4. Tujuan

Tanganku tertangkup saat menangkap handphone unik itu yang jatuh, kemudian memperhatikan layarnya dengan seksama.

"Hebat!”

Namun mahluk yang merupakan maskot penguin tiba-tiba muncul dari belakangku dan berkata sehingga membuatku mengalihkan fokus padanya.

Penguin menepuk-nepuk sayapnya diantara corak bulu hitam putih yang ia miliki, tetapi tidak bisa karena sayapnya tidak sampai sehingga tidak mengeluarkan suara apapun.

Penguin itu pun ber deham karena sadar tindakan sia-sia aneh yang dia lakukan disaksikan oleh para gadis penyihir, setelah kembali tegap dia pun kembali menjaga wibawanya kemudian berkata “Tidak kusangka Rena yang mengalahkan Less raksasa ini.”

“Mengalahkan Less lebah raksasa dengan cukup cepat” Lep sang maskot menatap dalam diriku yang sedang memegang sebuah handphone ajaib karena mungkin merasa ada sesuatu yang janggal terhadap Rena gadis penyihir yang memiliki tubuh asli ini yang ia kenali.

"Apa maksudnya menukar impian dengan Hope Point?" aku bertanya demi menghalau kecurigaan maskot itu dan setelah fokus mencerna kalimat pada handphone sihir itu aku berjalan mendekati Lep si Penguin.

Entah mengapa perasaan dari tubuh yang aku hinggapi ini seakan mengarahkan untuk yakin jika pertanyaan di kepalanya tentang gadis penyihir hanya maskot itulah yang bertanggung  jawab untuk menjelaskannya.

"Dia sudah menjelaskannya saat pertama kali kau menjadi gadis penyihir" Salah satu gadis penyihir bergaya koboy berkata dengan datar padaku.

"Tidak apa, aku Lep selalu bersedia untuk menjelaskan keuntungan menjadi gadis penyihir di kota ini" bantah penguin bernama Lep itu dengan tanpa ekspresi meletakan sayap kanannya pada dada.

Lep menatap dalam dengan matanya yang hanya menampakan pupil hitam kemudian berkata padaku "Less sangat merepotkan jika dibiarkan, karena mereka suka menyerap energi positif mereka dan membuat orang-orang menjadi tidak bersemangat menjalani hari-hari mereka."

Lep berdehem kemudian melanjutkan perkataannya "Less akan menjadi kuat dan membesar jika banyak mengkonsumsinya jadi mereka harus dibunuh."

Sembari berkata Lep dengan langkah kakinya yang kecil dan cepat wara-wiri karena bersemangat menjelaskan.

"Membunuh Less tadi bisa mendapatkan sebuah Point yang dinamakan  Hope Point."

“Tergantung besarnya jumlah point yang kau dapat, kau bisa mengabulkan apapun impianmu dengan level berdasarkan jumlah hope point yang kau punya” Lep dengan kedua sayapnya menunjuk kearah handphone sihir yang kupegang" Lep menghentikan langkah kakinya dan menoleh padaku,~~~~

“Bahkan untuk menghidupkan orang mati?”  tanyaku, dengan suaraku yang membesar dan menggebu-gebu.

“Ya bisa, meskipun mustahil apapun impian mu akan dikabulkan” jawab Lep dengan datar kemudian maskot kecil itu terkekeh.

“Menghidupkan kembali manusia membutuhkan 10.000.000 Hope point loh."

“Membutuhkan 1000 less raksasa dan 100.000 less normal” gadis penyihir berkostum koboy dengan langkah kakinya tegapnya yang seperti laki-laki berkata saat meninggalkan aku dan Lep.

“Mustahil ada gadis penyihir yang bisa mencapainya” gadis penyihir bergaya koboy itu melanjutkan perkataannya dengan nada remeh sembari terkekeh.

“Kalau aku jadi gadis penyihir karena ingin menyelamatkan manusia saja...” temannya yang bertubuh kecil dengan kostum gadis penyihir bulan sabit yang lengkap dengan topi kerucut menyambung pertanyaan gadis penyihir koboy itu.

“...Tidak untuk impian rumit seperti itu. ”

Gadis penyihir bertubuh kecil itu membuntuti sahabat tomboy nya dengan langkah cepat.

“Iya, aku tahu” gadis penyihir koboy tersenyum sembari mengusap pelan kepala gadis penyihir bertubuh kecil.

Disaat itu juga Lep mengejutkanku saat maskot itu tiba-tiba mengarahkan paruh nya keatas saat menatap langit kemudian dengan nada dingin dia memanggilku.

“Hey Rena”

Aku pun menoleh pada Lep dan membuat maskot itu pun melanjutkan perkataannya “Tiba-tiba menjadi kuat...”

“Nada bicara dingin yang tidak seperti biasanya...” dengan nada yang begitu dingin juga, Lep tidak melepas tatapan gelapnya yang penuh kecurigaan padaku.

“Kau terlihat Aneh hari ini”

Mendengar perkataan Lep itu aku. hanya membisu karena menjadi takut dengan reaksi yang masih abu-abu dari maskot itu jika mengetahui seorang laki-laki yang mengalami reinkarnasi dan bertarung menjadi gadis penyihir.

Penguin ajaib itu mungkin saja akan melakukan sesuatu padaku dengan kekuatan sihirnya jika tahu.

“Sebentar...” Penguin itu memiringkan kepalanya yang lentur dengan begitu tajam saat masih menjaga tatapan gelap nan dingin ke arahku.

“Kau siapa?”

Tekanan yang kuat muncul dari maskot itu hingga membuatku terdiam tak berkutik namun meski begitu aku tetap memutuskan untuk memilih merahasiakan identitas pada maskot ini dan pada siapapun karena tidak ingin mengambil resiko.

Aku mencoba melontarkan pertanyaan untuk meyakinkan maskot itu jika diriku adalah Rena yang aku kenali.

“Ahh, sudah jelas kau Rena kan hahaha”

Namun penguin itu dengan cepat menghilangkan kecurigaan kemudian menyipitkan matanya karena tersenyum lebar saat terkekeh.

Setelah kepalanya lurus tegak kembali penguin itu berbalik sembari berkata “Mungkin saja sifat kau berubah karena sedang datang bulan”

“Bye Bye”

Lep melambaikan pelan sayap penguinnya.

Kemudian menghilang dalam kegelapan untuk meninggalkan aku bersama dengan Rea.

Menukar dengan impian apapun meski mustahil?

Tanganku terkepal saat yakin jika aku bisa mencobanya demi menghidupkan kembali Karen.

Dengan kekuatan sihir yang ajaib ini membunuh ribuan mahluk seperti tadi bukan masalah untuk ku, selama itu untuk Karen.

Aku berjalan berbalik arah  dan meninggalkan Rea dengan langkah kaki yang cepat begitu saja.

“Tunggu aku Rena!” teriak Rea kemudian berlari kecil menyusul aku untuk membuntuti.

Setelah berhasil meyakinkan Rea untuk kembali ke wujud manusia biasa aku kembali ke rumah besar yang sepi ini.

“Tubuh seorang gadis SMA kah” kataku saat melihat baju putih abu-abu siswa perempuan rapi yang tergantung pada dinding kamar Rena.

Pada meja kosmetik yang ada di hadapanku aku berkaca dengan sedikit mengelus pipi lembut wajah Rena yang begitu manis dan cantik, karena aku tidak menyangka bisa mengalami reinkarnasi pada tubuh gadis sma yang terlihat sangat polos dan suci seperti Rena ini.

Aku tak sengaja menoleh pada beberapa pil beracun yang masih terbungkus dan tergeletak di atas meja kosmetik itu.

“Gadis ini ingin bunuh diri?” gumam dari mulutku otomatis terlontar.

“Kenapa?” aku kemudian membuang pil itu kedalam kotak sampah.

“Bersekolah disekolah perempuan...”

Aku bergumam saat menyipit akibat matahari yang menyorot plang nama sekolah yang bertuliskan SMA Perempuan Nasional Batavia, dengan seragam putih abu-abu yang tak pernah aku kenakan seumur hidup aku masuk ke sekolah itu untuk menjadi murid SMA pertama kalinya demi memenuhi peran sebagai Rena.

“Hai! Rena!” Teriak Seorang siswa perempuan bertubuh gempal terdengar menyapaku.

Aku pun hanya menanggapinya dengan anggukan kecil.

Mengetahui tanggapan dariku yang hanya seperti itu dia pun menoleh pada teman kurusnya yang berambut keriting sebahu disebelahnya dengan sedikit terkekeh dan memandang remeh padaku.

Saat akan memulai pelajaran pertama kedua siswa perempuan tadi saling bercanda namun sembari melakukan hal yang tidak mengenakan karena menepuk-nepuk kepala ku  yang mereka libatkan dalam candaan.

Karena menyadari aku kesal dengan tingkah mereka kedua siswa perempuan itu mengencangkan tawanya sehingga bergema dikelas, siswi lain yang seakan biasa dengan tindakan mereka hanya terdiam seakan-akan takut kemudian mengalihkan pandangan.

Aku pun sadar jika inilah penyebab adanya penyebab pil beracun itu, namun karena aku yang mengalaminya setelah menggertakkan gigiku diantara seringai lebar karena merasa senang saat memiliki alasan untuk membalas 2 perundung dibelakangnya itu aku berbalik dan menendang tubuh ringan gadis kurus berambut keriting itu hingga tersungkur.

Aku yang terbakar amarah meraih leher berisi siswi berbadan gempal yang terkejut karena gerakan tiba-tiba dariku dan mencekik tepat pada tenggorokannya dengan sangat kuat sampai membuatnya hampir tidak bisa bernapas.

Dengan tatapan dalam untuk mengintimidasi  kemudian dengan nada datar aku berkata “sumpah... suara tawa kalian menjijikan."

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

woou, butuh akeh yoh🙄

2023-06-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!