Aliya terduduk di hadapan kedua putri kecilnya tetapi dengan tatapan matanya yang menyiratkan begitu banyak pertanyaan yang berseliweran di dalam kepalanya mengenai perubahan sikap dari suaminya itu.
"Tapi apa yang terjadi dengan keuangan dan pekerjaan Mas Leo, kenapa sudah hampir empat bulan ini uang bulanan dari suamiku berkurang tidak seperti biasanya sedangkan barang-barang kebutuhan pokok harganya semakin melambung tinggi, astaghfirullahaladzim maaf yah Allah bukannya aku tidak ridho ataupun bersyukur dengan pemberian suamiku hanya saja menurut aku agak aneh saja, mungkin mas Leo punya alasan sendiri tapi belum mengatakannya padaku," lirihnya Aliya penuh sesal sambil berjalan ke arah dapurnya untuk mengambil air putih.
Aliya terus menggelengkan kepalanya dan berusaha membuang jauh-jauh prasangka jeleknya itu dari pikiran dan hatinya. Ketiganya sudah duduk saling berhadapan sambil menikmati beberapa potong kue dan segelas minuman dingin sudah mereka santap siang menjelang sore itu.
"Aku harus pintar-pintar mengelola keuangan, walaupun jumlah nominalnya berkurang, asalkan anak-anakku tetap makan berkecukupan itu sudah cukup, aku hanya perempuan biasa yang kadang butuh pakaian yang baru, tapi demi buah hatiku aku pasti akan selalu mengalah demi kebahagiaan mereka, tapi apa aku cari kerja sampingan saja yah karena Mas Dimas tidak mungkin mengijinkan aku bekerja di luar rumah, tetapi pekerjaan apa yang bisa aku kerjakan dari hanya berdiam diri di rumah saja, apa sebaiknya aku cek di fb atau tanya teman kerja atau juga tetangga mungkin punya rekomendasi pekerjaan yang cocok denganku," Aliya membatin seraya sesekali menyantap kue buatannya sendiri.
Jingga dan adiknya Senja sama sekali tidak mempedulikan apa yang dilakukan oleh wanita yang begitu besar jasanya dalam kehidupannya. Bagi mereka mamanya selalu dalam keadaan baik-baik saja, karena tidak pernah terlihat sedih dan banyak mengeluh dengan kehidupan kesehariannya.
"Aku harus bisa bekerja, tapi Mas Leo tidak boleh tau, karena aku khawatir jika kelak ketahuan oleh Mas Leo pasti dia akan menghalangiku untuk bekerja, kalau gitu aku diam-diam saja mencari informasi dan mulai chat siapa saja, mungkin saja ada teman sekolah atau teman kerja aku dulu yang bisa bantu," cicitnya Aliya.
Dulu semasa muda dan belum menikah dengan Leo Pratama sempat bekerja di salah satu pabrik, walaupun hanya bekerja sebagai karyawan pabrik, tapi hasilnya cukup memenuhi kebutuhannya, karena dari bekerja itu dia bisa nyicil motor yang sampai detik ini dipakainya dalam beraktifitas.
Aliya adalah anak tunggal dari kedua orang tuanya itu,tetapi kedua orang tuanya meninggal ketika Aliya baru setahun usia pernikahannya. Aliya terlahir dari keluarga sederhana bahkan termasuk keluarga kurang mampu.
Aliya menikah dengan Leo Khalid Pratama, mereka awalnya berpacaran beberapa tahun sebelum mereka memutuskan untuk menikah kala itu.
Malam semakin larut, suara jangkrik mulai terdengar begitu nyaring dari semak-semak belukar yang kebetulan terdapat tidak jauh dari rumahnya. Sedangkan Ibra, sama sekali belum menghubungi nomornya, walaupun hanya sekedar kirim pesan chat whatsapp saja dia tidak lakukan.
Aliya menghembus nafasnya dengan perlahan, "Aku harus berpikiran positif, tidak baik selalu berburuk sangka kepada suamiku walaupun kami terpisah beberapa hari," cicit Aliya.
Aliya bergegas melaksanakan kewajibannya setelah mendengar suara adzan isya berkumandang. Setelah melaksanakan shalat isya dan membantu kedua anaknya mengerjakan pekerjaan rumahnya dari ibu gurunya, ia segera meraih gawainya yang tergeletak di atas kasurnya itu. Dia kemudian membuka kunci hpnya itu.
