Kabar bahagia

"Sayang, jika ternyata aku tidak hamil bagaimana? Aku takut jika semua yang aku rasakan hanya karena aku ini memang sedang sakit. Aku tidak mau membuat kamu kecewa karena kabar yang belum pasti ini" ucap Tyas yang bergelayutan manja dilengan kekasihnya saat berjalan dilorong rumah sakit.

"Semoga saja semuanya benar sayang, karena jika ini tidak benar juga tidak apa-apa. Kita bisa terus membuatnya lagi dan lagi, jadi jangan bersedih ya" jawab kekasihnya yang mengusap kepala Tyas dan mengecupnya sebentar.

"Semoga saja sayang. Oh iya, aku ingin kamu segera menikahi aku secepatnya. Aku tidak mau jika harus kamu jadikan aku simpanan kamu saja, aku juga ingin menjadi istri kamu sayang" ucap Tyas sambil menatap wajah kekasihnya yang tiba-tiba merasa gugup saat Tyas mengatakan itu semua.

"Te... Tentu saja sayang, karena aku mencintai kamu. Jadi kamu jangan khawatir akan masalah itu ya, karena aku janji. Akan segera menikahi kamu" ucap kekasihnya Tyas dengan gugup dan dia segera berjalan menuju ruangan dokter obgyn.

"Selamat siang Bapak dan Ibu, silahkan duduk. Ada yang bisa saya bantu?" ucap dokter wanita tersebut dengan sangat ramah saat bertanya pada Tyas dan kekasihnya.

"Siang dok, saya menerima rujukan dari dokter A untuk memeriksakan kemari, karena saya sudah telat datang bulan satu bulan dokter" ucap Tyas yang sudah duduk dan diikuti oleh kekasihnya.

"Baiklah Ibu, mari saya periksa dulu supaya bisa tahu yang sebenarnya" ucap dokter tersebut membawa Tyas untuk segera dia periksa.

"Silahkan berbaring Bu, tolong bantu saya sus" ucap dokter wanita tersebut yang meminta Tyas untuk berbaring dan membuka pakaian nya sebatas perutnya saja.

"Anda bisa melihatnya Bu, Pak. Dia sudah ada disana dan kondisinya juga sangat sehat, usia kandungan nya sudah berjalan tujuh minggu" ucap dokter tersebut yang memperlihatkan layar USG tersebut pada Tyas dan kekasihnya itu.

"Syukurlah, semua yang saya nanti-nantikan akhirnya terlaksana juga. Terimakasih sayang, terimakasih" ucapnya yang memeluk dan mencium kening Tyas dengan sangat mesra dan itu disaksikan oleh dokter dan perawat yang ada disana.

"Sayang, kita masih didalam ruangan dokter. Aku malu" ucap Tyas yang mengurai pelukan nya dari kekasihnya itu.

"Ehm, maaf" ucapnya yang langsung mengajak Tyas untuk turun dan duduk dihadapan dokter obgyn tersebut.

"Apa saya masih bisa melakukan nya walau dia sedang mengandung dokter?" tanya kekasih Tyas saat dia sudah duduk dihadapan dokter.

"Kamu ini apaan sih Mas, malu tahu. Kenapa harus ditanyakan juga" ucap Tyas sambil berbisik dan dia merasa sangat malu saat kekasihnya menanyakan hal itu.

"Tidak apa-apa Bu, saya sudah biasa mendengarnya. Karena memang biasanya para suami akan menanyakan ini pada saya. Jadi tidak perlu malu yang Pak, Bu. Saya jelaskan, anda boleh melakukan nya dengan perlahan dan jangan terlalu sering. Apa lagi usia janin nya masih sangat rentan dan bisa saja mengalami keguguran. Juga jangan terlalu sering juga, lebih baik dilakukan satu minggu itu maksimal tiga kali saja ya Pak, Bu. Dan mohon maaf, jangan dikeluarkan didalam. Apa anda sudah faham dengan penjelasan dari saya Pak Bu?" jelas dokter tersebut dan dia menanyakan nya juga pada pasangan dihadapan nya saat ini.

