Di Jebak Menikah

Di Jebak Menikah

Halo

"Ve.., makasih tumpangannya...",

"Oke.., sampai jumpa besok..",

Aku mengantarkan sahabatku ke depan gerbang kostnya. Buru-buru aku melanjutkan perjalanan ke sebuah cafe untuk bertemu dengan kakak-ku satu-satunya yang sebenarnya memang sangat jarang aku temui. Tapi, entah kenapa siang ini tiba-tiba dia menelepon dan mengajakku untuk bertemu.

Namanya, Agastya Rahesa. Kak Agas, begitu biasanya aku menyapanya. Kakakku ini berumur hampir 29 tahun. Selisih lebih tua 6 tahun denganku. Mas Agas sudah menikah dan dari pernikahannya dia mempunyai satu anak perempuan yang sangat lucu dan menggemaskan. Kakakku tinggal di sebuah rumah kontrakan yang dibilang cukup sederhana. Entahlah, aku kadang tidak habis pikir dengan otaknya yang bodoh itu. Padahal, Ayah sudah membelikan rumah untuknya yang bisa dia tinggali bersama istri dan keponakanku. Tapi, dia malah memilih tinggal di kontrakan.

"Lama ya kak..?",

"Nggak dek.., baru aja..,

Udah makan..?",

"Belum...",

"Makan gih, kakak udah pesenin..",

Ya, tanpa berpikir panjang aku langsung menyantap makanan yang ada di depanku. Siang itu, kami makan bersama. Hal, yang sangat amat jarang terjadi karena kami sudah tidak tinggal lagi satu atap.

"Ada apa? kok tiba-tiba ngajakin Ve ketemu?", tanyaku setelah nasi yang berada di atas piring kini sudah berpindah di dalam perutku.

"Dek, kak Agas mau cerai..",

Uhuk..uhuk...

Aku tersedak, Kak Agas buru-buru menyodorkan minuman untukku. Siapa yang tidak kaget dengan kabar seperti itu? Hubunganku dengan kak Maya memang tidak dekat, kurang berjalan dengan baik. Tapi, sedikitpun aku tidak membencinya juga tidak pernah mendoakan mereka berpisah. Apalagi, dari pernikahan mereka aku memiliki Chiara, keponakan yang cantik dan lucu.

"Cerai? kenapa? masalahnya apa? Ayah udah tau? Mama gimana..?",

Kak Agas menggelengkan kepalanya.

"Baru kamu yang kakak kasih tau..",

Hah? tidak salah? aku bahkan perempuan yang baru saja menginjak usia 22 tahun. Mana sampai otakku memikirkan permasalahan orang dewasa yang sudah menikah. Kenapa mas Agas malah memberitahuku? Kenapa bukan Ayah atau Mama saja?

"Cerai? yakin? masalahnya apa..?",

"Mungkin Maya udah capek ngadepin kakak yang nggak jelas kerjaannya. Apalagi, dia generasi sandwich yang masih nanggung biaya adiknya. Sementara, kamu sendiri tau kerjaan kakak emang nggak menentu...",

Aku terdiam. Kerjaan yang tak menentu? Kak Agas ini Naif, polos apa keterlaluan bodohnya? Andai saja, dia mau untuk menerima modal dari Ayah, tentu saja tidak akan terjadi seperti ini.

"Jadi, masalahnya motif ekonomi?",

"Iya salah satunya, tapi akhir-akhir ini kakak emang sering berantem sama Maya..",

"Iyalah, jelas berantem kalo susu sama Pampers aja susah kebeli...",

Kak Agas terdiam, sepertinya apa yang aku katakan memang benar adanya.

"Siapa yang gugat..?",

"Maya-lah..",

"Terus..? kakak mau tetap cerai sama kak Maya, atau masih pengen sama-sama..?"

"Cerai aja..",

"Udah nggak sayang lagi sama dia? kasian chia kak.., pikirin lagi deh..",

"Buat apa sih Ve? Maya juga udah nggak mau pertahanin lagi. Tiga bulan lagi juga dia mau berangkat ke Jepang, jadi TKW. Dia keterima di pabrik..",

"Ya, siapa tau kalo kak Agas mau pertahanin kak Maya nya juga cabut gugatannya.., terus batal ke jepangnya. ",

"Kamu tau kan? kalo mertua kakak itu matre? Pasti dia udah ngitungin gaji yang di dapat Maya, sama uang nafkah yang kakak kasih ke dia perbulannya..,"

"Gedean gaji dipabrik ya..?",

"Hmmm..kayaknya sih gitu..",

"Emangnya mertua kakak nggak tau, kalo kakak ini anaknya orang mampu?",

"Ya tau..

tapi kan kakak emang nggak mau ngandelin Ayah..",

"Tau nggak? mungkin laki-laki yang kayak kakak ini 1 banding 1 milyar....",

"Terus gimana Ve..?",

"Lah,.kakak maunya kan cerai. Ya udah cerai aja...",

"Kamu tau nggak kenapa kakak minta kamu ke sini?",

"Apa..?",

"Maya nuntut hak asuhnya Chia..",

"Hah? kan kak Maya mau ke Jepang, giman sih? Chia ikut? gitu maksudnya..?",

"Ya nggak gitu dek..

