2. Teringat

...Happy reading....

Hana kembali teringat pertemuan pertama kalinya dengan pria itu seminggu yang lalu, pria itu meminta nomor ponsel milik Hana, karena terlalu kesal dengan tingkahnya Hana memberi nomor ponselnya begitu saja.

Dan saat malam hari pria itu menghubungi dirinya, serta mengatakan sesuatu yang sangat tidak mau diakal.

"Kau harus mau bicara denganku, aku ingin menemuimu, dan membicarakan suatu hal penting ini serius!" ucapnya yang memang terdengar serius

"Ck memangnya kau siapa, kita tidak punya hubungan untuk membicarakan suatu hal. Jadi jangan ganggu aku!" kesal Hana bagaimana bisa pria itu bisa

"Aku ingin melamarmu!" kalimat itu terdengar meluncur begitu saja hingga Hana mengira dirinya salah mendengar

"Apa!" pekik Hana setengah berteriak bagaimana mungkin pria ini ingin melamarnya saat pernikahannya akan terjadi, hanya tinggal menghitung hari saja.

"Aku berkata serius, temui aku besok di caffe Lotus jam 1 aku menunggumu." balasnya tidak terdengar bahwa itu sebuah prank atau sejenisnya.

"Aku tidak peduli dan juga tidak akan datang, wassalamu'alaikum!" Hana mematikan sambungan secara sepihak

"Dasar pria gila!" pekik Hana hanya bisa mengatai pria itu supaya bisa meluapkan kekesalan yang begitu membuncah. Argghh ingin rasanya mencakar wajahnya yang menyebalkan itu.

Apa lelaki itu serius dengan ucapannya? Hana menggeleng cepat menepis bayangannya. Lagipun dirinya sekarang wanita yang sudah bersuami untuk apa terlalu memikirkan pria yang baru diketahui bernama Reynard

Berhentilah Hana kau benar-benar gila karena terus memikirkan pria itu

Pandangan Hana tertuju pada air mancur kecil yang dibawahnya banyak ikan peliharaannya, terasa begitu tenang berbanding terbalik dengan isi pikirannya yang memikirkan banyak hal.

Clek... pintu terbuka, sontak saja Hana menoleh melihat Adrian sudah dengan rapi setelan kantornya.

"Kau akan kekantor?" tanya Hana dengan nada dingin, sejak semalam seakan senyuman yang biasa di tebar mendadak hilang karena kelakuan kasar suaminya semalam. Karena yang terasa amat sakit adalah hatinya.

"Ya, banyak pekerjaan yang tidak bisa ku tinggal." Adrian berjalan lebih dulu disusul oleh Hana dibelakangnya seraya menuruni anak tangga satu persatu..

"Aku akan pulang terlambat hari ini."

Hana tidak menjawab karena dia tau tidak ada guna jika dirinya meminta Adrian pulang lebih cepat.

"Mantu sama anak ibu udah turun." sapa ibunya seraya menata makanan dimeja.

Hana hanya bisa tersenyum kecut, ibunya begitu antusiasnya tapi semua tidak seperti yang dilihatnya. ini kebohongan.

Ibunya meminta Hana untuk melayani suaminya, walau tidak suka tapi ia tetap menerima.

Usai makan mereka berdua sibuk dengan urusan masing-masing, Hana memilih kekampus walau hari cutinya masih berlaku

Berbeda dengan Adrian yang memang tidak mengambil cuti dan ia juga ingin kekantor, toh tidak ada yang istimewa dari pernikahannya.

"Nak Adrian tolong anterin Hana juga  ya," pinta ibu tapi Hana menolaknya dengan senyum seraya menggeleng samar

"Tidak perlu bu, arah tujuan kita berbeda, lagian aku mau mampir ke toko buku nanti Bang Ian bisa telat." Dari semalam rasanya sangat risih berdekatan dengan suaminya itu.

"Kalian ini pengantin baru, harus bersama-sama dong biar saling mengenal lebih dalam." Ibu memberikan nasehat

"Baiklah masuklah, Han." Pinta Adrian yang sudah masuk kedalam mobil

"Tuh sana masuk aja nak, hati-hati dijalan." ibu mendorong putri agar masuk kedalam mobil

Ibu Hana amat bahagia anaknya sudah memiliki tambatan hati dan sudah berumah tangga tidak henti-hentinya dia berdoa yang terbaik untuk putrinya.

