Bab. 4. Kepulangan Meylani

Kamil segera meraih kunci motor maticnya yang tergantung di dinding tembok sekitar pintu masuk rumahnya. Kamil berpamitan kepada kedua orang tuanya untuk menjemput kakaknya.

"Bismillahirrahmanirrahim, Semoga saja kak Mey belum sampai di bandara, jika tidak pasti akan ngomel-ngomel lagi kalau tahu saya terlambat jemputnya. Aku berharap aku bisa jaga rahasia dan tidak keceplosan nantinya kalau sudah ketemu dengan kakak.

Kamil segera mempercepat langkahnya menuju pintu keluar rumahnya dan bersiap ke bandara internasional Hasanuddin Makassar.

Pesawat yang ditumpangi oleh Meylani sudah sampai dengan selamat di bandara internasional Sultan Hasanuddin Makassar. Mey duduk di kursi tunggu penumpang sambil memainkan hpnya,ia memeriksa pesan chat yang masuk di ponselnya, tapi satpun tidak ada pesan dari Bisma.

Mey menarik nafasnya dalam-dalam lalu membuangnya dengan kasar," ya Allah… apa yang terjadi padamu Mas Bisma, aku tidak tau harus bertanya pada siapa mengenai keadaanmu datang ke rumahmu saja aku tidak pernah apalagi bertemu dengan salah satu anggota keluargamu," cicitnya Mey seraya menggigit kecil ujung hpnya itu.

Meylani sudah berpacaran cukup lama dengan Bisma,tapi Bisma tidak pernah bercerita tentang keluarganya itu. Ia juga tidak berani untuk bertanya macam-macam jika bukan Bisma sendiri yang berbicara mengenai dirinya sendiri.

"Aku hanya berharap agar kamu di negeri perantauan baik-baik saja dan kamu datang ke rumahku memenuhi janjimu untuk melamar ku," gumam Mey sembari menyandarkan kepalanya ke headboard kursi tunggu.

Hanya butuh sekitar setengah jam perjalanan dari bandara menuju rumahnya. Tetapi karena Kamil terjebak macet di berbagai jalan protokol Ibu kota Makassar yang dilaluinya itu sehingga membuatnya harus bersabar dan memutar arah. Kamil mencari keberadaan kakaknya karena Mey tidak mengangkat telponnya. Ia celingak-celinguk mencari keberadaan Mey.

"Mbak Meylani ada di mana, kenapa juga hpnya tidak diangkat?" Cicitnya Kamil yang sudah berjalan ke sana kemari mencari keberadaan kakaknya yang baru balik dari Jakarta.

Meylani ketiduran sambil menutupi wajahnya dengan hijab dan sebuah majalah, hingga Kamil tidak menyadari jika perempuan berbaju biru tua itu yang tertidur di kursi adalah saudarinya.

"Saya telpon juga tidak diangkat, apa jangan-jangan pesawatnya delay dan mengalami keterlambatan keberangkatan?" Kamil tetap menghubungi nomor hp kakaknya.

Kamil memperlambat jalannya ketika berdekatan dengan kursi yang diduduki oleh seorang perempuan yang menutupi wajahnya memakai majalah male yang baru saja terbit hari itu.

"Sepertinya aku dengar ada suara hp yang berdering di sekitar sini, apa jangan-jangan itu punyanya kak Mey lag" tebaknya Kamil.

Kamil kembali mencoba untuk menghubungi nomor hp Meylani dan mencocokkan dengan nada dering hp seseorang yang terduduk di atas kursi panjang. Apa yang dikatakan disangka Kamil tenyata benar adanya, hp perempuan yang tertidur pulas itu berdering jika ia melakukan panggilan.

"Apa benar itu Mbak Mey? Saya coba bangunkan saja kalaupun salah orang aku tinggal minta maaf saja," gumam Kamil.

Kamil berjalan mendekat ke arah perempuan yang dikira dan di duganya adalah kakak sulungnya itu. Baru saja hendak menggapai pundak perempuan itu, sang perempuan sudah terbangun dari tidurnya.

"Alhamdulillah enaknya tiduran walaupun hanya sekejap saja," cicitnya Meylani.

"Hem!! Apanya yang hanya sekejap mata, saya sudah hampir sejam nungguin kakak yang tidur ngorok," kesalnya Kamil.

Meylani spontan menolehkan kepalanya ke arah suara adiknya itu, ia hanya tersenyum cengengesan menanggapi kemarahan dari adik keduanya.

Meylani merentangkan kedua tangannya ke arah atas sambil mengusap beberapa kali kelopak matanya yang baru saja melek, "Ya Allah… adikku yang paling ganteng ternyata sudah datang, kenapa lama banget datangnya jadinya kakak capek sehingga ketiduran menunggu kedatanganmu," kilahnya Meylani yang tidak mau disalahkan apalagi dikambing hitamkan jika sepenuhnyadia lah yang bersalah disini.

"Memang kebiasaan kalau sudah mendarah daging, pasti sulit untuk ditinggalkan! Selalu saja ketiduran yang tidak pernah kenal tempat, apa kakak tidak khawatir ada orang yang berniat jahat pada kakak yang sangat nyenyak tidurnya!?" Kamil menggelengkan kepalanya melihat sikap kakaknya itu yang sudah berusia 25 tahun tapi masih saja bertingkah aneh menurutnya.

Mey segera bangkit dari duduknya itu lalu merangkul pundak adiknya," ish ish merajuk rupanya! Kalau adikku merajuk saya tidak akan beliin laptop baru untuk kuliahmu, gimana apa masih mau marah-marah?" Mey tersenyum penuh kemenangan.

Kamil terdiam seribu bahasa bukannya memikirkan masalah laptop, tapi malahan memikirkan pernikahan kakaknya yang tiba-tiba itu, tapi sudah diwanti-wanti oleh mamanya untuk tidak mengatakan apapun kepada Mey.

Padahal biasanya keduanya tidak ada dusta dan rahasia diantara kakak beradik itu. Mengenai kekasihnya Bisma pun ia ketahui dari Meylani sendiri yang menceritakannya.

"Semoga saja kakak tidak shock dan marah-marah jika sampai di rumah dan mengetahui jika dia akan menikah hari Jumat nanti empat hari dari sekarang," batinnya Kamil.

Kamil yang terdiam mematung membuat Meylani mengerutkan keningnya itu melihat sikap dari adiknya yang tiba-tiba bungkam.

Mey tersenyum licik kemudian mendekatkan wajahnya ke telinganya Kamil, "Kamil Prayoga apa yang terjadi padamu!? Apa jangan-jangan kesanbet penunggu bandara?" Mey sedikit mengeraskan volume suaranya tepat di dekat lubang telinganya Kamil.

Kamil segera menyudahi lamunannya itu reflek menutup kedua telinganya yang kemungkinannya gendang telinganya akan meledak jika seperti itu terus.

"Kakak Mey!!" Teriak Kamil.

Mey hanya tersenyum sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya itu.

"Ada apa! Apa kamu sudah sadar?" Tanya Mey yang tertawa terbahak-bahak melihat reaksi dari adiknya.

"Kakak selalu saja seperti ini, semoga saja suaminya kakak kedepannya tidak dijahili juga, cukup aku saja, ya Allah ya Robbi," guraunya Kamil seraya memegangi dadanya dengan penuh drama.

Meylani hanya menatap jengah ke arah adik satu-satunya laki-laki itu, "Calon suami! Emangnya siapa juga yang mau nikah dalam waktu dekat! Lagian calon suamiku itu orangnya pendiam dan kalem tidak seperti kamu yang sukanya bengong kayak ayam kesambet saja!" Ketusnya Meylani lagi.

Kamil mengedarkan pandangannya karena tidak menemukan barang banyak yang seperti biasanya orang-orang kalau pulang kampung, "Kakak kayak tidak tahu saja siapa saya! Kak ngomong-ngomong barang bawaannya hanya ini saja?" Tanyanya Kamil yang hanya melihat satu tas ransel kecil yang dibawa oleh kakaknya itu.

"Emang orang mau pindahan atau saya akan menetap lama di Makassar!? Tidak kan makanya saya hanya bawa sedikit seperlunya saja, lagian di rumah sini kan masih banyak pakaian yang bisa aku pakai kalau bawa bawaan banyak-banyak pasti akan kerepotan bawanya," jelasnya Meylani.

"Iya juga sih, ini pesawat bukan mobil pribadi yang bebas bawa barang banyak, tapi semua Tante dan sepupu yang mengetahui kakak pulang itu menunggu dan berharap kakak bawain mereka oleh-oleh lohe, kan seperti biasanya kakak pulang itu bawa oleh-oleh untuk mereka tapi kali ini tidak ada pasti mereka akan sedikit kecewa," ungkapnya Kamil.

"Gimana caranya mau beli oleh-oleh untuk mereka sedangkan saya baliknya dadakan mana sempat lah beli," keluhnya Meylani Ramadhani yang memang pulang tanpa persiapan sebelumnya.

Terpopuler

Comments

Rose Jasmine

Rose Jasmine

maaf banget thor kok nama penjangnya ber ubah2 ,, kamil ibnu trus berubah kamil prayoga,trus nama meylani juga,, penggunaan saya dan aku juga tidak konsisten,, /Pray/

2023-10-17

1

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

nah bnrkan

2023-06-25

0

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

dah lpa mungkin Bisma am dirimu mey

2023-06-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Berpamitan
2 Bab.2. Pemanggilan Pulang Kampung
3 Bab.3. Kenapa Disuruh Pulang?
4 Bab. 4. Kepulangan Meylani
5 Bab. 5 Janur Kuning
6 Bab. 6. Pilihan Yang Sulit
7 Bab. 7. Keputusan Zaidan Khaizan Rudiyatmo
8 Bab. 8. Pertemuan
9 Bab.9. Permintaan Yang Ditolak
10 Bab. 10. Penguntit Ketahuan
11 Bab. 11. Putus Asa
12 Bab. 12. Harapan Bu Santi
13 Bab. 13. Acara Akad Nikah
14 Bab. 14 Sah Juga
15 Bab. 15. Kebahagiaan Dari Dua Keluarga
16 Bab. 16. Rencana Meylani
17 Bab. 17. Hanya Akting
18 Bab. 18. Balik Ke Jakarta
19 Bab. 19. Mencari Pekerjaan Baru
20 Bab.20. Diterima Sebagai Sekretaris
21 Bab. 21. Insiden Kecil di Dapur
22 Bab. 22. Mey Memuji Masakan Zaidan
23 Bab. 23. Perlakuan Istimewa Zaidan
24 Bab. 24. Terkejut
25 Bab. 25 Penyuka Sesama Terong
26 Bab. 26. Makan Siang Perdana di Kantor
27 Bab. 27. Pemasangan Dasi
28 Bab. 28. Kesempatan
29 Bab. 29. Percobaan Berhasil
30 Bab.30 Kehebohan Di Perusahaan
31 Bab. 31. Cemburu Tanda Cinta
32 Bab. 32. Kedekatan Yang Selow
33 Bab. 33 Nasehat ibunya Meylani
34 Bab. 34. Terpesona
35 Bab. 35. Rencana
36 Bab. 36. Keakraban Yang Tercipta
37 Bab. 37. Merajuk
38 Bab. 38. Perubahan
39 Bab. 39. Kedatangan Tamu
40 Bab. 40. Adegan Sarapan Pagi
41 Bab. 41
42 Bab. 42 OTW Zoo
43 Bab. 43. Kemarahan Meylani
44 Bab. 44. Ketakutan Zaidan
45 Bab. 45. Kejujuran Yang Tertunda
46 Bab. 46. Kasih Sayang Mertua
47 Bab. 47. Permintaan Mertua
48 Bab. 48. Hubungan Yang Lebih Dekat
49 Bab. 49. Kedatangan Tamu
50 Bab. 50. Perang Dingin
51 Bab. 51. Road To MP
52 Bab. 52. The First
53 Bab. 53. Kebahagiaan Seutuhnya
54 Bab. 54. Kekaguman Meylani Ramadhani Zulkarnain
55 Bab. 54. Kedatangan Keluarga Dari Makassar
56 Bab. 56. Terlambat Menjemput
57 Bab. 57. Kebahagiaan Orang Tua
58 Bab. 58. Dara Berubah Haluan
59 Bab. 59. Feeling Orang Tua
60 Bab. 60. Tanggapan Positif Dari Rekan Kerja
61 Bab. 61
62 Bab. 62. Godaan Sang Mantan
63 Bab. 63. Rahasia Dara dan Jamal Abdillah
64 Bab. 64. Kedatangan Gadis Bar-bar
65 Bab. 65. Perdebatan Kamil dan Nayla
66 Bab. 66. Perubahan Dara
67 Bab. 67. Tespack Siapa?
68 Bab. 68. Masih Seperti Sebelumnya
69 Bab. 69. Ternyata
70 Bab. 70. Akhirnya Terkuak Juga
71 Bab. 71. Kejujuran Dara
72 Bab. 72. Insiden Burung Kenari
73 Bab. 73. Semakin Rumit
74 Bab. 74. Alhamdulillah
75 Bab. 75. Persiapan Acara Syukuran
76 Bab. 76. Rencana Kejutan
77 Bab. 77. Ujian Perdana
78 Bab. 78. Kejutan Yang Luar Biasa
79 Bab. 79. Kedatangan Bisma Attalarik
80 Bab. 80. Hampir Saja
81 Bab. 81. Penyesalan Mey
82 Bab. 82. Indahnya Pernikahan
83 Bab. 83. Kelakuan Bisma
84 Bab. 84. Keadaan Genting
85 Bab. 85. Keadaan Genting Jilid 2
86 Bab. 86. Selamat Jalan
87 Bab. 86. Kepergian Dara
88 Bab. 88. Kerelaan
89 Bab. 89. Masih Koma
90 Bab. 90. Raina Alifia
91 Bab.91. Ketahuan
92 Bab. 92. Kemarahan Bu Zaskia
93 Bab. 93. Kesedihan Seorang Istri
94 Bab. 94. Kebingungan Bu Ijah
95 Bab. 95. Berita Gembira
96 Bab. 96. Terbongkar Sudah
97 Bab. 97. Kebahagiaan Semuanya
98 Bab. 98. Meylani Merona
99 Bab.99 Keinginan Yang Tertunda
100 Bab. 100. Pertemuan Kembali
101 Bab. 101. Ternyata
102 Bab. 102. Kemarahan Kamil
103 Bab. 103. Kesalahan Terulang Kembali
104 Bab. 104. Penyesalan Jamal
105 Bab. 105. Tidak Mungkin
106 Bab. 106. Kesedihan Nayla Latifah
107 Bab. 107. Pertemuan Sebagai Awal Segalanya
108 Bab. 108. Pujian Dari Zaidan
109 Bab. 109. Kebusukan Bisma Attalarik
110 Bab. 110. Bisma Tak Kapok
111 Bab. 111. Lamaran Tak Terduga
112 Bab.112. Yes
113 Bab. 113. Zaidan Merajuk
114 Bab. 114. Kenapa?
115 Bab. 115. Masih Sikap Yang Sama
116 Bab. 106. Kebahagiaan Kedua Orang Tua
117 Bab. 117. Tak Sadarkan Diri
118 Bab. 118. Kekhwatiran Zaidan
119 Bab. 109. Diam Solusinya
120 Bab. 120. Kamil dan Berlian
121 Bab. 121
122 Bab. 122
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab. 1. Berpamitan
2
Bab.2. Pemanggilan Pulang Kampung
3
Bab.3. Kenapa Disuruh Pulang?
4
Bab. 4. Kepulangan Meylani
5
Bab. 5 Janur Kuning
6
Bab. 6. Pilihan Yang Sulit
7
Bab. 7. Keputusan Zaidan Khaizan Rudiyatmo
8
Bab. 8. Pertemuan
9
Bab.9. Permintaan Yang Ditolak
10
Bab. 10. Penguntit Ketahuan
11
Bab. 11. Putus Asa
12
Bab. 12. Harapan Bu Santi
13
Bab. 13. Acara Akad Nikah
14
Bab. 14 Sah Juga
15
Bab. 15. Kebahagiaan Dari Dua Keluarga
16
Bab. 16. Rencana Meylani
17
Bab. 17. Hanya Akting
18
Bab. 18. Balik Ke Jakarta
19
Bab. 19. Mencari Pekerjaan Baru
20
Bab.20. Diterima Sebagai Sekretaris
21
Bab. 21. Insiden Kecil di Dapur
22
Bab. 22. Mey Memuji Masakan Zaidan
23
Bab. 23. Perlakuan Istimewa Zaidan
24
Bab. 24. Terkejut
25
Bab. 25 Penyuka Sesama Terong
26
Bab. 26. Makan Siang Perdana di Kantor
27
Bab. 27. Pemasangan Dasi
28
Bab. 28. Kesempatan
29
Bab. 29. Percobaan Berhasil
30
Bab.30 Kehebohan Di Perusahaan
31
Bab. 31. Cemburu Tanda Cinta
32
Bab. 32. Kedekatan Yang Selow
33
Bab. 33 Nasehat ibunya Meylani
34
Bab. 34. Terpesona
35
Bab. 35. Rencana
36
Bab. 36. Keakraban Yang Tercipta
37
Bab. 37. Merajuk
38
Bab. 38. Perubahan
39
Bab. 39. Kedatangan Tamu
40
Bab. 40. Adegan Sarapan Pagi
41
Bab. 41
42
Bab. 42 OTW Zoo
43
Bab. 43. Kemarahan Meylani
44
Bab. 44. Ketakutan Zaidan
45
Bab. 45. Kejujuran Yang Tertunda
46
Bab. 46. Kasih Sayang Mertua
47
Bab. 47. Permintaan Mertua
48
Bab. 48. Hubungan Yang Lebih Dekat
49
Bab. 49. Kedatangan Tamu
50
Bab. 50. Perang Dingin
51
Bab. 51. Road To MP
52
Bab. 52. The First
53
Bab. 53. Kebahagiaan Seutuhnya
54
Bab. 54. Kekaguman Meylani Ramadhani Zulkarnain
55
Bab. 54. Kedatangan Keluarga Dari Makassar
56
Bab. 56. Terlambat Menjemput
57
Bab. 57. Kebahagiaan Orang Tua
58
Bab. 58. Dara Berubah Haluan
59
Bab. 59. Feeling Orang Tua
60
Bab. 60. Tanggapan Positif Dari Rekan Kerja
61
Bab. 61
62
Bab. 62. Godaan Sang Mantan
63
Bab. 63. Rahasia Dara dan Jamal Abdillah
64
Bab. 64. Kedatangan Gadis Bar-bar
65
Bab. 65. Perdebatan Kamil dan Nayla
66
Bab. 66. Perubahan Dara
67
Bab. 67. Tespack Siapa?
68
Bab. 68. Masih Seperti Sebelumnya
69
Bab. 69. Ternyata
70
Bab. 70. Akhirnya Terkuak Juga
71
Bab. 71. Kejujuran Dara
72
Bab. 72. Insiden Burung Kenari
73
Bab. 73. Semakin Rumit
74
Bab. 74. Alhamdulillah
75
Bab. 75. Persiapan Acara Syukuran
76
Bab. 76. Rencana Kejutan
77
Bab. 77. Ujian Perdana
78
Bab. 78. Kejutan Yang Luar Biasa
79
Bab. 79. Kedatangan Bisma Attalarik
80
Bab. 80. Hampir Saja
81
Bab. 81. Penyesalan Mey
82
Bab. 82. Indahnya Pernikahan
83
Bab. 83. Kelakuan Bisma
84
Bab. 84. Keadaan Genting
85
Bab. 85. Keadaan Genting Jilid 2
86
Bab. 86. Selamat Jalan
87
Bab. 86. Kepergian Dara
88
Bab. 88. Kerelaan
89
Bab. 89. Masih Koma
90
Bab. 90. Raina Alifia
91
Bab.91. Ketahuan
92
Bab. 92. Kemarahan Bu Zaskia
93
Bab. 93. Kesedihan Seorang Istri
94
Bab. 94. Kebingungan Bu Ijah
95
Bab. 95. Berita Gembira
96
Bab. 96. Terbongkar Sudah
97
Bab. 97. Kebahagiaan Semuanya
98
Bab. 98. Meylani Merona
99
Bab.99 Keinginan Yang Tertunda
100
Bab. 100. Pertemuan Kembali
101
Bab. 101. Ternyata
102
Bab. 102. Kemarahan Kamil
103
Bab. 103. Kesalahan Terulang Kembali
104
Bab. 104. Penyesalan Jamal
105
Bab. 105. Tidak Mungkin
106
Bab. 106. Kesedihan Nayla Latifah
107
Bab. 107. Pertemuan Sebagai Awal Segalanya
108
Bab. 108. Pujian Dari Zaidan
109
Bab. 109. Kebusukan Bisma Attalarik
110
Bab. 110. Bisma Tak Kapok
111
Bab. 111. Lamaran Tak Terduga
112
Bab.112. Yes
113
Bab. 113. Zaidan Merajuk
114
Bab. 114. Kenapa?
115
Bab. 115. Masih Sikap Yang Sama
116
Bab. 106. Kebahagiaan Kedua Orang Tua
117
Bab. 117. Tak Sadarkan Diri
118
Bab. 118. Kekhwatiran Zaidan
119
Bab. 109. Diam Solusinya
120
Bab. 120. Kamil dan Berlian
121
Bab. 121
122
Bab. 122

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!