BAB 5 Aku Membutuhkanmu

Mendengar misi dari gelang yang Sekar pakai mengenai system simp yang sudah ia aktifkan, Muncul gejolak jiwa dalam dirinya. Gadis itu tak mungkin sanggup menyelesaikan misi yang berat ini. Mengubah sifat manusia, sama saja dengan memindahkan gunung dari tempat satu ke tempat lainnya. Very impossible.

Sebagai manusia awam, sebenarnya, Sekar sama sekali tak mengerti apapun soal sistem simp ini. Gadis itu bingung sekaligus takut, ia masih belum tahu bagaimana tata cara melaksanakan perintah suara yang muncul dari gelang tersebut. Yang Sekar pikirkan, ia akan mati bila tetap ada di sini dan memutuskan untuk kabur saja.

“Haissh, aku tidak boleh mati sia-sia hanya demi pria sangar itu. Setidaknya dia masih bisa mencari wanita ke-101 untuk dinikahi dan menjalankan misi aneh ini. Yang benar saja, didekati saja tidak bisa apalagi diubah.” Sekar mondar mandir ke sana kemari untuk memikirkan cara bagaimana ia bisa kabur dari sini malam ini juga. Sebab, bila menunggu besok, belum tentu Sekar bisa hidup.

Perlahan, Sekar membuka pintu kamarnya yang sudah tidak dikunci lagi. Entah bagaimana caranya Nagata membuka pintu ini padahal sebelumnya di kunci Dadu dari luar.

“Ah bodo amat, yang penting pintunya masih bisa dibuka. Aku harus segera keluar sebelum ketahuan.”

Gadis itu tengok kanan, tengok kiri mengamati situasi. Begitu sepi, iapun keluar ruangan pengantinnya. Melihat ada kesempatan, akhirnya Sekar memilih untuk melarikan diri malam itu juga. Kebetulan, ia tak melihat siapa-siapa setelah kepergian suaminya.

Rencana pelarian Sekar hampir saja berhasil, tapi tak disangka, ketika ia menginjakkan kakinya diluar istana megah Nagata, gadis itu tiba-tiba mendapat sengatan listrik yang begitu kuat sehingga dia pingsan.

Saat itu ada Nagata yang tak sengaja lewat dan menyaksikan langsung peristiwa pingsannya Sekar akibat sengatan listrik dari gelang super simpnya. Pria itu segera mendekat ke tempat Sekar berada dan memeriksa kondisi wanita yang baru saja menjadi istrinya. Nagatapun memerintahkan anak buahnya untuk membawa Sekar kembali ke kamar.

“Dasar tidak berguna, kau pikir bisa semudah itu pergi meninggalkan istana ini tanpa seizinku?” ujar Nagata sambil melihat Sekar dibopong beberapa pengawalnya kembali ke lantai atas. “Kau tidak akan pernah bisa lari dari sini, tidak akan pernah!”tandasnya.

***

Keesokan paginya, Sekar terjaga dan ia kaget karena mendapati dirinya masih hidup. Padahal rumor yang ia dengar adalah ia akan mati tepat di malam pernikahannya dengan pria sangar bernama Nagata.

Sekar keluar dari kamar dan langsung dilempar piring oleh Nagata. Ia terus memarahi Sekar karena bangun kesiangan dan melakukan tindakan yang coroboh dengan sok mau melarikan diri. Nagata juga mengancam, jika sekali lagi Sekar melarikan diri dari istana ini, maka Nagata sendirilah yang akan membunuhnya.

“Aku tak pernah main-main dengan ucapanku. Jika sekali lagi kau berani melarikan diri dari istana ini tanpa seizinku, aku tak segan-segan menebas lehermu dan kugantung di tiang gantung istana ini. Camkan kata-kataku baik-baik.”

“Kenapa kau begitu kejam? Apa kau tahu kalau kau itu dijuluki sebagai pemangsa wanita? Daripapada kau menyiksaku seperti ini, kenapa kau tidak bunuh aku saja!” teriak sekar marah.

“Aku ingin sekali membunuhmu! Tapi aku terkejut hingga pagi ini kau masih bisa hidup dan gelang itu masih menempel padamu. Gelang itulah yang akan menentukan kau layak hidup atau tidak, bukan aku. Ah .., aku juga tidak peduli dengan segala macam julukan yang disematkan padaku. Terserah, kalian mau panggil aku apa!” Sekali lagi, Nagata melempar piring yang ada dimeja sehingga membuat seisi ruang makan jadi amat sangat berantakan.

Sekar sangat shock, sungguh ia tak pernah membayangkan kalau dirinya telah bersuamikan suami kejam. Gadis itu kembali ke kamar dan menangis sesenggukan. Ia tak tahu apa salahnya sampai Nagata semarah itu padanya.

“Dasar bulu landak, kenapa ada manusia kejam seperti itu di dunia ini! Masih hidup pula. Kenapa bukan dia saja yang mati!” isak Sekar mencoba menenangkan diri sendiri. Ia ingat kalau semalam ia pingsan dan bingung bagaimana bisa ia ada di kamar ini. “Apa pria kejam itu yang membawaku kemari, ah … tidak mungkin … dia kan tidak mau disentuh oleh siapapun. Bagaimana bisa orang-orang yang ada di istana ini mau aja jadi budaknya. Termasuk aku juga …” lagi-lagi Sekar menangis dan ia jadi sangat rindu pada ibu dan adik angkatnya.

Bagaimana kabar keluarganya itu sekarang, Sekar hanya berharap semoga saja mereka berdua baik-baik saja. “Setidaknya hari ini aku masih hidup. Tapi mungkin Ibu dan Shinta mengira aku sudah mati. Kenapa hidupku begitu berat sekali,” isak Sekar dan ia menelungkupkan tubuhnya kembali meratapi nasib sialnya ini.

“Sampai kapan kau menangis?” tanya Nagata yang tiba-tiba saja sudah ada di kamar dan bersandar di tiang Kasur kebesarannya.

Buru-buru Sekar bangun dan berdiri menjauh dari Nagata karena ia tak ingin kena omel lagi. Bulu landak itu kalau sudah bicara tajemnya nggak ketulungan makanya Sekar cari aman.

"Mau apa kau kemari? Belum puaskah kau memarahiku?" bentak Sekar.

“Kasur ini milikmu, aku akan tidur di tempat lain,” ujar Nagata dengan sikap dingin.

“Oh,” ujar Sekar datar dan tak mau menatap Nagata.

“Karena kau masih hidup hingga detik ini, maka ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu.”

Sekar masih marah atas sikap kasar Nagata tadi. Dan ia merasa aneh sendiri kenapa suami kejamnya itu malah mengajaknya bicara setelah marah-marah hanya karena dirinya bangun kesiangan.

"Katakan ada apa?" tanya Sekar penasaran tentang apa yang akan dikatakan suami sangarnya itu.

“Aku membutuhkanmu!” ujar Nagata tiba-tiba dan membuat Sekar langsung kaget menatap wajah Nagata. “Aku tahu aku kasar, arogan dan emosiku kadang tidak stabil, mudah marah dan kau tahu sendirilah. Jujur aku sangat terkejut kau masih bisa hidup. Padahal 99 wanita sebelumnya sudah meregang nyawa begitu kutinggalkan di malam pertama.”

“Kenapa aku haru memakai gelang ini? Untuk apa?” tanya Sekar masih bingung. Ia sudah menduganya kalau 99 wanita yang mati itu bukan karena dibunuh Nagata, tapi karena peraturan system simp yang mengikatnya. Sudah terlihat kalau melanggar peraturan, maka akan mendapat hukuman berupa sengatan listrik.

Dan alasan Sekar masih bisa bernapas hingga saat ini karena ia punya ketahanan fisik yang amat kuat. Tidak punya riwayat penyakit apapun. Makanya sengatan itu hanya membuatnya pingsan.

“Untuk menyelamatkanku dari kutukan raja demit Refald. 99 wanita lainnya telah gagal. Baru kau yang bisa melewati malam pengantin dalam keadaan hidup. Kau pasti sudah dengar misi yang harus kau jalani, kan? Dan kau tahu apa hukumannya. Tapi tetap saja … aku sangat membencimu.”

“Kau bilang tadi membutuhkanku! Sekarang kau bilang membenciku? Yang benar yang mana?” Sekar jadi kembali dongkol dengan pria bernama Nagata ini. Sebentar bilang A sebentar bilang B. bikin bingung saja.

“Pokoknya kau selesaikan saja misinya! Beres! Begitu misi itu selesai, maka aku akan terbebas dari kutukanku, dan kau … juga bisa keluar dari istana ini. Aku tak paham apa misi yang diberikan gelang itu padamu tapi jika kau gagal, kau akan mati.”

Sekar tertegun, ini lebih seperti kesepakatan. Tujuan Nagata menikahinya hanya agar bisa membantunya terlepas dari kutukan melalui gelang system simp ini.

“Kau ingin aku membantumu melepas kutukanmu dan sebagai imbalannya kau memberikan sejumlah uang padaku, begitu?”

“Kau mau kunikahi karena uang kan? Semua wanita memang gila uang/”

“Aku memang butuh uang, makanya aku bersedia menikah denganmu dan rela berkorban nyawa. Tapi bukan demi dirimu atau diriku sendiri … melainkan demi ibu dan adikku. Dan aku juga bukan wanita rendahan seperti yang kau pikirkan. Kau boleh menganggap semua wanita sama. Tapi aku …” Sekar tak bisa melanjutkan kata-katanya karena jika ia teringat ibu dan adiknya gadis itu rasanya ingin menangis. “Lupakan saja, aku juga tak ingin hidup lama-lama bersamamu. Akan kuselesaikan misi gelang system simp ini tapi jika aku berhasil, maka lepaskan aku dan jangan pernah muncul lagi dalam hidupku.”

“Setuju,” ujar Nagata dan iapun pergi meninggalkan Sekar begitu saja.

“Dasar tidak punya perasaan! Menyebalkan sekali pria itu!” geram Sekar kesal sekali dengan Nagata.

BERSAMBUNG

***

Terpopuler

Comments

Berdo'a saja

Berdo'a saja

yakin nanti akan melepas Sekar

2023-12-07

0

Teh Yen

Teh Yen

Nagata nyebelin yah katanya membutuhkan Sekar tapi membencinya jg piye to mas 🤦🏼‍♀️

2023-06-16

0

Dende Kesie

Dende Kesie

memang si mulut landak tak berperasaan Sekar...😂😂😂

2023-06-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!