"Kami mengerti dok. Tapi saya mengalami mual dan muntah disaat pagi-pagi dan saya sangat malas untuk melakukan apa-apa disaat itu. Makan saja rasanya pahit dan tidak bisa masuk kedalam perut saya" jelas Tyas yang mengatakan keluhan nya pada dokter obgyn tersebut.

"Itu hal yang wajar Bu, karena Ibu sekarang sedang mengalami fase mengidam namanya Bu. Jadi anda nikmati saja semuanya, saya akan memberikan resep vitamin, pereda rasa mual dan penguat kandungan. Anda minum setiap hari dan habiskan, tapi jika rasa mualnya sudah tidak ada tidak perlu diminum oleh anda. Apa anda sudah mengerti Bu?" tanya dokter tersebut dan langsung diangguki oleh Tyas dan juga kekasihnya.

"Baiklah dokter, kami permisi dulu. Terimakasih banyak" ucap Tyas dan juga kekasihnya pada dokter obgyn tersebut.

"Sama-sama Bu, Pak. Bulan depan harus kembali lagi ya Bu, untuk memeriksakan nya" ucap dokter tersebut pada pasangan tersebut.

"Sayang, aku sangat bahagia. Sangat-sangat bahagia" ucap Tyas yang langsung memeluk tubuh kekasihnya dan mereka memang benar-benar sangat bahagia.

"Iya sayang, aku lebih bahagia lagi dari kamu. Jadi sebentar lagi kita akan manjadi orang tua" ucap kekasihnya yang memeluk dan menciumi seluruh wajah Tyas.

Mereka merasa sangat bahagia sehingga mereka tidak memperhatikan sekelilingnya, dimana mereka melakukan itu ditempat umum. Membuat semua orang menagap aneh dan juga jijik pada mereka berdua.

"Dasar tidak tahu malu" ucap seseorang yang melintas disamping mereka berdua.

Mereka berdua langsung menghentikan aksi mereka berdua yang saling memeluk dan berciuman. Dan segera meninggalkan tempat tersebut.

.

Sedangkan ditempat lain Liana sedang mengerjakan pekerjaan barunya yang dia ambil. Dia sengaja melakukan pekerjaan nya dari rumah, dia akan mengatakan pada suaminya nanti setelah dia kembali dari perjalanan bisnisnya.

"Syukurlah aku bisa bekerja kembali walau hanya dirumah saja. Semoga saja ini akan membuat aku bisa menghilangkan waktu kejenuhan aku selama ini. Terimakasih Tuhan, karena aku masih bisa dipercaya untuk bisa melakukan pekerjaan ini dari rumah" gumam Liana yang baru saja selesai mengerjakan pekerjaan nya yang pertama.

Flashback On...

"Aku harus bagaimana supaya menghilangkan kejenuhan ku ini? Apa aku harus bekerja kembali dan akan selalu pulang sore seperti biasa? Tapi itu akan membuat aku kelelahan dan pastinya Mama mertuaku akan tidak setuju dengan semua itu. Tuhan, tolong berikan petunjukmu pada ku" gumam Liana yang memikirkan bagaimana caranya bisa menghilangkan kesepian dan kejenuhan nya.

Saat dia membuka ponselnya didalam group chat perusahaan nya yang dulu sedang membahas masalah pekerjaan dikantor yang baru saja dibangun karena disini cabang pertama bagi perusahaan itu. Liana menanyakan perusahaan apa yang sedang dibahas, ternyata perusahaan besar informasi. Dia merasa tertarik dan dia akan berusaha untuk belajar sesuatu yang baru dan menantang untuknya.