"Bu, bapak berangkat!" pamit bapak Hana yang sudah keluar dari rumah lengkap dengan  yang di sambut mencium punggung tangan Suaminya

"Hati-hati pak!"

Hana yang berada didalam mobil Adrian hanya diam! seraya memainkan jemarinya dalam pangkuannya.

Hana kuatkan dirimu, kamu hanya ditalak satu dimalam pernikahanmu, pasti masih ada kesempatan untuk kembali tanpa berpisah.

Mobil Adrian berhenti tepat didepan kampusnya yang terlihat banyak mahasiswa yang masuk ingin menuntut ilmu.

"Bang, eh kak, salam dulu." Pintanya, adrian dengan bosan hanya diam tanpa memberikan tangannya. membuat Hana menarik tangannya kembali.

"Assalamualaikum."

Hana turun dari mobil tapi tidak ada jawaban dari Adrian yang langsung melajukan mobilnya menuju kantor, Hana hanya bisa melihat kepergian mobil suaminya.

"Hanaaa!!" pekik seorang perempuan sontak saja Hana menoleh ke sana kemari mencari asal suara hingga menemukan sosok temannya itu.

"Riska!!" Hana berhamburan memeluk temannya itu.

Meninggalkan kekesalan ibu Reynard karena tingkah nakal putranya sendiri. Kedua sahabat sedang beriringan menuju kelas.

"Tumben loe udah masuk, bukannya baru nikah kemaren, gimana sih jalan loe aja masih lurus gitu keramas gak hari ini?" tanya Riska panjang lebar

"Iss kamu ini, gak mau ngomong lah." Hana berjalan cepat meninggalkan sahabatnya karena malu ditanyai tentang hal yang tidak-tidak begitu.

Riska menyeimbangkan langkah kembali berjalan beriringan dengan Hana.

"Yaelah Han, woi Hana, kok sensi amat Pms ya?" Tebak Riska tapi tidak mendapatkan jawaban dari Hana. "Gua tau pasti karena pms jadi  malam pertama lo gagal kan?" lanjutnya masih dengan tebakannya

Hana ingin kesal tapi ditahan karena ia memang tidak bisa marah pada makhluk yang bernama Riska itu, karena sahabatnya yang sangat baik.

"Cuma malam pertama Ris, gak mesti semua orang tau kok!" cebiknya  kesal berjalan cepat.

"Kok ada bau-bau gitu ya?" curiga Riska mengibaskan tangannya didepan wajah seakan mencium bau yang kurang sedap, sebenarnya karena terlihat wajah bimbang dari Hana.

"Bau apaan sih gak jelas banget deh!" desis Hana malas menanggapinya.

"Bau kebohongan kali!" Riska berhenti didepan Hana membuat langkah Hana juga ikut terhenti.

"Aish terserah loe aja lah." Hana melewatinya begitu saja menghindari pertanyaannya yang makin menjadi.

"Berarti bener dong yang gua bilang!"

Hana mendengus kesal dan masuk kedalam ruang kelas karena sebentar lagi jam pertama akan dimulai.

"Iss Hana jawab dong gua ngomong!" rengeknya manja memegang tangan Hana serta menggoyangkan ke kanan dan ke kiri

"Udah deh gak baek ngomong masalah begituan, dosa!" Hana sebenarnya malas dengan semua pertanyaannya

"Iya deh, tapi by the way kamu kenapa masuk kuliah ehari ini?" Riska kembali bertanya hal yang menganggu pikirannya

"Karena mau aja." jawab Hana ketus meletakkan tasnya diatas meja dan duduk di salah satu bangku.

"Jawaban macam apa itu?" Riska meringis sebab jawaban pasti Hana tidak masuk akal menurutnya. ia ikut duduk di sebelah Hana.

"Suka-suka gue dong."  Hana membalas dengan sinis.

"Hana mah gitu orangnya ck." Cebik Riska mulai membuka bukunya karena dosen sudah  masuk kelas.

"Biarin!" jawab Hana membuat Riska tambah kesal

Mereka pun mulai belajar materi yang diberi oleh dosen yang berdiri di depan semua mahasiswa.

...***...

Terpopuler

Comments

kama

kama

menarik banget ceritanya ka, semangat ka author!

2023-07-17

0

Anariy

Anariy

ini maksudnya apa ya kak?

2023-06-24

0

Anariy

Anariy

Sungguh pilihan yang begitu susah

2023-06-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!