Seringai lebar otomatis muncul pada wajahku saat menembaki Less itu karena terpukau melihat peluru beruntun yang menjadi besar dan bercahaya karena sihir saat aku menembaki Less nya.
Cahaya seperti laser, hentakan pukulan, tebasan pedang yang bercahaya, panah yang bersinar dari para gadis penyihir semuanya juga muncul bersama tembakan senjata api AK-47 dengan energi sihir yang mengeluarkan cahaya dari setiap peluru milikku menghujam cepat tubuh Less raksasa berbentuk gurita itu dan hampir membuatnya goyah.
Tetapi selama dan sebanyak apapun diserang Less raksasa itu hanya tersungkur, sesaat kemudian kembali bangkit dan semakin mengamuk, 5 gadis penyihir lain yang ikut menyerang bersama aku dan Rea menghindar, sehingga susunan serangan kami menjadi buyar dan menguntungkan Less Raksasa itu untuk kembali menyerang dengan hempasan tentakelnya yang juga mengeluarkan cahaya penghancur.
Aku yang baru saja menjadi gadis penyihir beberapa menit yang lalu tentu saja kewalahan dengan amukan monster raksasa itu, karena tidak tahu harus melakukan apalagi aku melirik Rea serta para gadis penyihir lain yang ikut menyerang bersamanya, dan paham jika mereka mengganti variasi serangan yang lebih ajaib.
Namun belum sempat mengikuti mereka untuk mengganti serangan dengan cara menciptakan senjata lain, Less raksasa itu langsung dikalahkan namun yang mengakhirinya seorang gadis penyihir dengan kostum gaun yang memiliki armor seorang kesatria abad pertengahan yang baru saja tiba dan terjun untuk memberikan serangan tebasan pedang pamungkas langsung pada kepala Less nya.
Aku hanya bisa terperangah menyaksikan karisma gadis penyihir yang baru saja mengeluarkan serangan dan seketika mengalahkan Less raksasa itu dan dengan tenang menyarungkan pedangnya dengan elegan.
“Yap benar yang bisa mengakhirnya hanya Gadis Penyihir Pedang” salah satu gadis penyihir di sebelahku berkata dengan nada kesal kemudian langsung berbalik meninggalkan medan pertempuran.
Less yang tumbang itu pun langsung lenyap dengan menjadi debu-debu yang bersinar jalanan dan bangunan-bangunan yang rusak karena Less itu pun dengan ajaib kembali seperti semula seakan-akan tidak terjadi apa-apa.
Aku menggeleng tak percaya karena melihat hal ajaib seperti itu serta hal ajaib lain ketika senjata yang aku ciptakan dari sarung tangan tadi menghilang perlahan seakan-akan menandakan jika pertempuran berakhir.
Rea pun mengajakku pulang saat itu kebetulan karena ingin mencari tahu lebih dalam siapa 'Rena' dan apa itu gadis penyihir, aku pun menurutinya dan pulang bersama.
Entah mengapa saat berjalan ingatan Rena yang asli membaur dengan ingatan asli ku sehingga membuatku tanpa sadar hafal dengan jalan menuju rumah Rena.
Setelah berpisah dengan teman Rena yang bernama Rea itu di depan gerbang rumah kecil yang tampak sangat sepi dengan lampunya yang tak dihidupkan meskipun malam ini, aku pun langsung masuk dan menemukan suasana sunyi tanpa bisa merasakan kehadiran manusia di rumah itu.
Karena kelelahan aku pun tidak sempat berpikir kenapa rumah gadis bernama Rena ini sepi dan langsung berjalan menuju sofa yang terlihat empuk didepan mataku.
"...menjadi gadis penyihir yang sangat disukai Karen" Aku yang setengah mengantuk mengoceh, dan tersenyum saat teringat wajah Karen yang selalu bahagia saat melihat gadis penyihir.
“Selanjutnya apa yang akan kulakukan dengan tubuh gadis penyihir ini?” setelah mengakhiri ocehan sendiri itu aku tertidur lelap pada sofa di ruang tamu rumah Rena itu.
***
Aku masih mengenakan kostum gadis penyihir saat terbangun pada pagi hari dan dari dalam ruang tamu itu aku berjalan keluar pintu rumah dengan masih mengenakan kostum gadis penyihir karena ingatan Rena tentang bagaimana cara menghilangkan kostum gadis penyihir ini agar kembali ke wujud gadis manusia biasa tidak muncul di kepalaku.
Belum sempat mencari tahu tiba-tiba dari langit muncul gadis penyihir dengan kostum bintangnya yang familiar saat terbang kemudian memilih turun mendarat untuk mendekatiku setelah menyapa.
Entah mengapa aku merasa akan direpotkan kembali karena bisa membaca niat Rea yang sedang dalam wujud gadis penyihir itu dan sudah jelas mau mengajakku mengalahkan Less lagi hari.
Padahal hari ini aku masih ingin memahami lebih dalam tentang kehidupan Rena yang asli dirumahnya ini.
Rea tersenyum saat memperhatikan lekat diriku yang masih dalam wujud gadis penyihir, Rea kemudian berkata yakin “Rena sudah siap bertempur rupanya.”
Aku menanggapi dengan melirik sekujur tubuhku sendiri yang belum menemukan cara untuk kembali ke wujud semula kemudian berkata jujur “Tidak , aku hanya tidak tahu cara kembali seperti semula.”
“Ha? Kau itu sudah hampir satu tahun menjadi gadis penyihir Rena!” Rea yang aneh dengan perkataanku berkata dengan nada tinggi bersama wajahnya yang kebingungan.
“Saat terlempar oleh Less gurita kemarin beberapa ingatanku sepertinya benar-benar menghilang" Aku berdalih agar Rea bisa menjelaskan cara kembali ke wujud semula padaku.
"Oke" Rea menanggapi dengan anggukan kuat dengan air muka percaya pada perkataanku.
"Setelah bertarung, aku akan jelaskan bagaimana kembali ke wujud semula" dengan segera Rea pun menarik kuat lenganku.
“Ayo Rena, ikut aku, katanya ada Less raksasa di sekitar sini.” kata Rea lagi sembari berlari dengan diriku dibelakangnya yang sedeng mengikuti.
"Itu dia" Tunjuk Rea pada sebuah tower dan langsung melompat untuk mulai menyerang Less itu tanpa pikir panjang.
"Baiklah ayo kita serang juga sebelum mereka menemukan manusia!" Teriak beberapa gadis penyihir lainnya yang kudengar serentak saat menghampiri Less raksasa berbentuk lebah itu.
"Ayo Cepat Rena!" Rea melambaikan tangan padaku sebagai aba-aba agar ikut menyerang. Aku tidak ada pilihan lain selain mengikuti perintah Rea dan ikut bertarung melawan Less, sembari membayangkan senjata pada sarung tahan sihir.yang berbentuk kucing.
Dari yang kulihat, cukup banyak gadis penyihir disini, ada sekitar 10 gadis penyihir yang secara kebetulan ikut menyerang Less yang jadi incaran aku dan Rea.
"Gadis Penyihir Pedang ada pertarungan di tempat lain hari ini, jadi jangan khawatir direbut" Kata seorang gadis penyihir berkostum koboy yang menyerang dengan revolver sihirnya.
Aku pun tertantang karena melihat semangat membara para gadis penyihir saat menyerang Less berbentuk lebah itu, karena itu aku menggunakan 100% kekuatanku karena tidak mau kalah.
Aku menggabungkan pengalamanku yang sering bertarung sebagai tentara bayaran sampai menjadi pembunuh berantai, dengan mencampurkan sedikit pengalaman menjadi gadis penyihir kemarin malam sehingga membuatku dengan cepat beradaptasi dan seketika menjadi lincah, cepat dan kuat demi mengalahkan Less di hadapanku.
Dengan waktu yang singkat aku pun mengalahkan Less itu duluan disaat para gadis penyihir lain sedang terdiam karena melihat aksiku yang membuat mereka terpana.
"Itu Rena kan?"
Kata salah satu gadis penyihir di sekitar sana sembari melirik bingung ke arahku.
"Yang sering menangis itu?" Seorang gadis penyihir lainnya menambahkan.
"Sial! dia yang mendapatkan Less raksasanya" Gadis penyihir berkostum koboy mengumpat ketika melihat Less lebah raksasa di hadapannya sudah menjadi debu.
"Selamat 10.000 Hope Point Telah Terkumpul"
Setelah suara dengan bunyi seperti itu terdengar di sekitarku setitik cahaya pun muncul tepat di hadapanku dan berubah menjadi sebuah benda yang mirip seperti handphone dengan desain yang lucu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments