Bab.3. Kenapa Disuruh Pulang?

Meylani terdiam sesaat memikirkan apa alasan yang membuat kedua orang tuanya menyuruhnya untuk pulang.

"Ibu, bapak dan adik baik-baik saja, tapi kenapa Ibu seolah ngotot banget nyuruh aku pulang, entah kenapa perasaanku mengatakan ada hal besar yang akan terjadi," Mey membatin seraya mengaduk-aduk makanannya yang sudah tandas tak tersisa.

Lisa dan Mia saling bertatapan satu sama lainnya melihat apa yang dilakukan oleh Meylani setelah mendapatkan telpon dari ibunya di kampung.

"Mey, Hey kamu baik-baik saja kan?" Tanyanya Mia sambil menggoyangkan lengannya Meylani yang masih melamunkan apa maksud dan tujuan dia dipanggil untuk segera pulang.

Mey tersentak terkejut setelah beberapa kali disadarkan oleh kedua sahabatnya itu. Mey melototkan matanya saking terkejutnya mendengar beberapa kali dari teriakannya Mia dan Lisa. Mia dan Lisa hanya cekikan menghadapi pelototan dari Meylani.

"Maafkan kami Mey, kami berbuat seperti itu karena melihatmu seperti orang yang kesambet sesuatu, kami berdua tidak ingin melihatmu kerasukan sesuatu hal yang jahat, jadinya kami ganggu kamu yang sedang mengkhayal entah apa," sesalnya Mia yang merasa bersalah karena sudah membuat Meylani terganggu.

"Entah apa yang merasukimu, hingga gadis cantik tiba-tiba terdiam," candanya Lisa yang mencoba mencairkan suasana yang tiba-tiba hening.

"Ibu menyuruhku untuk pulang kampung katanya ada hal yang sangat penting, makanya aku disuruh balik dulu, jadi aku mau ke ruangan Bu Vita dulu untuk meminta ijin cuti beberapa hari," jelas Meylani yang sama sekali tidak menutupi apa yang dikatakan oleh mamanya itu.

"Apa jangan-jangan kamu akan dijodohkan dengan pria pilihan ibu dan bapakmu?" Tebaknya Lisa yang asal main bicara saja.

Meylani dan Mia spontan menatap ke arah Lisa, sedangkan yang ditatap malah cengir kuda saja tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Maaf saya hanya bercanda kok, cuman biasanya ada beberapa rekan kerja kita kalau disuruh pulang oleh kedua orang tuanya balik ke kampung halamannya biasanya akan dijodohkan seperti saya sendiri yang ngalamin hal ini,tapi karena kedua orang tua saya sepakat nanti usia saya 25 tahun baru mau nikah alhamdulilah mereka setuju," ungkap Lisa yang berbicara masalah yang pernah menimpanya.

Mey terdiam memaknai cerita yang diutarakan oleh Lisa," apa jangan-jangan aku juga seperti Lisa, ahh ini tidak boleh terjadi padaku aku sudah janji dengan mas Bisma untuk menunggunya sampai pulang lagian sisa setahun Mas Bisma akan balik dari Malaysia," Mey membatin.

Mia menautkan kedua alisnya melihat kebungkaman Mey yang seperti sebelumnya," apa sebenarnya yang terjadi pada Mey, aku hanya berharap semoga saja tidak terjadi sesuatu pada Mey yang cukup serius," gumam Mia.

"Jadi keputusanmu apa? Apa mau balik kampung atau gimana?" Tanyanya Mia.

"Aku akan menemui Bu Sania untuk meminta ijin semoga saja aku diijinkan," ujarnya Meylani yang segera meninggalkan kedua sahabatnya yang masih duduk di meja tempat mereka istirahat.

Sepeninggal Meylani ke kantor Bu Sania sebagai atasan mereka, Mia dan Lisa masih meneruskan percakapannya.

"Mia, entah kenapa aku merasa Mey disuruh balik oleh kedua orang tuanya kalau Mey akan dijodohkan dengan pria pilihan mereka," tebaknya Lisa yang memainkan sedotan minumannya itu.

"Kamu sokta banget deh, emangnya kamu cenayang atau dapat kabar dari ibunya Mey kalau akan dijodohkan!?" Tampiknya Mia.

"Bukannya aku sok tau yah, tapi kira-kira apa tujuan mereka menyuruh Mey balik sedangkan Mey baru sekitar dua minggu balik dari kampung halaman habis idul Fitri dan juga katanya keluarganya tidak ada yang sakit,kalau ada yang sakit menurut aku itu wajar saja, tapi ini tidak loh dari sini aku ambil kesimpulan kalau Mey akan dijodohkan," ungkapnya Lisa.

"Kalau memang seperti itu pasti akan berat untuk Mey mengambil keputusan menolak dan menerima pastinya akan menjadi hal tersulit untuk dilakukannya, tapi saya berharap semoga saja Mey tidak seperti kita bayangkan," harapnya Mia.

"Amin ya rabbal alamin," ucapnya keduanya berbarengan.

Keesokan harinya, Meylani berangkat ke kampung halamannya. Ia harus menempuh perjalanan yang cukup jauh dari Ibu kota Jakarta menuju daerah luar pulau Jawa. Meylani merasa ada yang tidak beres dengan pemanggilannya kali ini.

Mey duduk di dalam pesawat tepat dengan jendela pesawat, biasanya setiap mudik, Mey hanya memakai jasa transportasi seperti kapal untuk menghemat biaya, walaupun waktu yang dibutuhkan lebih lama dari memakai jasa pesawat terbang.

"Kemarin Ibu menelpon ke nomorku pakai nomornya siapa,kok yang pertama kali bicara adalah laki-laki, aku jadi penasaran siapa pria itu? Kalau Kamil aku sangat tahu suaranya, terus pria itu siapa,ihh misterius banget jadi orang!" Mey membatin memikirkan beberapa kemungkinan yang bisa terjadi.

Kepulangan Mey tidak diantar oleh kedua sahabatnya, karena Mia dan Lisa harus bekerja hari ini.

"Anak-anak memang selalu seperti ini kalau aku pulang kampung, pasti belikan banyak barang, alhamdulilah aku punya teman yang baik dan selalu dikelilingi oleh orang yang baik pula," Mey memeriksa layar ponselnya sebelum pesawat tinggal landas.

Mey menatap foto seorang pria yang sudah lebih dua tahun tidak berjumpa dengannya. Air matanya jatuh tak disadarinya itu. Ia mengelus wajah pria di dalam layar hpnya itu dengan sendu. Menjalin hubungan LDR itu sangat tidak enak dan menyiksa batin.

"Mas Bisma,kamu kemana saja sudah hampir seminggu tidak memberikan kabar apapun, aku chat masih centang satu,aku telpon selalu tidak aktif, apa yang terjadi padamu, apa kamu sibuk banget sampai-sampai melupakan memberikan kabar kepadaku," lirihnya Meylani.

Berselang beberapa menit kemudian, pesawat tinggal landas meninggalkan bandara internasional Soekarno Hatta menuju bandara internasional Sultan Hasanuddin Makassar Sulawesi Selatan.

Kesibukan sudah terlihat jelas di depan rumah bertingkat dua itu. Sudah ada janur kuning melengkung di depan rumah tersebut. Hilir mudik beberapa orang memperlihatkan jika, di dalam rumah itu, beberapa hari lagi akan mengadakan pesta resepsi pernikahan.

"Kamil Ibnu apa kamu sudah siap menjemput kakakmu di bandara Nak?" Teriak seorang pria paruh baya dari bawah lantai dasar rumahnya.

Pria itu adalah bapaknya Meylani Pak Damar Hasyim Asy'ari yang berdiri di tangga rumahnya menunggu anak keduanya turun dari lantai dua.

Kamil yang mendengar namanya disebut segera menuruni lantai rumahnya menuju lantai dasar dimana bapaknya berdiri dengan kopiah dipasang agak miring di kepalanya itu.

"Maaf Pak, tadi saya shalat ashar dulu jadi tidak sempat membalas ucapannya bapak," sesalnya Kamil yang sudah berdiri di depan bapaknya itu sambil mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

"Alhamdulillah kalau kamu sudah shalat asar nak, Bapak bangga padamu karena sesibuk apapun kamu selalu mendahulukan kewajiban kamu dari pada yang lainnya," pujinya Pak Damar sambil menepuk pundak putra semata wayangnya itu.

Terpopuler

Comments

ayu nuraini maulina

ayu nuraini maulina

mau d jodohkan kyknya

2023-06-25

1

Uneh Wee

Uneh Wee

datang lngsung. d nikah kn mey

2023-06-10

0

ivana aga

ivana aga

next kak

2023-06-03

1

lihat semua
Episodes
1 Bab. 1. Berpamitan
2 Bab.2. Pemanggilan Pulang Kampung
3 Bab.3. Kenapa Disuruh Pulang?
4 Bab. 4. Kepulangan Meylani
5 Bab. 5 Janur Kuning
6 Bab. 6. Pilihan Yang Sulit
7 Bab. 7. Keputusan Zaidan Khaizan Rudiyatmo
8 Bab. 8. Pertemuan
9 Bab.9. Permintaan Yang Ditolak
10 Bab. 10. Penguntit Ketahuan
11 Bab. 11. Putus Asa
12 Bab. 12. Harapan Bu Santi
13 Bab. 13. Acara Akad Nikah
14 Bab. 14 Sah Juga
15 Bab. 15. Kebahagiaan Dari Dua Keluarga
16 Bab. 16. Rencana Meylani
17 Bab. 17. Hanya Akting
18 Bab. 18. Balik Ke Jakarta
19 Bab. 19. Mencari Pekerjaan Baru
20 Bab.20. Diterima Sebagai Sekretaris
21 Bab. 21. Insiden Kecil di Dapur
22 Bab. 22. Mey Memuji Masakan Zaidan
23 Bab. 23. Perlakuan Istimewa Zaidan
24 Bab. 24. Terkejut
25 Bab. 25 Penyuka Sesama Terong
26 Bab. 26. Makan Siang Perdana di Kantor
27 Bab. 27. Pemasangan Dasi
28 Bab. 28. Kesempatan
29 Bab. 29. Percobaan Berhasil
30 Bab.30 Kehebohan Di Perusahaan
31 Bab. 31. Cemburu Tanda Cinta
32 Bab. 32. Kedekatan Yang Selow
33 Bab. 33 Nasehat ibunya Meylani
34 Bab. 34. Terpesona
35 Bab. 35. Rencana
36 Bab. 36. Keakraban Yang Tercipta
37 Bab. 37. Merajuk
38 Bab. 38. Perubahan
39 Bab. 39. Kedatangan Tamu
40 Bab. 40. Adegan Sarapan Pagi
41 Bab. 41
42 Bab. 42 OTW Zoo
43 Bab. 43. Kemarahan Meylani
44 Bab. 44. Ketakutan Zaidan
45 Bab. 45. Kejujuran Yang Tertunda
46 Bab. 46. Kasih Sayang Mertua
47 Bab. 47. Permintaan Mertua
48 Bab. 48. Hubungan Yang Lebih Dekat
49 Bab. 49. Kedatangan Tamu
50 Bab. 50. Perang Dingin
51 Bab. 51. Road To MP
52 Bab. 52. The First
53 Bab. 53. Kebahagiaan Seutuhnya
54 Bab. 54. Kekaguman Meylani Ramadhani Zulkarnain
55 Bab. 54. Kedatangan Keluarga Dari Makassar
56 Bab. 56. Terlambat Menjemput
57 Bab. 57. Kebahagiaan Orang Tua
58 Bab. 58. Dara Berubah Haluan
59 Bab. 59. Feeling Orang Tua
60 Bab. 60. Tanggapan Positif Dari Rekan Kerja
61 Bab. 61
62 Bab. 62. Godaan Sang Mantan
63 Bab. 63. Rahasia Dara dan Jamal Abdillah
64 Bab. 64. Kedatangan Gadis Bar-bar
65 Bab. 65. Perdebatan Kamil dan Nayla
66 Bab. 66. Perubahan Dara
67 Bab. 67. Tespack Siapa?
68 Bab. 68. Masih Seperti Sebelumnya
69 Bab. 69. Ternyata
70 Bab. 70. Akhirnya Terkuak Juga
71 Bab. 71. Kejujuran Dara
72 Bab. 72. Insiden Burung Kenari
73 Bab. 73. Semakin Rumit
74 Bab. 74. Alhamdulillah
75 Bab. 75. Persiapan Acara Syukuran
76 Bab. 76. Rencana Kejutan
77 Bab. 77. Ujian Perdana
78 Bab. 78. Kejutan Yang Luar Biasa
79 Bab. 79. Kedatangan Bisma Attalarik
80 Bab. 80. Hampir Saja
81 Bab. 81. Penyesalan Mey
82 Bab. 82. Indahnya Pernikahan
83 Bab. 83. Kelakuan Bisma
84 Bab. 84. Keadaan Genting
85 Bab. 85. Keadaan Genting Jilid 2
86 Bab. 86. Selamat Jalan
87 Bab. 86. Kepergian Dara
88 Bab. 88. Kerelaan
89 Bab. 89. Masih Koma
90 Bab. 90. Raina Alifia
91 Bab.91. Ketahuan
92 Bab. 92. Kemarahan Bu Zaskia
93 Bab. 93. Kesedihan Seorang Istri
94 Bab. 94. Kebingungan Bu Ijah
95 Bab. 95. Berita Gembira
96 Bab. 96. Terbongkar Sudah
97 Bab. 97. Kebahagiaan Semuanya
98 Bab. 98. Meylani Merona
99 Bab.99 Keinginan Yang Tertunda
100 Bab. 100. Pertemuan Kembali
101 Bab. 101. Ternyata
102 Bab. 102. Kemarahan Kamil
103 Bab. 103. Kesalahan Terulang Kembali
104 Bab. 104. Penyesalan Jamal
105 Bab. 105. Tidak Mungkin
106 Bab. 106. Kesedihan Nayla Latifah
107 Bab. 107. Pertemuan Sebagai Awal Segalanya
108 Bab. 108. Pujian Dari Zaidan
109 Bab. 109. Kebusukan Bisma Attalarik
110 Bab. 110. Bisma Tak Kapok
111 Bab. 111. Lamaran Tak Terduga
112 Bab.112. Yes
113 Bab. 113. Zaidan Merajuk
114 Bab. 114. Kenapa?
115 Bab. 115. Masih Sikap Yang Sama
116 Bab. 106. Kebahagiaan Kedua Orang Tua
117 Bab. 117. Tak Sadarkan Diri
118 Bab. 118. Kekhwatiran Zaidan
119 Bab. 109. Diam Solusinya
120 Bab. 120. Kamil dan Berlian
121 Bab. 121
122 Bab. 122
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab. 1. Berpamitan
2
Bab.2. Pemanggilan Pulang Kampung
3
Bab.3. Kenapa Disuruh Pulang?
4
Bab. 4. Kepulangan Meylani
5
Bab. 5 Janur Kuning
6
Bab. 6. Pilihan Yang Sulit
7
Bab. 7. Keputusan Zaidan Khaizan Rudiyatmo
8
Bab. 8. Pertemuan
9
Bab.9. Permintaan Yang Ditolak
10
Bab. 10. Penguntit Ketahuan
11
Bab. 11. Putus Asa
12
Bab. 12. Harapan Bu Santi
13
Bab. 13. Acara Akad Nikah
14
Bab. 14 Sah Juga
15
Bab. 15. Kebahagiaan Dari Dua Keluarga
16
Bab. 16. Rencana Meylani
17
Bab. 17. Hanya Akting
18
Bab. 18. Balik Ke Jakarta
19
Bab. 19. Mencari Pekerjaan Baru
20
Bab.20. Diterima Sebagai Sekretaris
21
Bab. 21. Insiden Kecil di Dapur
22
Bab. 22. Mey Memuji Masakan Zaidan
23
Bab. 23. Perlakuan Istimewa Zaidan
24
Bab. 24. Terkejut
25
Bab. 25 Penyuka Sesama Terong
26
Bab. 26. Makan Siang Perdana di Kantor
27
Bab. 27. Pemasangan Dasi
28
Bab. 28. Kesempatan
29
Bab. 29. Percobaan Berhasil
30
Bab.30 Kehebohan Di Perusahaan
31
Bab. 31. Cemburu Tanda Cinta
32
Bab. 32. Kedekatan Yang Selow
33
Bab. 33 Nasehat ibunya Meylani
34
Bab. 34. Terpesona
35
Bab. 35. Rencana
36
Bab. 36. Keakraban Yang Tercipta
37
Bab. 37. Merajuk
38
Bab. 38. Perubahan
39
Bab. 39. Kedatangan Tamu
40
Bab. 40. Adegan Sarapan Pagi
41
Bab. 41
42
Bab. 42 OTW Zoo
43
Bab. 43. Kemarahan Meylani
44
Bab. 44. Ketakutan Zaidan
45
Bab. 45. Kejujuran Yang Tertunda
46
Bab. 46. Kasih Sayang Mertua
47
Bab. 47. Permintaan Mertua
48
Bab. 48. Hubungan Yang Lebih Dekat
49
Bab. 49. Kedatangan Tamu
50
Bab. 50. Perang Dingin
51
Bab. 51. Road To MP
52
Bab. 52. The First
53
Bab. 53. Kebahagiaan Seutuhnya
54
Bab. 54. Kekaguman Meylani Ramadhani Zulkarnain
55
Bab. 54. Kedatangan Keluarga Dari Makassar
56
Bab. 56. Terlambat Menjemput
57
Bab. 57. Kebahagiaan Orang Tua
58
Bab. 58. Dara Berubah Haluan
59
Bab. 59. Feeling Orang Tua
60
Bab. 60. Tanggapan Positif Dari Rekan Kerja
61
Bab. 61
62
Bab. 62. Godaan Sang Mantan
63
Bab. 63. Rahasia Dara dan Jamal Abdillah
64
Bab. 64. Kedatangan Gadis Bar-bar
65
Bab. 65. Perdebatan Kamil dan Nayla
66
Bab. 66. Perubahan Dara
67
Bab. 67. Tespack Siapa?
68
Bab. 68. Masih Seperti Sebelumnya
69
Bab. 69. Ternyata
70
Bab. 70. Akhirnya Terkuak Juga
71
Bab. 71. Kejujuran Dara
72
Bab. 72. Insiden Burung Kenari
73
Bab. 73. Semakin Rumit
74
Bab. 74. Alhamdulillah
75
Bab. 75. Persiapan Acara Syukuran
76
Bab. 76. Rencana Kejutan
77
Bab. 77. Ujian Perdana
78
Bab. 78. Kejutan Yang Luar Biasa
79
Bab. 79. Kedatangan Bisma Attalarik
80
Bab. 80. Hampir Saja
81
Bab. 81. Penyesalan Mey
82
Bab. 82. Indahnya Pernikahan
83
Bab. 83. Kelakuan Bisma
84
Bab. 84. Keadaan Genting
85
Bab. 85. Keadaan Genting Jilid 2
86
Bab. 86. Selamat Jalan
87
Bab. 86. Kepergian Dara
88
Bab. 88. Kerelaan
89
Bab. 89. Masih Koma
90
Bab. 90. Raina Alifia
91
Bab.91. Ketahuan
92
Bab. 92. Kemarahan Bu Zaskia
93
Bab. 93. Kesedihan Seorang Istri
94
Bab. 94. Kebingungan Bu Ijah
95
Bab. 95. Berita Gembira
96
Bab. 96. Terbongkar Sudah
97
Bab. 97. Kebahagiaan Semuanya
98
Bab. 98. Meylani Merona
99
Bab.99 Keinginan Yang Tertunda
100
Bab. 100. Pertemuan Kembali
101
Bab. 101. Ternyata
102
Bab. 102. Kemarahan Kamil
103
Bab. 103. Kesalahan Terulang Kembali
104
Bab. 104. Penyesalan Jamal
105
Bab. 105. Tidak Mungkin
106
Bab. 106. Kesedihan Nayla Latifah
107
Bab. 107. Pertemuan Sebagai Awal Segalanya
108
Bab. 108. Pujian Dari Zaidan
109
Bab. 109. Kebusukan Bisma Attalarik
110
Bab. 110. Bisma Tak Kapok
111
Bab. 111. Lamaran Tak Terduga
112
Bab.112. Yes
113
Bab. 113. Zaidan Merajuk
114
Bab. 114. Kenapa?
115
Bab. 115. Masih Sikap Yang Sama
116
Bab. 106. Kebahagiaan Kedua Orang Tua
117
Bab. 117. Tak Sadarkan Diri
118
Bab. 118. Kekhwatiran Zaidan
119
Bab. 109. Diam Solusinya
120
Bab. 120. Kamil dan Berlian
121
Bab. 121
122
Bab. 122

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!