...Happy reading...
Setelah mencari dibeberapa situs web cara meluluhkan hati suaminya, Hana menemukan banyak poin penting salah satunya adalah memberikannya jatah yang diketahui itu adalah berhubungan suami istri yang jelas sudah mendapatkan penolakan dari suaminya bahkan sebelum dirinya disentuh pada malam pertama.
Hal itu cukup membuat Hana tertekan rasanya, dia sepertinya harus mencari solusi yang lainnya, seperti meminta pendapat sahabatnya Riska, ya walaupun dia belum menikah tapi pacarnya ada dimana-mana tidak terhitung pokoknya.
Penolakan dimalam pertama itu juga membuat Hana harus berfikir dua kali sebelum kembali mengoda suaminya itu. Terlebih lagi Adrian memang memberi jarak yang begitu jauh, hingga Hana kebingungan bagaimana memenangkan hatinya.
"Bagaimana ini, aku tidak mau rumah tanggaku berakhir dengan begitu saja, aku takut kemungkinan terburuknya." Hana berbicara sendiri menatap keluar jendela yang begitu menarik perhatiannya.
Hana terus mengaduk capucino miliknya sambil menopang dagu dengan tangan kirinya, berkali-kali menghela napas berat, pertanda beratnya beban yang dipikul.
"Woi. Melamun aja masih pagi nih nanti kesambet baru tau rasa!" Riska menepuk bahu Hana dan duduk tepat di depannya dengan senyuman manis khasnya.
"Aiss apaan sih Ris, bikin kaget aja, jauh-jauh sana!" Hana mengibaskan tangan meminta Riska menjauhinya
"Ya ampun sensi amat lagi Pms ya?" tanyanya Riska lebih tepatnya mengandung sebuah ejekan
"Udah tau malah nanya!" jawabnya sewot membuat tawa Riska seketika pecah dan mereka jadi pusat perhatian banyak orang yang ada di dalam restoran
"Lucu banget loe Han!" tawanya tidak bisa dikendalikan untuk beberapa saat, membuat Hana bertambah malu dengan pandangan orang-orang yang tertuju padanya
"Iss resek banget si Riska bikin kesel aja, diliatin banyak orang tau!" cebik Hana menyembunyikan wajahnya dibalik buku menu.
"Bodo amat Ih jangan cemberut gitu dong tambah jelek!" lagi ejekan dilontarkan oleh Riska tidak membuat Hana tersinggung.
"Biarin. Gimana gak cemberut coba, suamiku itu dingin banget tau gak, semua dikasih gak mau entah apa maunya!" balas Hana berapi-api bagaimana tidak, bahkan dirinya sudah menyerahkan diri, bukannya di ambil malah di anggurin alias ditolak mentah-mentah.
Hana jadi pusing sendiri sebenarnya apa mau suaminya itu, hingga dirinya diperlakukan begini, begitu dingin dan perkataannya selalu kasar.
"Banyak orang bilang kalau cara meluluhkan hati suami itu dengan melakukan hal itu, pasti suami bakal nempel teros dijamin." Riska membuka suara membuat Hana menoleh padanya.
"Hal itu apaan?" tanya Hana memiringkan kepalanya tidak mengerti dengan maksud sahabatnya itu.
"Itu masa gak tau sih?" Riska memberi isyarat dengan kedua tangannya seperti berciuman dan juga memanyunkan bibirnya.
"Apaan sih gak jelas banget!" Hana memalingkan wajah, jujur saja ekspresi Riska sangat lucu saat mempraktekkan hal yang tidak jelas ini, ingin tertawa tapi tidak mau menjadi pusat perhatian.
Bahu Hana terguncang di susul dengan suara cekikikan menahan tawanya dengan menutup mulutnya sendiri.
"Alah itu loh, sini gue bisikin deh!" Hana mencondongkan tubuhnya kearah Riska menanti hal yang ingin dikatakan "Melakukan hubungan suami istri!" bisiknya.
"Apa! Loe nih Ris benar-benar gue lempar loe pakek tas nih!" Hana mengangkat tas selempang milik Riska bersiap melemparinya.
"Jangan dong, aku kan cuma bilang hal yang pernah gua denger aja dari berbagai sumber." kilahnya membela dirinya sendiri
"Bener-bener bahaya banget, jangan bergaul lagi sama orang yang gak jelas, ngerti!" Hana dibuat kesal dengan tingkah sahabat.
"Iya mbah, minta ampun dah!" Riska menangkup meminta ampun dari amarah Hana. "Tapi gua beneran ada ide nih."
"Apaan jangan macam-macam lagi deh?" tanya Hana mewanti-wanti supaya Riska tidak berkata hal yang melewati batas.
