Tawa meremehkan yang menyerupai suara babi dan tawa hyena dari dua perundung itu saat begitu bising di telingaku sehingga membuatku kesal bukan kepalang apalagi sampai dipermainkan dengan dipukul-pukul mereka seperti sekarang bagaimana pun juga aku sudah terlanjur kehilangan kesabaran.
Aku menambah penderitaan kedua orang itu dengan melempar buku cetak tebal tepat pada kepala siswi kurus dan meninju beberapa kali wajah siswi gempal yang aku cengkram lehernya dengan keras sampai hidungnya mengeluarkan darah.
Aku mengeluarkan helaan nafas panjang karena tidak menyangka begitu cepatnya aku kehilangan kendali padahal sudah berjanji tidak ingin merepotkan tubuh Rena untuk menjaga kepribadian dan identitas aslinya.
Suasana kelas menjadi hening akibat kencangnya bunyi tamparan ku serta bunyi hantaman tubuh si gadis kurus yang tersungkur sehingga membuat mereka terkejut dengan tindakan dariku yang mereka kira Rena yang asli.
“Sudah lama tingkah kalian aku diamkan saja, tapi hari ini kesabaran ku sudah hilang” Aku berdalih ketika menemukan kalimat yang tepat untuk meyakinkan mereka yang menyaksikan tindakanku.
Aku kembali menambah satu kali lagi tinju keras pada wajah siswi gempal itu sehingga membuat wajahnya berkaca-kaca karena ingin menangis meminta ampunan.
“Benar, selama ini Rena selalu diam saat diganggu mereka berdua”
Salah satu siswa perempuan berkata dengan wajah yang tegas dan penuh kekesalan melihat dua orang yang sedang ku hajar.
“Tak kusangka Rena bisa seperti itu karena marah”
Satu siswa perempuan menyahut lagi.
“Keren!”
Riuh tepuk tangan dan pujian yang dilontarkan untukku pun menggema hingga memenuhi ruangan kelas itu, namun diantara anak-anak yang bahagia melihat hal yang kulakukan ada seorang gadis cantik di sudut kelas dengan penampilan seperti selebritis di kelas ini sedang menatap dingin dan dalam padaku bersama air muka kesal saat sedang menjilat lolipop miliknya.
***
"Keren sekali!"
Ucapan Rea itu persis seperti anak-anak kelas itu kemarin yang memujiku, karena Rea saat ini dengan matanya yang berbinar begitu terpanah melihat aksiku saat baru saja selesai mengalahkan sebuah Less ukuran raksasa yang sedang menyerang gedung Sekolah Dasar.
Pagi ini Rea yang libur sekolah karena tidak enak badan hari ini menemaniku yang diskors akibat memukul dua orang pentolan kelasku kemarin meskipun aku yang diganggu duluan.
" Biasa saja" aku menjawab dengan teriakan pujian Rea tadi saat sedang terbang mengitari satu lagi Less raksasa yang ingin menyerang gedung Sekolah Dasar itu.
Saat menoleh aku bisa memastikan jika semua siswa di gedung ini pingsan karena serbuk yang dikeluarkan oleh Less berbentuk kupu-kupu ini.
Dengan mulut termangap yang muncul didekat nektarnya Less itu pun mau memanfaatkan orang-orang yang berhasil ia buat pingsan untuk dikonsumsi energi positifnya dengan mendekati gedung itu namun sebelum itu aku berhasil menciptakan tameng besi besar dengan cepat untuk mencegah Less itu yang sekarang beberapa kali kepalanya menghantam tameng yang aku buat.
Aku memberi kode pada Rea supaya memberikan serangan cahaya putih raksasanya dengan gerakan tangan dan ekspresi wajah, Rea yang paham dengan cepat langsung menaikan tongkat sihirnya meski sempat menggunakan gestur kebingungan dan memasang sedikit wajah cemas.
Cahaya putih dari serangan Rea melewati tubuh Less itu saat hanya terkena sayap akibat Less kupu-kupu yang sempat menyadari serangan Rea dan segera menghindar, tapi karena sayapnya hancur Less itu perlahan-lahan terbang rendah sebelum akhirnya terjatuh di tanah lapang Sekolah Dasar ini.
Less yang mendarat itu dengan kaki serangganya mengejar Rea dengan terseok-seok, aku bisa melihat wajah takut tergambar pada muka Rea yang sesekali terbang dan berlari demi menghindari hantaman kepala Less itu sembari dan untungnya meskipun takut dia berhasil menembaki Less itu dengan beberapa sihir cahaya dari tongkatnya sehingga membuat Less kupu-kupu itu benar-benar lumpuh.
Less yang terhuyung-huyung itu bergerak sampai keluar gerbang sekolah dan terlihat akan menghantam pasangan kakek nenek yang sedang berjalan pelan di trotoar saat akan tersungkur.