Liana segera mengumpulkan berkas-berkas yang dia butuhkan dan dia akan segera melamar pada perusahaan tersebut. Liana sangat senang saat mengecek jika dia bisa masuk dengan mudah dalam perusahaan besar tersebut.

"Aku harus segera kesana sekarang, mungkin saja aku bisa bekerja dari rumah saja. Asalkan aku bisa membagi waktu untuk bekerja dan melakukan tugas ku yang lain" gumam Liana yang segera bersiap untuk melamar kerja disana.

Liana ikut mengantri dengan yang lainnya, dan saat dia interview tanpa banyak tes dan lain sebagainya. Dia langsung diterima dan diminta untuk menemui CO.CEO yang bertugas untuk menerima para kariawan baru dan memberikan tes secara langsung.

"Tuhan, semoga saja ini yang terbaik untuk ku. Dan apa yang aku lakukan akan membuat aku semakin maju dan bisa mewujudkan impian aku selama ini" ucap Liana yang bersiap akan masuk kedalam ruangan CO.CEO yang ada didepan nya.

TOK...

TOK...

TOK...

"Masuk" teriak seseorang yang berada didalam ruangan tersebut.

"Ada perlu apa?" tanya pria tersebut yang menatap Liana dengan tatapan datarnya.

"Permisi Pak, saya Liana Marisa yang diminta untuk menghadap anda secara langsung dan menyerahkan ini padamu anda" ucap Liana setelah mengetuk pintu.

"Oh iya, silahkan duduk. Bisa saya melihat cv anda?" ucap pria didepan nya tersebut. Lalu Liana menyerahkan cv miliknya dan pria didepan nya hanya mengangguk-anggukan kepalanya saat melihat cv yang diberikan oleh Liana.

"Bagus, ini sangat menarik. Jadi anda adalah manager diperusahaan C? Kenapa anda bisa resign dari perusahaan tersebut? Apa anda bisa menjelaskan nya?" tanya pria yang bernama Alfian Syah.

"Saya resign karena saya memang tidak bisa bekerja didalam perusahaan secara langsung. Karena saya sudah berkeluarga dan saya melihat jika disini bisa bekerja dari rumah saja dan sesekali saya keperusahaan untuk menyerahkan pekerjaan saya. Makanya saya tertarik dengan lowongan yang perusahaan anda buka" jawab Liana dengan sangat tegas dan juga lugas menjelaskan pada Alfian.

"Baiklah, saya akan menerima anda bergabung dengan perusahaan kami. Tapi saya ingin melihat cara kerja anda dulu diperusahaan ini mulai besok dalam beberapa hari kedepan. Jika pekerjaan anda sesuai dengan yang kamu inginkan, maka anda akan melanjutkan nya dirumah anda sendiri" ucap Alfian yang langsung menerima Liana dengan sangat baik.

"Jadi saya diterima Pak? Saya sudah bisa langsung bekerja disini besok?" tanya Liana sangat senang mendengar kabar bahagia ini.

"Iya, selamat bergabung didalam perusahaan kami ini" ucap Alfian dengan mengulurkan tangan nya pada Liana.

"Terimakasih Pak, terimakasih banyak. Saya akan berusaha semampu saya untuk bisa membuat anda tidak akan kecewa menerima saya bergabung. Sekali lagi terimakasih banyak Pak" ucap Liana yang menyambut uluran tangan Liana dan Liana tidak berhenti tersenyum saat dia mendapatkan pekerjaan nya.

"Syukurlah, semuanya berjalan dengan lancar" ucap Liana yang sudah keluar dari perusahaan besar tersebut.

Liana segera pulang dan dia ingin mengabari suaminya. Tapi saat dia menghubunginya berulangkali malah tidak aktif dan dia berhenti menghubunginya.

"Kenapa Mas Radit tidak aktif ya? Apa dia sedang sibuk banget sehingga lupa mencarger ponselnya" gumam Liana yang akhirnya pulang kerumah tanpa menghubungi suaminya.

