Pukul 01.00 ...
Kamar mommy Serly ...
Riana tidak bisa tidur karena memikirkan sang suami, dia ingin berbicara banyak hal mengenai anak Willy, tapi tak bisa semudah itu.
Riana terlihat tidur bersama mommy mertuanya. Sang wanita ingin sekali keluar dari kamar itu dan menemui suaminya tetapi belum ada kesempatan.
Tangan mommy mertuanya juga terus memeluk pinggangnya, dia sangat kesulitan bergerak tetapi setelah beberapa menit tangan itu telah berpindah tempat dan tidak berada di pinggangnya lagi.
Pada saat ini, semuanya begitu menyenangkan.
Riana perlahan turun dari ranjang dan sangat pelan melangkah menuju pintu, sang wanita mengendap-endap seperti seorang pencuri.
Hingga Riana bisa keluar dari kamar itu dan berlari menuju kamar sang suami.
.
.
.
Kamar Willy ...
Willy terkejut ketika pintu kamarnya terbuka dan melihat wajah sang istri.
"Riana? apa yang kau lakukan di sini?" tanya Willy.
Dia sangat terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Riana. Selama ini, Riana tidak pernah membangkang apapun yang dikatakan oleh siapapun tetapi hari ini membuktikan seorang suami adalah orang yang ia hormati juga.
"Apa kau merasa senang?"
Sang istri berjalan menuju ranjang, dia mendekati sang suami yang merasa kesakitan karena pukulan daddy Vandro.
"Kau ingin tidur bersamaku?"
"Haha, kenapa kau selalu saja percaya diri bahkan di saat seperti ini. Aku ingin mengobati lukamu yang cukup parah ini, jangan pernah menyentuhku karena aku tidak mau daddy semakin marah padamu."
"Hm, lakukan apapun yang kau inginkan tetapi jangan pernah meninggalkanku barang sedetikpun."
"Ya."
Sang istri meminta tolong kepada suaminya untuk mengambilkan kotak obat yang ada di atas nakas, kebetulan kota obat itu ada di samping ranjang.
Setelah kotak obat berada di dalam tangannya, perlahan tapi pasti ia segera mengobati luka di wajah serta tubuh sang suami.
"Riana, aku mengetahui apapun yang ingin kau tanyakan kepadaku jadi sebelum semuanya menuduhku melakukan hal yang tidak-tidak, aku akan menceritakan lebih detail mengenai Friska."
"Ya, terserah kau saja karena aku lebih fokus dengan lukamu."
"Sayang, dahulu memang aku melakukan banyak kesalahan tetapi setelah itu memikirkan dampaknya. Hanya saja, semua perasaanku yang lebih dominan tidak mampu melakukan penolakan yang lebih intensif. Friska memberikan banyak hal kepadaku terutama rasa cinta yang tulus, pada saat itu aku sedang memiliki permasalahan dengan daddy. Dia selalu saja marah kepadaku tanpa mengatakan sepatah kata pun, marahnya selalu ia lampiaskan kepada pukulan. Alhasil, semua tubuhku begitu banyak luka."
"Itu bukan sepenuhnya salah daddy Vandro. Kau saja yang bandel."
Riana memberikan pelayanan yang sangat
istimewa kepada Willy, baru pertama kalinya ia bisa melihat bagian tubuh yang sulit ia jangkau selama ini, kecuali di dalam mimpi.
"Dia memang sangat tampan dengan tubuh yang kekar. Aku begitu mencintainya tetapi kenapa anak ini bandel!" batin Riana.
Riana memberikan tekanan kepada beberapa luka yang ada di tubuh sang suami.
"Aw! kau sengaja melakukannya ya?"
Willy tidak bisa tinggal diam, dia langsung melakukan tindakan yang akan membuat istrinya menyesal telah menggodanya.
"Heh! jangan menyentuhku, kau akan mendapatkan masalah jika aku berteriak! aku adalah pihak yang paling dibenarkan di tempat ini, kau adalah pihak yang paling bersalah!"
"Haha, kenapa kau sangat pandai sayang?"
"Diamlah, lebih baik kau teruskan saja apa yang sudah kamu mulai, aku selalu percaya kepadamu tetapi jangan pernah membiarkan anak itu terlantar. Suami Friska sepertinya orang yang sangat kasar, kau tidak boleh melakukan hal itu kepadanya. Tugas dari daddy Vandro, sudah sangat tepat untukmu karena orang itu pasti hubungan dengan masa lalumu."
"Kau sangat pandai menerka, tapi aku malas untuk mengurusi semuanya."
"Urusi saja, bertanggung jawablah dengan baik! jika dia anakmu berarti anakku juga!"
"Iya, kenapa kau galak sekali!"
"Hehe, karena kau adalah anak yang sangat bandel, patuhi kedua orang tuamu jangan sampai melukai hati mereka. Jadilah mata-mata yang cerdas, jangan sampai membuat kesalahan karena nyawa adalah taruhannya!"
Riana memahami apa itu sebuah perjuangan, karena ibunya dulu juga berjuang ketika hidup susah bersama sang ayah.
Ini yang kakeknya katakan.
...
