NovelToon NovelToon

Di Jebak Menikah

Halo

"Ve.., makasih tumpangannya...",

"Oke.., sampai jumpa besok..",

Aku mengantarkan sahabatku ke depan gerbang kostnya. Buru-buru aku melanjutkan perjalanan ke sebuah cafe untuk bertemu dengan kakak-ku satu-satunya yang sebenarnya memang sangat jarang aku temui. Tapi, entah kenapa siang ini tiba-tiba dia menelepon dan mengajakku untuk bertemu.

Namanya, Agastya Rahesa. Kak Agas, begitu biasanya aku menyapanya. Kakakku ini berumur hampir 29 tahun. Selisih lebih tua 6 tahun denganku. Mas Agas sudah menikah dan dari pernikahannya dia mempunyai satu anak perempuan yang sangat lucu dan menggemaskan. Kakakku tinggal di sebuah rumah kontrakan yang dibilang cukup sederhana. Entahlah, aku kadang tidak habis pikir dengan otaknya yang bodoh itu. Padahal, Ayah sudah membelikan rumah untuknya yang bisa dia tinggali bersama istri dan keponakanku. Tapi, dia malah memilih tinggal di kontrakan.

"Lama ya kak..?",

"Nggak dek.., baru aja..,

Udah makan..?",

"Belum...",

"Makan gih, kakak udah pesenin..",

Ya, tanpa berpikir panjang aku langsung menyantap makanan yang ada di depanku. Siang itu, kami makan bersama. Hal, yang sangat amat jarang terjadi karena kami sudah tidak tinggal lagi satu atap.

"Ada apa? kok tiba-tiba ngajakin Ve ketemu?", tanyaku setelah nasi yang berada di atas piring kini sudah berpindah di dalam perutku.

"Dek, kak Agas mau cerai..",

Uhuk..uhuk...

Aku tersedak, Kak Agas buru-buru menyodorkan minuman untukku. Siapa yang tidak kaget dengan kabar seperti itu? Hubunganku dengan kak Maya memang tidak dekat, kurang berjalan dengan baik. Tapi, sedikitpun aku tidak membencinya juga tidak pernah mendoakan mereka berpisah. Apalagi, dari pernikahan mereka aku memiliki Chiara, keponakan yang cantik dan lucu.

"Cerai? kenapa? masalahnya apa? Ayah udah tau? Mama gimana..?",

Kak Agas menggelengkan kepalanya.

"Baru kamu yang kakak kasih tau..",

Hah? tidak salah? aku bahkan perempuan yang baru saja menginjak usia 22 tahun. Mana sampai otakku memikirkan permasalahan orang dewasa yang sudah menikah. Kenapa mas Agas malah memberitahuku? Kenapa bukan Ayah atau Mama saja?

"Cerai? yakin? masalahnya apa..?",

"Mungkin Maya udah capek ngadepin kakak yang nggak jelas kerjaannya. Apalagi, dia generasi sandwich yang masih nanggung biaya adiknya. Sementara, kamu sendiri tau kerjaan kakak emang nggak menentu...",

Aku terdiam. Kerjaan yang tak menentu? Kak Agas ini Naif, polos apa keterlaluan bodohnya? Andai saja, dia mau untuk menerima modal dari Ayah, tentu saja tidak akan terjadi seperti ini.

"Jadi, masalahnya motif ekonomi?",

"Iya salah satunya, tapi akhir-akhir ini kakak emang sering berantem sama Maya..",

"Iyalah, jelas berantem kalo susu sama Pampers aja susah kebeli...",

Kak Agas terdiam, sepertinya apa yang aku katakan memang benar adanya.

"Siapa yang gugat..?",

"Maya-lah..",

"Terus..? kakak mau tetap cerai sama kak Maya, atau masih pengen sama-sama..?"

