Pak Suryo dapat melihat kalau Dika merasa keberatan dengan surat perjanjian itu.
" Saya tahu Pak Dika. Sudah Pak Dika tenang saja! Kita pasti akan bisa menyelesaikan proses pembangunan resort ini dalam waktu satu tahun. Saya percaya persiapan kedua perusahaan sudah matang dan kita pasti akan berhasil." Ucap Pak Suryo menunjukan final keputusannya.
Akhirnya Dika menyerah juga, karena berdebat dengan Pak Suryo hanya buang tenaga saja dan tidak ada gunanya sama sekali. Hanya bikin lelah hati dan pikiran.
" Baiklah Pak, saya anggap ini sebagai tantangan untuk saya dan juga perusahaan saya. Kalau saya gagal menyelesaikan proyek ini dalam jangka waktu enam bulan, maka saya berjanji akan menikahi putri bapak!" jawab Dika dengan mantap.
Pak suryo tampak bahagia dengan persetujuan yang di ucapkan Dika. Setelah surat perjanjian di revisi akhirnya mereka berdua menandatangani perjanjian tersebut. Santi yang dari tadi hanya mendengarkan dan mencatat hasil pertemuan itu tampak gusar.
Pak Suryo merekam perjanjian itu, hanya untuk memastikan, suatu saat Dika tidak mangkir dari janji akan menikahi putrinya.
Dika membuat kesalahan, di dalam surat perjanjian adalah satu tahun, namun Dika mengucapkan perjanjian pembangunan resort adalah enam bulan sudah selesai.
Pak Suryo sengaja, diam saja. Karena hal itu kelak yang akan dia gunakan untuk meminta Dika untuk menikah dengan putrinya.
' Bagaimana mungkin ada hal seperti ini? Menikahi putrinya kalau proyek tidak selesai dalam waktu yang sudah disepakati? Aneh sekali! Apa sebenarnya yang dipikirkan Pak Suryo?' bathin Santi, tapi dia tidak berani untuk mengutarakan pendapatnya. Karena itu urusan pribadi dua bos perusahaan. Sementara dia hanya seorang sekretaris.
Saat mereka berdua sudah di dalam mobil, Santi baru mengatakan keganjilan yang dia rasakan kepada Dika atasannya.
" Pak Suryo itu sungguh aneh. Masa menukar kerugian perusahaan dengan menikahi putri dia? Apa dikira perusahaan kita ini mainan buat dia??" protes Santi masih tidak setuju dengan keputusan atasannya.
Dika hanya diam menanggapi protes Santi yang sudah tidak ada gunanya itu bagi dia.
" Kenapa tadi disana kamu diam saja? Sekarang perjanjian sudah ditandatangani, apa yang bisa kita lakukan?? Anggap saja sebagai tantangan buat kita. Saya percaya kita akan berhasil!" ucap Dika semangat.
Dika lupa kalau saat menyampaikan isi perjanjian secara lisan, Dika lupa menyebut waktu enam bulan, bukan satu tahun seperti dalam surat perjanjian kerja sama mereka, dan Dika juga tidak tahu kalau pak Suryo merekam itu.
Walaupun dalam hati Dika agak merasa was was juga dan merasa agak aneh dengan permintaan Pak Suryo. Dia belum pernah bertemu dengan putri Pak Suryo,tapi dia pernah mendengar bahwa putri Pak Suryo adalah seorang yang sangat cantik dan juga berbudi mulia akhlaknya. Suka berbagi dengan yang tidak mampu, dan bukan pribadi yang sombong walaupun orang kaya dan seorang konglomerat di kotanya.
Mereka kembali ke kantor dan mulai menyusun strategi agar proyek tersebut selesai sesuai rencana yang sudah di sepakati. Dan tidak membawa kerugian pada perusahaan, sehingga mengakibatkan dia harus menikahi putri rekan bisnisnya untuk mengganti kerugian perusahaan.
Setelah Dika meninggalkan ruangan meeting, Pak suryo menyalakan televisi dan memutar video tentang pengucapan janji dari Dika yang menyatakan akan menyelesaikan proyek dalam waktu 6 bulan, apabila tidak berhasil menyelesakan dalam waktu tersebut maka dika akan menikahi putrinya.
" Anak itu membuat kesalahan sendiri yang bisa kita gunakan untuk meminta dia menikahi Risma, putriku!" Pak Suryo tersenyum senang karena kesalahan yang dibuat oleh Dika tersebut akan memungkinkan dia untuk meminta Dika agar mau menikahi putri tersayang.
" Saya rasa Pak Dika tidak fokus makanya dia membuat kesalahan itu dengan mengatakan jangka waktu pembangunan proyek 6 bulan. Padahal yang tertulis di surat perjanjian kontrak kerja sama adalah 1 tahun!" ucap sekretaris Pak Suryo dengan datar.
" Simpan rekaman video itu. Kelak kita akan menggunakannya bila saatnya tiba. Untuk meminta dia menikah dengan Risma mungkin ini yang dinamakan dengan jodoh dari Tuhan untuk putri kesayanganku." tampak berbinar sorot mata Pak Suryo saat mengatakan itu.
" Mengapa Bapak menginginkan nona muda untuk menikah dengan Pak Dika?" tanya sekretaris Burhan yang sudah berusia 50 tahun itu. Sekretaris yang sudah lama melayani Pak Suryo sebagai sekretarisnya.
" Kamu mau tahu atau mau tempe?" kelakar Pak Suryo kepada Pak Burhan sekretarisnya yang sudah sangat lama menemaninya.
Pak Burhan sudah layaknya seperti saudara bagi Pak Suryo, tiga puluh tahun bersama membuat mereka lebih seperti sahabat dari pada atasan dan bawahan.
" Kalau menurut Bapak, saya suka tahu apa suka tempe?" Pak Burhan ikut larut dalam kelakar Pak Suryo yang saat itu tengah bahagia hatinya karena mendapatkan jalan untuk bisa membuat Dika menikahi putrinya.
" Hahaha!" Pak Suryo tertawa mendengar jawaban sahabat satu-satunya selama ini yang juga adalah sekaligus sekretarisnya itu.
" Jujur saja! Saya sangat tertarik untuk menjadikan Pak Dika sebagai menantu saya!"
Sekretaris Burhan hanya tersenyum saat melihat semburat bahagia di mata sahabat kecilnya itu.
Tiga puluh tahun bersama bukanlah waktu yang sebentar untuk memiliki hubungan yang erat. Mereka berdua sudah selayaknya satu badan dan juga satu hati.
" Sekretaris Burhan, Risma adalah putriku satu satunya. Sejak mamahnya meninggal, hanya dia yang selalu menjadi kebahagiaan saya!" terlihat mata Pak Suryo berkaca kaca.
" Pak Suryo saya tahu, anda sangat mencintai nona muda Risma. Pasti tidak akan membuat nona hidup menderita. Memilih calon suami yang baik untuk dia!" ujar sekretaris Burhan masih berdiri di samping Pak Suryo.
" Han, kamu lebih tahu bahwa saat mamahnya Risma meninggal adalah saat paling berat dalam hidupku. Saya tidak mau membuat putri kesayanganku, salah dalam memilih calon suami, makanya saya pilihkan calon terbaik untuk dia." ujar Pak Suryo mantap dan sekretaris Burhan mengangguk tanda setuju.
Dia sudah menyelidiki data dan kehidupan Dika, dan dia mendapatkan kesimpulan bahwa Andika Pratama adalah pribadi yang baik dan juga pemimpin yang bijaksana di perusahaan dia.
" Tidak di ragukan lagi kepribadian Pak Dika itu sangat bagus. sajak ayahnya meninggal dialah yang menjadi tulang punggung keluarga serta menjaga adiknya dan juga ibu kandungnya," Pak Suryo mengangguk, menyetujui semua yang disampaikan oleh sekretaris Burhan.
Mereka berdua sama-sama mengutarakan segala hal tentang Andika yang mereka ketahui selama ini.
" Aku yakin kalau Risma kan bahagia kalau menikah dengan Dika. Selain laki-laki yang bertanggung jawab dia juga sangat mencintai ibunya. Seorang laki-laki ketika memuliakan ibunya, dia pasti akan menjaga dan mencintai istrinya juga!" Ucap Pak Suryo dengan begitu yakin dengan apa yang dia analisis tentang Dika, yang di gadang-gadang akan menjadi calon suami putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments