Mobil mewah itu melaju pada jalanan yang legang. Di dalam mobil tersebut sangat sunyi, tak ada percakapan sama sekali. Ketiga orang yang ada di dalamnya sama-sama diam dalam keheningan.
Laju mobil tiba-tiba saja terhenti ketika lampu lalu lintas berganti warna merah. "Tuan Muda, masih ada dua pertemuan penting yang harus Anda hadiri hari ini." Lapor Leon setelah memeriksa agenda majikannya.
"Hn," sahut Nathan bergumam.
"Oya, perwakilan dari QS Group menghubungi saya dan mereka ingin mengajukan kerja sama dengan perusahaan kita. Anda ingin mengambil kerjasama itu atau~" Leon menggantung ucapannya.
"Aku tidak berminat, mereka terlalu banyak membuat drama dan scandal!!" Nathan menyela ucapan Leon.
Leon mengangguk. "Saya akan segera menolaknya." ucapnya.
"Hn,"
Nathan terus menatap ke luar. Sejauh ini tak ada yang menarik perhatiannya, sampai akhirnya iris matanya menangkap siluet seorang gadis yang baru saja keluar dari sebuah boutique yang terletak di seberang jalan. Wajahnya tidak asing dan dia terlihat sangat cantik.
Nathan mengeluarkan foto yang di berikan oleh Arya untuk mencocokkan wajah mereka berdua, dan ternyata sama. Sudut bibirnya tertarik keatas, Nathan mengukir senyuman setipis kertas. "Akhirnya aku menemukanmu gadis aneh." Ujar Nathan setengah berbisik.
"Tuan Muda, Anda mau kemana?" Seru Leon saat Nathan tiba-tiba membuka pintu di samping kanannya dan turun dari mobil.
Nathan berhenti lalu berbalik badan. "Ada sesuatu yang harus aku lakukan. Sebaiknya kau duluan saja." ucapnya dan pergi begitu saja.
"Lalu bagaimana dengan Anda, Tuan Muda?" tanya Leon lagi.
"Aku akan naik taxi saja." jawabnya singkat.
"Kalau begitu biar saya saja yang pulang dengan Taxi. Anda bisa membawa mobilnya." Ucap Leon, pria berkaca mata itu lalu turun dari mobil tersebut.
Nathan memberikan sejumlah uang pada Leon dan supirnya. Mereka sempat menolaknya tapi Nathan terlalu pemaksa sehingga mereka tak memiliki pilihan selain menerimanya.
.
.
"Kalau begitu aku akan keluar sebentar untuk membeli makan siang, Ma." Seru Jessica seraya berjalan keluar meninggalkan boutique milik ibunya.
"Tidak usah jauh-jauh, di restoran biasanya saja." Seru Maria dengan nada sedikit meninggi.
"Aku tau, Ma," jawab Jessica di tengah langkahnya.
Jessica berjalan tenang menuju restoran langganannya. Seperti permintaan Maria, Jessica tidak pergi ke restoran yang jauh, tapi dia membeli dari restoran kecil yang letaknya bersebelahan dengan boutique milik ibu angkatnya.
Langkah kakinya tiba-tiba terhenti ketika mata hazelnya melihat seorang anak kecil tiba-tiba berlari ke arah jalan untuk mengejar bolanya yang menggelinding setelah terlepas dari dekapannya.
Kedua mata Jessica membelalak saat melihat sebuah truk dengan kecepatan tinggi melaju menuju anak itu. Tanpa memikirkan keselamatannya sendiri, Jessica berlari dan mendorong anak kecil itu ke tepi jalan.
Semua orang berteriak histeris. Sedangkan Jessica hanya mampu terpaku di tempat. Kedua kakinya terasa keluh, seolah-olah dia kehilangan sel-sel pada kedua lututnya.
Dan yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah pasrah. Gadis itu menutup matanya dengan perlahan. Setitik kristal bening mengalir dari sudut matanya. Lirih hatinya bergumam...
"Ma, aku menyayangimu....!!"
Satu detik...
Sepuluh detik...
Tiga puluh detik...
Enam puluh detik...
Aneh...Jessica tak merasakan apapun pada tubuhnya, termasuk rasa sakit. Ragu dan tak yakin, Jessica membuka kedua matanya, dan betapa terkejutnya dia ketika melihat seseorang memeluknya dengan sangat erat, orang itu melindunginya.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya orang itu memastikan.
Jessica mengangguk kaku. "Aku tidak apa-apa. Tapi kau yang tidak baik-baik saja, Tuan. Kau berdarah," ucap Jessica melihat darah segar mengalir dari kening pria itu tepat di atas alis kirinya.
"Hn, hanya luka kecil saja." ucap orang itu meyakinkan pada Jessica jika dirinya baik-baik saja.
Pria itu membantu Jessica untuk berdiri. "Meskipun hanya luka kecil saja, tapi jika dibiarkan tidak akan sembuh dengan cepat. Ayo, kita obati lukamu di boutique milik ibuku."
"Tunggu dulu." Pria itu yang pastinya adalah Nathan menahan pergelangan tangan Jessica. Membuat gadis itu mau tidak mau menghentikan langkahnya.
Jessica menoleh, membuat kedua matanya bersirobok dengan sepasang mutiara milik Nathan. Melihat sorot matanya, membuat Jessica mau tidak mau menghentikan langkahnya.
"Ada apa, Tuan?" tanya gadis itu kebingungan.
"Bisa kita bicara empat mata? Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan dan aku katakan padamu. Jika kau ingin mengobati lukaku, kau bisa melakukannya nanti. Kebetulan ada kotak p3k di mobilku." ucap Nathan.
Jessica tampak berpikir, sebelum akhirnya menyetujui permintaan Nathan. "Tapi setelah aku membeli makan siang untuk ibuku. Aku juga harus memberitahunya, dia bisa khawatir."
Nathan mengangguk. "Baiklah."
.
.
Keheningan menyelimuti kebersamaan Jessica dan Nathan. Tak sepatah kata pun keluar dari bibir mereka berdua, sudah lima belas menit dan mereka masih sama-sama diam. Luka di kening Nathan juga sudah di obati dan di tutup perban.
Nathan mendesah berat. Pria itu mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jasnya dan memberikannya pada Jessica.
Sontak saja Jessica mengangkat wajahnya. "Apa maksudnya ini?" Tanya Jessica meminta penjelasan.
"Ayahmu!! Arya Su, memiliki hutang yang sangat banyak padaku. Dan dia ingin menjadikanmu sebagai jaminan pelunasan hutang-hutangnya pada perusahaanku, dan aku menyetujuinya." jelasnya.
"Apa?!" Jessica memekik kaget. "Lelucon macam apa ini? Apa kau pikir aku ini barang yang bisa diperjualbelikan?! Di mana hati nuranimu?!" Bentak Jessica penuh emosi.
Nathan mendengus berat. "Kau salah paham, Nona. Aku menyetujuinya bukan karena aku kejam dan tidak memiliki hati nurani. Justru yang aku lakukan ini karena aku ingin menyelamatkanmu." ucapnya.
"Ketahuilah jika ayahmu bukanlah orang baik. Jika dia memang menyayangimu, tidak mungkin dia menjualmu dan menjadikan dirimu sebagai alat pelumas hutang!!" lanjut Nathan menambahkan.
"Lalu aku harus bagaimana?" tanya Jessica. Tatapannya berubah sendu.
"Aku ingin kita bekerja sama. Jika kau mau mengikuti aturan mainku, aku akan memberikan banyak keuntungan padamu." Nathan mulai mengajukan negosiasi pada Jessica.
"Tapi aku tidak mau dirugikan!!" Jessica menyahut cepat .
Nathan menggeleng. "Tidak sama sekali. Kau bisa menikmati seluruh hartaku, aku akan menjadikanmu sebagai nyonya besar di sana. Kau akan memiliki kekuasaan, dan orang-orang tidak akan berani memandang rendah dirimu, bahkan itu ayah dan kakak angkat mu!!" tegasnya .
"Bagaimana kau bisa tau jika mereka bukan keluarga kandungku? Dan dari mana kau bisa tau jika mereka selalu memperlakukan diriku dengan tidak adil? Siapa kau sebenarnya? Dan apa tujuanmu?" tanya Jessica, dia menatap Nathan dengan curiga.
"Aku tidak memiliki tujuan apapun, dan siapa diriku untuk saat ini tidaklah penting. Kau akan mengetahuinya setelah menikah denganku. Aku akan memberimu waktu untuk berpikir. Dan jika kau berubah pikiran, kau bisa langsung menemuiku. Ini kartu namaku." Nathan memberikan kartu namanya pada Jessica.
Dengan ragu Jessica menerima kartu nama yang Nathan berikan padanya. Tidak ada nama yang tertera di sana, jadi bagaimana bisa itu di sebut dengan kartu nama? Hanya ada alamat saja.
"Aku akan mengantarmu pulang. Ibumu, bisa cemas jika kau pergi terlalu lama." ucap Nathan seraya bangkit dari duduknya.
Jessica menahan pergelangan tangan Nathan. Pria itu lantas menoleh dan menatap gadis di depannya itu. "Ada apa?"
"Jika aku menyetujui untuk menikah denganmu? Apakah kau masih mengizinkanku untuk bertemu dengan Mama dan membantunya di Boutique?" Tanya Jessica memastikan.
Nathan membalas tatapan Jessica. "Tentu saja, aku akan memberikanmu kebebasan untuk melakukan apapun, selama itu tidak merugikan diriku. Aku tidak akan melarangmu untuk melakukan apapun yang kau inginkan." jawab Nathan.
Jessica menggigit bibir bawanya. Gadis itu mengambil nafas panjang dan membuangnya perlahan. Jessica menutup mata sejenak sebelum mengatakan keputusannya.
"Baiklah, aku terima tawaranmu. Aku...Akan menikah denganmu!!"
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
keputusan yang bijak, Jessica
2024-10-04
0
Yunerty Blessa
betul Jessica
2024-10-04
0
Rini Musrini
sepertinya ceritanya menarik .
2023-06-02
2