Saat aku diluar aku terus berjalan lalu aku duduk di salah satu bangku taman.
Disana aku hanya diam dan terus memikirkan semuanya, sepertinya aku sangat khawatir aku sepertinya benar-benar takut pada diriku sekarang.
Sepertinya aku semakin khawatir apakah aku harus menerima hidupku sebagai seorang perempuan, apa yang kakak katakan benar juga sih.
Lebih baik aku menerima hidupku sekarang dan menjalaninya, lagipula aku juga sudah terbiasa dengan ini aku sepertinya sudah tidak bisa hidup kembali menjadi laki-laki.
Aku benar-benar sudah berubah sekarang aku akui, hidupku berubah semuanya aku punya teman tidak kesepian lagi, tidak menyendiri lagi.
Banyak orang yang peduli padaku, tidak terkena tindasan lagi, aku bahkan sudah tidak suram seperti dulu.
Kenapa aku rasanya benar-benar tidak ingin meninggalkan hidupku sebagai perempuan apakah aku harus menerima semua ini.
Aku hanya duduk di taman dan menutup mukaku, aku sangat bingung dengan semuanya tanpa sadar aku sudah menangis isakan tangisanku keluar.
Dan air mata ada di wajahku yang sedang ku tutupi dengan telapak tanganku.
Hingga aku terdiam saat ada tangan seseorang dan dia memberiku tisu.
Aku cukup terkejut siapa yang memberiku tisu di saat seperti ini, apakah Azof.
Mungkinkah itu dia yang memberiku aku lalu mengambil tisu itu dan mengelap air mata dari pipiku aku lalu berterima kasih padanya.
"Terima kasih" ucapku pada orang itu.
Namun saat aku mengembalikan tisunya aku cukup terkejut saat melihatnya, rambutnya bajunya, matanya, terlihat sangat tidak asing.
Tunggu tentu saja aku tidak asing karena aku memang mengenalinya itu rie?.
"Yo Risa lama tidak bertemu" ucap rie dan tersenyum.
"Rie!!!" teriakku dengan girang dan lalu langsung memeluk rie.
Aku bisa merasakan badannya yang lembut dan tangannya yang lembut, sesaat dia membalas pelukanku.
Entah kenapa aku sangat senang bisa bertemu dengannya lagi aku lalu melihat ke arahnya.
"Darimana saja kau sudah lama sekali tidak bertemu kau tau entah bagaimana aku cukup merindukanmu tau" balasku.
"Oh iya benarkah hehe apakah kau menyukaiku Risa kau merindukanku?" jawabnya.
Sesaat dia mengatakan itu aku lalu melepas diriku dari pelukannya lalu memalingkan mukaku.
"Menyukaimu kau ini bicara apa sih siapa juga yang menyukaimu aku hanya senang bisa bertemu denganmu kembali karena bagaimanapun kita sahabat kan" jawabku dengan cemberut.
"Yang benar?" ledek rie kepadaku.
Saat dia mengatakan itu entah kenapa pipiku menjadi merah, tapi aku berusaha tetap tenang.
"Iya benar aku tidak pernah menyukaimu aku hanya merindukanmu sebagai sahabat bukan berarti aku suka padamu tau" jawabku.
"Ok-ok ngomong-ngomong kau ngapain sendirian disini dan juga aku melihatmu menangis disini, iya itulah kenapa aku memberimu tisu Risa kau baik-baik saja kau tidak punya masalah kan?" tanya rie padaku.
"Mmm iya aku baik-baik saja tidak perlu khawatir ok, bagaimana kabarmu sekarang rie apakah kau berhasil menjadi polisi?" jawabku.
"Uh itu iya hmm sayangnya tidak ris aku tidak berhasil menjadi polisi, sekiranya meski aku tidak menjadi polisi aku menjadi karyawan kantoran dan itu gajinya juga cukup besar, kau sendiri bagaimana?" balas rie dan dia bertanya padaku.
"Aku hmm kalau aku sih palingan cuman buat-buat komik aja, dan kau tau komikku mendapatkan adatapsi animasi iya di jepang sih dan penghasilannya cukup lumayan" balasku.
"Wah pasti gede hebat sekali kau Risa jarang loh ada yang bisa gitu hehe" puji rie padaku.
Mendengar pujian dari rie aku tersenyum, entah bagaimana sesaat aku melupakan tentang masalahku.
Mungkin setelah ini aku harus bertemu dengan kakak dan bicara padanya, aku merasa tidak enak karena langsung meninggalkannya di kosan ku, yang bahkan aku tidak ingin mendengarnya.
Hanya karena masalah ini padahal kakak berkunjung ke rumahku tapi aku malah memperlakukan dia seperti itu.
"Hmm Risa kau baik-baik saja?" ucap rie.
"Mmm iya aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir ok" jawabku dan tersenyum.
"Baiklah jika kau menjawab demikian dan kau baik-baik saja ok" balas rie.
"Hehe hei rie kita kan sudah lama tidak bertemu dan kita juga jarang menghabiskan waktu bersama benar kan?" kataku.
"Memang kita tidak pernah menghabiskan waktu bersama semenjak kita lulus kuliah seperti ini, ini juga suatu kebetulan bisa bertemu denganmu" jawab rie.
"Aku juga sangat kebetulan sekali aku bisa bertemu denganmu lagi, hei rie jika memungkinkan begini aku tidak memaksa kalau kau sibuk atau apa kau boleh tolak, rie kau mau tidak jalan-jalan bersamaku lagi hanya kita berdua seperti dulu" balasku dan tersenyum dengan mata cerah melihat ke arahnya.
"Jalan-jalan?" ucap rie.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
jeyaaka
lanjutkan thor
2023-06-27
1