Bab 4

"Iya jalan-jalan tidak harus hari ini sih rie, besok juga tidak apa-apa atau kapan hehe" kataku dengan tersenyum.

"Hmm tumben sekali kau ngajak jalan-jalan waktu kuliah dulu kamu mau tidak pernah seperti ini, iya walau kau juga terkadang mengajakku jalan sih hehe" jawab rie lalu tertawa.

"Hehe iya aku tau aku waktu kuliah dulu cukup pemalu dan jarang berinteraksi bersama yang lain, walau aku sekarang masih seperti ini jadi bagaimana kau mau atau tidak rie?" jawabku dan bertanya ke rie.

"Hmm aku sih bisa aja Risa tapi bukan sekarang iya kan kamu bilang bisa gak sekarang, mungkin bagaimana dengan hari Sabtu iya kalau gak Minggu kan karena jalan-jalan bagusnya di hari weekend" balasnya.

"Hahaha iya kau benar memang lebih bagus kalau di hari weekend kan iya, baiklah kalau gitu hehe" jawabku aku lalu tersenyum ke arahnya.

"Oh oke hmm baiklah jadi kamu ingin pergi jam berapa, dan kamu ingin jalan-jalan ke mana Risa apakah kau ingin pergi ke games arcade seperti dulu atau lainnya?" tanya rie.

Saat mendengar itu aku lalu berpikir, kira-kira jalan-jalan yang kemana iya yang bagus.

Aku cukup bingung untuk harus pergi ke mana bersama rie aku lalu berpikir untuk beberapa menit.

Hingga aku akhirnya menemukan tempat yang cocok untuk kami pergi bersama.

"Hmm bagaimana kalau jam 1 siang bukannya itu cukup bagus?" tanyaku dengan senyum.

"Oh baiklah lalu untuk tempatnya kamu ingin pergi ke mana" jawab rie.

"Ke taman!" kataku dengan semangat.

"Taman?!" ucap rie dengan terkejut.

"Iya taman merupakan salah satu tempat untuk menghabiskan waktu berdua dan jalan-jalan kita bisa melihat beberapa lingkungan indah, melihat beberapa tokoh jualan dan jajanan, dan pemandangan tumbuhan juga indah itu adalah yang terbaik!" balasku dengan penuh semangat.

Aku lalu melihat pipi rie yang berubah menjadi warna merah.

Saat aku melihat itu aku cukup bingung, hingga aku baru menyadari sesuatu.

Uh sial aku hampir lupa kalau aku ini perempuan, aku baru ingat taman merupakan salah satu tempat dimana seseorang pasangan menghabiskan waktu bersama.

Dan terlebih lagi aku berjalan bersama rie kesana bersama itu bukankah seperti tidak-tidak kami hanya teman itu tidak mungkin dan tidak akan!!!.

"Hehe rie hmm jadi bagaimana menurutmu?" tanyaku.

Rie masih diam karena aku bisa melihat pipinya berwarna merah muda, namun akhirnya dia bicara padaku.

"Iya kau benar aku pikir iya itu tempat yang cukup bagus untuk jalan-jalan bersama kan" ucap rie dengan canggung.

"Haha iya" aku membalas ucapan rie dengan canggung.

Entah kenapa karena ini kami saling canggung antar satu sama lain.

Dan bahkan kami tidak melihat satu sama lain, hingga akhirnya aku melihat rie.

"Oh iya perginya hari Sabtu ok ingat Jam 1 ok seperti biasa kau tau, kau ke kosan ku saja ok" kataku dengan canggung.

"Uh oke baiklah kalau begitu kalau gitu aku pergi iya sampai ketemu Sabtu nanti ok, jangan lupa ok!" balas rie lalu pergi.

Rie lalu pergi dan meninggalkan ku aku melihatnya hanya tersenyum walau canggung aku pun lalu melambaikan tanganku.

"Hmmph iya aku tidak akan lupa!" balasku dan aku melambaikan tanganku.

Aku lalu tersenyum tidak kusangka aku bisa bertemu dengannya kembali.

...----------------...

Setelah kami berpisah aku lalu kembali ke kosan ku.

Di dalam kosan aku cukup gugup bagaimana harus menemui kakakku saat ini.

Ya ampun sepertinya aku cukup kasar sebelumnya aku cukup keterlaluan.

Aku tau aku belum bisa menerima ini tetapi membentak kakak perempuan ku yang dari dulu selalu menjagaku.

Dan aku bilang padanya bahwa aku benci padanya, ya ampun benar-benar keterlaluan aku pasti telah menghancurkan hati kakakku.

Mungkin setelah ini dia tidak akan berbicara padaku lagi, dan akan selalu mendiamkanku dan mengabaikanku.

Dengan gugup aku lalu membuka pintu kosanku, saat pintu terbuka aku lalu melihat kakak perempuan ku.

Rupanya dia sudah menyiapkan makanan padahal aku sendiri belum memasak, ya bagaimanapun ini kosan ku.

Dia memasak untukku atau mungkin hanya untuk dirinya sendiri, dia hanya melakukannya karena aku adik nya jika tidak dia tidak akan melakukan dia pasti sudah membenciku.

Kakak perempuan ku lalu melihatku dan tersenyum.

"Selamat datang ke kosan kembali Risa" sambutnya dengan tersenyum ke arahku.

Aku lalu melihat kakak perempuan ku dengan cukup terkejut, apa maksudnya dari kakak perempuan ku.

Apakah dia pura-pura baik padaku dan lalu setelah itu mengabaikan ku aku lalu menghela nafas dan berbicara.

"Hmmph aku pulang kakak" balasku.

"Haha baiklah kemari sini dan duduk di meja makan sini, ayo Risa kita makan bersama ok tenang saja aku sudah memasak dan menyediakan lauk pauk dan nasi untuk kita berdua kau ambil saja nasinya sesuai seleramu ok" jawabnya dan tersenyum.

"Uh iya terima kasih kak" jawabku dengan gugup dan tersenyum.

Aku lalu berjalan ke meja makan dan duduk di kursinya.

Entah bagaimana aku cukup gugup sekarang aku hanya melihat nasi dengan beberapa telur dadar dengan kangkung di piring ku.

Jujur saja aku masih merasa tidak enak pada kakak perempuan ku kenapa dia masih peduli padaku, padahal aku saja telah menyakiti hatinya.

"Risa kenapa diam saja ayo makan apakah lauknya masih kurang, bagaimana kalau aku tambahkan tempe untukmu" kata kakakku.

Kakakku lalu mengambil tempe dan menaruhnya di piringku, aku hanya diam saat dia melakukannya.

Kenapa aku sangat gugup sekarang, dan kenapa kakak ku sangat peduli padaku padahal aku tadi sudah keterlaluan padanya dan menyakitinya.

Semarah-marahnya diriku dan selalu bertengkar padanya terkadang dan selalu menentangnya aku rasa aku benar-benar cukup buruk sebagai seorang adik.

Aku benar-benar payah, sepertinya orang tuaku benar seharusnya aku tidak dilahirkan aku hanya membuat masalah kepada orang lain.

Diriku memang tidak pantas di dunia ini, aku uh kenapa sekarang kenapa selalu saja aku menangis hari ini kenapa air mata terus mengalir pada dirimu kenapa?!!!.

"Risa kamu baik-baik saja ada apa Risa apakah ada sesuatu atau masalah ceritakan saja pada kakak!" khawatir kakakku.

Dia lalu berdiri dari kursi dan mendekatiku, aku lalu melihat kakak perempuan ku dengan air mata di mataku dan mengalir di pipiku, aku lalu menunduk dan melihat lantai.

Kenapa dia selalu saja seperti ini, aku lalu berbicara padanya.

"Kenapa kak, hiks kenapa kau selalu saja peduli padaku?!" isak ku pada kakak perempuan ku.

"Apa maksudmu kenapa aku peduli mu, iya kenapa karena kau adik ku dan sampai kapanpun aku akan selalu peduli padamu dan selalu menjagamu kau adalah hartaku Risa" balas kakak perempuan ku dan tersenyum.

"Harta berharga mu aku rasa itu tidak cocok untukku, kakak akuin saja jangan berbohong pada dirimu sendiri katakan saja yang sebenarnya kau membenci ku kan kau sebenarnya tidak menyukai ku kan kau hanya berpura-pura selama ini kan bukankah begitu kakak?!" balasku dengan beberapa isakan tangisku.

Air mata terus mengalir, aku terus menyekanya namun air mata ku selalu saja turun.

"Apa maksudmu bicara seperti itu untuk apa aku berpura-pura Risa selama ini aku memang selalu menyayangimu dan peduli padamu, kau adalah adikku dan sampai kapanpun aku akan selalu menyayangimu aku tidak pernah berpura-pura Risa tolong percaya lah pada kakak!" jawab kakak perempuan ku.

Aku lalu melihat kakak perempuan ku, dan air mata terus mengalir di pipiku.

"Kau berbohong kan kakak kau pasti berbohong kan, kakak itu hanya pura-pura peduli padaku dan menyayangiku karena kamu hanya simpati padaku kan, kau merasa tidak enak padaku yang selalu sendirian dan bahkan tidak pernah dipedulikan orang tua atau saudara yang lain!" teriakku pada kakak perempuan ku.

"Itu tidak benar Risa, kau adalah adik kesayangan ku dan aku selalu peduli padamu, aku tidak pernah berpura-pura atau hanya karena simpati padamu, mungkin beberapa saudara dari kita hanya berpura-pura tapi aku tidak Risa aku benar-benar peduli padamu dan menyayangimu" ucap kakak perempuan ku.

Aku bisa merasakan tangannya yang lembut saat dia mengelus rambut coklatku, aku hanya terdiam untuk beberapa saat hingga akhirnya aku menghela nafas dan bicara.

"Kak apakah kau benar-benar peduli padaku, sebenarnya aku cukup ragu kak seluruh keluarga kita atau lainnya mereka membenciku bahkan orang tua kita sendiri, apakah aku memang tidak seharusnya terlahir di dunia ini kak?" tanyaku dengan suara pelan.

"Itu tidak benar ok jangan pernah pedulikan apa yang orang katakan padamu bahkan orang tua kita jangan pernah pikirkan ok, kau tetaplah dirimu siapapun kamu apapun kamu, kau tetaplah kau dan iya kamu merupakan adikku" balasnya dan tersenyum ke arahku.

Senyuman nya kakak memang selalu cerah dan membuat hati tenang.

"Terima kasih kak, aku bersyukur memiliki mu disisiku terima kasih!" ucapku dengan senang.

Aku lalu memeluk kakak perempuan ku, dan aku bisa merasakan kakak perempuan ku memelukku juga dia membalas pelukanku dan memelukku dengan erat.

Aku hanya tersenyum merasakan kehangatan dari badannya dengan kelembutan dari tangannya.

"Berapa umurmu sekarang Risa?" tanya kakakku.

"Umurku sekarang 21 tahun kak iya mungkin aku sudah mulai dewasa bukan, sepertinya aku sudah agak cukup tua hehe" jawabku.

"Begitu rupanya baiklah dan bagaimana keadaanmu sekarang adik?" kakak perempuan ku lalu bertanya lagi.

"Keadaanku sekarang seperti kami lihat aku sudah menjadi perempuan sekarang, dan bahkan aku sudah tidak bisa kembali lagi mungkin aku benar-benar tidak tau, maaf karena kau harus mempunyai adik aneh seperti ku yang berganti kelamin" jawabku dengan sedih.

"Tidak perlu minta maaf ok kamu tidak aneh kok, iya terkadang di dunia ini hal tak terduga bisa terjadi bukan iya itulah dunia" balas kakak perempuan ku dan tersenyum.

Aku lalu dapat merasakan dia melepas pelukannya dari ku dan mengelus rambut ku lagi.

"Uh iya itulah dunia hmmph kau benar, aku minta maaf iya karena membentak mu sebelumnya aku cukup emosi waktu itu aku benar-benar minta maaf kak!" ucapku dengan rasa sangat bersalah.

"Tidak apa ok lupakan saja aku memaafkanmu adik kesayanganku atau mungkin adik perempuan ku yang manis" jawab kakak perempuan ku dan dia tersenyum dengan cerah.

Kakak perempuan ku lalu mengusap pipiku dan mencium dahiku.

Aku yang merasakan itu pipiku menjadi merah, aku lalu memalingkan mukaku.

"Ya ampun kak kau membuatku malu saja haha" jawabku dan tertawa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!