Setelah selesai mengobati suaminya, Riana segera keluar dari kamar sang suami karena pasti akan mendapatkan teguran ketika berada dalam satu kamar dengan suaminya.
Sebelum benar-benar keluar dari kamar itu, sang suami mengatakan beberapa hal yang sungguh menyayat hati istrinya.
Willy, tidak bisa hidup tanpa Riana, tapi dia telah melakukan banyak kesalahan sehingga menjadikan istrinya itu bersalah seorang suami.
Padahal, Riana merasa sangat bahagia dengan kehidupan rumah tangganya selama ini.
Willy, terlihat seperti anak kecil dan dia menerimanya.
Riana, tidak akan pernah meninggalkan sang suami meskipun harus tiada.
"Kau adalah cahaya kehidupanku sehingga tidak akan pernah ada Riana jika Willy tiada."
"Hm, kau belajar berkata-kata manis dari siapa?"
"Daddymu."
Sang suami geleng-geleng kepala karena selama ini daddy Vandro hanya akan marah dan marah ketika dirinya berada di rumah.
Mana bisa seorang daddy yang selama ini selalu marah dan kesal, bisa melakukan hal yang baik?
Semuanya terasa tidak mungkin, tetapi memang seperti itu adanya.
"Aku tidak akan pernah mempercayai kata-katamu karena selama ini daddy Vandro selalu marah-marah dan meninggalkan banyak luka hati bagiku."
"Semua itu karena kau selalu membanggakan dan tidak pernah mengikuti apapun yang dikatakan oleh daddy Vandro. Jadi segalanya sangat tidak mungkin, kau harus belajar banyak dariku jika ingin mengetahui seberapa istimewanya mertuaku."
"Heleh, sok banget padahal baru jadi menantu!"
"Wkwkwk, aku tidak memperdulikan ucapanmu tetapi aku akan memikirkannya. Haha."
Sang istri keluar dari kamar itu sambil tersenyum karena kata-kata sang suami selalu lucu.
Saat berada di depan pintu, dia mendapatkan masalah karena adalah Serly.
"Mommy?"
"Iya, ini aku. Kenapa kau masuk secara diam-diam ke dalam kamar suamimu? apakah kau tidak mendengar apapun yang dikatakan oleh Vandro?"
Sang mommy mertua, sedang melakukan prank, dia terlihat marah kepada menantunya sampai sang menantu harus menunduk sambil meneteskan air mata.
"Aku sudah mengetahui apa yang kau kau lakukan terhadap suamimu jadi kita tidur saja."
"Heh? kenapa setelah melakukan tindakan yang seram lalu mengajakku tidur?"
Sang menantu, sama sekali tidak memahami apa yang disampaikan oleh Serly.
"Masuk ke kamar, aku ceritakan di sana karena aku takut Vandro akan memergoki kita berdua."
"Hm."
.
.
.
Kamar Serly ...
"Kau sama sekali tidak paham kesalahanmu?" tanya sang ibu mertua.
Tatapan mata Serly, membuat Riana agak takut.
"Mommy, maafkan aku."
Riana memeluk tubuh Serly untuk memohon maaf agar sang mommy tidak marah.
"Iya, aku sudah memaafkanmu sejak lama, aku mendukung apapun yang kau lakukan tetapi jangan diam-diam seperti ini. Aku akan membantumu dengan cara merayu suamiku. Dia memang sangat galak dan tegas tetapi pada akhirnya hanya akan luluh padaku. Kau tidak perlu takut untuk meminta tolong kepadaku."
Mommy dan sang menantu, begitu senang karena bisa satu pikiran, hanya saja PR mereka adalah menyelidiki siapa sebenarnya wanita yang melahirkan anak Willy.
"Kita harus menyelidiki siapa Friska."
"Iya Riana, aku sangat penasaran dengan Friska. Ehm, anak itu, apa kabarnya? kau pernah bertemu dengannya?"
"Tidak mommy, tapi aku pernah saling sapa lewat panggilan telepon. Aku merasa anak kecil bernama Jekey itu memiliki kesulitan hidup yang sangat besar. Aku akan menyelamatkannya."
"Riana, kau jangan melakukan hal yang tidak mungkin. Kau harus meminta tolong Vandro."
"Iya mommy, aku memang butuh daddy, tapi Willy tidak boleh tahu tentang rencana ini."
Riana mencoba melakukan diskusi dengan mertuanya, sebagai seorang wanita dewasa yang sangat ingin anak, Riana terpanggil untuk merawat anak dari Willy.
Serly sangat senang karena sangat menantu tidak akan meninggalkan Willy meskipun masa lalunya begitu kelam.
"Riana, aku sangat berterima kasih kepadamu karena telah berada di dalam jalan yang benar. Kau harus menyelesaikan semua ini dengan perlahan."
"Iya mommy, aku berada di dalam lingkungan yang tidak biasa sehingga harus berhati-hati. Daddy mertua adalah bos banyak musuh di masa lalu. Aku hanya curiga ada beberapa orang yang tidak menyukai daddy Vandro sedang melakukan beberapa percobaan untuk menghancurkan keluarga ini."
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments