Belum Berakhir
"Ayo kak Senja! cepetan kita masuk ke rumah perlihatkan Mama bonekanya," teriaknya Jingga adiknya Senja yang kegirangan mendapatkan hadiah dari seseorang yang baru dikenalnya.
"Tunggu kakak!" Balasnya dengan teriak Senja pula yang tidak mau kalah dengan kakaknya itu sambil memeluk bonekanya yang cukup besar.
Cittt!!
Pintu pagar besi bercat putih itu terbuka lebar dan berdecit, masuklah dua orang anak kecil berlarian. Mereka beradu lomba lari hingga ke dalam rumahnya.
Senja Aurora Leo dan Jingga Starla Leo berlarian ke arah dalam rumahnya seraya menggendong boneka teddy bear di dalam pelukan masing-masing pemberian dari orang yang tidak dikenalnya dengan baik.
Mereka tidak ada yang mau mengalah saking bahagianya mendapatkan hadiah boneka dari perempuan yang sama sekali tidak dikenalnya itu.
Alya yang sedang mengambil jemuran pakaiannya itu segera menolehkan kepalanya setelah mendengar teriakan dan suara gaduh dari arah pagar rumahnya itu. Aliya menggelengkan kepalanya melihat sikap dan perilaku kedua anak kembarnya itu.
"Astaghfirullah aladzim, kenapa putriku tidak pernah berubah sama sekali, selalu saja adu lari, apa mereka ingin jadi atlit lari," gumamnya Alya yang segera menghentikan kegiatannya itu dan berjalan ke arah anaknya.
Kedua anak kecil itu saking bahagianya mendapatkan hadiah boneka dari orang yang tidak dikenalnya itu. Karena sudah beberapa bulan menunggu mama dan papanya membelikan dia boneka. Hanya janji-janji semata yang dia dapatkan dari mamanya.
Aliya sangat ingin memberikan boneka dari ketika mereka berulang tahun, tetapi Aliya tidak mampu memberikan apa yang diinginkan oleh kedua putri kembarnya itu.
"Senja!! Jingga! Stop jangan berlarian Nak!" Cegahnya Aliya yang khawatir melihat kelakuan anaknya sendiri.
Senja dan Jingga tidak peduli dengan teriakan dari namanya itu. Mereka semakin saja mempercepat langkah laju larinya hingga mereka sudah sampai di tempat mamanya berdiri menunggu kedatangan keduanya.
"Sayang kenapa meski harus berlari, apa kalian sama sekali tidak takut jatuh? Mama saja yang lihat kamu was-was dan ketakutan," ujarnya Aliya sambil memeluk tubuh anaknya.
Aliya terkejut melihat ada dua boneka yang mereka peluk. Salah satunya ada yang berwarna biru dan kuning. Kedua nafas mereka ngos-ngosan dan saling memburu saking capeknya mereka berlari.
"Aku tidak boleh bertanya kepada mereka sebaiknya mereka mandi lalu makan dan cari waktu yang tepat untuk bertanya dimana mereka dapat hadiah bonekanya, nunggu mereka bicara langsung saja karena aku yakin mereka akan berbicara tanpa ditanya," bathinnya Aliya.
Senja dan Jingga tidak mau melepas bonekanya. Anak kecil berusia delapan tahun itu terakhirnya mendapatkan kado dari kedua orang tuanya, ketika mereka berusia enam tahun itu. Berarti sudah dua tahun lebih tidak pernah dapat hadiah lagi.
Ketiga perempuan beda usia dan generasi itu berjalan sambil bergandengan tangan ke arah dalam rumahnya. Mereka berjalan sambil bercanda ria hingga sampai ke dalam kamar putrinya.
Aliya berusaha untuk meraih bonekanya itu, "Sayang bonekanya disimpan dulu yah, apa kamu enggak capek meluk boneka mulu?"
"Maafkan saya yah Mama, Jingga terlalu bahagia Mama dapat hadiah boneka ini," jelas Jingga seraya mengangkat bonekanya ke atas tepat di depan dada Aliya.
"Senja juga simpan dulu bonekanya di atas ranjangnya kamu mandi dulu terus makan, Mama sudah buatkan kalian nasi goreng sosis bakso, kalian pasti belum makan kan?" Tanyanya Aliya.
Senja segera menghentikan kegiatannya," kami sudah kenyang Ma, sudah makan juga tadi sebelum pulang," ungkap Senja.
"Sudah makan! Kalian makan dimana?" Tanyanya Aliya penuh selidik.
"Ada perempuan baik hati yang ikhlas dan tulus mentraktir kami makan," jawab Jingga.
"Iya Ma, Tante itu baik sekali sama kami berdua sudah ditraktir makan enak-enak di restoran ehh dibelikan lagi boneka ini, dia baik banget yah Ma," pungkasnya Senja yang ikut menimpali percakapan mereka.
"Alhamdulillah kalau ada orang yang berbaik hati membelikan kalian boneka dan juga mentraktir makan yang enak-enak lagi, tapi apa kalian sudah mengucapkan makasih kepada perempuan baik hati itu Nak?" Tanyanya Aliya lagi.
"Itu sudah pasti kami lakukan Mama,kan Mama yang selalu ngajarin kami untuk selalu berterima kasih kepada orang yang membantu kami dan selalu bersyukur dalam keadaan apapun," ucap keduanya serentak.
Aliya terdiam sesaat sambil memperhatikan dengan seksama perkataan kedua putri kembarnya itu. Raut wajahnya menyiratkan kebahagiaan sekaligus penasaran dan kebingungan dalam waktu yang bersamaan.
"Alhamdulillah makasih banyak ya Allah… Engkau mempertemukan anakku hari ini dengan orang yang begitu baik, aku berharap orang itu tulus menolong dan membantu anakku," gumamnya Aliya.
Aliya membantu menyiapkan pakaian ganti untuk kedua anak kembarnya itu dengan telaten. Aliya kembali mengalirkan air matanya itu ketika melihat banyaknya pakaiannya Jingga dan Senja yang kebanyakan sudah lusuh dan warnanya memudar.
Aliya mengambil dua pasang potong pakaian anaknya itu," maafkan Mama Nak belum mampu belikan kalian pakaian baru, sudah hampir tujuh bulan, uang belanja bulanan dari papa kalian semakin berkurang, jadi Mama harus pandai-pandai mengatur keuangan supaya akhir bulan tidak kehabisan," lirihnya Aliya seraya memangku dua pasang pakaian piyama untuk Jingga dan Senja.
Aliya masih terduduk diujung ranjang anaknya dengan sesekali menyeka air matanya itu yang menetes tanpa aba-aba.
Keesokan harinya, Aliya yang sedang menyiram beberapa tanaman bunga pagi itu tanpa sengaja melihat ada beberapa mobil yang berhenti tepat depan rumahnya itu.
"Siapa yang punya itu mobil,kok parkirnya tepat depan pagar rumahku segala lagi," kesalnya Aliya yang merasa terganggu dengan cara parkir supir mobil tersebut.
Aliya hendak menegur pemilik mobil tersebut, tapi langkahnya terhenti ketika melihat sekaligus mendengar teriakan heboh dari kedua anaknya itu.
"Tante Adinda!" Teriak Jingga dan Senja yang sedang bermain di ayunannya ketika sadar melihat seorang wanita yang turun dari mobilnya dengan pakaian yang modis dan serba mahal yang kemungkinannya Aliya tidak akan mampu dibelinya dalam keadaan ekonominya seperti sekarang.
Aliya melototkan matanya dan terperangah melihat kedua anaknya yang ternyata mengenali perempuan cantik dan seksi itu.
Senja dan Jingga berlarian ke arah perempuan yang disapa Tante Adinda itu. Aliya tidak bergerak sama sekali di tempatnya hanya menatap apa yang dilakukan oleh kedua anaknya yang begitu akrab dengan tetangga barunya itu.
Aliya tidak sengaja melihat ke arah perempuan itu hingga tatapan mata keduanya saling bertemu satu sama lainnya. Aliya jadi salah tingkah karena ketahuan diam-diam memperhatikan wanita yang begitu elegan dalam berpenampilan. Jika dibandingkan dengan dirinya sungguh jauh berbeda, tapi dari segi kecantikan, Aliya sebenarnya lebih unggul.
Senja dan Jingga baru berusia delapan tahun beberapa bulan yang lalu sedangkan Aliya menikah dengan Leo suaminya disaat baru beranjak usia dua puluh tahun, sembilan belas tahun kurang lebih empat bulan belum genap 20 kala itu.
Leo seorang karyawan perusahaan yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka tinggal, walaupun status pekerjaan Leo biasa saja, tetapi gajinya cukup menghidupi keluarganya.
Mampir baca novel baru aku judulnya "Terpaksa Menjadi Orang ketiga" ada give away kecil-kecilan khusus pembaca yang rajin" Caranya hanya baca, Like dan komentar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
siapa y..masa k dua ortu nya g tau ank nya d beri boneka sama orang lain
2023-08-09
0
Tetik Saputri
semangat kak
2023-06-18
3
Uneh Wee
assalamualaikum maaa
2023-06-12
1