"Gak akan, misalnya kalau suami loe gak suka hal besar gitu atau kejutan besar, lakukan hal kecil yang bisa membuatnya mengingatmu setiap saat." jelas Riska membayangkan adegan bersama pacar barunya.
"Caranya?" tanya Hana kebingungan sendiri
...🐚🐚🐚...
Jam makan siang pun tiba, Adrian masih di ruangan pada jam segini, guna mengerjakan semua pekerjaan, karena memang ada yang mengantarkan makanan untuk dirinya
Tok...tok.. suara ketukan dari luar membuatnya menoleh sekilas dan kembali fokus dengan pekerjaannya.
"Masuk!" titahnya
"Assalamualaikum, Abang Adri aku membawakan makan siang untukmu!" sapa Hana berlengang masuk menghampiri suaminya
"Kau kenapa disini!" Adrian mendengus kesal juga menghampiri Hana dengan penuh amarah.
"Tenang Abang aku tidak membuatnya, ini khusus aku pesankan untukmu, aku ingin makan siang denganmu." Hana tetap tersenyum walau terlihat api amarah terlihat jelas dari mata suaminya.
Hap, Adrian mencekal tangan Hana dengan begitu kuat. "Kau sedang apa di sini hah?"
"A-aku mengantar makan siang untukmu," ucap Hana gemetar karena merasa begitu sakit tangannya yang dicekal.
"Bawa makan siangmu sana, cepat pulang, aku tidak ingin melihatmu di sini." geram Adrian
"Tapi..."
"Aku bilang pulang apa kau tuli hah, pergi! Jangan sampai aku memanggil security untuk menyeretmu keluar!" lagi tangannya disentak begitu kuat hingga membuat tubuh Hana terhuyung hingga terduduk dilantai.
"Abang apaan kau hah, aku hanya berusaha menjadi seorang istri yang baik dengan memberi perhatian kecil untukmu kenapa! Kenapa kau marah untuk masalah kecil seperti ini?" pekik Hana setengah berteriak meluapkan isi hatinya, ia bangkit menatap tepat di mata pria yang sudah bergelar suaminya.
"Masalah kecil katamu, jangan kan menganggapmu istri aku bahkan tidak pernah ingin menikahimu, aku sangat ingin menghancurkanmu berkeping-keping."
"Tidak jangan memintanya karena saat kau mendapatkannya kau akan sehancur-hancurnya." ucap Adrian penuh penekanan bahkan menekan jiwa hana, membuat air mata mengenang di pelupuk mata.
"Ka-kau keterlaluan!"
Hana menjatuhkan kotak makan siang begitu saja, air matanya tidak bisa lagi terbendung bagaimana bisa suaminya berkata begitu kejam seperti itu.
"Apa semua ini! kenapa takdirku seperti ini, hanya perhatian kecil kenapa dibalas dengan ancaman yang begitu kejam dari suamiku." gumamnya dalam hati dirinya bukan wanita bodoh yang mengumbar masalah rumah tangganya.
Saat kepergian Hana, seorang wanita bertubuh semampai menghampiri Adrian. "Pak ada apa dengan nona itu, kenapa dia menangis?"
"Lupakan, aku akan makan siang denganmu dan juga memakanmu, hari ini. Masuklah."Adrian merangkul pinggangnya hingga masuk kedalam ruangan kantornya
"Pak jangan seperti itu aku malu."
"Untuk apa malu, bukankah kau suka, hmm?" tangan Adrian mulai menjelajahi bagian tubuh wanita itu, yang bernama Lara.
"Iya juga, tapi jangan di sini tuan nanti dilihat orang lain!" wanita itu,
"Sesuai keinginanmu Baby."
Inilah Adrian Prayoga dia bukanlah lelaki yang baik, selain tampan dan berkharisma kuat, ia juga sering bermain api untuk memuaskan hasrat dalam dirinya, beruntung baginya menemukan secretary yang begitu mirip dengan Yuna yang dijadikan kekasihnya, sekaligus pemuas nafsunya.
Mereka menghabiskan waktu makan siang dengan saling meneguk nikmatnya surga dunia, dengan ikatan zina, dan tentunya Adrian tidak menyesali dosa yang diperbuatnya.
Sementara Hana menumpahkan tangisnya ditoilet karena tidak ada tempat yang bisa dituju selain tempat itu.
Adrian sudah sangat keterlaluan, bagaimana cara meluluhkan hatinya yang begitu keras itu, bahkan tidak pernah menganggapku sebagai istrinya.
...****...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Anariy
Benar-benar nih cowok geram banget sama dia, aku marah
2023-06-24
0
Anariy
Ya ampun keterlaluan banget sih, aku yakin akhirmu tidak akan baik Adrian!
2023-06-24
0
Anariy
Aku juga bingung bagaimana meluluhkan hati keras suamimu Hana, semangat pokoknya
2023-06-24
1