Pintu itu semakin digedor dari luar dan ketukannya pun semakin sering saja.
"Apa aku ikut kata teman di facebook untuk bergabung jadi penulis novel online saja, hitung-hitung cari pengalaman dan juga untuk mengisi waktu kalau rezeki alhamdulilah gagal tidak masalah daripada sepi setiap hari pekerjaan itu mulu,kalau anak-anakku ada di rumah rumah tidak sepi, apalagi selama Mas sibuk keluar daerah rumah ini semakin sunyi," cicitnya Aliya seraya memandangi langit yang bertaburan bintang dan rembulan malam yang menyinari seluruh angkasa malam itu.
Lamunannya buyar ketika mendengar suara ketukan beberapa kali dipintunya. Aliya segera bangkit dari duduknya dan bergegas ke arah pintu depan.
"Ya Allah… siapa sih orang yang mengetuk pintu, kenapa tidak sabaran banget," kesalnya Aliya Azizah Humairah.
Aliya berjalan terburu-buru membukakan pintu karena orang yang berada dibalik pintu sepertinya tidak sabaran, dia tidak memikirkan jika orang itu adalah suaminya sendiri.
"Biasanya kalau Mas Leo yang datang tidak perlu repot-repot mengetuk pintu dan dibukakan segala pintunya, karena Mas Leo punya dan bawa kunci cadangan rumah sendiri, apa jangan-jangan itu bukan Mas Leo lagi tapi kalau bukan siapa yang datang bertamu?" Terkanya Aliya.
"Tunggu! Sabar sedikit kenapa! aku akan buka kok," teriaknya Aliya dari balik pintu itu yang bersiap membuka pintunya.
Aliyah semakin mempercepat langkah kakinya itu agar tidak semakin gaduh suasana depan pintunya.
Alia segera memutar knop pintu rumahnya itu dan terlihat wajah yang selalu ia rindukan beberapa hari belakangan ini. Pria yang sudah mengikrarkan janji suci lewat pernikahan dan sudah memberikan dia dua malaikat kecil yang selalu menjadi penyemangat dalam hidupnya.
Kemarahan dan kekesalannya reda seketika itu juga, ketika melihat pemilik senyuman itu. Aliya tersenyum sumringah menyambut kedatangan suaminya itu dengan meraih tangan suaminya untuk dia cium punggung tangannya Leo.
"Assalamualaikum Mas Leo," sapanya Aliya lalu kemudian mengecup punggung tangan suaminya itu dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.
"Waalaikum salam, maaf sudah mengetuk pintu dengan keras," sesalnya Leo seraya mengecup sekilas keningnya Aliya istrinya.
"Saya kira siapa, ternyata Mas Leo, kok enggak langsung buka kunci saja, kan Mas Leo punya kunci serepnya," imbuhnya Aliya.
Leo salah tingkah dan baru tersadar dengan kuncinya yang tadi dicarinya kemana-mana tapi, sampai detik itu belum ia dapatkan kembali juga kunci rumahnya yang selalu Ia bawa kemanapun perginya.
"Sepertinya itu kunci terjatuh di rumahnya, karena tadi kami…," lamunannya Leo buyar setelah Aliya menepuk pundaknya Leo.
"Mas Leo kenapa melamun, ada apa? Apa Mas Leo baik-baik saja?" Cercanya Aliya yang memberondong pertanyaan untuk suaminya itu.
"Eh Mas baik-baik saja hanya teringat dimana mas menaruh kunci rumah, apa mungkin Mas lupa kalau Mas jatuhkan dijalan yah," elaknya Leo.
Aliya tersenyum simpul," sudahlah Mas, kalau hilang mau diapa lagi, nyawa saja bisa lepas dari raga manusia apalagi hanya kunci rumah," ujarnya Aliya.
Aliya mengambil tas ransel suaminya dan membantu melepas jaket hoodie suaminya itu. Dia walaupun sangat ingin bertanya beberapa hal yang mengganjal dalam pikirannya itu,tetapi selalu ia tekan keinginannya tersebut.
Leo mengecup puncak kepala istrinya itu seperti yang selalu ia kerjakan sudah menjadi kebiasaan dan rutinitasnya selama mereka menikah.
Kebiasaan dan rutinitas seperti ini yang selalu dilakukan oleh istrinya yang mampu membuatnya merindukan rumahnya dan juga tentunya istrinya jika harus bepergian jauh.
Leo selalu tersenyum gembira jika diperlakukan seperti itu oleh istrinya," pantesan saja aku selalu merindukanmu, walaupun aku berada di luar sana, tapi maafkan aku yang sudah tidak memegang janji suciku padamu dan dengan berat hati terpaksa mengingkari janji kita berdua," Leo membatin.
Kehidupan rumah tangganya selalu harmonis tanpa ada masalah yang berarti menerpa kehidupan rumah tangganya selama ini.
Leo menarik tubuhnya Aliya ke dalam dekapan hangatnya, "Alhamdulillah Mas bahagia karena bisa melihat kamu hari ini,kamu tau gak aku sangat merindukanmu istriku selama aku berada di kota Bandung,saya selalu kepikiran denganmu, satu hal hari ini kamu sangat cantik dimataku," ujarnya Leo.
Reaksi Aliya selalu saja seperti gadis remaja jika sedang digoda oleh suaminya itu. Dia akan tersipu merona malu hingga wajah dan kedua pipinya yang chubby itu memerah seolah baru saja memakai perona pipi.
Aliya Azizah Humairah spontan menundukkan kepalanya saking malunya dengan pujian yang terlontar dari mulutnya Leo yang sebenarnya sering suaminya ucapkan.
