Keluarga Arkana

Dengan mengunakan motor, Tiara mengantarkan pesanan. Seringnya Dion memesan, membuat Tiara mempunyai akses untuk masuk. Scurity pintu gerbang terlihat menyapanya ramah.

Beberapa kali Dion menawarkan pekerjaan sebagai staf mengingat Tiara pernah duduk di bangku kuliah walau tidak sampai lulus. Tapi Tiara takut kalau nanti dia tidak bisa berpergian secara bebas. Seperti mengantar jemput Haikal juga kalau terjadi hal genting.

Walaupun pekerjaannya terkadang memuakkan. Namun pemilik toko tidak setiap hari datang sehingga Tiara bisa mencuri waktu apalagi Salsa bisa di ajak kompromi.

Tepat di saat Tiara memarkir motornya, sebuah mobil mewah pun tampak baru saja datang dan terparkir tepat di sampingnya.

Terlihat Tiara mengambil satu kantung plastik besar yang terselip di bagian depan motor. Dia tidak sadar sedang di perhatikan si pengemudi motor yang tak lain adalah Pak Ibrahim dan Istrinya. Mereka adalah kedua orang tua Arkana.

"Siapa yang menyuruhmu memarkir motor di sini. Kamu tahu ini area parkir mobil." Menunjuk ke arah papan pemberitahuan. Sontak Tiara menoleh sambil menjinjing tas kresek bawaannya.

"Maaf Bu. Em saya hanya sebentar. Kalau memarkir di tempat motor terlalu jauh."

Selama ini Tiara tidak pernah di tegur sebab ini kali pertama dia berjumpa dengan Bu Ibrahim. Bisa di pastikan kalau Tiara pun tidak mengetahui jika mereka adalah orang tua Arkana.

"Tidak bisa begitu. Seharusnya kau tetap memarkir motor di sana. Bagaimana kalau ada tamu penting lalu mereka ingin memarkir mobilnya di tempat itu." Pak Ibrahim menghela nafas panjang. Menurutnya, masalah ini tidaklah penting. Dia membenarkan Tiara karena barang bawaan yang di bawa. Pasti berat, begitulah pendapatnya.

"Saya hanya sebentar Bu. Setelah mengantar ini saya pulang."

"Bagaimana ini!!! Hei kau!!!?" Teriak Bu Ibrahim pada salah satu scurity. Tiara tidak tampak ketakutan, mimik wajahnya terlihat biasa saja.

"Sudahlah Ma. Biarkan saja. Dia hanya pengantar makanan." Rajuk Pak Ibrahim menyahut.

"Tidak bisa begitu!!!"

"Ada apa Bu?" Tanya si scurity sambil melirik ke arah Tiara.

"Itu motor kenapa terparkir di situ!" Jawab Bu Ibrahim ketus.

"Dia hanya mengantarkan makanan Bu. Biasanya Mbak..."

"Pemilik perusahaan kau atau aku!!!" Tiara merasa tidak enak hati pada si scurity. Dia berinisiatif kembali ke arah parkiran motor yang letaknya lumayan jauh.

"Baik Bu. Maafkan saya. Permisi."

"Biar saya bawa Mbak rotinya." Tawar Scurity.

"Tidak Pak terimakasih. Saya harus menyerahkannya langsung pada Kak Dion."

Setelah tersenyum sejenak, Tiara berjalan ke arah motornya. Dia kembali meletakkan kantung kresek bawaannya. Terdengar jelas Bu Ibrahim masih belum berhenti mengomel sehingga Tiara semakin di buat tidak enak hati.

Semoga Bapak itu tidak di pecat. Ya Tuhan.. Pemiliknya angkuh sekali. Wajar sih... Mereka orang kaya.. Eluh Tiara seraya melajukan motornya ke arah parkiran.

Setelah sampai, Tiara menenteng bawaannya. Cukup berat, sebab rupanya di dalam kotak tidak hanya ada roti melainkan kue basah dan air mineral, apalagi hari itu cukup terik.

Tiara mempercepat langkahnya menuju ke arah pintu samping perusahaan. Dia tidak ingin membuat Dion menunggu terlalu lama. Namun tiba-tiba sebuah mobil melaju kencang bahkan hampir menyerempetnya. Beruntung Tiara bisa menghindar meski barang bawaannya terlepas dari tangan.

"Ya Tuhan astaga..." Eluh Tiara menatap plat nomor mobil. Entah kenapa matanya tertuju ke sana." Semoga kue nya tidak apa-apa." Bergegas saja Tiara memeriksa barang bawaannya. Tidak ada yang rusak sehingga dia bisa bernafas lega.

Setibanya di pintu samping, tampak Dion tertunduk lesu. Di hadapannya berdiri Bu Ibrahim yang terlihat memaki-makinya. Tiara menghentikan langkahnya. Rupanya Dion terkena imbas dari perbuatannya tadi.

Dengan perlahan Tiara melangkah maju. Sangat tidak mungkin dia menghindar, takut Dion kehilangan perkerjaan.

"Tidak boleh terulang! Kau tahu tempat ini akan di gunakan untuk kantor pusat kan!!"

"Saya tahu. Nanti saya akan menegurnya." Rupanya di dalam lubuk hati, Dion tak menyalahkan Tiara. Gosip Bu Ibrahim yang terkenal suka semena-mena dan tukang marah-marah sudah tersebar di kalangan para staf.

"Kau akan ku pecat kalau sampai ini terulang lagi!"

Dion seorang penanggung jawab yang bertugas mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan perusahaan. Pak Ibrahim tahu bagaimana kinerja Dion. Selain cekatan lelaki berumur 28 tahun tersebut di kenal disiplin. Sangat tidak mungkin Dion di pecat mengingat Pak Ibrahim sangat mempercayainya.

"Sekali lagi saya minta maaf Bu! Ini bukan kesalahan Kak Dion tapi saya." Terdengar helaan nafas panjang berhembus. Dion berharap Tiara tidak datang sekarang atau permasalahan semakin berat.

"Oh kau! Berani sekali kau masuk ke sini!!!" Teriak Bu Ibrahim geram. Matanya melotot ke arah Tiara seakan akan ingin memangsanya.

"Saya sudah terbiasa..." Braaaakkkkk!!! Ucapan Tiara tertahan ketika dengan kasar Bu Ibrahim melemparkan barang bawaannya sembarangan.

"Bawa pergi makanan sampah mu. Aku sudah muak melihat mu!!!" Tiara menatap nanar kotak makanan yang berserakan di lantai. Tentu saja hal itu membuatnya kesal. Mengingat permintaan maaf sudah terlontar beberapa kali.

"Tidak. Anda sudah merusaknya. Anda wajib membayar." Jawab Tiara ketus. Sungguh sebenarnya dia sama sekali tak merasa takut pada sosok Bu Ibrahim. Tiara hanya ingin menghormati customer dan memberikan pelayanan terbaik. Tapi apa yang di lakukan Bu Ibrahim sangatlah buruk menurutnya.

"Mana mungkin aku mengeluarkan uang untuk sampah itu!!" Pak Ibrahim menghela nafas panjang lalu meraih jemari Istrinya dan menggenggamnya erat.

"Kalau itu toko roti milik saya. Mungkin uang dari Ibu tidak akan saya terima. Masalahnya toko roti ini milik Bos saya dan itu berarti saya wajib menggantinya." Menunjuk ke kotak yang berserakan.

"Itu urusan mu! Kau tidak tahu tata krama!!!"

"Orang kaya seperti anda memang tidak memiliki hati! Suka merendahkan orang! Meremehkan orang! Seharusnya anda berkaca terlebih dahulu sebelum berbicara soal tata krama!!!"

Bu Ibrahim mendelik dengan hati memanas. Perkataan Tiara sangat membuatnya geram. Bergegas dia melangkah maju dan berniat memberikan tamparan. Tangan kanannya sudah terangkat tinggi hampir terayun. Namun sebuah tangan menghalau pertengkaran tersebut. Bukan tangan milik Pak Ibrahim melainkan Arkana.

"Lepas Arka! Biar Mama beri pelajaran wanita ini!!!"

Mama? Berarti...

Tiara memundurkan tubuhnya. Menatap Arkana yang juga menatapnya. Terpatri jelas bagaimana terkejutnya Tiara kala itu. Wanita yang membuatnya kesal adalah Mama kandung Arkana.

"Tunggu Ma dia teman ku Tiara." Sontak Bu Ibrahim menoleh. Dia mengingat nama tersebut. Sangat mengingatnya sebab Arkana pernah memohon restu atas hubungan mereka.

"Tiara? Oh Tiara gadis yang dulu kau sukai."

Tanpa berkata apapun Tiara memilih pergi. Dia bahkan berencana untuk keluar dari toko roti karena tidak ingin terlibat dengan keluarga Arka.

Dion mengangguk sebentar lalu mengikuti kemana Tiara melangkah. Dia hendak membayar makanan meskipun sudah rusak. Seharusnya Tiara tidak harus mengganti rugi pada kekacauan tersebut.

"Jadi dia seorang pegawai toko roti sekarang. Hah menjijikan." Bu Ibrahim tersenyum penuh hinaan. Dia masih sangat membenci sosok Tiara." Kau bilang dia akan jadi wanita karir. Mana buktinya?! Kasta rendah mana mungkin bisa sukses. Mereka akan terus berada di poros yang sama dan tidak mungkin bisa berubah. Itu karena otak mereka terlalu tumpul!!!" Mengetuk-ngetuk pelipis kanannya mengunakan telunjuk.

"Jangan seperti itu Ma." Sahut Pak Ibrahim yang ternyata tidak pernah membeda-bedakan seseorang dari segi kasta. Itu karena Pak Ibrahim tahu bagaimana sulitnya membangun usaha dari nol hingga sekarang.

"Apa kau masih menyukainya!!! Mama tidak akan setuju!!!" Teriak Bu Ibrahim semakin tidak terkendali.

"Tidak Ma. Eum... Dia sudah menikah. Aku merasa lega." Arka tersenyum mengembang.

"Terus kenapa kau membelanya?"

"Meski begitu aku pernah menyalin hubungan dengan nya. Apa salahnya membela? Mama juga tidak boleh terbawa emosi. Ingat pesan Dokter." Bu Ibrahim masih tampak kesal. Dia belum sepenuhnya percaya pada ucapan Arkana.

"Awas saja kalau kau berhubungan dengan nya. Mama akan membuat hidup gadis itu berantakan!!!"

Itu alasan kenapa aku meninggalkan mu. Beruntung kamu sudah mempunyai seseorang Tiara. Aku akan mencari tahu di mana tempat mu berkerja. Aku ingin berkenalan dengan Suami mu agar aku merasa lega...

🌹🌹🌹

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!