"Cerai aja..",

"Udah nggak sayang lagi sama dia? kasian chia kak.., pikirin lagi deh..",

"Buat apa sih Ve? Maya juga udah nggak mau pertahanin lagi. Tiga bulan lagi juga dia mau berangkat ke Jepang, jadi TKW. Dia keterima di pabrik..",

"Ya, siapa tau kalo kak Agas mau pertahanin kak Maya nya juga cabut gugatannya.., terus batal ke jepangnya. ",

"Kamu tau kan? kalo mertua kakak itu matre? Pasti dia udah ngitungin gaji yang di dapat Maya, sama uang nafkah yang kakak kasih ke dia perbulannya..,"

"Gedean gaji dipabrik ya..?",

"Hmmm..kayaknya sih gitu..",

"Emangnya mertua kakak nggak tau, kalo kakak ini anaknya orang mampu?",

"Ya tau..

tapi kan kakak emang nggak mau ngandelin Ayah..",

"Tau nggak? mungkin laki-laki yang kayak kakak ini 1 banding 1 milyar....",

"Terus gimana Ve..?",

"Lah,.kakak maunya kan cerai. Ya udah cerai aja...",

"Kamu tau nggak kenapa kakak minta kamu ke sini?",

"Apa..?",

"Maya nuntut hak asuhnya Chia..",

"Hah? kan kak Maya mau ke Jepang, giman sih? Chia ikut? gitu maksudnya..?",

"Ya nggak gitu dek..

Chia ikut orang tuanya Maya..

kakak nggak mau, kalo sampe Chia terpengaruh sama orang tua Maya yang diotaknya cuma duit-duit-duit...",

"Kalo masih ada bapaknya, kenapa mesti dirawat sama nenek kakeknya..?",

"Kan kakak dianggap tidak mampu menghidupi Chia..",

Aku menepuk jidatku. Lagi-lagi masalah kak Agas tidak jauh dari masalah ekonomi. Tapi, sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuk memintanya kembali ke rumah dan membantu usaha milik Ayah.

"Apalagi, kakak laki-laki. Dianggap kurang cekatan kalo ngurus balita..",

"Kakak butuh bantuan Ve?",

"Iya..,

Kamu bisa ngurus Chia kan? bantu kakak buat dapetin hak asuhnya Chia..",

"Ya bisa, tapi kan belajar dulu...",

"Nggak mungkin kan kalo kakak minta bantuan Mamah??",

"Hmmm..",

"Nanti pengadilan yang akan menilai, siapa yang layak. Kita atau orang tuanya Maya yang akan merawat Chia..",

"Oke..

Ve bisa kok bantu kakak, tapi ada syaratnya.."

"Apa..?",

"Tinggal di rumah lagi ya..?",

"Jujur, saat ini kakak butuh banget uang. Tapi, kakak masih pengen usaha sendiri dulu..",

"Apa? mau kerja jadi security lagi? mau masuk angin sampe masuk rumah sakit gara-gara shift malam?",

"Ya kakak kan bisa freelance ngerjain sistem komputer..",

"Iya tapi belum tentu sebulan dapet job kan? Inget kak, kalo mau dapetin hak asuhnya Chia, ya kakak harus matang secara finansial..",

"Kakak pertimbangkan lagi..",

"Hmmmm...",

"Dek.., kakak mau balik dulu ya...",

"Masih tinggal serumah?",

"Nggak..Maya udah balik ke rumah orang tuanya.."

"Masih bisa ketemu chia..?",

"Bisa, tapi kudu ngasih duit dulu..",

Aku langsung membuka dompet dan mengeluarkan 10 lembar uang seratus ribu.

"Nih.., buat nengokin Chia. Semoga cukup..",

"Dek..."

"Ambil aja.., kangen Chia kan? Ve cuma punya tunai segitu doang. Kurang ya? yok ke ATM dulu...",

"Nggak usah dek, ini cukup..

Kakak ambil separonya aja..",

"Ambil semua kak.., sisanya buat pegangan...",

Betapa sedihnya aku melihat kakakku yang berpenampilan lusuh seperti itu. Mungkin, jika orang menilainya, kak Agas ini seperti sopir pribadi saat bersama denganku. Bukan kakak kandungku.

Sementara aku mengendarai mobil yang dibelikan Ayah untukku, Kak Agas hanya memakai H_nda Be-at yang dibelinya second. Bukan pilih kasih, tapi Ayah sudah lelah dengan sikap mas Agas yang selalu menolak pemberian darinya. Biasanya, Ayah akan memberikannya kepada Chia, namun keesokan harinya kak Agas datang dan mengembalikannya. Tak jarang, menjadi pemicu pertengkaran antara kak Agas-Ayah, dan Kak Agas-Kak Maya.

