Semenjak Vandro marah, sang putra selalu diam. Dia mengikuti apapun yang dikatakan oleh sang daddy tercinta.
Bahkan pertemuannya dengan sang istri ia biarkan menggunung begitu saja.
Willy menahan rindu yang terlalu berat.
Kini Willy berada di kantor Vandro. Teman sang ayah bernama David, akan menjadikan Willy orang yang bertanggung jawab, agar tidak semena-mena dengan orang lain.
Kantin kantor ...
Willy, David dan dua orang lain sedang makan, tapi Willy justru tidur.
Dia meletakkan kepala di atas meja.
"Will, kau tidak ingin makan atau malas makan?" tanya David.
"Aku ingin bertemu istriku paman," jawab Willy malas.
Dia sebenarnya hanya berpura-pura saja.
David paham dengan semua cinta yang dirasakan pria itu.
Sang paman tetap ingin menggoda si putra Vandro.
"Vandro dulu selalu menahan diri untuk bertemu Serly. Tapi kenapa kau begitu terburu-buru?cinta tidak akan hilang dengan tidak bertemu dalam satu minggu."
David berharap jika Willy bisa belajar dari daddy tercinta.
Hanya saja Willy bukan pria seperti Vandro, sangat sulit untuk David memberikan satu pelajaran.
Mereka ragu, mampu memberikan jalan yang benar kepada putra sang pebisnis sukses itu.
"Kau tidur lagi?"
Suara yang sangat familiar.
Sang pemilik suara adalah Vandro. Willy langsung bangun dan memberikan salam.
"Daddy, maaf, aku tidak bisa menjadi yang terbaik, tetapi aku sudah berusaha. Tolong lepaskan aku!" pinta sang putra.
Willy tidak percaya jika Vandro akan tega padanya
Daddy Vandro berjalan menuju tempat Vandro berada.
Ia meminta sang putra untuk membuat sebuah janji.
"Kau tulis janjimu di sini, aku akan memberikan keringanan."
Vandro memberikan satu lembar kertas putih, dia berniat ingin membuat anaknya tidak melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.
Sebuah janji di atas kertas yang menjadi pengingat bahwa menjadi seorang pria harus setia dan tidak boleh mencintai gadis lain yang sekiranya akan menghancurkan kehidupan rumah tangganya.
Vandro, memang seorang pria yang bijaksana tetapi pada dasarnya dia juga seorang pria yang setia.
Tidak udah paginya membagi cinta kepada wanita lain seperti Vandro.
Tatapan mata tajam dari seorang Vandro, membuat sang putra nyalinya ciut.
Semua hal ada di dalam dirinya, sangatlah bagus.
Hanya saja, Willy merupakan bagian lain yang tidak tersentuh sama sekali.
Kini sang putra harus mengikuti apapun yang dikatakan oleh Daddy, jika tidak pasti akan mendapatkan masalah yang berlebih besar.
David tetap menikmati makanannya sambil melihat pertunjukan yang sangat bagus dari anak dan ayah itu.
Butuh waktu lima menit untuk memutuskan semuanya dengan segera sehingga semua kesepakatan terjadi dengan apa adanya.
"Ini Daddy," ucap Vandro.
Sang pria menyerahkan secarik kertas itu kepada Daddy.
Belum cukup sampai di situ karena urusan lain masih menunggu.
"Makanlah, setelah ini aku akan membawamu menuju tempat yang lebih baik sebagai perenungan yang lebih dalam tentang semua kelakuanmu."
"Daddyyyyy! Aku sudah lelah seperti ini, jangan ditambah lagi hukumannya!"
Willy, berusaha keras untuk membuat putranya mengerti bahwa kehidupan ini sangatlah sulit, bukan perkara mudah untuk memutuskan seseorang bersalah atau tidak tetapi pada intinya harus benar-benar berusaha sebaik mungkin agar anak-anak Vandro, memiliki satu prestasi yang lebih baik yaitu menghargai sesama manusia terutama kaum perempuan.
"Jika kau lelah, Daddy harus lelah seperti apa lagi? Daddy memahamimu yang selalu bermain dengan para wanita tetapi kau justru menghianati cinta istrimu, apakah semua itu membuatmu bahagia?"
"Van, kau tidak perlu terlalu keras dengan putramu karena dia masih anak kecil!" pinta David.
"Anak kecil dari mana? dia selalu mengikuti apa yang dikatakan oleh hatinya tetapi lupa akan banyak hal, aku memberikan kesempatan yang bagus baginya tetapi selalu saja dihempaskan tanpa peduli perasaanku! Apakah itu yang dinamakan cinta seorang putra?"
"Daddy! sudahlah tidak perlu diperpanjang lagi masalahnya."
Sang mafia meminta putra tercinta untuk mengumpulkan semua informasi mengenai musuh yang masih mengincar keluarganya.
"Aku memang tidak akan mempermasalahkan lagi tetapi kau harus mencari informasi mengenai musuh-musuh kita, aku mendapatkan banyak ancaman setelah kau berurusan dengan gadis itu dan memiliki anak."
Vandro mencoba untuk menjadikan semuanya baik-baik saja meskipun begitu sulit untuk kembali ke dunia mafia yang sudah lama ia tinggalkan.
Namun, terus demi semua keluarga aman dan tidak mendapatkan masalah, dia akan melakukannya.
"Vandro, Kau tidak perlu cemas akan semua yang terjadi karena selama ini aku memikirkan kebahagiaan keluargamu dan musuh-musuh kita ada di dalam list."
David memberikan satu file berisi data orang yang pantas di curigai.
"Lex, coba kau periksa."
"Oke."
Vandro membuka satu persatu data itu dan ada orang yang pernah ia lihat.
"Hanya ini saja informasi tentangnya?" ucap sang bos sembari menghubungi teman lamanya, sebab ada beberapa orang menjadi bagian masa lalu teman-temannya.
Dia menelepon seseorang yang sangat dipercaya, dia adalah Fandi.
"Fandi, bagaimana kabarmu? apakah kau masih ada di luar negeri? bisakah aku meminta bantuanmu?" pinta Vandro.
"Kebetulan sekali, aku sedang di kota ini, ada apa?"
"Kau kenal Axel?"
"Haha ... iya."
"Kenapa kau tertawa?"
"Aku akan menemuimu di markas, akan aku perjelas tentang semuanya."
"Oke siap!"
Willy sama sekali tidak bisa berbakti karena dia berada dalam ancaman Vandro.
"Daddy sudah selesai menelpon? biarkan Aku menelpon istriku!"
"Aku tidak akan memperbolehkannya karena kau selalu melanggar batas!"
"Daddy! kau selalu jahat kepadaku bahkan saat aku sudah menikah!"
"Hey, jangan pernah berkata seperti itu, selama ini aku yang menjagamu dari amarah kakekmu, kau harus tetap seperti ini, menurut kepada orang tua."
"Hm, Aku tidak suka karena Daddy selalu pilih kasih dan mengedepankan urusan dari saudaraku yang lain, padahal aku yang lebih tua dan harus diperlakukan baik."
"Haha, memangnya kau sudah berkelakuan baik?"
David, terlihat tidak bisa menahan tawa karena mendengar percakapan dua orang yang sangat lucu itu.
Ayah dan anak ya sama saja tidak ada beda sama sekali.
"Daddy, aku tidak ingin berdebat lagi denganmu dan tolong ajak aku keluar dari tempat ini karena tadi Daddy sudah mengatakannya."
"Daddy masih ada urusan sebab data-data khusus sudah kita miliki. Axel adalah pria yang menjadi suami teman wanitamu. Dia bukan orang biasa, kau harus membuat wanita yang pernah berhubungan denganmu memiliki kebahagiaan meskipun tidak bersamamu."
Vandro hanya ingin memberikan kontribusinya dalam menjadikan anak mereka satu cinta.
Jika tidak seperti itu kapan lagi akan akrab?
Willy, akan semakin kurang ajar terhadapnya karena bisa ditundukkan dengan mudah.
Alhasil, Willy tidak bisa pergi dari sana dengan alasan, ada teman saya ingin datang berkunjung.
"Hm, kenapa aku berada di sini dan tersiksa!" batin Willy kesal.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments