Chapter 3

Rachel masih ingat dengan pendapat Jenson tentang gaya hidup dan karier, saat mereka berselisih. Wanita itu bukannya mengambil keuntungan penuh dari gelar master di bidang pendidikan yang disandangnya, namun Rachel malah sibuk merancang perhiasan untuk sebuah butik ternamaan di ibu kota, itulah yang selalu di kritik oleh Jenson. Jenson menyebut Rachel idealistis, karena Rachel memiliki sifat yang tidak pernah menyerah untuk mencapai cita-citanya

Sementara Rachel menyebut Jenson materialistis, karena Jenson hanya memandang kebahagiaan atau pencapaian dari sisi materi semata saja. Ia juga menjuluki Jenson chauvinist, karena Jenson terlalu berlebihan saat menulis naskah serial televisi yang konyol itu.

Sedangkan Jenson menjuluki Rachel sebagai pseudo intelektual, karena dia adalah seorang yang hanya ingin terlihat pintar dalam satu topik tanpa benar-benar paham apa yang sedang mereka bicarakan.

Robert selalu duduk dengan tangan terlipat setiap kali mereka berdua berdebat. Sekarang setelah Kakek Robert telah tiada, tidak ada lagi kesempatan untuk bertempur lagi.

Anehnya Jenson menganggap pertempurannya dengan Rachel sebagai sebuah alasan untuk dirinya merindukan Kakeknya. Sebenarnya, ia tak pernah merasakan ikatan kekeluargaan seerat ini terhadap siapa pun kecuali kepada Kakek Robert.

Jenson tak terlalu sering memikirkan orang tuanya sendiri. Ayahnya berada di Padang bersama istri keempatnya, dan ibunya telah tinggal dengan suami nomor tiganya. Mereka tak pernah memahami putranya yang memilih untuk mencari nafkah di bidang yang begitu sulit seperti televisi.

Tapi Kakek Robert bisa mengerti dan memahaminya lebih dari itu, juga lebih penting bagi Jenson, kakek Robert menikmati karya-karyanya.

Seringai terpampang di wajah Jenson kala mendengar Zephaniah memaparkan dengan bertele-tele wasiat tentang ikan paus yang kelaparan. Benar-benar ciri khas Robert, desis tak sabar keluar dari mulut mereka.

Seratus lima puluh miliar baru saja lolos dari jangkauan mereka. Jenson mendongak untuk memandangi potret Kakeknya yang berukuran lebih besar dari aslinya. “Satu-satunya masalah di sini ialah kau tidak ada di sini untuk menertawakan surat wasiat yang kau tulis," gumam Jenson pada foto kakek Robert.

“Kepada putraku, Diara Yosef…” Semua celotehan dan bisikan sekonyong-konyong sirna sewaktu Zephaniah berdeham. Rachel mengamati kerabat-kerabatnya dan mulai menaruh perhatian pada mereka saat wasiat untuk amal dan para pegawai telah dibacakan, kini giliran bagian utama yang ditung-tunggu.

Zephaniah mendongak singkat sebelum melanjutkan, “Yang sudah memiliki kehidupannya sendiri, tetapi terlihat sedang-sedang saja. Kutinggalkan seluruh koleksi trik-trik sulapku dengan harapan dia dapat mengembangkan kegilaan dalam dirinya.”

Rachel tersedak di balik tisunya dan melihat raut wajah Paman Yosef yang berubah merah padam. “Score pertama untukmu, Kakek Robert.” batin Rachel seraya bersiap-siap untuk tertawa, ia berpikir mungkin Kakek Robert akan melimpahkan keseluruhan harta dan bisnisnya pada panti asuhan atau panti jompo.

“Kepada Bradley dan Lorraine, kuberikan doa terbaik untuk kalian berdua, sebab mereka tidak membutuhkan yang lainnya.”

Rachel menelan ludah sambil berupaya membendung air matanya saat mendengar nama kedua orang tuanya disebut. Malam itu ia sudah menelepon orangtuanya yang tengah berada di Kalimantan. Orangtuanya akan menerima apa pun yang di berikan kakek Robert.

“Kepada keponakanku Walt yang pernah aku berikan uang seratus ribu pertama dari hasil pembukaan bisnis minuman coklatku, kini kuberikan uang seratus ribu terakhir dari hasil penutupan bisnis tersebut, lengkap dengan bingkainya. Kepada keponakanku, Paulin, kuwariskan pondokku di Bandung tanpa banyak berharap dia memiliki inisiatif untuk menggunakannya.”

Walt tersedak cerutunya sementara Paulin tampak ketakutan.

“Untuk cucu lelakiku, Yagil, kuwariskan koleksi korek apiku, dengan harapan bahwa dia akan menggunakannya dengan baik, walau pada akhirnya mungkin saja dia akan membakar dunia. Untuk cucu perempuanku yang cantik, Bianca, yang juga menyukai hal-hal yang cantik, kutinggalkan cermin yang konon katanya pernah di pakai oleh Rose Black Pink, girlband favoritnya. Kepada cucu lelakiku, David, kuwariskan uang sejumlah 50 juta. Kurasa cukup untuk membeli persediaan beras untuknya seumur hidup.”

Gerutuan yang sudah dimulai sejak pembacaan warisan bagian pertama terus berlanjut dan semakin luas terdengar. Kejengkelan mulai merambat menjadi kemarahan luar biasa. Kakek Robert pasti akan sangat menyukainya. Rachel membuat kesalahan dengan melirik Jenson. Saat ini pria itu tidak seperti biasanya ia tampak tidak ramah maupun asing, tapi penuh rasa kagum. Ketika mereka bertemu pandang, tawa kecil yang sudah berusaha ditahan oleh Rachel keluar juga. Itu membuatnya dipelototi oleh beberapa orang.

Diara Tito bangkit, kemarahan pun tak terkendali. “Mrs. Zephaniah,” ucap Tito.

“Wasiat Ayahku itu tak lebih dan sekadar olok-olok. Sudah jelas pikirannya sedang tidak waras saat membuatnya, jadi pembagian warisan ini sangat tidak masuk akal, harta Ayahku sangat banyak, tidak mungkin dia tidak memberikan uang sepeser pun kepada anaknya, aku juga tak punya keraguan bahwa pengadilan akan menolaknya,” lanjut Tito lagi.

“Mr. Tito.” Sekali lagi Zephaniah berdeham. Matahari mulai menampakkan diri dari balik awan, tapi sepertinya tak ada orang yang memperhatikan. “Aku sangat memahami perasaanmu pada masalah ini. Bagaimanapun juga, keadaan klienku pada saat membuat surat wasiat ini sangat lah baik. Beliau mungkin membuatnya tidak sesuai dengan harapan mu, tapi wasiat itu sah dan mengikat. Kau, tentu saja, bebas berkonsultasi dengan penasihat hukummu sendiri. Saat ini, masih banyak lagi yang perlu ku bacakan.”

“Omong kosong.” Ucap Walt sambil mengembuskan asap cerutunya dan memelototi semua yang hadir. “Omong kosong,” ulangnya saat Mega menepuk lengannya dan menggeleng percuma.

“Kakek Robert menyukai omong kosong,” ucap Rachel seraya merem*s tisunya, ucapannya mengalihkan perhatiannya dari duka. “Kalau kakek Robert mau mewariskan uangnya untuk Yayasan, itu adalah haknya. Itu adalah uangnya jadi suka-suka dia mau di kemanakan uangnya.”

“Gampang sekali kau bicara seperti itu.” Yagil mengosok-gosok kuku-kuku di pangkuannya hingga mengilat. Bulatan emas pada jarinya tertimpa sinar matahari dan berkilau-kilau. “Mungkin si tua sinting itu meninggalkan gumpalan benang ikat untukmu supaya kau bisa merangkai lebih banyak manik-manik lagi.”

“Kau belum mendapatkan korek apinya, Yagil.” Jenson berujar malas dari pojok tempatnya berada, tapi semua mata tertuju padanya.

“Hati-hati dengan apa yang kau katakan," Yagil membalasnya.

“Kalian semua bisa diam enggak? biarkan dia melanjutkan lagi membacakan suart wasiat itu,” timpal Bianca, dia cukup puas dengan warisan yang akan diterimanya. Gimana tidak puas, warisan yang akan di terimanya pernah di gunakan oleh Rose Black Pink yang sangat di idolakan oleh Bianca, walaupun hanya sekedar cermin.

“Dua warisan terakhir adalah gabungan,” ucap Zephaniah sebelum muncul interupsi lain. “Dan ini, sedikit tidak lazim.”

“Keseluruhan wasiat itu tidak lazim,” geram Yosef, lalu berdeham. Beberapa kepala tampak mengangguk setuju.

Rachel ingat kenapa ia selalu menghindari pertemuan keluarga. Mereka semua membuatnya bosan setengah mati. Hampir secara sengaja, ia melambaikan tangan di depan mulut dan menguap. “Bisakah kita mendengarkan sisanya, Mrs. Zephaniah, sebelum keluargaku lebih mempermalukan diri mereka sendiri?”

Terpopuler

Comments

Hearty💕💕

Hearty💕💕

Merasakan hal yang sama ❤💕❤💕❤💕

2023-06-14

2

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

Semua tegang yaa menunggu Zephaniah membacakan surat wasiat selanjutnya...

2023-06-13

2

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

Kira-kira apa isi surat wasiat kakek Robert jadi ikut deg²an...

2023-06-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!