Aliya membaca satu persatu postingan dan unggahan teman onlinenya itu dengan seksama, "Yang ramai di sosial media semuanya rata-rata jual online dan pakai modal, sedangkan saya mau ambil modal dimana uang lima ratus ribu saja saat ini aku tidak punya, walaupun aku ada tabungan sedikit tapi itu rencananya aku pakai kalau memang dalam keadaan terdesak saja," gumamnya Aliya
Aliya semakin serius menatap layar ponselnya itu dan masih terduduk di samping kasur anaknya belum beranjak dari sana, ia akan pergi jika kedua anaknya sudah tertidur pulas. Sesekali mengelus puncak surau kedua putrinya secara bergantian.
Aliya terus memperhatikan beranda facebooknya hingga sudut ekor netra hitamnya melihat beberapa postingan tentang novel online.
"Woooo katanya orang ini hanya menulis novel online setiap hari diwaktu senggangnya sudah menghasilkan puluhan juta rupiah, apa aku coba saja bergabung dengan grupnya?" Cicit Aliya.
Kedua bola matanya berbinar-binar terang saking bahagianya membaca satu persatu unggahan dari beberapa orang.
Tapi, nyalinya menciut ketika ada yang mengatakan jika ekspektasinya tidak sesuai dengan kenyataannya yang gagal gajian. Banyak yang memposting jika gagal gajian, tapi disisi lain banyak juga merasa bahagia dan bersyukur karena berhasil gajian pakai dollar.
"Aku coba saja gagal jadi pengalaman, berhasil alhamdulillah," lirih Aliya yang mulai mendownload salah satu aplikasi baca novel online.
Aliya berharap dengan mencoba pekerjaan tersebut dan berusaha untuk tidak menggangu aktifitas rutinitasnya sehari-hari sebagai Ibu rumah tangga dan seorang mama.
Setelah beberapa saat kemudian, Aliya beranjak meninggalkan kamar tidur kedua putri kecilnya itu. Sesekali menatap layar hpnya jika,ada pesan chat yang masuk apakah itu dari temannya ataupun suaminya sendiri.
Aliya kemudian duduk di balik jendela kamarnya yang kebetulan ada kursi plastik yang tersedia di sana yang selalu menjadi tempat terfavoritnya jika lagi seorang diri seraya menikmati keindahan pemandangan di luar sana terutama pada malam hari.
"Sudah beberapa bulan ini mas Leo selalu mengurangi jatah bulananku, apa sebaiknya aku bertanya kepadanya kenapa hal itu terjadi, tapi jika Mas Leo merasa keberatan dan marah gimana? Aku tidak ingin Mas Leo marah hanya karena bertanya seperti itu," gumamnya Aliya sambil tangan kanannya menggenggam erat hpnya yang layarnya masih aktif itu.
Biasanya Aliya mendapatkan uang belanja lebih dari cukup sehingga ia sesekali menyisihkan sebagian uang belanjaannya sebagai tabungan tanpa sepengetahuan dari suaminya.
Tapi, Aliya sama sekali tidak berniat untuk mengganggu uang tabungannya kecuali memang dalam keadaan yang sangat terdesak saja.
"Apa aku ikut kata teman di facebook untuk bergabung jadi penulis novel online saja, hitung-hitung cari pengalaman dan juga untuk mengisi waktu kalau rezeki alhamdulilah gagal tidak masalah daripada sepi setiap hari pekerjaan itu mulu,kalau anak-anakku ada di rumah rumah tidak sepi, apalagi selama Mas sibuk keluar daerah rumah ini semakin sunyi," cicitnya Aliya seraya memandangi langit yang bertaburan bintang dan rembulan malam yang menyinari seluruh angkasa malam itu.
Lamunannya buyar ketika mendengar suara ketukan beberapa kali dipintunya. Aliya segera bangkit dari duduknya dan bergegas ke arah pintu depan.
Aliya tersenyum sumringah mendengar ketukan pintu rumahnya, "Apa itu Mas Leo? Semoga saja suamiku yang datang, jujur saja sudah tiga hari aku tidak melihat suamiku betapa kangennya diri dan hati ini," lirih Aliya yang tersenyum tipis menanggapi perkataannya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 242 Episodes
Comments
Jasreena
Leo, Dimas, Ibra... sapa lg abis ini 🙄
2023-09-26
0
pia Haruka
lanjut terus
2023-06-03
1