Bab.2. Pemanggilan Pulang Kampung

Meylani mengingat perpisahan mereka kala itu. Pertemuan terakhir kedua pasangan sejoli itu yang menyisakan kenangan yang begitu dalam.

"Semoga cincin yang aku sematkan dijarimu menjadi pengingat hubungan kita berdua, Mey aku mohon bersabarlah dan tunggu sampai aku kembali lagi, hanya tiga tahun perpisahan kita jadi aku mohon jaga selalu hatimu tunggu aku kembali, aku akan selalu mencintaimu hingga akhir waktuku," ucapnya Bisma yang sampai detik ini selalu terngiang-ngiang di telinganya Meylani.

Sudah hampir setahun kepergiannya Bisma ke Malaysia,tapi perkataan itu seolah baru saja diucapkan oleh pria yang sampai detik ini tidak bisa dilupakannya walau dalam sekejap mata saja.

Puk!!

Sebuah tepukan mendarat di pundak kanannya Meylani yang membuat tubuhnya terlonjak kaget saking terkejutnya dengan tepukan yang begitu tiba-tiba.

"Ah!" Pekiknya Mey saking kagetnya karena dirinya sedang duduk bersantai sambil melamun mengingat beberapa kenangan manis saat bersama dengan Bisma.

Bukannya merasa bersalah sedikitpun setelah melakukannya, Mia malah tertawa terpingkal-pingkal melihat reaksi dari sahabatnya itu.

Mey melototkan matanya melihat sikap teman kerjanya itu, "Astagfirullah aladzim,kamu yah senang banget kagetin saya, apa kamu sungguh kurang kerjaan sehingga mengerjaiku!" Ketusnya Mey seraya memegangi dadanya dibalik hijabnya itu.

"Hahaha kamu sih, kalau enggak ada kerjaan pasti dikit-dikit melamun, dikit-dikit menghayal apa kamu nggak capek apa seperti ini terus? Sudah hampir setahun loh kamu seperti ini mulu," tukasnya Mia l.

Mey menatap jengah ke arah temannya itu yang paling mengerti dengan keadaannya, "Mia Audina Hidayat ini kan waktunya istirahat, jadi aku bebas mau ngapain saja, mau melamun atau tidur juga tidak bakalan ada yang marah," ketus Mey yang memang sudah sering diperlakukan seperti itu.

Mia menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal yang tertutup hijab tersebut, "Hehehe Meylani Aileen Wijayanto maaf, saya tadi hanya canda kok, masalahnya kamu juga selalu saja melamun,apa kamu lupa siapa saja yang sering melamun akan mudah dirasuki dan digoda oleh hal-hal yang tidak baik pula, aku takut kamu kesambet hantu ganteng," guraunya Mia.

"Lisa dimana tumben anak itu gak nongol, biasanya kamu bareng dengannya?" Tanyanya Mey yang celingak-celinguk mengalihkan pembicaraan karena jika Mia diladeni pasti akan berbuntut panjang kali lebar.

"Katanya mau shalat dzuhur dulu baru nyusul, apa kamu sudah makan siang?" Tanyanya balik Mia.

Mey pun beranjak dari duduknya itu dan berjalan ke arah lemari lokernya untuk mengambil makanan yang sudah dipesannya sebelum bekerja.

"Kamu enggak masak? Tumben kamu beli makanan dari luar," ucapnya Mia yang menunggu makanan pesanannya diantar oleh salah satu temannya.

Mereka bekerja di salah satu toko departemen store terkemuka di kotanya dengan logo huruf M sang raja siang. Sudah hampir lima tahun Mia dan Meylani bekerja di toko itu, sedangkan Lisa lebih duluan beberapa bulan dari keduanya itu.

"Tidak sempat masak, hari ini aku bangun kesiangan maklum enggak shalat soalnya jadi keasyikan tidur,lagian aku juga belum belanja kebutuhan dapur makanya mesan makanan dari kelaparan," ujarnya Mey.

"Kamu sih lebih memilih ngekos sendiri dari pada aku ajak tinggal bareng pamanku, andai saja kamu ikut bareng aku pasti enggak bakalan repot seperti ini juga," pungkasnya Mia yang celingak-celinguk melihat sekitarnya mencari orang yang sedang mengantar pesanan makanannya.

"Ini lagi… apa enggak ada judul lain mungkin bahas novel yang lagi viral atau artis mungkin, kamu sudah tahu saya orangnya gimana, aku tidak akan merepotkan orang lain selama aku bisa melaksanakannya sendiri, aku hanya bisa mengucapkan banyak terima kasih karena sudah peduli denganku," Meylani menyentuh punggung tangan temannya itu yang sudah gelisah menunggu pesanan makanannya.

Berselang beberapa menit kemudian, pesanan Mia dan Lisa sudah sampai. Mereka pun makan bersama dan sesekali bercanda.

"Lisa kamu enggak ada rencana balik ke kampung gak?" Tanyanya Mia yang mulutnya penuh dengan makanan yang belum sempat dikunyahnya itu.

Mey mendelik melihat Mia yang selalu seperti itu jika makan," Mia kamu itu makan dulu baru bicara,kalau seperti ini kami berdua tidak mengerti dan paham dengan apa yang kamu katakan," ketusnya Meylani yang hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap dan perilaku dari Mia.

Mia hanya nyengir kuda dan segera menghabiskan makanannya itu. Lisa hanya tersenyum menanggapi perdebatan kecil kedua sahabatnya.

"Insya Allah… aku balik ke kampung hari jumat karena kakakku katanya sih mau nikah, jadi kemungkinannya aku tiga atau empat hari di sana," jawab Lisa yang menyeruput minuman dinginnya itu.

"Kok pakai katanya sih! Kalau kamu ngomong gitu seolah kamu tidak yakin jika kakakmu akan menikah," tampiknya Mia.

Lisa kembali tertawa cengengesan menanggapi perkataan dari Mia," sebenarnya seperti itu, karena kakakku dari sejak dulu katanya tidak ada rencana untuk menikah bahkan dia ikut-ikutan sama orang-orang katanya ngurus anak membuatnya akan cepat tua saja, makanya aku berpendapat seperti itu," ungkap Lisa.

Baru saja Mey hendak membalas perkataan dari Lisa, benda berbentuk persegi panjang itu mengeluarkan bunyi dan getaran yang sedari tadi tergeletak di atas meja di samping mangkok makanannya Meylani. Mia dan Lisa menatap ke arah Mey yang hanya melirik sekilas ke arah layar hpnya itu.

"Kenapa tidak diangkat telponnya?" Tanyanya Lisa sembari mengaduk minumannya.

Meylani mengarahkan layar hpnya ke arah kedua temannya itu. Di layar hpnya hanya nomor hp tanpa nama siapa penelpon. Meylani memang selalu bersikap seperti itu, jika ada nomor baru yang tidak dikenalnya dia tidak akan mengangkat telponnya,kecuali orang itu mengirim chat atau pesan singkat. Dan telponnya sudah lebih dari tiga kali barulah dia berinisiatif untuk mengangkatnya.

"Kenapa enggak diangkat saja, siapa tahu itu mungkin telpon yang sangat penting," ucapnya Mia.

"Tunggu sampai tiga kali barulah aku angkat, jangan sampai orang kurang kerjaan saja,kan buang-buang waktu ladeni mereka," ucap Meylani.

Ketiga perempuan itu duduk saling berhadapan di sebuah meja di sudut ruangan yang selalu dipakai pegawai dan karyawan toko M untuk beristirahat.

"Benar juga katamu, karena banyak orang yang hanya modus ingin kenalan berpura-pura salah sambung segala,saya sering ngalamin hal itu, makanya mulai sekarang aku ngikut caranya Mey diamkan,kalau penting pasti mereka akan terus menelpon," Lisa menambahkan.

"Sudah empat kali loh Mey,apa sebaiknya kamu terima saja panggilannya, kasihan jika yang menelpon adalah orang yang butuh bantuanmu," Mia melihat intens ke arah Meylani.

Mey pun akhirnya mengangkat telponnya dan awalnya yang berbicara dengannya ketika sambungan telepon tersambung adalah, seorang pria tapi diambil alih oleh perempuan yang sangat familiar dan di kenali suaranya itu.

Mey menautkan kedua alisnya ketika mendengar suara seseorang laki-laki, "Halo, assalamualaikum," ucapnya Meylani.

"Waalaikum salam, maaf ada seseorang yang ingin bicara denganmu," ujar pria dari seberang telepon.

"Oh," balas Mey seraya mengerucutkan bibirnya itu membentuk huruf o.

Mia dan Lisa saling bertatapan satu sama lainnya dan keduanya bersamaan mengangkat kedua bahunya, karena mereka juga tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi.

"Ini ibu Nak, kamu bisa pulang ke kampung besok tidak Nak?" Tanyanya Bu Santi ibunya Meylani.

Mia Audina dan Lisa Susanti menjadi pendengar setia sambil menghabiskan makanan mereka yang masih tersisa beberapa suapan itu.

Mey mengerutkan alisnya tanda keheranan dengan penuh pertanyaan, "Kenapa, apa yang terjadi kenapa saya harus pulang kampung Bu? Apa ibu, Bapak, Kamil dan Meysa baik-baik saja?" Tanyanya Mey yang mulai ketakutan dan panik jika terjadi sesuatu pada anggota keluarganya yang ada di kampung.

"Alhamdulillah kami semua baik-baik saja kok, kamu pulang saja Nak dulu, ini sangat penting dan Ibu tidak bisa mengatakan alasannya lewat telpon," ucapnya Bu Santi.

"Baiklah Bu, besok saya akan pulang, kalau gitu aku tutup dulu telponnya soalnya sudah waktunya kerja lagi, assalamualaikum Bu,"

Meylani menutup telponnya dan kembali terdiam memikirkan apa yang terjadi kenapa dia suruh balik padahal baru sebulan yang lalu dia mudik waktu hari raya idul Fitri.

Terpopuler

Comments

Uneh Wee

Uneh Wee

mau d jodoh kn kali mey

2023-06-10

1

ivana aga

ivana aga

harus nurut kata orang tua

2023-06-03

2

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Berpamitan
2 Bab.2. Pemanggilan Pulang Kampung
3 Bab.3. Kenapa Disuruh Pulang?
4 Bab. 4. Kepulangan Meylani
5 Bab. 5 Janur Kuning
6 Bab. 6. Pilihan Yang Sulit
7 Bab. 7. Keputusan Zaidan Khaizan Rudiyatmo
8 Bab. 8. Pertemuan
9 Bab.9. Permintaan Yang Ditolak
10 Bab. 10. Penguntit Ketahuan
11 Bab. 11. Putus Asa
12 Bab. 12. Harapan Bu Santi
13 Bab. 13. Acara Akad Nikah
14 Bab. 14 Sah Juga
15 Bab. 15. Kebahagiaan Dari Dua Keluarga
16 Bab. 16. Rencana Meylani
17 Bab. 17. Hanya Akting
18 Bab. 18. Balik Ke Jakarta
19 Bab. 19. Mencari Pekerjaan Baru
20 Bab.20. Diterima Sebagai Sekretaris
21 Bab. 21. Insiden Kecil di Dapur
22 Bab. 22. Mey Memuji Masakan Zaidan
23 Bab. 23. Perlakuan Istimewa Zaidan
24 Bab. 24. Terkejut
25 Bab. 25 Penyuka Sesama Terong
26 Bab. 26. Makan Siang Perdana di Kantor
27 Bab. 27. Pemasangan Dasi
28 Bab. 28. Kesempatan
29 Bab. 29. Percobaan Berhasil
30 Bab.30 Kehebohan Di Perusahaan
31 Bab. 31. Cemburu Tanda Cinta
32 Bab. 32. Kedekatan Yang Selow
33 Bab. 33 Nasehat ibunya Meylani
34 Bab. 34. Terpesona
35 Bab. 35. Rencana
36 Bab. 36. Keakraban Yang Tercipta
37 Bab. 37. Merajuk
38 Bab. 38. Perubahan
39 Bab. 39. Kedatangan Tamu
40 Bab. 40. Adegan Sarapan Pagi
41 Bab. 41
42 Bab. 42 OTW Zoo
43 Bab. 43. Kemarahan Meylani
44 Bab. 44. Ketakutan Zaidan
45 Bab. 45. Kejujuran Yang Tertunda
46 Bab. 46. Kasih Sayang Mertua
47 Bab. 47. Permintaan Mertua
48 Bab. 48. Hubungan Yang Lebih Dekat
49 Bab. 49. Kedatangan Tamu
50 Bab. 50. Perang Dingin
51 Bab. 51. Road To MP
52 Bab. 52. The First
53 Bab. 53. Kebahagiaan Seutuhnya
54 Bab. 54. Kekaguman Meylani Ramadhani Zulkarnain
55 Bab. 54. Kedatangan Keluarga Dari Makassar
56 Bab. 56. Terlambat Menjemput
57 Bab. 57. Kebahagiaan Orang Tua
58 Bab. 58. Dara Berubah Haluan
59 Bab. 59. Feeling Orang Tua
60 Bab. 60. Tanggapan Positif Dari Rekan Kerja
61 Bab. 61
62 Bab. 62. Godaan Sang Mantan
63 Bab. 63. Rahasia Dara dan Jamal Abdillah
64 Bab. 64. Kedatangan Gadis Bar-bar
65 Bab. 65. Perdebatan Kamil dan Nayla
66 Bab. 66. Perubahan Dara
67 Bab. 67. Tespack Siapa?
68 Bab. 68. Masih Seperti Sebelumnya
69 Bab. 69. Ternyata
70 Bab. 70. Akhirnya Terkuak Juga
71 Bab. 71. Kejujuran Dara
72 Bab. 72. Insiden Burung Kenari
73 Bab. 73. Semakin Rumit
74 Bab. 74. Alhamdulillah
75 Bab. 75. Persiapan Acara Syukuran
76 Bab. 76. Rencana Kejutan
77 Bab. 77. Ujian Perdana
78 Bab. 78. Kejutan Yang Luar Biasa
79 Bab. 79. Kedatangan Bisma Attalarik
80 Bab. 80. Hampir Saja
81 Bab. 81. Penyesalan Mey
82 Bab. 82. Indahnya Pernikahan
83 Bab. 83. Kelakuan Bisma
84 Bab. 84. Keadaan Genting
85 Bab. 85. Keadaan Genting Jilid 2
86 Bab. 86. Selamat Jalan
87 Bab. 86. Kepergian Dara
88 Bab. 88. Kerelaan
89 Bab. 89. Masih Koma
90 Bab. 90. Raina Alifia
91 Bab.91. Ketahuan
92 Bab. 92. Kemarahan Bu Zaskia
93 Bab. 93. Kesedihan Seorang Istri
94 Bab. 94. Kebingungan Bu Ijah
95 Bab. 95. Berita Gembira
96 Bab. 96. Terbongkar Sudah
97 Bab. 97. Kebahagiaan Semuanya
98 Bab. 98. Meylani Merona
99 Bab.99 Keinginan Yang Tertunda
100 Bab. 100. Pertemuan Kembali
101 Bab. 101. Ternyata
102 Bab. 102. Kemarahan Kamil
103 Bab. 103. Kesalahan Terulang Kembali
104 Bab. 104. Penyesalan Jamal
105 Bab. 105. Tidak Mungkin
106 Bab. 106. Kesedihan Nayla Latifah
107 Bab. 107. Pertemuan Sebagai Awal Segalanya
108 Bab. 108. Pujian Dari Zaidan
109 Bab. 109. Kebusukan Bisma Attalarik
110 Bab. 110. Bisma Tak Kapok
111 Bab. 111. Lamaran Tak Terduga
112 Bab.112. Yes
113 Bab. 113. Zaidan Merajuk
114 Bab. 114. Kenapa?
115 Bab. 115. Masih Sikap Yang Sama
116 Bab. 106. Kebahagiaan Kedua Orang Tua
117 Bab. 117. Tak Sadarkan Diri
118 Bab. 118. Kekhwatiran Zaidan
119 Bab. 109. Diam Solusinya
120 Bab. 120. Kamil dan Berlian
121 Bab. 121
122 Bab. 122
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab. 1. Berpamitan
2
Bab.2. Pemanggilan Pulang Kampung
3
Bab.3. Kenapa Disuruh Pulang?
4
Bab. 4. Kepulangan Meylani
5
Bab. 5 Janur Kuning
6
Bab. 6. Pilihan Yang Sulit
7
Bab. 7. Keputusan Zaidan Khaizan Rudiyatmo
8
Bab. 8. Pertemuan
9
Bab.9. Permintaan Yang Ditolak
10
Bab. 10. Penguntit Ketahuan
11
Bab. 11. Putus Asa
12
Bab. 12. Harapan Bu Santi
13
Bab. 13. Acara Akad Nikah
14
Bab. 14 Sah Juga
15
Bab. 15. Kebahagiaan Dari Dua Keluarga
16
Bab. 16. Rencana Meylani
17
Bab. 17. Hanya Akting
18
Bab. 18. Balik Ke Jakarta
19
Bab. 19. Mencari Pekerjaan Baru
20
Bab.20. Diterima Sebagai Sekretaris
21
Bab. 21. Insiden Kecil di Dapur
22
Bab. 22. Mey Memuji Masakan Zaidan
23
Bab. 23. Perlakuan Istimewa Zaidan
24
Bab. 24. Terkejut
25
Bab. 25 Penyuka Sesama Terong
26
Bab. 26. Makan Siang Perdana di Kantor
27
Bab. 27. Pemasangan Dasi
28
Bab. 28. Kesempatan
29
Bab. 29. Percobaan Berhasil
30
Bab.30 Kehebohan Di Perusahaan
31
Bab. 31. Cemburu Tanda Cinta
32
Bab. 32. Kedekatan Yang Selow
33
Bab. 33 Nasehat ibunya Meylani
34
Bab. 34. Terpesona
35
Bab. 35. Rencana
36
Bab. 36. Keakraban Yang Tercipta
37
Bab. 37. Merajuk
38
Bab. 38. Perubahan
39
Bab. 39. Kedatangan Tamu
40
Bab. 40. Adegan Sarapan Pagi
41
Bab. 41
42
Bab. 42 OTW Zoo
43
Bab. 43. Kemarahan Meylani
44
Bab. 44. Ketakutan Zaidan
45
Bab. 45. Kejujuran Yang Tertunda
46
Bab. 46. Kasih Sayang Mertua
47
Bab. 47. Permintaan Mertua
48
Bab. 48. Hubungan Yang Lebih Dekat
49
Bab. 49. Kedatangan Tamu
50
Bab. 50. Perang Dingin
51
Bab. 51. Road To MP
52
Bab. 52. The First
53
Bab. 53. Kebahagiaan Seutuhnya
54
Bab. 54. Kekaguman Meylani Ramadhani Zulkarnain
55
Bab. 54. Kedatangan Keluarga Dari Makassar
56
Bab. 56. Terlambat Menjemput
57
Bab. 57. Kebahagiaan Orang Tua
58
Bab. 58. Dara Berubah Haluan
59
Bab. 59. Feeling Orang Tua
60
Bab. 60. Tanggapan Positif Dari Rekan Kerja
61
Bab. 61
62
Bab. 62. Godaan Sang Mantan
63
Bab. 63. Rahasia Dara dan Jamal Abdillah
64
Bab. 64. Kedatangan Gadis Bar-bar
65
Bab. 65. Perdebatan Kamil dan Nayla
66
Bab. 66. Perubahan Dara
67
Bab. 67. Tespack Siapa?
68
Bab. 68. Masih Seperti Sebelumnya
69
Bab. 69. Ternyata
70
Bab. 70. Akhirnya Terkuak Juga
71
Bab. 71. Kejujuran Dara
72
Bab. 72. Insiden Burung Kenari
73
Bab. 73. Semakin Rumit
74
Bab. 74. Alhamdulillah
75
Bab. 75. Persiapan Acara Syukuran
76
Bab. 76. Rencana Kejutan
77
Bab. 77. Ujian Perdana
78
Bab. 78. Kejutan Yang Luar Biasa
79
Bab. 79. Kedatangan Bisma Attalarik
80
Bab. 80. Hampir Saja
81
Bab. 81. Penyesalan Mey
82
Bab. 82. Indahnya Pernikahan
83
Bab. 83. Kelakuan Bisma
84
Bab. 84. Keadaan Genting
85
Bab. 85. Keadaan Genting Jilid 2
86
Bab. 86. Selamat Jalan
87
Bab. 86. Kepergian Dara
88
Bab. 88. Kerelaan
89
Bab. 89. Masih Koma
90
Bab. 90. Raina Alifia
91
Bab.91. Ketahuan
92
Bab. 92. Kemarahan Bu Zaskia
93
Bab. 93. Kesedihan Seorang Istri
94
Bab. 94. Kebingungan Bu Ijah
95
Bab. 95. Berita Gembira
96
Bab. 96. Terbongkar Sudah
97
Bab. 97. Kebahagiaan Semuanya
98
Bab. 98. Meylani Merona
99
Bab.99 Keinginan Yang Tertunda
100
Bab. 100. Pertemuan Kembali
101
Bab. 101. Ternyata
102
Bab. 102. Kemarahan Kamil
103
Bab. 103. Kesalahan Terulang Kembali
104
Bab. 104. Penyesalan Jamal
105
Bab. 105. Tidak Mungkin
106
Bab. 106. Kesedihan Nayla Latifah
107
Bab. 107. Pertemuan Sebagai Awal Segalanya
108
Bab. 108. Pujian Dari Zaidan
109
Bab. 109. Kebusukan Bisma Attalarik
110
Bab. 110. Bisma Tak Kapok
111
Bab. 111. Lamaran Tak Terduga
112
Bab.112. Yes
113
Bab. 113. Zaidan Merajuk
114
Bab. 114. Kenapa?
115
Bab. 115. Masih Sikap Yang Sama
116
Bab. 106. Kebahagiaan Kedua Orang Tua
117
Bab. 117. Tak Sadarkan Diri
118
Bab. 118. Kekhwatiran Zaidan
119
Bab. 109. Diam Solusinya
120
Bab. 120. Kamil dan Berlian
121
Bab. 121
122
Bab. 122

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!