🥺🥺🥺🥺😭😭😭😭

2023-08-06

1

sᴀɪɴᴛs✅

sᴀɪɴᴛs✅

mulai ngancam nih si tyas

2023-07-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!