Rea dan aku yang takut karena tahu kakek nenek pasti akan mati jika ditimpa Less raksasa itu pun langsung terbang melesak menyelamatkan mereka berdua namun karena cukup jauh hal itu sia-sia karena tidak akan sempat.
Untungnya di sana dengan cepat muncul dua gadis penyihir yang menghantamkan Less raksasa itu dengan sihir mereka sampai terpental cukup jauh, kemudian setelah menyuruh kakek nenek tadi menyelamatkan diri, salah satu dari mereka terdengar memanggil namaku.
"Rena!"
Dan bisa kulihat jika gadis penyihir koboy dan gadis penyihir berkostum corak bulan sabit dengan topi kerucut nya lah yang melambaikan tangan padaku.
Ditengah-tengah pertemuan tidak terduga dari kami berempat itu raungan Less terdengar hingga membuat gadis penyihir koboy tersentak.
Gadis penyihir koboy melirik kearah belakang dan melihat ada 5 Less biasa yang terbang rendah mendekat kearah kami.
"Wah, lumayan banyak " Gadis penyihir koboy yang mampu melihat ada sekitar 5 Less yang mendekat itu langsung berlari menghampiri Less sebelum ke 5 Less itu menyerang sekolah dasar ini.
Melihat tindakan temannya Gadis Penyihir Bulan Sabit ikut mendekat dan mereka berdua pun serentak menyerang salah satu dari 5 Less berbentuk burung pipit yang terbang.rendah itu.
Aku dan Rea yang masih ingin mengumpulkan Hope Point ikut menyerang kedua Less raksasa yang tersisa dan dengan cepat menggunakan kekuatan sihir kami yang kerlap-kerlip bercahaya selama hampir satu jam kami bertiga pun mengalahkan 5 Less berukuran biasa itu, dengan aku yang mengalahkan 2 Less dan Rea serta gadis penyihir Koboy dan Buan sabit yang masing-masing berhasil mengalahkan 1 Less.
"Yap, kita berhasil!" gadis penyihir Koboy berkata riang dengan nada tinggi sembari mengepalkan tangan dengan kuat.
"Sudah kuduga para Less sangat suka menyerang anak-anak" gadis penyihir bulan sabit yang berjalan mendekatiku menoleh pada gedung Sekolah Dasar di sampingnya.
"Ya, karena jiwa energi positif mereka sangat banyak"
Gadis penyihir bulan sabit berkata saat serentak dirinya dan yang lain menghabisi 5 sosok Less terbang setelah beberapa saat.
Rena, Rea dan Gadis penyihir koboy melihat jumlah Hope Point yang masuk ke handphone sihir mereka kecuali gadis penyihir bulan sabit yang tidak melihat sama sekali Hope Point miliknya dan langsung
melangkah pelan mendekati Rena dan Rea.
Setelah tersenyum pada Rea, Gadis Penyihir Koboy langsung menoleh pada Rena dan berkata "Kau Rena yang akhir-akhir ini menjadi pembicaraan para gadis penyihir kan!?"
Bersama dahi yang mengerut aku menanggapi pertanyaan gadis penyihir koboy yang terlihat tomboy itu dengan anggukan kecil nan cepat karena kebingungan.
"Ya,Rena cengeng yang tiba-tiba menjadi sangat ku_kuat" gadis penyihir bulan sabit yang bertubuh kecil itu menambahkan dengan memasang mata berbinar seperti Rea tadi.
"Apa yang membuatmu bisa sangat kuat seperti tadi dan kemarin" Tanya gadis penyihir koboy pada Rena
"Sebenarnya seperti itulah kekuatanku yang asli" jawabku cepat dengan mata yang melirik ke arah kanan.
"Katanya sifatmu juga berubah?"
Gadis penyihir bulan sabit menambahkan sehingga tidak memberi jeda.
"Selama ini aku hanya menyembunyikan sifat dan kekuatanku" untungnya aku bisa menjawab cepat meski agak tergesa-gesa.
"Heeeeee" Gadis penyihir koboy dan gadis penyihir bulan sabit bergumam panjang serentak.
"Oh iya" Gadis penyihir bulan sabit menepuk pelan kedua telapak tangannya, kemudian terdiam sesaat dan saling memandang pada temannya gadis penyihir koboy dan setelah mengangguk pelan dia melanjutkan perkataannya dengan lembut "Hei, Rena dan Rea"
"Kau tau kadang kami kesulitan mengalahkan Less karena hanya berdua"
"Karena itu kami ingin membuat party" Gadis penyihir bulan sabit melirik pada gadis penyihir koboy sesaat, kemudian kedua gadis penyihir yang baru aku kenali itu memberikan senyuman malu-malu pada aku dan Rea.
"Maukah kalian bergabung?" Gadis penyihir bulan sabit bertanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments