"Masih ada barang bawaannya gak kak?" Tanyanya Kamil yang memperhatikan barang-barang bawaannya Meylani yang hanya tas ransel saja.
"Emangnya aku ga balik Jakarta lagi jadi harus angkut semua barang-barangku," cercanya Mey.
Kamil terkekeh mendengar perkataan dari kakaknya itu, "Bukan maksud aku gitu kak, hanya saja…," ucapannya terpotong karena hampir saja mengatakan apa yang seharusnya dirahasiakan oleh kedua orang tuanya sebelum Mey sampai di rumahnya.
Mey mendelikkan matanya ke arah adiknya," masalahnya apa?"
Kamil salah tingkah dan panik, karena ia paling tidak biasa berbohong apalagi dengan kakaknya,tapi demi perintah dan larangan dari mamanya dia terpaksa menyetujui permintaan mereka.
"Masalahnya sepertinya kita harus buru-buru pulang sebelum turun hujan," kilahnya Kamil yang harus menutupi kenyataan yang sebenarnya.
Meylani pun segera menyampirkan tas selempangnya sedangkan tas ranselnya diambil alih oleh Kamil. Mey sama sekali tidak curiga dengan gerak geriknya Kamil yang aneh. Mereka berdua segera berjalan meninggalkan bandara internasional Sultan Hassanudin Makassar.
"Alhamdulillah aku bisa kontrol bibirku untuk tidak berkata jujur, semoga saja sampai di rumah kakak Mey tidak marah-marah setelah mengetahui jika dia akan menikah, tapi aku harus kabur mengjauh sebelum terkena amukannya kakak," Kamil berhati-hati dalam bersikap sebelum ketahuan oleh Meylani rencana besar mereka.
Meylani sesekali memeriksa hpnya dan melihat ke arah layar hpnya apakah ada pesan chat dari Bisma ataukah pesannya sudah dibaca. Tapi,apa yang diharapkannya tidak sesuai dengan ekspektasinya.
"Sudah hampir beberapa hari nomor hpnya Mas Bisma tidak aktif, apa sebenarnya yang terjadi padanya, pesan chatku juga masih centang satu," Mey berkali-kali memeriksa semua sosial medianya Bisma tapi, hasilnya sama tidak ada aktifitas terbaru yang dilakukan oleh Bisma.
Instagram, FB apapun itu tidak ada seolah Bisma tidak ingin tersentuh oleh siapapun. Mey sudah hampir menyerah dengan keadaan yang ada. Walaupun dalam hati kecilnya berharap ada keajaiban yang terjadi.
Tanpa sengaja jempolnya menyentuh aplikasi telponnya. Ia melihat ada nomor baru yang melakukan panggilan dengannya kemarin,tapi ia lupa siapa pemilik nomor hp itu.
"Apa aku save saja supaya aku bisa lihat whatshappnya kan biasanya ada fotonya bisa terjawab tuh segala pertanyaanku," Gumamnya Mey yang segera melaksanakan apa yang terlintas dipikirannya itu.
Mey cukup terkejut melihat pemilik nomor hp itu adalah seorang pria, yang paling mengejutkan baginya adalah cowok itu mirip dengan Bisma jika dilihat sepintas lalu.
"Apa karena saya terlalu merindukan mas Bisma sehingga wajah pria ini seolah mirip dengan kekasihku itu, tapi wajahnya kalau aku perhatikan sih lebih cakep dikit pria ini dari pada Bisma," cicitnya Mey yang mengagumi pria yang tak dikenalnya itu.
Kamil yang tanpa sengaja mendengar gumaman Mey segera memelankan laju kendaraannya itu.
"Ada apa kak? Apa butuh sesuatu?" Tanyanya Kamil yang khawatir dengan kondisinya Mey.
Mey melongok ke arah Kamil," tidak apa-apa kok, hanya saja lihat status story teman ada yang lucu soalnya," elak Meylani.
Kamil kembali menambah kecepatan laju motornya takutnya dia terjebak macet dan hujan turun. Ia lupa membawa jas hujan, karena tadi buru-buru soalnya.
Berselang beberapa menit kemudian, mereka sudah memasuki lokasi kompleks perumahan tempat tinggal kedua orang tuanya itu. Mey kembali dibuat terkejut dan terperangah melihat rumahnya sudah ada janur kuning melengkung melambai di depan rumahnya.
Mey memperhatikan sekitar rumahnya, dimana-mana orang sudah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
"Siapa yang mau nikah? Tidak mungkin Kamil kan masih kuliah terus siapa?" Mey mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Kamil adiknya karena ingin bertanya mengenai hal tersebut yang menjadi pertanyaan.
Mey tidak lagi melihat keberadaan adiknya itu. Kamil menghilang seperti di telan bumi saja yang menghilang tanpa jejak.
"Kamil apa kamu pinjam pintu ajaibnya Doraemon? Kok baru beberapa detik saja kamu sudah lenyap," Mey melangkahkan kakinya menuju ke dalam rumahnya.
Orang-orang yang melihat kedatangan Mey hanya tersenyum dan menyapa kedatangan Meylani. Hingga seorang perempuan yang memakai hijab tidak dikenalnya, menyapanya dengan perkataan yang sungguh membuatnya tersentak kaget dengan kedua matanya melotot saking kagetnya mendengar perkataan itu.
"Ehh calon pengantinnya sudah pulang dari Jakarta rupanya, calon mantennya sungguh cantik, pasangan yang serasi banget," pujinya ibu-ibu berhijab merah muda itu.
"Calon pengantin, maksudnya Bu? Saya tidak mengerti!" Mey keheranan dan terpaku di tempatnya saking kebingungan dengan maksud dari Ibu itu.
Baru saja hendak bertanya, ibunya Mey muncul dari dalam rumahnya. Dengan berjalan tergesa-gesa Ia menyambut kedatangan putri tunggalnya itu sekaligus anak sulungnya.
"Mey! Sudah sampai nak,kok enggak langsung masuk ke dalam rumah?" Tanyanya Bu Santi sambil menatap tajam ke arah ibu-ibu yang berbincang-bincang sebelumnya dengan Mey.
Bu Santi memberikan kode kepada ibu-ibu yang sering disapa Bu Lia itu agar segera pergi dari rumahnya Mey. Sang ibu-ibu sangat mengerti dengan tatapan tajam dari Bu Santi langganannya. Bu Lia tidak mau gara-gara ini pihak wo nya batal dipakai oleh Bu Santi.
"Aku kabur saja dari sini sebelum timbul masalah yang tidak aku inginkan,"
Bu Santi menarik tangannya Meylani ke arah dalam rumahnya kebetulan hari sudah petang menjelang magrib. Meysa yang melihat kedatangan kakaknya hanya terdiam,ia tidak ingin salah bicara. Mereka semua sudah diwanti-wanti oleh Bu Santi untuk tutup mulut.
Mey melepaskan pegangan tangannya dari genggaman tangan ibunya itu," Mama,tolong jelaskan padaku apa sebenarnya yang terjadi di sini, kenapa di rumah kita banyak orang, lagian rumah kita berdua ini didesain seperti akan ada pernikahan saja," Mey bertanya-tanya karena ia sangat tidak mengerti dengan situasi dan kondisi yang terjadi.
Bu Santi tersenyum teduh ke arah anak sulungnya itu," Mey yuk kita duduk di sana Nak, Mama dan ayah kamu akan menjelaskan semuanya,tapi Mama minta kamu jangan seperti ini santai Nak,jangan mudah marah entar keriput bermunculan di wajahmu loh," Bu Santi berusaha untuk bercanda agar putrinya itu bisa tenang tidak tersulut emosinya.
Mey pun menuruti perkataan dari mamanya itu tanpa berniat untuk menentang ataupun menolaknya.
"Ibu katakan saja yang sejujurnya padanya, kenapa meski ditutupi segala, cepat atau lambat pasti juga Mey akan mengetahui semua kebenarannya jika tiga hari lagi dia akan menikah," ujarnya Pak Zulkarnain Karim.
Mey yang baru saja ingin menyentuhkan bokongnya ke atas sofa buludru berwarna hitam itu tidak jad, karena terkejut mendengar perkataan dari ayahnya.
"Me-ni-kah mak-sud-nya a-pa?" Tanyanya Mey mulai panik.
Pak Zulkarnain ikut duduk di samping kirinya Bu Santi," ayah telah menerima pinangan dari anaknya teman sekolahnya ayah dulu,tiga hari lagi kamu akan menikah jadi persiapkan diri kamu baik-baik itu saja yang perlu kamu lakukan," imbuhnya Pak Zulk.
Mey reflek berdiri dari duduknya itu," ayah kenapa memutuskan pernikahanku tanpa mengatakan terlebih dahulu padaku, apakah aku setuju atau tidak, ini pernikahan ayah bukan permainan yang seenaknya ayah langsung memutuskannya," cercanya Meylani.
Pak Zulkarnain menatap intens ke arah anak pertamanya itu," Mey, Ingat apa yang ayah putuskan kali ini tidak ada yang berhak mencampuri, menentang ataupun menolaknya, ini pertama kalinya ayah mengambil keputusan tanpa memberitahukan kepadamu, apa yang kamu inginkan selama ini selalu ayah turuti, apa kali ini ayah yang meminta padamu untuk menuruti keinginan ayah tidak boleh kamu kabulkan?" Tegasnya Pak Zulk.
Bu Santi mengelus punggung tangannya Mey dengan penuh kelembutan, "Mey Mama dan ayah tidak pernah menentang pilihan hidupmu, sama halnya dengan kedua adikmu kami selalu menuruti perkataan kalian, jadi kami minta padamu Nak, Mama mohon ikuti keinginan yang telah diputuskan oleh ayah demi kebaikan dan masa depanmu," bujuknya Bu Santi yang berusaha untuk menenangkan putri nya itu.
"Mama bagaimana caranya saya terima sedangkan saya sudah berjanji kepada pria lain untuk menerima pinangannya, ini buktinya dijari ku jika dia akan datang melamar ku tahun depan, ayah aku mohon padamu jangan lakukan ini padaku, aku mohon batalkan rencana pernikahanku," pintanya Mey yang sudah menangis tersedu-sedu memohon belas kasih ayahnya.
"Kalau pria yang kamu sayangi dan cintai itu datang menghadao ayah besok, ayah bisa pertimbangkan tapi jika sampai tengah malam besok dia tidak datang mau tidak mau kamu harus penuhi permintaan kami untuk menikah dengan Zaidan anak temannya ayah!" Tegasnya Pak Zulkarnain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
wikha Sandra
lbih enk di dengar ibu dan ayah pnggilanny.ktimbang mama dan ayah
2023-10-01
2
Uneh Wee
sabar yah mey ..itu lah. org tua mau nya menang sendiri. ..kita mh nurut aja pdhl yg jlni rumh tangga. kita yh tp yah mau. gimn lgi
2023-06-10
0
Mery 1pa
kagetlah pulng2 mau nikah
2023-06-03
1