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, aku berpikir keras mencari cara untuk menolong kak Agas untuk mendapatkan hak asuh Chia. Bingung, bagaimana caranya nanti menunjukkan jika aku mampu merawat anak kecil dengan baik. Apa aku harus kursus? Atau sekalian jadi baby sitter saja? Iya..sepertinya itu caranya.

Boleh Pulang?

Sesampainya di rumah, Ve langsung mencari keberadaan Ayahnya. Mau bercerita tentang kondisi rumah tangga kakaknya? Oh, tentu saja tidak. Ve hanya ingin bertanya sesuatu kepada Ayahnya tentang rencana Mas Agas untuk kembali ke rumah. Ve ingin tau bagaimana reaksi Ayah. Sayangnya, Ayahnya masih berada di luar rumah.

Ve merebahkan badannya dia atas kasur. Merasa iba dengan Chia yang harus bernasib sama dengannya. Orang tua yang harus berpisah, disaat usianya masih kecil seperti yang dia alami dulu.

Ayah dan Mamanya bercerai saat usianya masih 4 tahun. Saat itu, Ve masih duduk dibangku kanak-kanak. Ketika resmi berpisah, hak asuh berada ditangan Ayah yang memang berpenghasilan. Perpisahan yang dipicu oleh ketidakcocokkan antara Ayah dan Mamanya berlangsung damai. Tidak ada pertikaian, karena mereka sepakat akan membesarkan kedua putra dan putri mereka secara bersama-sama. Harta gono-ginipun dibagi sesuai hukum yang berlaku.

Ayah dan Mama mempunyai hubungan dengan baik. Tidak jarang, saat mas Agas dan Ve masih kecil dulu, mereka seringkali jalan-jalan berempat, layaknya keluarga bahagia. Meskipun begitu, tetap saja ada yang kurang. Mereka bukan keluarga utuh.

Dulu, ayah dibantu oleh nenek untuk mengasuh Mas Agas dan Ve. Namun, sayangnya Nenek wafat saat Ve berusia 10 tahun. Dan, semenjak saat itu Ve dan Mas Agas benar-benar dibesarkan seorang diri oleh Ayah.

Ayah dan Mama adalah orang tua yang baik. Meskipun keduanya bukan lagi pasangan suami istri, tapi mereka mendidik Mas Agas dan Ve dengan sangat baik. Mama memutuskan untuk menikah kembali, 5 tahun yang lalu. Setelah memastikan Mas Agas dan Ve tumbuh dan berkembang dengan baik. Sedangkan, Ayah masih betah menduda dan lebih memilih untuk sibuk di usaha yang dirintisnya.

"Capek banget yank...", chat Ve kepada kekasihnya yang sudah 2 tahun terakhir ini dipacarinya.

Kenzo atau yang akrab disapa Ken, adalah nama kekasih Ve. Mereka sudah mendapatkan restu, baik dari keluarga Ve maupun dari keluarga Ken. Ve bahkan sudah sangat akrab dengan mama Ken. Tak jarang, Mama Ken mengajaknya pergi ke Mall, tanpa Ken. Ve sangat disayang, bahkan kasih sayang Mama Ken lebih besar dibandingkan kepada anaknya sendiri.

Ken bukan saja pacar baginya, namun adalah kakak yang biasanya memberikan masukan untuknya. Ken dewasa dibandingkan dengan laki-laki seusianya. Ken bahkan sudah bicara kepada Ayah Ve untuk secepatnya menaikkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Dan, saat ini Ken sedang merintis karirnya. Dia bekerja di salah satu perusahaan multinasional.

"Istirahat dulu sayang, jangan diforsir ya tenaga sama pikirannya..",

"Aku kangen...",

"Nanti malem aku mampir ya. Mau dibawain apa..?",

"Dibawain cinta aja, udah cukup kok..",

"Beuh..dasar perayu...

I love you, sayang..

See you, tonight...",

"I love you, too..",

Jika sudah mengakhiri obrolan di chat, itu berarti Ken sedang sibuk dan Ve harus memakluminya. Ken masih perintis, jadi wajar dia harus bekerja keras mati-matian agar mendapatkan jabatan yang lebih baik lagi.

"Non.., Ayah udah pulang...",kata mbok Darmi. ART yang sudah seperti neneknya sendiri ini sudah bekerja lebih dari 20 tahun mengabdi kepada keluarganya.

"Iya mbok..", ucap Ve.

Dengan buru-buru, Ve turun ke lantai dasar dan mendapati Ayahnya yang baru saja melepas sepatunya.

"Ayah....", ucap Ve yang langsung mendapatkan sambutan hangat oleh Ayah.

"Princess nya Ayah udah pulang..? gimana kuliahnya..?",

"Ayah.., kan Ve udah nggak kuliah. Seminggu lagi kan udah wisuda Yah..",

"Oh iya.., Ayah lupa..",

"Kemeja batik ayah udah jadi, tinggal laundry aja. Couplean sama Mama...",

"Udah ngasih tau Mama?",

"Udah.., tapi Mama mau datang sama Papa..", sebutannya untuk Bapak tirinya.

"Nggak apa-apa kan..?",

"Its oke sayang, no problem..

Ayah boleh bawa calon ibu tiri nggak..?",

Dengan mulut setengah monyong, kerutan di kening, serta matanya yang fokus terlihat sipit. Ve mencoba mengintimidasi Ayahnya.

"Ayah udah punya calon istri...?",

"Hahahaha..nggak...

Ayah bercanda sayang..",

"Beneran bercanda..?",

"Iya beneran...",

"Ve nggak keberatan kok kalo Ayah nikah lagi. Asalkan ibu tirinya sebaik Ashanty..",

"Ayah nikah, kalo kamu udah nikah..",

"Ayah berhak bahagia kok..",

"Kan sama udah cukup sama kamu...",

"Hmmm.., gitu..

sayang ayah...", ucap Ve dengan memeluk ayahnya.

"Udah makan belum..?",

"Udah tadi, sama mas Agas..",

"Agas..? tadi dia kesini..?",

"Nggak..,tadi ketemuan...",

"Tumben mas mu mau ketemu..

Ada apa..?",

"Yah..

kalo mas Agas mau balik ke sini lagi, boleh nggak..?",

"Ngapain kesini? kan dia udah Ayah beliin rumah...",

"Ya kan lebih enak disini, bisa rame...",

"Mas mu kesambet apa Ve..?",

"Nggak lho..,

biar Ve ada temennya juga. Emangnya Ayah nggak pengen deket sama Chia..?",

"Ayah jadi kangen Chia..",

"Tuh kan??

Boleh kan, kalo Mas Agas pulang...?",

"Ini kan rumahnya juga..

ya terserah..", ucap Ayah yang langsung naik ke lantai atas.

Akhirnya, Ve sudah mendapatkan persetujuan dari ayahnya. Giliran untuk membujuk Mas Agas agar benar-benar mau tinggal kembali ke rumah.

Moment

Ve berdiri di belakang teman-temannya, menanti namanya disebut. Nervous, haru, sedih, bahagia semuanya menjadi satu. Hari yang telah dinanti olehnya akhirnya tiba.

"Berikutnya.. Vimala Aubree Putri Hartanto putri dari pasangan Bapak Dedi Hartanto dan Ibu Iraningtyas... ",

Dengan mengenakan kebaya kutu baru modern bewarna coklat mahogany dengan bawahan batik senada dengan atasannya. Ve begitu Vimala akrab di sapa akhirnya resmi menyandang gelar sarjana managemen bisnis yang selama ini dia kejar.

Moment sekali seumur hidup sekaligus langka di dalam hidupnya. Kedua orang tuanya berdiri mengapitnya untuk berfoto bersama. Meskipun tidak utuh sebagai keluarga, tapi Ayah dan Mama adalah kedua orang tua terbaik untuknya. Perannya memang tidak bisa selalu berjalan beriringan. Tapi, keduanya selalu menjalankan Co-parenting dari awal bercerai hingga kak Agas dan Ve tumbuh dewasa.

Keluarganya lengkap, ada Ayah, Mama, Kak Agas, Chia keponakannya, hingga Papa tirinya ikut hadir dalam acara wisuda.

Kehadiran Ken, kekasihnya menjadi pelengkap kebahagiannya. Dengan mengenakan kemeja yang sama dengan bawahan batik miliknya. Ken, memberikan hadiah untuknya. Bucket bunga dengan satu paper bag yang entah apa isinya. Ve pun tidak peduli, kehadiran Ken yang akhir-akhir ini sangat sibuk dengan pekerjaan, sudah cukup baginya. Tak perlu hadiah atau kejutan lainnya.

"Makasih sayang... ",

"Selamat sayangku.. cantikku.. ", ucapnya dengan cipika-cipiki.

"Abis ini ikut ke Resto ya..kita makan bareng sama Ayah Mama kak Agas, Chia..",

"Iya sayang... ",

"Hari ini nggak diganggu sama kerjaan kan? ",

"Mudah-mudahan nggak ya.. ",

"Kapan kalian nikah.. ?", celetuk Agas.

Ve meresponnya dengan bibir kerucut nya. Sedangkan Ken hanya tertawa renyah.

"Tahun depan... doain aja kak.. ",

"Nggak mau nikah cepet-cepet.. takutnya nanti cerai kayak kak Agas... ", Ve langsung menutup mulutnya. Rencana perceraian Agas dan istrinya memang baru diketahui oleh Ve. Ayah dan Mama mungkin belum tahu perihal rencana tersebut. Untungnya, Ayah dan Mama sedang berbincang bertiga dengan Papa tirinya.

"Kak Agas mau cerai..? ",

" Sstttt...., diem aja Ken.. ",

" Ayah sama Mama, belum tau sayang.. ", ucap Ve.

"Kenapa kak? "

"Masalah ekonomi...",

Ken hanya mengangguk. Meskipun sudah akrab dengan calon kakak iparnya, tapi Ken juga tidak ingin bertanya terlalu dalam . Biarkanlah itu menjadi urusan Agas.

Ve melihat dengan mata kepalanya sendiri. Betapa repotnya menjadi Agas yang harus menyuapi Chia yang lari kesana kemari. Terbesit dalam benaknya, akankah dia mampu untuk ikut membantu mengasuh Chia? Tapi, hanya dia harapan satu-satunya yang bisa menolong Agas untuk mendapatkan hak asuh keponakannya.

"Sayang... kok bengong..?",

"Ah... nggak... cuma ngeliatin kak Agas aja.. ",

"Ikannya udah dipisahin dari durinya. Kamu bisa langsung makan... ",

"Makasih sayang... ", jawab Ve.

Ve memang selalu mendapatkan perlakuan like a queen jika bersama kekasihnya. Selain perhatian, Ken juga romantis. Kerap kali mengiriminya bunga, coklat dan makanan kesukaannya. Saat red day pun, Ken seringkali mengirimkan cemilan favorit Ve, untuk membuat good mood kekasihnya.

"Nah kan.. udah diganggu lagi sama kerjaan.. ", celetuk Ve saat ponsel kekasihnya terus berdering.

Office , begitu nama yang terpampang di layar ponsel Ken.

"Nggak apa-apa, udah biarin aja sayang. Hari ini aku cuti..",

"Beneran nggak apa-apa? nanti kalo penting, gimana? ",

"Padahal laporan nya udah dikirim by email tadi.., tapi masih aja ngejer.. ",

"Angkat dulu.. ",

"Nggak usah sayang.., nanti aja...

Besok kamu bisa ke rumah? Mama nanyain.. ",

" Besok mau hang out sama empat sekawan... ",

"Geng Gibah..?? ",

"Ye.. bukan sayang..",

" Kan emang iya.., paling kalo ketemu juga ngerumpi... ",

" Hehe.., namanya juga kan perempuan. Ada aja yang dibahas.. ".

" Jadi.. gimana? besok bisa kerumah? ",

"Bisa.. tapi habis aku hangout ya, nggak apa-apa..? ",

" Kamu sendiri aja yang bilang ke Mama ya..nanti dikiranya aku nggak nyampein pesen ke kamu..",

"Btw, Mama mau ngapain ketemu aku? ",

"Kangen katanya...",

"Oke sayang.. nanti aku hubungi Mama.. ",

Dari Resto, Ve memilih untuk semobil dengan kekasihnya. Sekaligus untuk pertama kalinya, Ve menumpangi mobil yang baru dua minggu ini dibeli oleh Ken.

"Temenin potong rambut ya sayang... ",

"Oke..,

tapi gantengan kayak gini tau..jangan dipotong cepak, aku nggak suka..",

"Kalo orang ganteng diapain juga tetep ganteng sayang.. ",

"Aku nggak suka.., nanti dikira aku jalan sama hello dek... ",

"Emang kenapa..? ",

" Selera ku bukan hello dek ya.. ",

"Terus apa..? ",

"Seleraku.... kayak kamu...", jawab Ve dengan membentuk jari sarangheo yang ia tujukan kepada Kenzo.

