Ayahku CEO Keren

Ayahku CEO Keren

Bab 1 - Playboy tobat!

Setelah menjalani hukuman yang cukup panjang, akhirnya Willy bisa bebas.

Meskipun menyandang gelar narapidana, dia tetaplah cucu dari orang paling kaya di kota itu, tuan Vandro Albraham.

Di sisi lain, sang istri, Riana, sangat menantikan kepulangannya.

Sudah beberapa tahun ini Willy berada di dalam jeruji besi karena kasus penipuan dan percobaan pembunuhan.

Bagi sang istri, kehilangan kepala rumah tangga, sangat menyedihkan dan menyesakkan, tapi dia tetap sabar menunggu Willy.

Kamar Riana ...

"Suamiku akan keluar dari penjara," ucap Riana yang merasa senang sebab suaminya bisa menghirup udara bebas.

Dia menjalani hari-hari dengan berat, selain menunggu dengan ratapan di dalam kamar, kegiatannya tak jauh dari seorang putri yang mendapatkan pelayanan di rumah mewah sang suami.

Riana tinggal bersama kedua orang tua Willy yang tidak kekurangan harta. Bahkan saat tahu Riana dari keluarga yang biasa saja, kedua orang tua Willy tidak mempermasalahkan. Pada intinya adalah Willy bahagia.

Mereka menghargai keputusan anaknya. Namun, kejahatan yang sudah dilakukan oleh anaknya, sangatlah keterlaluan.

Selama beberapa tahun ini, dia sangat rajin menjenguk Willy.

Sang ayah mertua tidak memberikan izin Riana menemui anaknya yang tidak tahu diri itu.

Ayah mertuanya tidak suka jika Riana terlalu memperhatikan Willy.

Sebab seorang anak seperti Willy, yang banyak tingkah, tidak pantas mendapatkan ampunan dari siapapun.

Tapi untuk Riana, semua itu sangatlah ambigu, sebab cintanya kepada sang suami sangatlah besar.

Dia akan menempuh segala cara agar mendapatkan izin menatap orang yang sangat ia cintai.

Saat berada di dalam kamar, pintu kamarnya terdengar ada yang mengetuk.

Perlahan Riana beranjak dari ranjangnya, lalu berjalan menuju pintu keluar.

Saat pintu dibuka, terlihat jelas wajah ayah dan ibu mertua yang mengajak Riana untuk makan.

"Aku tidak lapar, Daddy."

"Jangan seperti itu, nak. Kau harus makan agar tetap semangat."

"Iya, nanti kalau Willy sudah pulang. Aku akan makan."

"Anak tidak tahu malu itu, kenapa bisa bebas sih? harusnya sampai akhir hayat di bui saja," ucap sang ayah ketus.

Dia merasa kesal karena sang anak sudah membuatnya malu kepada Xavio, besannya.

Sebelumnya, Vandro sangat terkenal dengan kesetiaannya, tetapi sang putra tertua justru memiliki sifat yang sangat unik dan berbeda darinya.

"Sayang, kau bisa diam tidak? Kau kan tahu jika menantu kita sangat mencintai Willy, harusnya kau menahan emosimu," jawab sang istri sambil berbisik.

Sang istri yang bernama Serly mencegah sang suami untuk bertindak terlalu jauh, padahal selama ini Riana sangat menunggu Willy bebas.

"Tidak masalah mommy, Willy memang harus mendapatkan ganjaran dari setiap perbuatannya karena memang dia bersalah. Mommy tidak boleh galak dengan daddy Vandro, kasihan."

Riana yang memahami perasaan kedua mertuanya, tidak ingin memicu keributan, akhirnya dia mau diajak makan malam.

.

.

.

Meja makan ...

Kini semua anggota keluarga telah berada di meja makan, mereka masih menunggu kakek kolot yang belum pulang dari dinas sebagai seorang kepala polisi di kota itu.

Makan malam terasa hampa, hingga sosok Willy muncul dari pintu utama bersama sang kakek.

Riana sangat bahagia, dia merasa mendapatkan durian runtuh.

Begitu beruntungnya Riana karena mendapatkan keluarga mertua yang sangat menyayanginya.

Meski sang ayah telah tiada, dia tidak pernah mendapatkan kesulitan serta kekurangan kasih sayang.

Xavio pergi dalam damai, Riana berusaha keras untuk memberikan yang terbaik.

Akan tetapi Tuhan berkata lain.

Xavio harus kembali kepada sang pencipta.

Sosok tampan itu masih mengenakan baju tahanan dan menghampiri Riana.

"Riana?" ucap Willy.

"Kau jahat!"

Riana memeluk tubuh kekar itu dengan sangat bahagia, sang istri tidak menyangka bisa melewati masa sulit itu.

Samuel dan Satria kebetulan ada di sana, kedua adik Willy langsung mengerjai sang kakak.

"Gas pol."

"Lima anak."

Riana dan Willy menahan tawanya, mereka berdua sedang tidak ingin membicarakan anak, sebab masih ingin menikmati kebersamaan.

Sang ayah juga ikut mengomentari hal ini.

"Heh dua anak yang sama saja sifatnya, kenapa selalu mengejek kakakmu, pulang sana! Samuel, urus istrimu!"

"Istriku sedang ada di rumah ayahnya, dia kan sedang hamil, mana bisa aku melewatkan kesempatan mengerjai kakak."

"Benar sekali."

Satria dan Sam sangat senang membuat kisruh di rumah sang kakak.

Bahkan kehadiran sang kakek tidak dianggap sama sekali.

"Kalian tidak ingat kakek?"

"Kakek sudah tua, masuk saja sana."

Satria dan sang kakek main kejar-kejaran sampai sang kakek harus mengeluh sakit punggung.

Serly meminta sang ayah untuk berhenti bermain dengan cucu-cucu.

Sedangkan Riana dan Willy merasa dunia hanya milik berdua. Pasangan suami istri masuk ke dalam kamar. Meninggalkan anggota keluarga yang sedang kelaparan.

.

.

.

Di kamar keduanya ...

Setelah melewati hari dan tahun yang sangat panjang, kini keduanya bisa bersama dalam satu cinta yang utuh.

Meski masih mengenakan baju tahanan, Riana tidak mengeluh.

Riana merasa bangga dengan sang istri yang sangat sabar.

"Istriku, terima kasih telah menungguku."

Tatapan keduanya sangat luar biasa, hingga Riana meminta Willy mandi terlebih dahulu.

Sang istri memahami isi hati Willy, sang istri tersenyum.

"Aku akan tetap bersamamu, apapun keadaannya. Kau pasti ingin itu kan?"

"Haha, ya."

Kata-kata sang istri membuat Willy semakin bersemangat.

Sang suami merasa bahagia karena mendapatkan kasih sayang yang tidak bertepi dari sang istri.

Dia tidak pernah menyangka jika sang istri benar-benar mencintainya, padahal dia sempat membenci istri tercinta

Beberapa menit kemudian ...

Keduanya telah siap untuk melaksanakan malam manis yang telah terenggut oleh sebab kasus sang suami.

Mereka mengarungi setiap detik dengan cinta dan kasih sayang.

.

.

.

Pagi harinya ...

Pasangan pengantin yang lama tidak bersama, sudah seperti sepasang pengantin baru.

Hari ini, keduanya akan melakukan nostalgia dengan berjalan-jalan ke sebuah taman, tempat pertama kali keduanya bertemu.

Sebelum pergi, keduanya berpamitan kepada ayah dan ibu.

"Bu, kami akan jalan-jalan," ucap Riana dengan penampilan yang sangat modis.

"Iya, kami akan pergi," sahut Willy dengan senyum bahagia.

"Dih, baru juga keluar dari kamar tahanan, sudah mau pergi saja. Willy, kau harus membantu ayah bekerja!" Sang ayah sangat senang membuat Willy kesal.

Alhasil Willy langsung menarik lengan sang istri, kemudian nyelonong saja.

"Anak kurang ajar!"

Hampir saja terjadi pertarungan, tapi nyatanya nyonya Serly masih bisa menahannya.

"Biarkan saja. Kenapa terlalu posesif?"

"Dia anak sialan, bisa-bisa tidak pamit."

"Kau harus lebih manis padanya, jangan marah-marah."

"Ogah!"

Tuan Vandro pergi dan masuk kembali ke dalam ruang kerjanya, sedangkan nyonya Serly menepuk jidat.

Dua orang ini yang selalu saja terlibat pertengkaran sejak Willy kecil.

Apalagi ketika Willy memutuskan untuk tobat dari sebutan si playboy karena memiliki banyak kekasih, tapi semua pertobatan menyisakan masalah yang rumit.

Selain kasusnya yang menjerat, banyak lagi tuduhan untuk Willy.

Sang ibu hanya bisa berdoa yang terbaik untuk suami dan anak-anaknya.

"Semoga mereka tetap akur, meski terlihat bermusuhan," ucap nyonya Serly berharap.

*****

Episodes
Episodes

Updated 50 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!