Chia ikut orang tuanya Maya..

kakak nggak mau, kalo sampe Chia terpengaruh sama orang tua Maya yang diotaknya cuma duit-duit-duit...",

"Kalo masih ada bapaknya, kenapa mesti dirawat sama nenek kakeknya..?",

"Kan kakak dianggap tidak mampu menghidupi Chia..",

Aku menepuk jidatku. Lagi-lagi masalah kak Agas tidak jauh dari masalah ekonomi. Tapi, sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk memintanya kembali ke rumah dan membantu usaha milik Ayah.

"Apalagi, kakak laki-laki. Dianggap kurang cekatan kalo ngurus balita..",

"Kakak butuh bantuan Ve?",

"Iya..,

Kamu bisa ngurus Chia kan? bantu kakak buat dapetin hak asuhnya Chia..",

"Ya bisa, tapi kan belajar dulu...",

"Nggak mungkin kan kalo kakak minta bantuan Mamah??",

"Hmmm..",

"Nanti pengadilan yang akan menilai, siapa yang layak. Kita atau orang tuanya Maya yang akan merawat Chia..",

"Oke..

Ve bisa kok bantu kakak, tapi ada syaratnya.."

"Apa..?",

"Tinggal di rumah lagi ya..?",

"Jujur, saat ini kakak butuh banget uang. Tapi, kakak masih pengen usaha sendiri dulu..",

"Apa? mau kerja jadi security lagi? mau masuk angin sampe masuk rumah sakit gara-gara shift malam?",

"Ya kakak kan bisa freelance ngerjain sistem komputer..",

"Iya tapi belum tentu sebulan dapet job kan? Inget kak, kalo mau dapetin hak asuhnya Chia, ya kakak harus matang secara finansial..",

"Kakak pertimbangkan lagi..",

"Hmmmm...",

"Dek.., kakak mau balik dulu ya...",

"Masih tinggal serumah?",

"Nggak..Maya udah balik ke rumah orang tuanya.."

"Masih bisa ketemu chia..?",

"Bisa, tapi kudu ngasih duit dulu..",

Aku langsung membuka dompet dan mengeluarkan 10 lembar uang seratus ribu.

"Nih.., buat nengokin Chia. Semoga cukup..",

"Dek..."

"Ambil aja.., kangen Chia kan? Ve cuma punya tunai segitu doang. Kurang ya? yok ke ATM dulu...",

"Nggak usah dek, ini cukup..

Kakak ambil separonya aja..",

"Ambil semua kak.., sisanya buat pegangan...",

Betapa sedihnya aku melihat kakakku yang berpenampilan lusuh seperti itu. Mungkin, jika orang menilainya, kak Agas ini seperti sopir pribadi saat bersama denganku. Bukan kakak kandungku.

Sementara aku mengendarai mobil yang dibelikan Ayah untukku, Kak Agas hanya memakai H_nda Be-at yang dibelinya second. Bukan pilih kasih, tapi Ayah sudah lelah dengan sikap mas Agas yang selalu menolak pemberian darinya. Biasanya, Ayah akan memberikannya kepada Chia, namun keesokan harinya kak Agas datang dan mengembalikannya. Tak jarang, menjadi pemicu pertengkaran antara kak Agas-Ayah, dan Kak Agas-Kak Maya.

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, aku berpikir keras mencari cara untuk menolong kak Agas untuk mendapatkan hak asuh Chia. Bingung, bagaimana caranya nanti menunjukkan jika aku mampu merawat anak kecil dengan baik. Apa aku harus kursus? Atau sekalian jadi baby sitter saja? Iya..sepertinya itu caranya.

Terpopuler

Comments

Nana2 Aja

Nana2 Aja

Hai Saffa cantik. inget reader mu yg satu ini nggak🙏🙏🙏

2025-09-24

0

benkk benkzuu18

benkk benkzuu18

mampiirrr

2025-09-18

0

Eva Karmita

Eva Karmita

aku mampir lagi di karyamu yang ini otor semoga up nya lancar semangaaaatt 🔥💪🥰🤗

2023-09-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!