"Sejak kapan bisa gombal kayak gitu.. ",

"Nggak gombal.. dari hati ini.. ",

"Cuma di rapihin aja sayangku.. ",

"Iya.. iya...",

"Skincare nya.. masih..? ",

"Ih.. kenapa tanya gitu..? mau beliin? ",

"Iya...",

"Masih kok.., uangnya ditabung aja sayang. ",

"Mumpung abis gajian ini.. ",

"Iya tau..., tapi kebutuhan kamu juga masih banyak. Apalagi, abis beli mobil. Pasti tabungan kamu abis... ",

" Masih ada kok.., kan belinya juga nyicil ke Mama... ",

"Beneran mau beliin? ",

"Iya sayang.. apapun yang kamu mau.. ",

"Ya udah, beli skincare aja deh.. biar glowing. Biar kamu selalu kangen sama aku... ",

"Selalu kangen sama kamu kok.. ",

"Ih... tapi akhir-akhir ini aku di cuekin.. ",

"Lagi sibuk-sibuknya sayang..",

"Abis ini, sibuk lagi nggak? ",

"Ya tergantung proyeknya..,

doain aja semoga lancar semua, biar bisa punya waktu lebih buat kamu.. ",

"Aamiin..",

Ve dan Ken dewasa dalam menjalani hubungan mereka. Dewasa dalam arti yang sebenarnya. Saling mengerti satu sama lain, saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jarang bertemu bukan berarti renggang. Kuncinya adalah komunikasi di antara keduanya.

" Padahal, kamu baru aja ngasih aku bracelet.. tapi sekarang beliin skincare, bodycare, haircare dari atas sampe bawah, lengkap semuanya kamu beliin.. ",

"Braceletnya itu hadiah kelulusan kamu.. kalo yang kamu tenteng ini, karena pengen beliin kamu. Sekalian uji coba juga.. ",

"Uji coba..? maksudnya..? ",

"Mau tau.. seberapa besar pengeluaran buat perawatan kamu..., ternyata lumayan ya.. ",

" Ini belum perawatan di salon, sayang.. ",

"Iya.. tau..., anggaplah dua kali lipat dari ini...,"

"So... kamu sanggup? ",

"Perawatan buat kamu, kurang lebih dua puluh lima persen dari gaji yang aku terima... ", ucap Ken jujur.

"Kalo kita nikah, aku nggak akan ngebebanin kamu untuk beliin atau penuhi kebutuhan buat perawatan tubuh aku...

Aku bisa kerja..., kamu cukup penuhi kebutuhan primer rumah tangga kita... ",

"Kalo kita nikah nanti, dari ujung rambut ke ujung kaki kamu adalah tanggung jawab aku... ",

"Aku boros ya sayang.. ",

"Aman.., punya pasangan cantik, emang kudu modal kan, aku masih sanggup Ve..",

"Kenapa tiba-tiba bahas ini? ",

"Aku nggak mau gagal kayak Kak Agas, apalagi masalah ekonomi.., jadi harus diomongin di awal..",

"Aku nggak akan nuntut macem-macem.. ",

"Aku tau.., kamu nggak mau nuntut tapi aku pengennya bisa penuhi semua kebutuhan kamu.. mungkin sebagian orang bilang, perawatan tubuh nggak penting. Tapi, aku nggak mau kalah sama ayah kamu yang bisa penuhi apapun yang kamu mau. Jadi.. kalo Ayah bisa.. aku harus bisa... ",

Ve tersenyum penuh rasa bangga. Perjalanan cintanya bersama Ken, ternyata sudah sejauh ini. Meskipun belum ke tahap yang lebih serius, setidaknya mereka sudah membahas masa depan.

"Makasih sayang.. aku turun dulu.

Apa kamu mau mampir? Kak Agas kayaknya masih disini.. ",

"Aku langsung aja ya..

salam buat Ayah sama kak Agas. ",

"Oke..

hati-hati..., I love you sayangku... ",

"I love you to... ",

Mereka berpisah dengan sebuah kecupan yang Ken sematkan pada dahi sang kekasih. Ve menunggu mobil yang ditumpangi kekasihnya hilang dari pandangannya.

...****************...

Jangan lupa like, komen, masukkin ke favorit ya. Biar Author semangat update .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!