Bab. 4. Kepulangan Leo Carlando Khalid Pratama

Pintu itu semakin digedor dari luar dan ketukannya pun semakin sering saja.

"Apa aku ikut kata teman di facebook untuk bergabung jadi penulis novel online saja, hitung-hitung cari pengalaman dan juga untuk mengisi waktu kalau rezeki alhamdulilah gagal tidak masalah daripada sepi setiap hari pekerjaan itu mulu,kalau anak-anakku ada di rumah rumah tidak sepi, apalagi selama Mas sibuk keluar daerah rumah ini semakin sunyi," cicitnya Aliya seraya memandangi langit yang bertaburan bintang dan rembulan malam yang menyinari seluruh angkasa malam itu.

Lamunannya buyar ketika mendengar suara ketukan beberapa kali dipintunya. Aliya segera bangkit dari duduknya dan bergegas ke arah pintu depan.

"Ya Allah… siapa sih orang yang mengetuk pintu, kenapa tidak sabaran banget," kesalnya Aliya Azizah Humairah.

Aliya berjalan terburu-buru membukakan pintu karena orang yang berada dibalik pintu sepertinya tidak sabaran, dia tidak memikirkan jika orang itu adalah suaminya sendiri.

"Biasanya kalau Mas Leo yang datang tidak perlu repot-repot mengetuk pintu dan dibukakan segala pintunya, karena Mas Leo punya dan bawa kunci cadangan rumah sendiri, apa jangan-jangan itu bukan Mas Leo lagi tapi kalau bukan siapa yang datang bertamu?" Terkanya Aliya.

"Tunggu! Sabar sedikit kenapa! aku akan buka kok," teriaknya Aliya dari balik pintu itu yang bersiap membuka pintunya.

Aliyah semakin mempercepat langkah kakinya itu agar tidak semakin gaduh suasana depan pintunya.

Alia segera memutar knop pintu rumahnya itu dan terlihat wajah yang selalu ia rindukan beberapa hari belakangan ini. Pria yang sudah mengikrarkan janji suci lewat pernikahan dan sudah memberikan dia dua malaikat kecil yang selalu menjadi penyemangat dalam hidupnya.

Kemarahan dan kekesalannya reda seketika itu juga, ketika melihat pemilik senyuman itu. Aliya tersenyum sumringah menyambut kedatangan suaminya itu dengan meraih tangan suaminya untuk dia cium punggung tangannya Leo.

"Assalamualaikum Mas Leo," sapanya Aliya lalu kemudian mengecup punggung tangan suaminya itu dengan penuh kasih sayang dan kelembutan.

"Waalaikum salam, maaf sudah mengetuk pintu dengan keras," sesalnya Leo seraya mengecup sekilas keningnya Aliya istrinya.

"Saya kira siapa, ternyata Mas Leo, kok enggak langsung buka kunci saja, kan Mas Leo punya kunci serepnya," imbuhnya Aliya.

Leo salah tingkah dan baru tersadar dengan kuncinya yang tadi dicarinya kemana-mana tapi, sampai detik itu belum ia dapatkan kembali juga kunci rumahnya yang selalu Ia bawa kemanapun perginya.

"Sepertinya itu kunci terjatuh di rumahnya, karena tadi kami…," lamunannya Leo buyar setelah Aliya menepuk pundaknya Leo.

"Mas Leo kenapa melamun, ada apa? Apa Mas Leo baik-baik saja?" Cercanya Aliya yang memberondong pertanyaan untuk suaminya itu.

"Eh Mas baik-baik saja hanya teringat dimana mas menaruh kunci rumah, apa mungkin Mas lupa kalau Mas jatuhkan dijalan yah," elaknya Leo.

Aliya tersenyum simpul," sudahlah Mas, kalau hilang mau diapa lagi, nyawa saja bisa lepas dari raga manusia apalagi hanya kunci rumah," ujarnya Aliya.

Aliya mengambil tas ransel suaminya dan membantu melepas jaket hoodie suaminya itu. Dia walaupun sangat ingin bertanya beberapa hal yang mengganjal dalam pikirannya itu,tetapi selalu ia tekan keinginannya tersebut.

Leo mengecup puncak kepala istrinya itu seperti yang selalu ia kerjakan sudah menjadi kebiasaan dan rutinitasnya selama mereka menikah.

Kebiasaan dan rutinitas seperti ini yang selalu dilakukan oleh istrinya yang mampu membuatnya merindukan rumahnya dan juga tentunya istrinya jika harus bepergian jauh.

Leo selalu tersenyum gembira jika diperlakukan seperti itu oleh istrinya," pantesan saja aku selalu merindukanmu, walaupun aku berada di luar sana, tapi maafkan aku yang sudah tidak memegang janji suciku padamu dan dengan berat hati terpaksa mengingkari janji kita berdua," Leo membatin.

Kehidupan rumah tangganya selalu harmonis tanpa ada masalah yang berarti menerpa kehidupan rumah tangganya selama ini.

Leo menarik tubuhnya Aliya ke dalam dekapan hangatnya, "Alhamdulillah Mas bahagia karena bisa melihat kamu hari ini,kamu tau gak aku sangat merindukanmu istriku selama aku berada di kota Bandung,saya selalu kepikiran denganmu, satu hal hari ini kamu sangat cantik dimataku," ujarnya Leo.

Reaksi Aliya selalu saja seperti gadis remaja jika sedang digoda oleh suaminya itu. Dia akan tersipu merona malu hingga wajah dan kedua pipinya yang chubby itu memerah seolah baru saja memakai perona pipi.

Aliya Azizah Humairah spontan menundukkan kepalanya saking malunya dengan pujian yang terlontar dari mulutnya Leo yang sebenarnya sering suaminya ucapkan.

Kedua pasang pipinya memerah blushing seperti kepiting rebus saja, "Aah Mas Leo candanya enggak ketulungan sudah, gimana caranya saya cantik kalau hanya pakai bedak baby dan pakai daster seperti ini, ikat rambut juga asal-asalan cepol, Mas candanya itu jujur buat hatiku berbunga-bunga saja," tempiknya Aliya yang tidak berani menatap langsung ke dalam netra hitam bak elang milik suaminya itu.

Leo tersenyum sumringah sembari menangkupkan kedua tangannya di dagu lancip istrinya, "Saya sangat serius dengan perkataanku, kamu memang cantik memakai pakaian apapun, tanpa make up sekalipun istriku yang bernama Alia Azizah Humairah mamanya Jingga dan Senja akan tetap cantik alami hingga dua puluh tahun lagi, kenapa Mas berbicara seperti itu karena, dari sini terpancar kecantikanmu, kamu begitu cantik luar dalam sehingga tanpa oplas atau makeup mahal kamu tetep istriku yang paling cantik dan sholehah," pujinya Leo sembari menunjuk ke arah dadanya Aliya tanpa ragu sedikitpun.

Leo memang tidak memungkiri dan menampik kenyataan tersebut, bahwa istrinya dulunya menjadi primadona desa yang menjadi bahan rebutan beberapa anak muda dan betapa bersyukurnya dan beruntungnya dirinyalah yang menjadi pilihan dari Aliya.

Aliya tersenyum lega karena apa yang selalu dilakukan oleh Leo, jika pulang kerja tidak pernah pudar sedikitpun, walaupun pernikahan mereka sudah berjalan hampir delapan tahun itu. Uang belanja boleh dikurangi,tapi perhatian dan kasih sayangnya Ibra tidak pernah pudar ataupun berkurang.

Hanya saja dua hari ini dia sangat tidak memungkinkan dirinya untuk membalas chat ataupun menelponnya dengan alasan yang tidak bisa diungkapkannya.

Alia mengalungkan tangannya ke lehernya Ibra, "Sudah aah gombalnya, Mas selalu mampu membuatku tersenyum-senyum saking bahagianya mendengar segala pujian dari Mas, kamu selalu bisa bahagiakan aku dengan segala macam perkataan Mas, aku hanya berharap semoga itu tulus adanya dari dalam hatinya Mas tanpa ada u dibalik b," pungkasnya Alia yang menempelkan hidung mancung nan bangirnya di hidung suaminya yang mirip hidung orang Eropa pada umumnya.

"Ada udang di balik bakwan itu enak sayang, ngomong-ngomong kamu masak bakwan enggak hari ini?" Tanyanya Leo yang segera melerai pelukannya itu.

Leo berjalan beriringan di sampingnya Ibra sambil menyakitkan jaket di lengannya dan tangan satunya menenteng tas kerjanya Ibra, "Mas Leo apa sudah makan? Kalau belum makan saya siapkan dulu mumpung hari ini saya masak banyak, ada bakwan jagung, udang goreng tepung, sayur asem sama ikan bakar bawal," jelasnya Aliyah yang menyebut satu persatu masakannya.

Leo tanpa aba-aba langsung mengecup sekilas pipi kirinya Aliya, " kamu memang benar-benar istri yang selalu bisa membahagiakan suami sendiri, aku semakin mencintaimu,"

Aliyai kembali menghentikan laju langkah kakinya itu karena tidak menyangka jika suaminya memberikan ciumannya yang begitu tiba-tiba. Leo segera berjalan terburu-buru meninggalkan istrinya yang terdiam mematung meresapi perlakuan begitu tiba-tiba dari Leo.

"Iih Mas Leo Kalid Pratama!" teriak Dewi seraya memegangi pipinya yang dicium sepintas lalu oleh suaminya itu.

Leo hanya terkekeh melihat reaksinya Aliya yang menurutnya lucu itu," sikapmu yang seperti ini lah yang selalu membuatku selalu jatuh cinta berulang kali, tapi andaikan kau tahu semuanya entah apa yang akan kamu perbuat, maafkanlah Mas yang harus memberikan jatah bulananmu dan mungkin akan berlangsung entah sampai kapan aku pun tak tahu," Leo membatin dengan berwajah lesu.

"Mas Leo Khalid Pratama karena sikapmu yang seperti ini sehingga aku mampu menjalani kehidupan rumah tangga kita ini dengan tulus dan ikhlas, hingga pernikahan kita yang sudah masuk kepala delapan, semoga saja Mas Leo selalu setia hanya aku istrimu seorang," ucapnya Aliya.

Apa yang dikatakan oleh Aliya membuatnya salah tingkah dan hatinya tersentil dengan perkataan dari mulut istrinya itu.

"Semoga saja aku terus bisa berlaku adil kepada keduanya, aku mencintai mereka berdua walaupun rasa sayangku lebih besar untuk Aliya istriku," bathinnya Leo.

Mereka berdua sama-sama terdiam memaknai perkataan dari keduanya itu.

"Ya Allah… jadikanlah rumah tanggaku dilimpahi keberkahan, berikan kami keluarga yang selalu rukun dan harmonis dalam keadaan apapun, selalu dalam lindunganMu dan jauhkan kami dari perbuatan keji dan mungkar dan selalu ridho dengan pemberian dan ketentuanMu," Aliya membatin.

Aliya selalu berharap apa yang diimpikan dan menjadi doanya selama ini setiap sujudnya menjadi kenyataan dan dikabulkannya doa-doanya oleh Allah SWT.

Terpopuler

Comments

Avelina Marpaung

Avelina Marpaung

kalo crrita original karangan sendiri masa iya nama bisa ganti2 ya??

2023-11-18

0

Uneh Wee

Uneh Wee

oh. ternyata pakanung yg pulang. toh ...kasian yh hnya dkasih cinta aja alya ga bkln kenyng

2023-06-12

0

Rini Musrini

Rini Musrini

namanya ber ubah²

2023-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Boneka Pemberian
2 Bab. 2. Kedatangan Tetangga Baru
3 Bab. 3. Pengurangan Jatah Bulanan
4 Bab. 4. Kepulangan Leo Carlando Khalid Pratama
5 Bab. 5. Kebohongan Kecil Ditutupi Dengan Kebohongan Besar
6 Bab. 6. Janji Yang Diingkari
7 Bab. 7. Sosis dan Bakso Bakar Penawarnya
8 Bab. 8. Berharap Tidak Seperti
9 Bab. 9. Kedatangan Tetangga Baru
10 Bab. 10. Mencoba Peruntungan
11 Bab. 11. Permintaan Yang Ditolak
12 Bab.12 Ke Rumah Sakit
13 Bab. 13. Kedekatan Yang Instan
14 Bab. 14. Kedatangan Leo
15 Bab. 15. Tidak Mungkin
16 Bab. 16. Keputusan Aliya Azizah Humairah
17 Bab..17. Leo Carlando Zain Frustasi
18 Bab. 18. Keputusan Aliya Finis
19 Bab. 19. Kemarahan Leo Carlando Zain Pratama
20 Bab. 20 Talaq Tiga Untuk Adinda
21 Bab. 21. Kecemasan Leo Carlando
22 Bab. 22. Keberangkatan Ke Banjarmasin
23 Bab. 23. Sambutan Dari Sepupu
24 Bab. 24. Harapan Salim Kamal
25 Bab. 25. Perasaan Yang Tak Terbalas
26 Bab. 26. Kedatangan Kembali
27 Bab. 27. Mencari Asisten Rumah Tangga
28 Bab, 28. Pertemuan Dengan Adicandra
29 Bab. 29. Sia-sia
30 Bab. 30. Rencana Tiga Pria
31 Bab. 31. Tekad Leo
32 Bab. 32. Pertolongan
33 Bab. 33. Kekesalan Twins Senja dan Jingga
34 Bab. 34. Status Senja
35 Bab. 35. Perasaan Yang Berbeda
36 Bab. 36. Percakapan Santai
37 Bab. 37. Pertemuan
38 Bab. 38 Tangis Bahagia
39 Bab. 39. Senyuman Kebahagiaan
40 Bab. 40. Kebahagiaan
41 Bab. 41. Jingga Galau
42 Bab. 42. Kesepakatan Kabir Kasyafani dan Senja
43 Bab. 43. Rival Abadi
44 Bab. 44. Kebersamaan Senja dan Kabir
45 Bab. 45 Rencana Surprise Gagal
46 Bab. 46. Tak Terduga
47 Bab. 46. Keputusan Senja
48 Bab. 48. Merasa Rendah Diri
49 Bab. 49. Perdebatan
50 Bab. 50. Sebuah Keputusan
51 Bab. 51. Keraguan Senja
52 Bab. 52. Pertemuan Dua Keluarga
53 Bab. 53. Persiapan Lamaran
54 Bab. 54. Keputusan Final
55 Bab. 55. Proses Lamaran
56 Bab. 56. Keputusan Aliah Aziza Humaira
57 Bab. 57. Lamaran
58 Bab. 58. Bos
59 Bab. 59. Pertemuan Kembali
60 Bab. 60.. Akhirnya Terkuak Juga
61 Bab. 61
62 Bab. 62. Perang Urat Syaraf
63 Bab. 63
64 Bab. 64. Saling Mengagumi
65 Bab. 65. Kedatangan Tamu Spesial
66 Bab. 66 Pertemuan Dengan Papa
67 Bab. 67. Kabar Duka
68 Bab. 68. Keterbukaan Kabir
69 Bab. 69. Rencana Leo
70 Bab. 70. Persiapan Ijab Kabul
71 Bab. 71. Sah Juga
72 Bab. 72 Antara Bahagia dan Sedih
73 Bab. 73. Kedatangan Tamu Spesial Tetangga Sebelah
74 Bab. 74. Dugaan Yang Keliru
75 Bab. 75. Pilihan Senja
76 Bab. 76. Kecewa
77 Bab. 77 Hari Pertama Menjadi Suami istri
78 Bab. 78. Senja Yang Diam-diam Perhatian
79 Bab. 79. Perbincangan Santai
80 Bab. 80. Menunggu Penilaian Dari Kabir
81 Bab. 81. Hemm
82 Bab. 82. Ungkapan Lewat Gerakan
83 Bab. 83. Guntur Aswin Nasution
84 Bab. 84. Hadiah Pertama
85 Bab. 85. Menyerahkan
86 Bab. 86. Terciduk
87 Bab. 85. Keberangkatan Jingga
88 Bab. 88. Di Luar Dugaan
89 Bab. 89. Tantangan Guntur
90 Bab. 90. Tantangan Sukses All
91 Bab. 91. Kemarahan Guntur Aswin Nasution
92 Bab. 92. Resepsi Pernikahan
93 Bab. 93. Masih Resepsi Pernikahan
94 Bab.94. Ternyata Jebakan
95 Bab. 95. Berusaha
96 Bab. 96. Penyelamatan
97 Bab. 97. Pertolongan Yang Tepat
98 Bab. 98. Kembali kuliah
99 Bab.99. Kehebohan
100 Bab. 100. Keinginan Kabir
101 Bab. 101. Memanfaatkan Waktu Luang
102 Bab. 102. Berbagai Macam Pertanyaan
103 Bab. 103. Kekaguman Ketiga Bestinya Senja
104 Bab. 104. Bohong Lagi
105 Bab. 105. Kesedihan dan Kecewa Aliya
106 Bab. 106. Keanehan Senja
107 Bab. 107. Rasa Rindu
108 Bab. 108. Kehebohan di Kantin
109 Bab. 109. Senja Tak Sadarkan Diri
110 Bab. 110. Saling Mengungkapkan Dalam Diam
111 Bab. 111. Keberangkatan Leo dan Aliya
112 Bab. 112. Nasehat Aliya dan Leo
113 Bab. 113. Otewe Bandara SH
114 Bab. 114. Keberangkatan Leo dan Aliya ke Tanah Arab
115 Bab. 115. Senja Pingsan Lagi
116 Bab. 116. Berita Gembira
117 Bab. 117. Amarah Kabir
