...Happy reading...
Hana pulang lebih sore karena menumpang mobil milik Riska, karena memang rumahnya searah dan memang tidak ada lagi kelas sejak tadi siang. Membuatnya terpaksa menunggu Riska karena lupa membawa uang.
"Mampir dulu, Ris?" tawarnya sebelum keluar dari mobil
"Gausah deh lain kali aja. Assalamualaikum!" jawab Riska karena dirinya ada keperluan lain lebih tepatnya ada acara keluarga yang sebenarnya malas dihadiri tapi apa daya tidak bisa menolak permintaan kedua orang tuanya
"Waalaikumsalam!" Balas Hana melihat mobil Riska pergi menjauh dari pandangannya. sekarang gilirannya bagaimana menghadapi ibunya.
Hana masuk kedalam rumah dengan rasa Lelah yang teramat sangat badannya terasa letih tanpa tau penyebabnya. Hana mengucap salam dijawab oleh ibunya yang keluar dari dapur.
"Loh nak menantu ibu kemana kok gak sekalian pulangnya sama kamu?" tanya Ibu karena melihat Hana pulang sendirian
"Bang Ian katanya bakal telat pulang hari ini." balas Hana yang sebenarnya seraya menyalami ibunya sebagai bentuk ketaatannya.
"Begitu ya udah mandi sana bentar lagi kita makan malam, ibu sudah masak makanan kesukaan kamu sama mba Yanti tadi." jelas ibu Hana begitu bersemangat
"Hana capek ma, Hana makan kalau nanti Bang Ian sudah pulang, gak usah tungguin." Hana tersenyum manis menandakan semuanya baik-baik saja
"Wah anakku manis sekali merebut hati suaminya." bangga ibu pada anaknya yang begitu manis memperlakukan suaminya.
Hana memasuki kamar dan langsung merebahkan diri di atas tempat tidurnya yang nyaman, entah kenapa pikirannya kembali terngiang perkataan Adrian semalam.
Aku tidak akan pernah menyentuhmu!
Hana meringkuk hingga memeluk lututnya sendiri, ia memejamkan mata merasa amat kesepian karena tidak punya tempat ia untuk mencurahkan
"Bapak ibu, maafin Hana, keputusan Hana benar-benar salah padahal kakak Yuna sudah mengingatkan." Hana menutup mulutnya agar isak tangis tidak terdengar oleh siapapun. Hatinya berdenyut nyeri sakit, begitu sakit tapi tidak berdarah.
Teringat akan hal yang dikatakan kakaknya benar adanya tapi satu yang menganggu benaknya apa tujuan Adrian menikahi dirinya? jika tidak mencintai dirinya dan juga tidak ingin menyentuhnya.
"Kak Maaf!" Hana mengingat kekhawatiran kakaknya padanya yang lagi-lagi membuatnya sedih jalannya kali ini salah besar.
Setelah puas menumpahkan kesedihannya Hana bangkit mulai membuka lemari mengambil pakaian gantinya kemudian masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sambil menunggu Adrian pulang ia segaja tidak turun dari kamar untuk mengurangi kecurigaan orang tuanya. Hana mulai mengetik di laptop miliknya mengerjakan tugas yang tadi diberikan oleh dosennya di kampus.
Hanya beberapa hari mengambil cuti tapi rasanya tugasnya sudah menumpuk begitu banyak. Untung saja ada Riska yang memberi catatan untuk beberapa hari ini.
Sambil menunggu Adrian pulang ia segaja tidak turun dari kamar untuk mengurangi kecurigaan orang tuanya. Hana mulai mengetik di laptop miliknya mengerjakan tugas yang tadi diberikan oleh dosennya di kampus.
Hanya sehari dirinya mengambil cuti tapi rasanya tugasnya sudah menumpuk begitu banyak benar-benar sebuah cobaan baginya.
Hari bertambah larut langit sudah pekat disusul cahaya bintang-bintang yang menghiasinya. Angin malam ikut bertiup membawa dinginnya masuk kedalam kamar Hana. Ia menoleh melihat pintu balkon masih terbuka dengan gorden yang tertiup angin
"Pantas saja dingin sekali rupanya aku lupa menutup pintu balkon." Hana bangkit berjalan beberapa langkah menuju balkon.
Bukannya menutup pintu dirinya malah keluar melihat indahnya malam dengan sinar bulan dihiasi juga bintang-bintang yang indah.
"Indah sekali!"
Lama Hana memandangi pemandangan malam hari dari balkon kamarnya saat pandangannya melihat sekeliling lagi mobil yang kemarin ada lagi terparkir di jalanan tidak jauh dari rumahnya.
"Ada apa sih, kenapa dengan pemilik mobil itu, ihh mungkin saja niatnya buruk."
Tidak lama terdengar suara pintu terbuka, ia menoleh melihat Adrian masuk kedalam kamar dengan wajah kusut serta lelah.
"Abang sudah pulang?" sapanya dengan senyum menghampiri dan berniat menyalaminya tapi Adrian berlalu begitu saja.
Adrian tidak menjawab sama sekali seakan menulikan telinganya, setelah beberapa saat mengotak-ngatik ponselnya ia pun meraih handuk dan baju ganti ia berlalu masuk kedalam kamar mandi.
Hana hanya terdiam di tempatnya dengan senyum memudar, Kenapa dia begitu dingin sekarang? Entah apa yang merasukimu, Abang.
Hana kembali duduk di kursi belajarnya melanjutkan tugasnya yang tadi tertunda, Hana mengerjakannya tanpa menoleh ke kanan ataupun ke kiri. Hingga tugas pun diselesaikan tapi dirinya malah merasa perutnya tiba-tiba perih.
"Shh. sepertinya aku lupa makan tadi, sakit!".keluh Hana seraya bangkit melihat sekeliling, Adrian sudah duduk di sofa mengerjakan sesuatu di laptopnya
"Apa kau sudah makan Bang?"
"Bang Adrian, apa kau tidak lapar?" Hana meraih tangannya dan mengguncang dengan pelan. "Bang jawab dong!" pintanya
Adrian berdiri dan dengan amarah menyentak tangannya yang digenggam oleh Hana dengan begitu kasar hingga...
Brukk ... Suara Hana terjatuh karena dorongan dari Adrian terdengar begitu nyaring, sikunya terasa begitu sakit karena mencium lantai lebih dulu.
"Sudah aku bilang jangan ganggu aku, jangan sentuh aku, mengerti!" bentaknya dengan menekankan setiap perkataannya hingga tidak terdengar keluar.
"Aku ingin mengajakmu makan, Bang!" ucap Hana terdengar begitu lirih. Air matanya sudah mengenang tapi tetapi tetap ditahan.
Hana bangkit dan berdiri didepan Adrian dengan keberanian. "Bang Adri apa tidak sebaiknya kita tinggal diapartemennu, bukankah kau punya apartemen yang tidak ditempati." balas Hana dengan suara bergetar.
"Dan kita tidak perlu bersandiwara seperti ini. "
Aku hanya takut bahwa orang tuaku tahu bahwa sebenarnya hubungan kita tidak baik-baik saja. gumam Hana dalam hati.
Terlihat Adrian berfikir sejenak ada benarnya juga perkataan Hana dengan begitu dirinya tidak perlu berpura-pura lagi.
"Baiklah besok kemasi barang-barangmu kita akan pergi setelah aku pulang kerja, katakan pada orang tuamu aku tidak mau menjawab pertanyaan membosankan dari mereka." ucapnya dengan seenaknya tanpa memikirkan bagaimana perasaan Hana sekarang
"Baiklah." Hana tertunduk diam, kemudian berlalu keluar dari kamar menuju dapur untuk mengobati lukanya.
Hana mencari kotak P3K yang biasa disimpan di dapur oleh ibunya yang ternyata ada dirak atas. Hana meraih dan membuka kotak itu, lalu mengambil obat untuk lukanya.
Hana berdesis merasa perih karena obat pada lukanya, Hana hanya mengoleskan obat tanpa membalutnya karena hanya luka goresan kecil
"Loh Hana kamu belum tidur, nak?" Suara ibunya membuat Hana kaget sontak saja ia berbalik melihat ibunya.
"Ibu?"
"Kamu sedang apa tengah malam begini di dapur, hmm?" tanya ibu seraya mengambil air yang diisi ke dalam gelas.
"Itu Hana sedang mencari mie instan, tiba-tiba merasa lapar Bu." kilahnya pura-pura mencari sesuatu.
"Ini makanan untukku yang sudah ibu taruh di sini tapi belum juga kamu makan. Apa Adrian juga belum makan?"
"Itu Bu, aku lupa ternyata bang Ian sudah makan diluar dengan rekan kerjanya." Hana mencari alasan walaupun Adrian tidak mengatakannya
"Memangnya dia tidak bilang?"
"Sudah dikatakan tadi, Hana yang lupa karena sibuk dengan beberapa tugas, kalau begitu Hana makan dulu ya bu." Hana duduk di kursi makan dan mulai menyantap makanan kesukaannya.
"Hana apa kamu terluka?" tanya ibu melihat kotak P3K yang masih terbuka.
"Tidak Bu Hana baik-baik, tadi tidak sengaja jatuh karena gamis yang terlalu panjang." lagi-lagi rasa bersalah menyerang hatinya karena berbohong kepada ibunya.
"Kamulah ini sudah malam kenapa masih pakai gamis segala sih?"
"Maaf Hana lupa." Hana menyunggingkan senyum seolah dirinya baik-baik saja.
"Yaudah cepat makan dan tidur, hampir tengah malam begini masih aja didapur, ada suami yang harus diladeni loh." goda ibu mencolek bahu putrinya.
"I-iya, Bu"
Setelah mengambil air minum ibu kembali ke kamarnya yang membuat Hana bernapas lega, kesedihan hatinya kembali menguar.
"Maaf, Bu Hana terlalu banyak berbohong!" gumamnya
Hana menghabiskan makan malam seorang diri, Hana hanya bisa makan sedikit untuk mengganjal perutnya karena sebenarnya dia tidak selera makan
Hana menuju ke kamarnya dengan menaiki anak tangga hingga tepat berada di depan pintu kamarnya, Hana mengatur napas beberapa kali bersiap menghadapi suami yang tidak menganggap dirinya
...Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Meri the dracula
kalau gak mau disentuh trus kenapa nikah
2023-07-10
1
Anariy
Cuma dipegang tangannya aja, sampe segitunya, gak ada akal nih cowoknya
2023-06-24
1
erenn_na
kalau gak mau baik-baikin Hana, kenapa nikahin dia???🤔🤔🤔
2023-06-23
2