Flashback Off...

"Kenapa begitu sulit untuk menghubungi Mas Radit? Bukankah dia berjanji hanya satu minggu saja, kenapa ini sudah sepuluh hari. Tapi dia tidak pulang juga, apa ada pertambahan waktu lagi ya?" gumam Liana saat melihat foto pernikahan nya yang terpajang dikamarnya dengan sangat indahnya.

"Mas, kenapa aku merasa ada yang berubah dengan kamu? Apa kamu tidak merindukan aku disini? Aku sangat merindukan kamu" ucap Liana yang menatap foto berukuran besar itu dan mengusapnya.

"Kenapa kamu tidak menghubungi aku? Dari kamu berangkat sampai sekarang, kamu tidak ada kabar apa-apa sama sekali. Semoga saja kamu baik-baik saja Mas" gumam Liana yang menghela nafasnya berulangkali supaya dia tidak menangis karena terharu merindukan suaminya.

Supaya Liana tidak selalu merindukan Raditiya, dia mengerjakan pekerjaan nya kembali hingga dia benar-benar mengantuk dan tidak bisa lagi memikirkan bagaimana keadaan Raditiya disana.

Keesokan harinya seperti biasanya, Liana akan membereskan pekerjaan nya dengan asisten rumahtangganya yang sedang membereskan rumahnya dan juga memasak untuknya juga.

"Bu, ada tamu" ucap bik Warsih yang membukakan pintu untuk tamu majikan nya.

"Terimakasih bik, bibik boleh kembali bekerja" ucap Liana pada bik Warsih.

"Baik Bu" ucap bik Warsih dan akan pergi, tapi ditahan oleh Liana.

"Tunggu dulu bik, tolong buatkan minuman juga ya bik untuk tamu saya" ucap Liana yang langsung diangguki oleh bik Warsih yang segera pergi dari depan kamar Liana.

"Siapa yang bertamu pagi-pagi seperti ini?" gumam Liana yang membereskan barang-barangnya dulu dan menyimpan laptop miliknya kedalam lemari.

"Kenapa kamu lama sekali keluarnya? Mentang-mentang sudah memiliki pembantu, sudah kurang ajar pada ku hah" ucap seorang wanita paruh baya yang tidak lain adalah Mama mertuanya sendiri.

"Maaf Ma, aku hanya kerepotan jika aku harus melakukan pekerjaan rumah sendiri. Silahkan duduk Ma" ucap Liana yang masih menjaga sopan santun nya pada Mama mertuanya.

"Alasan! Memangnya apa pekerjaan mu itu hah?! Kamu bisanya hanya menghambur-hamburkan uang putraku saja" ucap Mama Hanum dengan sinis dan dia juga menunjuk-nunjuk wajah Liana.

"Aku masih bisa menafkahi diri sendiri dengan uang yang aku hasilkan selama aku bekerja Ma. Jadi Mama tidak perlu khawatir jika aku akan menghabisakan atau menghambur-hamburkan uang anak Mama" jawab Liana dengan pelan tapi menusuk.

"Jangan sombong kamu! Kamu fikir saya tidak tahu jika kamu selama ini adalah pengangguran dan hanya anak saya yang bekerja selama ini. Apa kamu tidak berfikir, anak saya bekerja keras dan banting tulang untuk menghidupi kamu yang tidak berguna" ucap Mama Hanum dengan sinisnya dan tatapan penuh kebencian nya.

"Walau aku pengangguran, aku masih bisa menghasilkan uang Ma. Jadi Mama tidak perlu khawatir akan hal itu, aku bahkan bisa membungkam mulut Mama dengan kesuksesan yang aku miliki dulu sekarang atau nanti" ucap Liana dengan tatapan datarnya dan dia sudah muak akan bicara baik-baik padanya Mama mertuanya ini.

"Jangan sok kamu. Kamu adalah anak pungut dan juga mandul, lebih baik kamu pergi dari sini dan menjauh dari anak saya. Saya tidak sudi memiliki menantu seperti kamu dan juga mandul seperti kamu. Jika kamu tidak mau maka saya sendiri yang akan memisahkan kalian berdua" ucap Mama mertuanya dengan senyuman dibibirnya dan dia langsung berkeliling rumah yang lumayan luas ini.

'Aku memang mendiamkan Mama melakukan ini semua, tapi aku akan melakukan berbagai cara untuk bisa membuat Mama bisa menganggap ku dan bangga padaku. Apa lagi jika Tuhan memang mendengarkan semua do'a-do'a yang aku inginkan. Aku memiliki seorang anak, Mama akan menerima aku dan juga menyayangi aku. Aku akan menerima semua hinaan dan juga cacian yang Mama berikan padaku, sampai Tuhan mengabulakan apa yang aku inginkan Ma' ucap Liana dalam hati yang melihat dari jauh Mama mertuanya sedang menelisik seluruh ruangan dan perabotan yang terlihat sangat mewah.

Liana hanya jadi mendengar dan melihat semua yang dilakukan oleh Mama mertuanya. Dia tidak mengatakan apa-apa saat Mama mertuanya membawa makanan kesukaan nya dan juga isi dalam kulkasnya. Dia tidak protes sama sekali, dia hanya bisa tersenyum dan menatap apa yang dilakukan oleh Mama mertuanya.

Hingga setelah mengambil semua makanan dan juga barang-barangnya yang diinginkan oleh Mama mertuanya. Dia langsung pergi dari sana, dengan wajah yang sangat bahagia dan juga terlihat sangat senang sekali. Tanpa memebelinya, dia sudah mendapatkan nya. Tanpa dia mengeluarkan uang sedikitpun juga sudah bisa bergaya dengan tas branded milik Liana.

"Mama sering kasar dan menghinaku, tapi Mama masih sering menjarah semua barang-barang yang aku miliki. Tidak apa-apa Ma, asalkan Mama bisa bahagia dan bisa menerima aku sepenuh hati Mama. Aku ikhlas jika Mama melakukan itu pada Mama" gumam Liana saat melihat Mama mertuanya sudah pergi dari sana.

"Bu, maaf, bukan nya saya mau ikut campur dalam urusan Ibu. Tapi apa yang anda lakukan adalah kesalahan Bu, dengan Ibu memberikan itu dan membiarkan nya seperti itu. Maka dia akan selalu seperti ini terus menerus, seharusnya Ibu melarangnya. Bukan membiarkan nya berbuat sesuka hatinya. Maaf jika bibik lancang mengatakan ini pada Ibu" ucap bik Warsih yang menunduk, merasa tidak enak saat mengatakan itu pada Liana.

Sedangkan Liana hanya diam dan tersenyum saat mendengar ucapan dari bik Warsih. Dia memang tidak menyalahkan apa yang dikatakan oleh bik Warsih padanya. Tidak juga membenarkan, dia hnya melakukan apa yang dikatakan oleh hatinya saja.

.

.

.

Jangan lupakan untuk selalu meninggalkan jejaknya ya untuk like, komen, vote dan hadiahnya untuk Othor receh ini...

Bintangnya juga ya😉

Thanks and happy reading...🤗🤗🤗

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

waduhhh otak ku🔥pe ngebul🤦‍♀️🤦‍♀️😡😡

2023-08-05

1

Kiaaflyv 🦋

Kiaaflyv 🦋

Aduuuh, kesel banget aku bacanya. kalau kepergok, aku yang surak.

2023-08-02

1

🟢⏤͟͟͞R🔰π¹¹™𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆❤

🟢⏤͟͟͞R🔰π¹¹™𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆❤

weh, udah mau 2bulan saja itu utun🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️kalian ngehianati Liana udah berapa lama coba??? tega banget ya kalian berdua 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️

2023-07-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!