118 Bab. 118. Kabir kabur
119 Bab. 119. Perhatian Tulus
120 Bab. 120. Feeling
121 Bab. 121
122 Bab. 122
123 Bab. 123 Terciduk plus Ketahuan
124 Bab. 124. Keterkejutan Berjamaah
125 Bab. 125. Permintaan Icha
126 Bab. 126. Ketahuan
127 Bab. 127. Menjelaskan
128 Bab. 128. Icha Lolos Lagi
129 Bab. 129. Hampir Saja Ketahuan
130 Bab. 130. Pernyataan Cinta Guntur Aswin
131 Bab. 131. Hasil Tes
132 Bab. 132. Salah Paham
133 Bab. 133. Pertolongan Pertama
134 Bab. 134. Pertemuan Kembali
135 Bab. 135. Kegembiraan Kabir Kasyafani
136 Bab. 136. Kembali Ke Bumil Misterius
137 Bab. 137. Rencana Kabir
138 Bab. 138.
139 Bab. 139
140 Bab. 140
141 Bab. 141
142 Bab. 142
143 Bab. 143
144 Bab. 144
145 Bab. 145
146 Bab. 146
147 Bab. 148. Kemarahan Mike Andres
148 Bab. 148
149 Bab. 149
150 Bab. 150
151 Bab. 151
152 Bab. 152
153 Bab. 153
154 Bab. 154
155 Bab. 155
156 Bab. 156
157 Bab. 157
158 Bab. 158
159 Bab. 159
160 Bab. 160
161 Bab. 161
162 Bab. 162
163 Bab. 163
164 Bab. 164
165 Bab. 165
166 Bab. 166
167 Bab. 167
168 Bab. 168
169 Bab. 169
170 Bab. 170
171 Bab. 171
172 Bab. 172
173 BB. 173
174 Bab. 174
175 Bab. 175
176 Bab. 176
177 Bab. 177
178 Bab. 178
179 Bab. 179
180 Bab. 180
181 Bab. 181
182 Bab. 182
183 Bab. 183
184 Bab. 184
185 Bab. 185
186 Bab. 186
187 Bab.187
188 Bab. 188
189 Bab. 190
190 Bab. 191
191 Bab. 191
192 Bab. 192
193 Bab. 193
194 Bab. 194
195 Bab. 195
196 Bab. 196
197 Bab. 197
198 Bab. 198
199 Bab. 199
200 Bab. 200
201 Bab. 201
202 Bab. 202
203 Bab. 203
204 Bab. 204
205 Bab. 205
206 Bab. 206
207 Bab. 207
208 Bab. 208
209 Bab. 209
210 Bab. 210
211 Bab. 211
212 Bab. 212
213 Bab. 213
214 Bab. 214
215 Bab. 205
216 Bab. 206
217 Bab. 217. Pertemuan Kembali
218 Bab. 218
219 Bab. 220
220 Bab. 220
221 Bab. 221
222 Bab. 222
223 Bab. 223
224 Bab. 224
225 Bab. 225
226 Bab. 226
227 Bab. 227
228 Bab. 228
229 Bab. 229
230 Bab. 230
231 Bab. 231
232 Bab. 232
233 Bab. 233
234 Bab. 234
235 Bab. 235
236 Bab. 236
237 Bab. 237
238 Bab. 238
239 Bab. 239
240 Bab. 240
241 Bab. 241
242 Bab. 242
Episodes

Updated 242 Episodes

1
Bab. 1. Boneka Pemberian
2
Bab. 2. Kedatangan Tetangga Baru
3
Bab. 3. Pengurangan Jatah Bulanan
4
Bab. 4. Kepulangan Leo Carlando Khalid Pratama
5
Bab. 5. Kebohongan Kecil Ditutupi Dengan Kebohongan Besar
6
Bab. 6. Janji Yang Diingkari
7
Bab. 7. Sosis dan Bakso Bakar Penawarnya
8
Bab. 8. Berharap Tidak Seperti
9
Bab. 9. Kedatangan Tetangga Baru
10
Bab. 10. Mencoba Peruntungan
11
Bab. 11. Permintaan Yang Ditolak
12
Bab.12 Ke Rumah Sakit
13
Bab. 13. Kedekatan Yang Instan
14
Bab. 14. Kedatangan Leo
15
Bab. 15. Tidak Mungkin
16
Bab. 16. Keputusan Aliya Azizah Humairah
17
Bab..17. Leo Carlando Zain Frustasi
18
Bab. 18. Keputusan Aliya Finis
19
Bab. 19. Kemarahan Leo Carlando Zain Pratama
20
Bab. 20 Talaq Tiga Untuk Adinda
21
Bab. 21. Kecemasan Leo Carlando
22
Bab. 22. Keberangkatan Ke Banjarmasin
23
Bab. 23. Sambutan Dari Sepupu
24
Bab. 24. Harapan Salim Kamal
25
Bab. 25. Perasaan Yang Tak Terbalas
26
Bab. 26. Kedatangan Kembali
27
Bab. 27. Mencari Asisten Rumah Tangga
28
Bab, 28. Pertemuan Dengan Adicandra
29
Bab. 29. Sia-sia
30
Bab. 30. Rencana Tiga Pria
31
Bab. 31. Tekad Leo
32
Bab. 32. Pertolongan
33
Bab. 33. Kekesalan Twins Senja dan Jingga
34
Bab. 34. Status Senja
35
Bab. 35. Perasaan Yang Berbeda
36
Bab. 36. Percakapan Santai
37
Bab. 37. Pertemuan
38
Bab. 38 Tangis Bahagia
39
Bab. 39. Senyuman Kebahagiaan
40
Bab. 40. Kebahagiaan
41
Bab. 41. Jingga Galau
42
Bab. 42. Kesepakatan Kabir Kasyafani dan Senja
43
Bab. 43. Rival Abadi
44
Bab. 44. Kebersamaan Senja dan Kabir
45
Bab. 45 Rencana Surprise Gagal
46
Bab. 46. Tak Terduga
47
Bab. 46. Keputusan Senja
48
Bab. 48. Merasa Rendah Diri
49
Bab. 49. Perdebatan
50
Bab. 50. Sebuah Keputusan
51
Bab. 51. Keraguan Senja
52
Bab. 52. Pertemuan Dua Keluarga
53
Bab. 53. Persiapan Lamaran
54
Bab. 54. Keputusan Final
55
Bab. 55. Proses Lamaran
56
Bab. 56. Keputusan Aliah Aziza Humaira
57
Bab. 57. Lamaran
58
Bab. 58. Bos
59
Bab. 59. Pertemuan Kembali
60
Bab. 60.. Akhirnya Terkuak Juga
61
Bab. 61
62
Bab. 62. Perang Urat Syaraf
63
Bab. 63
64
Bab. 64. Saling Mengagumi
65
Bab. 65. Kedatangan Tamu Spesial
66
Bab. 66 Pertemuan Dengan Papa
67
Bab. 67. Kabar Duka
68
Bab. 68. Keterbukaan Kabir
69
Bab. 69. Rencana Leo
70
Bab. 70. Persiapan Ijab Kabul
71
Bab. 71. Sah Juga
72
Bab. 72 Antara Bahagia dan Sedih
73
Bab. 73. Kedatangan Tamu Spesial Tetangga Sebelah
74
Bab. 74. Dugaan Yang Keliru
75
Bab. 75. Pilihan Senja
76
Bab. 76. Kecewa
77
Bab. 77 Hari Pertama Menjadi Suami istri
78
Bab. 78. Senja Yang Diam-diam Perhatian
79
Bab. 79. Perbincangan Santai
80
Bab. 80. Menunggu Penilaian Dari Kabir
81
Bab. 81. Hemm
82
Bab. 82. Ungkapan Lewat Gerakan
83
Bab. 83. Guntur Aswin Nasution
84
Bab. 84. Hadiah Pertama
85
Bab. 85. Menyerahkan
86
Bab. 86. Terciduk
87
Bab. 85. Keberangkatan Jingga
88
Bab. 88. Di Luar Dugaan
89
Bab. 89. Tantangan Guntur
90
Bab. 90. Tantangan Sukses All
91
Bab. 91. Kemarahan Guntur Aswin Nasution
92
Bab. 92. Resepsi Pernikahan
93
Bab. 93. Masih Resepsi Pernikahan
94
Bab.94. Ternyata Jebakan
95
Bab. 95. Berusaha
96
Bab. 96. Penyelamatan
97
Bab. 97. Pertolongan Yang Tepat
98
Bab. 98. Kembali kuliah
99
Bab.99. Kehebohan
100
Bab. 100. Keinginan Kabir
101
Bab. 101. Memanfaatkan Waktu Luang
102
Bab. 102. Berbagai Macam Pertanyaan
103
Bab. 103. Kekaguman Ketiga Bestinya Senja
104
Bab. 104. Bohong Lagi
105
Bab. 105. Kesedihan dan Kecewa Aliya
106
Bab. 106. Keanehan Senja
107
Bab. 107. Rasa Rindu
108
Bab. 108. Kehebohan di Kantin
109
Bab. 109. Senja Tak Sadarkan Diri
110
Bab. 110. Saling Mengungkapkan Dalam Diam
111
Bab. 111. Keberangkatan Leo dan Aliya
112
Bab. 112. Nasehat Aliya dan Leo
113
Bab. 113. Otewe Bandara SH
114
Bab. 114. Keberangkatan Leo dan Aliya ke Tanah Arab
115
Bab. 115. Senja Pingsan Lagi
116
Bab. 116. Berita Gembira
117
Bab. 117. Amarah Kabir
118
Bab. 118. Kabir kabur
119
Bab. 119. Perhatian Tulus
120
Bab. 120. Feeling
121
Bab. 121
122
Bab. 122
123
Bab. 123 Terciduk plus Ketahuan
124
Bab. 124. Keterkejutan Berjamaah
125
Bab. 125. Permintaan Icha
126
Bab. 126. Ketahuan
127
Bab. 127. Menjelaskan
128
Bab. 128. Icha Lolos Lagi
129
Bab. 129. Hampir Saja Ketahuan
130
Bab. 130. Pernyataan Cinta Guntur Aswin
131
Bab. 131. Hasil Tes
132
Bab. 132. Salah Paham
133
Bab. 133. Pertolongan Pertama
134
Bab. 134. Pertemuan Kembali
135
Bab. 135. Kegembiraan Kabir Kasyafani
136
Bab. 136. Kembali Ke Bumil Misterius
137
Bab. 137. Rencana Kabir
138
Bab. 138.
139
Bab. 139
140
Bab. 140
141
Bab. 141
142
Bab. 142
143
Bab. 143
144
Bab. 144
145
Bab. 145
146
Bab. 146
147
Bab. 148. Kemarahan Mike Andres
148
Bab. 148
149
Bab. 149
150
Bab. 150
151
Bab. 151
152
Bab. 152
153
Bab. 153
154
Bab. 154
155
Bab. 155
156
Bab. 156
157
Bab. 157
158
Bab. 158
159
Bab. 159
160
Bab. 160
161
Bab. 161
162
Bab. 162
163
Bab. 163
164
Bab. 164
165
Bab. 165
166
Bab. 166
167
Bab. 167
168
Bab. 168
169
Bab. 169
170
Bab. 170
171
Bab. 171
172
Bab. 172
173
BB. 173
174
Bab. 174
175
Bab. 175
176
Bab. 176
177
Bab. 177
178
Bab. 178
179
Bab. 179
180
Bab. 180
181
Bab. 181
182
Bab. 182
183
Bab. 183
184
Bab. 184
185
Bab. 185
186
Bab. 186
187
Bab.187
188
Bab. 188
189
Bab. 190
190
Bab. 191
191
Bab. 191
192
Bab. 192
193
Bab. 193
194
Bab. 194
195
Bab. 195
196
Bab. 196
197
Bab. 197
198
Bab. 198
199
Bab. 199
200
Bab. 200
201
Bab. 201
202
Bab. 202
203
Bab. 203
204
Bab. 204
205
Bab. 205
206
Bab. 206
207
Bab. 207
208
Bab. 208
209
Bab. 209
210
Bab. 210
211
Bab. 211
212
Bab. 212
213
Bab. 213
214
Bab. 214
215
Bab. 205
216
Bab. 206
217
Bab. 217. Pertemuan Kembali
218
Bab. 218
219
Bab. 220
220
Bab. 220
221
Bab. 221
222
Bab. 222
223
Bab. 223
224
Bab. 224
225
Bab. 225
226
Bab. 226
227
Bab. 227
228
Bab. 228
229
Bab. 229
230
Bab. 230
231
Bab. 231
232
Bab. 232
233
Bab. 233
234
Bab. 234
235
Bab. 235
236
Bab. 236
237
Bab. 237
238
Bab. 238
239
Bab. 239
240
Bab. 240
241
Bab. 241
242
Bab. 242

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!