V

Zoya terlambat bangun dan segera bergegas ke kamar mandi tanpa berpikir untuk melaksanakan ritual mandinya. Bagi Zoya absensi kehadiran menjadi yang utama dan juga pikirnya dia masih wangi. Konyol sekali kalau dipikir.

"Astaga! Zoya! baru bangun kamu, setengah jam lagi waktunya." Rewel Zoya saat melihat jam bekernya lalu turun dari kasur dan tergesa-gesa menuju ke kamar mandi.

"Enggak perlu mandi, deh, sikat gigi dan cuci muka aja, deh," ucap Zoya di depan cermin kamar mandi.

"Lagian masih harum, kok, tinggal semprot parfum. Siap, deh," kata Zoya sambil mengelap muka dengan handuk lalu bergegas mencari pakaian.

Sekitar 10 menit, Zoya sudah siap akan setelan busana yang ia pakai untuk berangkat ke kampus. Tidak butuh waktu lama karena jarak dari hostel ke fakultas Zoya tidak terlalu jauh. Zoya akan bersarapan di kampus karena sudah tidak banyak waktu lagi, tetapi Zoya telah memasukan kue buatannya kedalam tas untuk dimakan bersama dengan Zeze nantinya.

°°°

TOK TOK TOK

Zoya mengetuk pintu sambil membukanya perlahan. Zoya sedikit ragu udah masuk pasalnya sekarang sudah menunjukan pukul delapan tepat dan Dosen hari ini cukup sensian jika menyangkut kehadiran.

"Masuk Zoy, bu Tea belum datang," ucap Tasya yaitu mahasiswa senior yang mengambil ketinggalan mata kuliah Seni.

"Syukur, deh, belum datang. Lelah juga, ya, lari pagi," ucap Zoya terengah duduk menyeka keringat lalu mengambil air putih di dalam tas Zoya.

"Kamu telat bangun, ya?" tanya Tasya yang sedikit kepo mendekat ke arah Zoya.

"Hehehe. Ya, Kak," jawab Zoya cengengesan.

"Pantas saja." Tasya menduga dan tepat sasaran.

"Ini pertama kalinya, loh, kita mengobrol," kata Tasya berbangga diri.

"O, ya, Kak." Zoya mengangguk.

"Kamu kok tahu nama aku?" tanya Tasya penasaran.

"Absensi," ucap Zoya jengah menjawab pertanyaan Tasya, pasti dia juga tahu nama Zoya, orang setiap masuk kelas seni ini dia selalu hadir dan tentunya pasti di absen, ya pasti tahulah.

"Aku senang ada orang Indonesia yang bisa kuliah di sini," kata Tasya sombong membawa nama negaranya Indonesia.

"Emang kenapa?" kata Zoya mencoba bertanya.

"Karena enggak banyak yang bisa lulus disini. Contohnya kita," ujarnya.

"Ya, Kak tapi itu bukan juga keinginan mereka, banyak alasan yang membuat mereka enggak dapat berkuliah di sini, kemungkinan masalah ekonomi ataupun yang lainnya. Persoalan dimana kita menempuh ilmu, menurut aku enggak menjadi permasalahan, dimana dan kapan selagi kita terus ada niat untuk memperbaiki kehidupan supaya menjadi lebih layak," ucap Zoya menjelaskan panjang kali lebar.

"Ya,sih. Betul kata kamu," ucap Tasya mengangguk paham.

"Jadi, kita harus bersyukur," kata Zoya bersyukur akan kehidupan yang ia miliki.

Mrs. Tea masuk ke kelas di sela pembicaraan Zoya dan Tasya.

"Morning, class." Salam Mrs. Tea.

"Morning, Mrs," jawab seluruh isi kelas.

"Okay. To the point. I will give you an assigment which is you must painting about feeling. I give you one week to do it. So, who can get the highest value, I will send your works on Campus Digital Media. It's clear?" kata Mrs. Tea memberitahukan tugas yang harus mereka lakukan

"Yes, Mrs," jawab seluruh isi kelas.

"Do your best class!"

"Merasakannya saja belum pernah. Maksudku sama-sama merasakan, dia dan aku," ucap Zoya sedih dalam hati.

"I will give you a time to find out idea about your assignment so, class is over. Thank you," ucap Mrs. Tea dan berlalu keluar kelas.

Ketukan suara heels membuat Mrs. Tea semakin anggun. Mrs. Tea juga kebetulan berasal dari Indonesia tapi sepengatahuan Zoya dia juga berdarah Singapura, nampak dari wajah cantiknya.

"Zoya, aku pergi, ya. Ada kelas lagi," ucap Tasya berlalu pamit ke Zoya.

"Eh, ya, Kak," jawab Zoya.

°°°

Zoya is calling ...

"Ze, mana?" tanya Zoya.

"Apanya yang mana? Kamu kalau ngomong yang jelas dong, Zoya," ucap Zeze gemas.

"Kamu dimana?"

"Di taman kampus."

TUT TUT TUT

Zoya memutuskan panggilan tanpa memedulikan Zeze. Sekitar 15 menit, Zoya datang dengan membawa kue buatannya.

"Untuk aku?" tanya Zeze.

"Untuk Dosen kamu yang tua itu, ya, untuk kamu lah Ze lebih tepatnya kita berdua," jawab Zoya ketus.

"Hahaha. Kamu kenapa Zoya? kok sewot kali hari ini," kata Zeze heran melihat perubahan Zoya yang tidak mood.

"Nih, aku tadi membeli es krim. Satu untuk kamu." Kasih Zeze ke Zoya menyodorkan es krim varian cokelat.

"Wah, kesukaan aku ini. Terima kasih, ya, Zeze," kata Zoya sambil memakan es krim pemberian Zeze.

"Pelan-pelan, Zoya," kata Zeze menggelengkan kepala.

"Kue kamu enak, lo." Zeze memuji kue buatan Zoya.

"Ya, dong. Zoya gitu, loh," ucap Zoya senyum bangga menampilkan deretan gigi putihnya.

"Kamu enggak ada rencana buka toko kue, gitu?" tanya Zeze.

"Rencana sih sudah Ze tapi aku akan membukanya nanti ketika balik ke Indo. Aku akan menyelesaikan kuliah dulu di sini. Nanti aku akan membuka sambilan saja, isi waktu luang," jelas Zoya seolah mantap dalam akan usahanya.

"Yaudah, nanti aku akan membantu kamu, ya."

"Serius?"

"Serius, dong, aku bantu makannya. Hahaha."

"Ya, enggak apa yang penting bayar. Ke toilet umum aja bayar di Indonesia," celetuk Zoya.

"O, ya, kamu kenapa tadi? kok kesal," tanya Zeze heran.

Seketika Zoya teringat lagi. Zoya berjalan mengikuti arah angin yang menerpa wajahnya dan berteriak.

"Aku ingin merasakan apa itu cinta? perasaan? aku pikir aku tahu cinta dan pernah merasakannya, tapi kenyataanya hanyalah aku yang merasakannya, sedangkan dia tidak. Aku ingin tahu gimana saat dipedulikan dengan seorang yang aku cinta. Kenapa? dan aku harus bagaimana?" teriak Zoya kuat mengeluarkan seluruh kekesalan di dalam hatinya, sedangkan Zeze hanya mendengar dan melihat, dalam hati Zeze biarlah Zoya seperti ini sekarang. Zoya mengeluarkan seluruh unek-unek di dalam hatinya. Zoya menghempaskan tubuhnya ke hamparan rumput yang indah.

"Aku ingin kali bilang ke kamu, aku suka sama kamu, tapi aku enggak ada keberanian, dan ini risiko. Jadi, aku suka sama kamu diam-diam dan merasakan sakitnya tapi rasanya enggak adil. Kenapa kamu enggak merasakannya? O, ya, apa kamu masih tahu nama aku atau enggak masih mengingat wajah aku? apa pernah ketika kita saling bertemu, pernah merasakan sakit jantung. Zoya, sudahlah. Lupakan. Tunjukan jalan

nya, ya, Allah," ucap Zoya dalam hati sambil meneteskan air mata, sakit rasanya.

Zeze yang melihat itu tak sampai hati. Dia duduk di sebelah Zoya dan mengelus kepala Zoya lembut dan berkata, "sabarlah Zoya. Aku yakin seorang yang pantas untuk kamu sedang menunggu dan mencari kamu juga. Tentang perasaan biarlah itu terus berada di hati kamu. Yang harus kamu lakukan adalah serahkan semuanya kepada Allah. Kalau aku yakin pasti dia bentar lagi jemput kamu. Hahaha. Yakin, deh," ucap Zeze santai sambil berbaring di atas rumput di samping Zoya.

Ketika Zoya beranjak untuk duduk, ponsel Zoya berdering menandakan ada yang meneleponnya.

Nomor tidak dikenal.

"Nomor siapa nih" ucap Zoya sambil menyeka air matanya.

"Makasih, ya," ucap Zoya mengedipkan sebelah matanya ke Zeze, sedangkan Zeze mengekspresikan seakan ingin muntah.

Zoya langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Hallo," sapa Zoya.

"Saya Anggara," jawab Mr. Anggara tanpa basa-basi.

"Apa Anggara Dosen aku?" tanya Zoya ke Zeze dengan menjauhkan teleponnya, sedangkan yang ditanya malah mengedikkan bahu tanda tak tahu.

"Anggara siapa ya? yang saya kenal cuma Anggara Dosen mata kuliah bahasa Inggris saya," jelas Zoya yang tak ingat suara Mr. Anggara.

"Ya. Saya Dosen kamu," jawab Mr. Anggara datar.

"Hah? Pak Anggara? saya membuat kesalahan, ya, saya minta maaf, deh, Pak," kata Zoya meminta maaf karena selama berada di kelas Mr. Anggara,

Zoya selalu membuat tingkah, kalau tidak melamun dan terlambat, tapi ingat dia melamun tidak sering melainkan kalau hatinya sedang tidak baik-baik saja dan Zoya hanya terlambat paling lama hanya 10 menit.

Mr. Anggara hanya tersenyum mendengar ucapan Zoya, padahal Zoya belum tahu maksud dari Anggara menghubunginya.

"Kamu dimana?" tanya Mr Anggara.

"Emangnya kenapa, Pak?" tanya balik Zoya yang keheranan.

"Jawab, Zoya," tuntut Mr. Anggara.

"Saya di taman dekat fakultas," jawab Zoya kelabakan.

"Saya ke sana sekarang dan kamu sedang bersama siapa?" tanya Mr. Anggara yang sedikit memiliki nada tinggi dalam suaranya.

"Saya bersama teman, Pak tapi Bapak ada perlu apa?" ujar Zoya.

"Perempuan atau laki-laki?" tanya Mr. Anggara lagi.

"Oke, kalau begitu adanya teman kamu lebih baik," ucap Mr. Anggara mantap tanpa menjawab deretan pertanyaan dari Zoya.

"Assalamualaikum." Mr. Anggara menyudahi percakapannya.

"Waalaikumsalam."

"Wah, enggak beres ini, Dosen. Jangan-jangan aku mau dihukum Ze. Gimana ini, ya? Aku pergil saja kalau gitu sebelum pak Anggara datang," kata Zoya takut sambil membenarkan baju dan bergegas ingin pergi.

"Zoy, jangan, sini aja. Takut kali, sih, kamu. Kan ada aku. Lagian di sini ramai dan aku yakin ini adalah awal kebahagian kamu," sela Zeze ke Zoya yang ingin bergegas pergi.

"Sok tahu kamu, Ze," ucap Zoya kembali terduduk di rumput.

"Aku feeling saja," kata Zeze.

Sekitar 20 menit, Zeze dan Zoya tidak menyadari akan hadirnya Mr. Anggara.

"Ekhm," tegur Mr. Anggara ketika melihat mereka asyik berbincang.

Zoya dan Zeze yang sedang berbincang pun tersentak akan berdeham Mr. Anggara.

"Bapak," pekik Zoya reflek langsung bangkit berdiri.

"Ini saya."

"Ini teman kamu?" tanya Mr. Anggara melihat sekilas kearah Zeze.

"Ya. Pak. Kenalin namanya, Zeze," ucap Zoya memperkenalkan Zeze.

Zeze pun mengulurkan tangannya.

"Zeze."

"Anggara," jawab Anggara langsung melepaskan tangannya.

"Baiklah. Saya tidak mau berbasa-basi. Saya berkata saat ini juga di jam 11.30, saya ingin dekat dengan kamu, Zoya. Saya ingin mengenal kamu, baik dari dalam dan luar, lebih dari yang orang lain ketahui karena saya yakin dengan pilihan Allah untuk saya yaitu kamu," ucap Mr. Anggara yang membuat Zoya merinding dan diam mematung.

"Ngomong apaan, sih, ini, Bapak? menyatakan perasaan apa, ya? ya kali Zoy. Apa ini prank?" tanya Zoyacdalam hati.

"Untuk saat ini, saya hanya menyampaikan hal ini. Kamu tidak perlu memikirkannya. Saya harap kamu sudah tahu perasaan saya. Saya permisi dan jangan lupa untuk masuk ke kelas saya besok dan jangan terlambat," kata Mr. Anggara tersenyum manis ke Zoya seperti tahu isi pikiran Zoy dan berlalu meninggalkan dua orang manusia yang satu terlihat bingung dan satu lagi tersenyum penuh arti.

"Itu kata pak Anggara maksudnya apa?" ucap Zoya bertanya ke Zeze yang mengingat ucapan Mr. Anggara tadi.

"Hahaha. Muka kamu Zoya lucu. Terkejut, ya, Hahaha. Nih, dengarkan lagi." ejek Zeze sambil memutar perkataan Mr. Anggara yang ternyata di rekam oleh Zeze.

"Saya berkata saat ini juga di jam 11.30, saya ingin dekat dengan kamu. Saya ingin mengetahui kamu, baik dari dalam dan luar, lebih dari yang orang lain ketahui. Karena saya yakin dengan pilihan Allah untuk saya yaitu kamu."

Zoya menggelengkan kepala tanda ini hanya mimpi sambil menepuk-nepukkan pipinnya.

"Sudah, ah, enggak perlu di geleng-gelengkan, nanti kepala kamu lepas baru tahu, kan aku yang ribet. Aku harus buang kemana nanti kepala kamu. Hahaha." Zeze tertawa terbahak saat berucap seperti itu sedangkan Zoya mencebik kesal akan ucapan Zeze.

"Aku tahu kok kamu mengerti maksud dari Anggara," kata Zoya jelas.

"Enggak perlu dipikirin, Zoya. Biarlah waktu yang menunjukan akan jalan dan kisahnya. Kamu cukup berada di jalur yang telah ditentukan dan jangan menentang akan hal itu," jelas Zeze.

"Gimana aku enggak kepikiran? Orang pak Anggara aja bicara gitu, ya, aku pasti kepikiran. Huh," ucap Zoya membuang napas sesak.

"Ya, aku tahu."

"Pasti kamu tahu."

"Hahaha.Zoya. Cie ... cie ...."

"Duh, gentle banget, ya, Anggara."

"Apaan, sih, Ze? Lagi urgent, nih," kata Zoya yang masih terngiang-ngiang atas perkataan Anggara.

"Lah, kamu kira pak Anggara sekarat."

Zoya diam masih memikirkan kejadian tadi.

"Aku akan hargai perasaan pak Anggara karena perasaan yang dimiliki itu bukan atas kehendaknya, tetapi atas kehendak Allah melalui pak Anggara," jelas Zoya karena dia yakin hal itu.

"So what's your next plan girl?" kata Zeze mengangguk.

"Rencana selanjutnya?" tanya Zoya menoleh ke Zeze sambil mengetuk dagu.

"Ya, aku akan bilang ke pak Anggara bahwa aku enggak ada perasaan sama dia. Dah, gitu aja. O, ya, dan aku akan minta maaf," terang Zoya akan rencananya.

Zeze menepuk dahinya sendiri.

"Aduh, Zoy. Jangan dong tadi kan aku sudah bilang, jalani jalur yang sudah Allah kasih ke kamu, bisa jadi ini adalah awal yang baik buat kamu. Aku rasa juga pak Anggara serius dengan kamu dan dia terlihat baik dan bijaksana juga tampan tentunya. Hehehe," tutur Zeze yang mendapat tatapan horor oleh Zoya.

"Pikirkan dengan baik, Zoy. Ini aku lusa akan berangkat ke Indonesia," ucap Zeze tiba-tiba.

"Kok mendadak sekali?" Zoya terkejut akan kepergian dadakan Zeze.

"Ya, emang begitu, enggak mendadak kok dan aku harap kamu hadir," ucap Zeze penuh harap.

"Aku akan usahakan, Bos." Sambil bergaya hormat.

"Soal perasaan kamu ke dia. Menurut aku jangan dibawa terlalu berlarut, Zoya. Coba lihat ke depan. Oke. Yaudah, aku masuk kelas selanjutnya dulu, ya. Assalamualaikum," kata Zeze pergi.

"Waalaikumsalam," jawab Zoya lemas.

"Apa ini saatnya? aku melangkah ke depan tanpa harus terjebak dengan perasaan ini," ucap Zoya dalam hati.

°°°

Beberapa hari ini, Mr. Anggara selalu terpikir mengenai Zoya. Mahasiswa yang mengambil kelas mata kuliah Bahasa Inggris. Dari ketika Zoya menabrak Anggara di kafe. Bukan. Tetapi dari ketika dia masuk ke kelasnya dengan penampilan yang simple tentunya juga manis menurut Anggara.

"Harus. Aku harus menyatakan perasaanku kepada Zoya. Masalah dia nerima atau enggak, itu urusan belakangan yang terpenting perasaan ini tulus dan aku akan berjuang. Bismillah," kata Anggara mantap.

Terpopuler

Comments

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

semangat kak

cinta pak bos hadir

2020-10-06

0

Sept September

Sept September

likee

2020-10-04

0

Tundjungsari Ratna

Tundjungsari Ratna

sudah ku boom like nih. mampir lagi ke karyaku ya. makasih

2020-10-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!