Kedua pasang pipinya memerah blushing seperti kepiting rebus saja, "Aah Mas Leo candanya enggak ketulungan sudah, gimana caranya saya cantik kalau hanya pakai bedak baby dan pakai daster seperti ini, ikat rambut juga asal-asalan cepol, Mas candanya itu jujur buat hatiku berbunga-bunga saja," tempiknya Aliya yang tidak berani menatap langsung ke dalam netra hitam bak elang milik suaminya itu.
Leo tersenyum sumringah sembari menangkupkan kedua tangannya di dagu lancip istrinya, "Saya sangat serius dengan perkataanku, kamu memang cantik memakai pakaian apapun, tanpa make up sekalipun istriku yang bernama Alia Azizah Humairah mamanya Jingga dan Senja akan tetap cantik alami hingga dua puluh tahun lagi, kenapa Mas berbicara seperti itu karena, dari sini terpancar kecantikanmu, kamu begitu cantik luar dalam sehingga tanpa oplas atau makeup mahal kamu tetep istriku yang paling cantik dan sholehah," pujinya Leo sembari menunjuk ke arah dadanya Aliya tanpa ragu sedikitpun.
Leo memang tidak memungkiri dan menampik kenyataan tersebut, bahwa istrinya dulunya menjadi primadona desa yang menjadi bahan rebutan beberapa anak muda dan betapa bersyukurnya dan beruntungnya dirinyalah yang menjadi pilihan dari Aliya.
Aliya tersenyum lega karena apa yang selalu dilakukan oleh Leo, jika pulang kerja tidak pernah pudar sedikitpun, walaupun pernikahan mereka sudah berjalan hampir delapan tahun itu. Uang belanja boleh dikurangi,tapi perhatian dan kasih sayangnya Ibra tidak pernah pudar ataupun berkurang.
Hanya saja dua hari ini dia sangat tidak memungkinkan dirinya untuk membalas chat ataupun menelponnya dengan alasan yang tidak bisa diungkapkannya.
Alia mengalungkan tangannya ke lehernya Ibra, "Sudah aah gombalnya, Mas selalu mampu membuatku tersenyum-senyum saking bahagianya mendengar segala pujian dari Mas, kamu selalu bisa bahagiakan aku dengan segala macam perkataan Mas, aku hanya berharap semoga itu tulus adanya dari dalam hatinya Mas tanpa ada u dibalik b," pungkasnya Alia yang menempelkan hidung mancung nan bangirnya di hidung suaminya yang mirip hidung orang Eropa pada umumnya.
"Ada udang di balik bakwan itu enak sayang, ngomong-ngomong kamu masak bakwan enggak hari ini?" Tanyanya Leo yang segera melerai pelukannya itu.
Leo berjalan beriringan di sampingnya Ibra sambil menyakitkan jaket di lengannya dan tangan satunya menenteng tas kerjanya Ibra, "Mas Leo apa sudah makan? Kalau belum makan saya siapkan dulu mumpung hari ini saya masak banyak, ada bakwan jagung, udang goreng tepung, sayur asem sama ikan bakar bawal," jelasnya Aliyah yang menyebut satu persatu masakannya.
Leo tanpa aba-aba langsung mengecup sekilas pipi kirinya Aliya, " kamu memang benar-benar istri yang selalu bisa membahagiakan suami sendiri, aku semakin mencintaimu,"
Aliyai kembali menghentikan laju langkah kakinya itu karena tidak menyangka jika suaminya memberikan ciumannya yang begitu tiba-tiba. Leo segera berjalan terburu-buru meninggalkan istrinya yang terdiam mematung meresapi perlakuan begitu tiba-tiba dari Leo.
"Iih Mas Leo Kalid Pratama!" teriak Dewi seraya memegangi pipinya yang dicium sepintas lalu oleh suaminya itu.
Leo hanya terkekeh melihat reaksinya Aliya yang menurutnya lucu itu," sikapmu yang seperti ini lah yang selalu membuatku selalu jatuh cinta berulang kali, tapi andaikan kau tahu semuanya entah apa yang akan kamu perbuat, maafkanlah Mas yang harus memberikan jatah bulananmu dan mungkin akan berlangsung entah sampai kapan aku pun tak tahu," Leo membatin dengan berwajah lesu.
"Mas Leo Khalid Pratama karena sikapmu yang seperti ini sehingga aku mampu menjalani kehidupan rumah tangga kita ini dengan tulus dan ikhlas, hingga pernikahan kita yang sudah masuk kepala delapan, semoga saja Mas Leo selalu setia hanya aku istrimu seorang," ucapnya Aliya.
Apa yang dikatakan oleh Aliya membuatnya salah tingkah dan hatinya tersentil dengan perkataan dari mulut istrinya itu.
"Semoga saja aku terus bisa berlaku adil kepada keduanya, aku mencintai mereka berdua walaupun rasa sayangku lebih besar untuk Aliya istriku," bathinnya Leo.
Mereka berdua sama-sama terdiam memaknai perkataan dari keduanya itu.
"Ya Allah… jadikanlah rumah tanggaku dilimpahi keberkahan, berikan kami keluarga yang selalu rukun dan harmonis dalam keadaan apapun, selalu dalam lindunganMu dan jauhkan kami dari perbuatan keji dan mungkar dan selalu ridho dengan pemberian dan ketentuanMu," Aliya membatin.
Aliya selalu berharap apa yang diimpikan dan menjadi doanya selama ini setiap sujudnya menjadi kenyataan dan dikabulkannya doa-doanya oleh Allah SWT.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Avelina Marpaung
kalo crrita original karangan sendiri masa iya nama bisa ganti2 ya??
2023-11-18
0
Uneh Wee
oh. ternyata pakanung yg pulang. toh ...kasian yh hnya dkasih cinta aja alya ga bkln kenyng
2023-06-12
0
Rini Musrini
namanya ber ubah²
2023-06-10
1