Bab 2. Meeting

Dika sampai ke kantor, dan segera memasuki ruangannya. Santi sang sekretaris, saat melihat Dika sudah datang segera masuk ke ruangan Dika karena Dika sudah memberikan ijin agar santi masuk ke ruangannya begitu dia datang ke kantor.

" Bagaimana Pak, kita berangkat sekarang?" tanya Santi sambil menyerahkan dokumen Kepada sang direktur eksekutif.

" Sebentar! Saya cek dulu dokumen ya? Jangan sampai nanti ada kesalahan!" tampak serius sekali Dika membaca dokumen yang diserahkan olehSanti, sekretarisnya yang sudah bekerja dengan Dika lebih dari 3 tahun.

" Oke, sempurna! Ayo kita berangkat sekarang!" Mereka kemudian berangkat ke kantor rekanan bisnis mereka PT Metro Sentosa Abadi yang bergerak di bidang property

" Maaf Pak Dika kita menghubungi dulu pak Suryo, apa langsung ke ruangan meeting?" Tanya Santi sambil melirik ke arah bosnya yang memiliki kegantengan hakiki baginya.

Santi sudah lama naksir sama bosnya yang tampan. Namun tidak berani menyampaikan isi hatinya. Karena takut sang bos marah kalau tahu isi hatinya.

Santi memilih untuk menyimpan rasa cintanya dihati saja. Mencintai secara sepihak dan rahasia. Memberikan perhatian yang lebih kepada sang boss yang menurut Santi adalah pribadi yang sederhana dan tidak sombong.

Santi teringat, saat dahulu pertama kali dia bekerja sebagai sekretaris Dika. Dia pikir akan bekerja penuh dengan tekanan dan stress, karena mempunyai seseorang bos yang tampan dan killer. Ternyata Dika hanya bos yang tampan, tetapi tidak killer. Santi tersenyum saat mengingat masa itu.

" Pak suryo bilang kita langsung ke ruangan meeting dilantai 4!" jawab Dika santai sambil membaca dokumen ditangannya.

Mereka akhirnya sampai diruangan meeting, Pak Suryo tampak bahagia saat melihat kedatangan Dika, dan menyalami tangan Dika.

" Halo Pak Dika, bagaimana kabarnya?" tanya Pak Suryo sambil menjabat tangan Dika dengan ramah dan bersahabat.

Pak Suryo ini walaupun seorang konglomerat di kota itu, namun dia mempunyai pribadi yang baik dan menyenangkan. Tidak sombong dan juga baik hati.

Setiap tahun, ribuan mahasiswa di Indonesia selalu mendapatkan beasiswa dari perusahaannya. Di bawah naungan yayasan yang di ketuai oleh sang putri satu-satunya.

" Alhamdulillah baik Pak. Mari kita mulai meeting kita mengenai pembangunan resort kita yang ada di Samarinda!" ucap Dika dengan senyum sumringah.

Merasa bersemangat dengan kerja sama perusahaan mereka berdua. Karena Dika tahu, perusahaan Pak Suryo adalah perusahaan yang besar dan baik dalam management dan selalu memperhatikan keperluan masyarakat.

Mereka akhirnya sibuk dengan meeting dan mencapai kesepakatan kerjasama, bahwa perusahaan Dika yang akan bertanggung jawab dalam pembangunan Resort tersebut dan perusahaan PT Metro Sentosa Abadi sebagai induk akan mengawasi pembangunan tersebut.

Mereka akhirnya menandatangani surat perjanjian itu. Saat akan menandatangani surat kontrak, Dika terkejut dengan satu point isi perjanjian tersebut yang mengatakan.

" Apabila pembangunan tidak selesai dalam waktu yang sudah disepakati dan dinyatakan gagal atau merugi, maka perusahaan PT Andika Pratama harus diserahkan kepada PT Metro Sentosa Abadi sebagai ganti rugi dalam perjanjian ini." Dika mengkerutkan dahinya tanda tidak setuju.

" Kenapa ada point seperti ini Pak??" tanya Dika. Dika tampak merasa tidak senang dengan penawaran penyelesaian yang di ajukan oleh pihak Pak Suryo. Dika merasa itu sangat berlebihan.

"Maafkan saya Pak Dika. Saya hanya ingin memastikan bahwa perusahaan bapak akan menangani proyek ini dengan bener dan sesuai dengan rencana yang sudah disepakati," ucap Pak Suryo dengan santai.

Namun matanya masih tertuju dengan penuh kekaguman kepada pemuda di hadapannya.

Ini adalah kali kedua perusahaannya bekerja sama dengan perusahaan Dika. Selama pergaulan itu, Pak Suryo tahu bahwa Dika adalah pribadi yang sederhana dan bijaksana.

" Tapi Pak. Menyerahkan perusahaan saya kepada Bapak, menurut saya, hal itu sungguh keterlaluan. Hanya untuk mengganti rugi kerugian pembangunan resort," protes Dika tidak setuju, tapi masih berusaha menunjukan sikap sopan, karena mengingat Pak Suryo adalah seorang CEO yang baik dan profesional di bidangnya.

" Okelah kalau begitu! Begini saja Pak Dika! Untuk masalah ganti rugi. Bagaimana kalau Pak Dika menikah saja dengan putri saya yang tercinta?" tanya Pak Surya dan Dika sangat terkejut dengan ide dari Pak Suryo yang meminta dirinya untuk menikahi sang putri untuk menggantikan point menyerahkan perusahaannya.

Bagaimana mungkin, perusahaan di tukar dengan pernikahan? sungguh konyol, pikir Dika.

" Jangan bercanda Pak! Ini masalahnya bukan sepele. Masalah bisnis, bukan pribadi! Kenapa jadi saya harus menikahi putri bapak, untuk ganti rugi?" Dika tampak semakin heran dengan ide gila Pak Suryo masalah ganti rugi kerja sama perusahaan mereka.

" Loh Pak Dika! Inikan perusahaan saya, uang saya terserah saya dong mau minta apa untuk ganti rugi! " jawab Pak Suryo dengan santai sambil menatap matanya Dika dengan seksama.

Pak Suryo masih memastikan keputusannya, untuk menjadikan laki-laki di hadapannya ini sebagai calon suami putrinya.

" Tapi rasanya tidak masuk akal kesepakatan bisnis mengenai kerugian perusahaan diselesaikan dengan pernikahan saya dan putri bapak. Bagaimana kalau putri bapak tidak mencintai saya?" protes Dika masih tidak setuju dengan ide Pak Suryo yang dia nilai tidak relevan dan konyol bagi Dika.

Pak suryo tersenyum dengan bijaksana. "Bagi saya. Rugi atau untung dalam kerja sama ini tidaklah terlalu penting. Sejak pertama kali saya melihat Pak Dika. Saya sudah jatuh cinta dan berharap Pak Dika bisa menjadi menantu saya." Pak Suryo tersenyum sambil memperhatikan Dika yang tampak terkejut sekaligus tersipu saat mendengar ucapan Pak Suryo yang bilang jatuh cinta kepada dirinya dan mengharapkan dia sebagai calon menantunya.

"Pak Suryo ini ada-ada saja! Kita disini sedang membicarakan kesepakatan bisnis Pak!" Dika tampak gugup dan salah tingkah dengan Pak Suryo yang masih memperhatikan dirinya yang tampak kikuk dan menahan rasa malu.

" Sudahlah Pak Dika! Menurut saya itu adalah hal yang paling baik, kita sepakati saja! Saya jamin Pak Dika tidak menyesalinya. Putri saya itu sungguh cantik. Lagi pula, apakah Pak Dika tidak percaya diri dengan kinerja perusahaan Pak Dika?" tanya Pak Suryo.

" Bagi saya ini hanya sebuah tantangan untuk Perusahaan Pak Dika untuk bekerja sebaik mungkin. Tolong jangan di jadikan beban!" ujar Pak Suryo masih tersenyum bahagia.

Masih menyiratkan keinginkan hatinya untuk menjadikan Dika sebagai menantunya, untuk sang putri tercinta. Risma!!

" Tapi masalah pernikahan bukan main-main Pak!" seru Dika masih protes.

Dika ingat, kalau dirinya mencintai Sania, sahabat adiknya. Dan Dika sudah berjanji kepada gadis itu, akan menunggu Sania sampai lulus kuliah.

Dika ingin setia kepada Sania dan membuktikan cintanya kepada gadis itu dengan menunggu sampai Sania lulus kuliah. Dika sangat mencintai Sania dengan tulus dan tanpa pamrih sama sekali.

Terpopuler

Comments

Qiara

Qiara

jangan lama-lama natap nya Santi nanti kamu jatuh hati lagi sama bos kamu

2023-06-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!