Bukan Jessica!!

"Tuan Muda, apa yang terjadi pada Anda? Kenapa Anda bisa sampai terluka?"

Leon tidak bisa menahan keterkejutannya ketika melihat Nathan pulang dengan keadaan terluka. Kening sebelah kirinya terluka dan tertutup perban, dengan bercak darah tepat diatas alis kirinya yang menandakan jika luka itu masih baru.

"Tidak apa-apa, hanya luka kecil saja, tidak perlu khawatir," jawab Nathan meyakinkan.

Leon pun bisa panggilan nafas lekas setelah mendengar jawaban dari Tuan Mudanya. "Syukurlah Tuan Muda, saya pikir lukanya sangat serius."

Nathan menggeleng, meyakinkan pada Leon jika dia baik-baik saja. "Segera buat persiapan untuk menyambut kedatangan Nyonya baru di rumah ini," pinta Nathan dan dibalas anggukan oleh Leon.

"Baik, Tuan Muda," jawabnya.

Tidak ada pertanyaan macam-macam, meskipun sebenarnya Leon sangat penasaran, Leon tidak berani melewati batasannya.

Dia memang orang kepercayaan Nathan, namun tetap saja Leon tidak berani melewati batasan apalagi itu menyangkut kehidupan pribadi Tuan Mudanya, karena cepat atau lambat Leon juga akan segara mengetahui siapa orang itu dan apa hubungannya dengan Nathan.

"Dimana wanita itu dan anak-anaknya? Kenapa aku tidak melihat batang hidung mereka bertiga sejak tadi pagi? Apa mereka pergi lagi?" tanya Nathan, dia mempertanyakan keberadaan istri pamannya dan kedua Putri mereka.

"Saya juga tidak tahu Tuan Muda, karena mereka bertiga tidak mengatakan apapun pada saya. Yang saya tahu, mereka bertiga pergi pagi-pagi sekali dengan diantar oleh sopir, tapi kemana tujuan mereka pergi saya tidak tahu." jawab Leon.

"Segera selidiki kemana mereka bertiga pergi, termasuk uang yang digunakan. Karena ada kemungkinan mereka memakai uang perusahaan lagi, dan jika benar segara ambil tindakan karena aku tidak mau sampai kecolongan lagi!!" ujar Nathan.

Leon mengangguk. "Baik, Tuan Muda. Kalau begitu saya permisi dulu," dia membungkuk sekilas pada Nathan sebelum beranjak dan pergi dari hadapannya.

Nathan mengepalkan tangannya. Ia rasa sudah cukup kebungkamannya selama ini. Kali ini dia tidak akan tinggal diam jika mereka benar-benar terbukti memakai dan menggelapkan uang perusahaan.

.

.

Jessica menghentikan langkahnya ketika Jenny melemparkan sebuah koper kearahnya. Membuat Jessica juga Nyonya Maria kebingungan dan bertanya-tanya. "Jenny, apa-apaan kau ini?" tanya Nyonya Maria sambil menatap Jenny dengan marah.

"Diamlah, Ma. Sebaiknya Mama tidak usah ikut campur, karena hal ini tidak ada hubungannya denganmu!! Jessica, mulai hari ini kau bukan lagi bagian dari keluarga Su kami, dan sebagai anak pungut seharusnya kau lebih tau diri. Keluarga Su memiliki hutang yang sangat besar pada Xi Empire, dan Papa telah membuat kesepakatan dengan CEO-nya untuk menjadikanmu sebagai alat untuk melunasi semua hutang-hutang perusahaan!!" ujar Jenny panjang lebar.

Sontak kedua mata Nyonya Maria membelalak sempurna setelah mendengar apa yang Jenny katakan. "Jenny, maksudmu apa?" tanya wanita itu meminta penjelasan.

Nyonya Maria memang tau jika perusahaan suaminya memiliki hutang yang sangat besar pada Xi Empire, tapi dia tidak pernah tau jika ada kesepakatan seperti itu.

Jessica mengangkat tangannya mengisyaratkan supaya ibunya tidak bicara lagi. "Cukup, Ma. Tidak perlu bertanya lagi," ucap Jessica sambil melirik Nyonya Maria dari ekor matanya.

"Tapi, Sica~" ucap Nyonya Maria tertahan.

"Kau tidak perlu repot-repot memberikan penjelasan padaku, karena aku sudah bertemu langsung dengannya. Aku sangat berterimakasih pada kalian berdua yang sudah menjualku pada mereka sebagai alat pelunas hutang , dengan begitu aku bisa tau orang-orang seperti apa kalian berdua." ujar Jessica panjang lebar.

Maria menggelengkan kepala. Dia tidak rela bila Jessica sampai dijadikan sebagai alat untuk melunasi semua hutang-hutang keluarganya. Meskipun dia hanya anak angkat, tapi tidak seharusnya ia diperlakukan secara tidak adil.

"Tidak, Sica. Mama, tidak setuju kamu lakukan hal itu. Mama tidak ingin kau sampai berkorban untuk keluarga ini, karena hutang perusahaan tidak ada hubungannya sama sekali denganmu, ini benar-benar tidak adil," ujar Nyonya Maria.

"Bela terus saja, Ma. Kenapa Mama harus begitu peduli padanya? Yang jelas-jelas hanya anak pungut, lagi

pula dia bukan siapa-siapa apalagi darah daging yang lahir dari rahim, Mama. Dan bagus sekali untukmu, Jessica. Akhirnya kau tahu diri juga, memang sudah seharusnya kamu balas budi pada keluarga ini yang telah memberikan kehidupan layak padamu!!" ujar Jenny.

Tangan Jessica terkepal kuat. Satu-satunya orang yang paling peduli dan menyayanginya dengan tulus adalah Maria, meskipun dia tahu ini jika dirinya bukanlah Putri kandungnya, tapi dia selalu memperlakukannya dengan baik, Maria selalu bersikap hangat dan tak pilih kasih pada Jessica maupun kepada Jenny.

Jessica ingat jika dia diberi kartu nama oleh pria itu. Kemudian dia menghubunginya dan memintanya supaya ia di jemput di kediaman Su. Karena lebih cepat pergi, itu lebih baik.

"Jemput aku di kediaman Su sekarang juga," pinta Jessica pada orang yang dihubunginya.

"Tiga puluh menit lagi aku akan tiba di sana, jadi tunggulah." ucap orang yang Jessica hubungi, dan sambungan telfon itu dia akhiri begitu saja.

Jessica menatap Jenny dengan sinis. "Apa sekarang kau sudah puas? Kau tidak perlu repot-repot mengusirku keluar dari rumah ini, karena sebentar lagi dia datang menjemput."

Jenny menyeringai. "Tapi sebelum kau pergi, memberikan sedikit hukuman aku rasa tidak ada salahnya." Jenny menyambar vas kristal yang ada diatas meja lalu membantingnya ke lantai, membuat Maria membelalakkan matanya.

Pecahannya berserakan dimana-mana, vas berharga fantastis itu hancur berkeping-keping. "JENNY, APA YANG KAU LAKUKAN?!" bentak Nyonya Maria emosi. "Apa kau ingin Papamu sampai menghukummu? Kau tau sendiri bukan, jika vas bunga itu adalah benda kesayangan, Papamu!! Jika Papamu sampai melihatnya, kau bisa digantung hidup-hidup olehnya!!" lanjut Nyonya Maria menambahkan.

Jenny menyeringai. "Bukan aku yang akan mendapatkan masalah, tapi dia!!" jawab wanita itu sambil menunjuk Jessica.

"Kau benar-benar keterlaluan, Jenny!!" bentak Nyonya Maria emosi.

"Mama, selalu saja membelanya, dan itu membuatku muak!!" teriak Jenny emosi.

Jenny menatap Jessica dengan tajam. Dia menarik lengan perempuan itu lalu mendorongnya hingga membuatnya terjatuh diatas pecahan vas itu. Tarikan itu begitu tiba-tiba, hingga membuat Jessica hilang keseimbangan, dia terjatuh dan terluka di lengan serta kakinya.

"Sica," seru Nyonya Maria seraya menghampiri Jessica lalu membantunya berdiri. Matanya berkaca-kaca melihat banyaknya pecahan kaca yang melukai lengan dan kakinya. "Sica, pasti sangat sakit, ya. Tunggu sebentar, Mama akan panggilkan supir untuk~"

"Ada apa ini?!" suara itu memotong ucapan Nyonya Maria. Sontak ketiganya menoleh, terlihat Arya Su menghampiri mereka bertiga.

Jenny menghampiri ayahnya lalu memeluknya sambil menangis. "Papa, untung kau pulang tepat waktu. Lihat Pa, apa yang dilakukan oleh anak pungut itu padaku, dia mencoba menindasku dan berusaha untuk memfitnahku. Dia merusak vas kristal kesayangan Papa hingga hancur, Papa kau harus memberikan hukuman padanya!!" pinta Jenny memutar balikan fakta.

"Bohong!! Yang dia katakan oh itu tidak benar, putrimu sendirilah yang sudah merusak vas kristal itu, bukan Jessica!" Maria mencoba membela Jessica, meskipun tidak tahu itu sia-sia saja.

"Itu tidak benar Pa, Mama yang berbohong. Papa lihat sendiri bukan, bagaimana Mama sangat memanjakannya, bahkan dia lebih mempercayai anak pungut dibandingkan putrinya sendiri," ujar Jenny berusaha menunjukkan kesedihannya.

"Mama, hanya mempercayai apa yang telah kulihat dengan mata kepalaku sendiri. Karena memang bukan Jessica yang bersalah, tapi kau yang membantingnya!!" Tutur Nyonya Maria.

"Pa, kau melihatnya bukan? Mama sudah tidak menyayangiku lagi dan lebih menyayangi anak pungut itu," ujar Jenny.

Arya Su melepaskan pelukan putrinya lalu menghampiri Jessica dan Nyonya Maria sambil melepaskan ikat pinggangnya. "Kemari kau anak pembawa sial, biar aku beri pelajaran kau!!"

"Jangan coba-coba menyentuhnya, atau kupatahkan lenganmu!!"

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

semoga ada balasan buat Jenny dan Arya

2024-10-04

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

jangan sombong Jenny...kan bisa di bagi jangan dilemparkan koper Jessica..

2024-10-04

0

Rini Musrini

Rini Musrini

tegang bacanya thor deg²an . manusia licik jeny

2023-06-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!