08:09 PM. The Jung Hotel.
Bagi Xavier, Laurine adalah pemandangan paling indah di dunia ini. Sekedar memperhatikannya diperlukan sebuah perjuangan nan beresiko yang dilakukan Xavier.
Menarik tubuh Laurine untuk meluapkan rindu adalah hal ingin Xavier lakukan. Namun, nyatanya tidak akan semudah itu. Untuk sekarang Xavier tidak bisa melakukan apapun selain hanya duduk berdiam di sebuah tempat khusus yang sepi dan tidak ada seorang pun seraya menatap lekat Laurine dari kejauhan sini.
Melihat jelas bagaimana Laurine yang berusaha menghindar darinya dengan menyibukkan diri menyapa para pemilik saham di bawah sana. Sedangkan Marcus datang dari arah lain dengan wajah berseri-seri lalu mendudukan diri di kursi yang berada di sebelah kanan Xavier.
"Aku mendapatkan empat teman wanita cantik sekaligus malam ini!" pamer Marcus girang.
Xavier menggelengkan kepalanya melihat kelakuan playboy Marcus.Walaupun mereka memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat bahkan tumbuh bersama, tapi sifat dari kedua pria tampan itu sangatlah berbeda.
Jika Xavier yang setia hanya menaruh hati pada satu wanita dan akan menolak wanita manapun yang berusaha mendekatinya selama ini, maka Marcus adalah kebalikannya.
"Kau mau juga?" tawar Marcus seraya menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan kontak-kontak wanita yang baru saja berkenalan dengannya saat berada di area pesta di bawah sana tadi.
"Untuk apa aku melihat wanita lain jika wanitaku lebih cantik dari mereka?" timpal Xavier seraya menunjuk sesaat Laurine di bawah sana.
Marcus memutar bola matanya malas. "Selalu jawaban yang sama setiap aku menawarkan teman wanitaku padamu. Kau memang Odyssey yang setia pada Penelope"
"Dan kau Zeus si penggila wanita" balas Xavier tajam tidak mau kalah.
"Aku hanya memanfaatkan dengan baik ketampananku. Tidak seperti kau yang menyia-nyiakan ketampananmu"
Xavier mendengus. "Salahkan wanita itu yang berhasil membuatku sangat tergila-gila padanya"
"Kenapa harus menyalahkan Laurine? Lagipula aku pikir dia itu sekawan denganku yang memanfaatkan kecantikannya dengan baik untuk memikat iblis sepertimu"
"Jangan menyamakan Laurine dengan pria brengsek sepertimu"
Marcus hendak membalas, namun terhenti ketika ada suara lain yang menyela pembicaraan mereka.
"Tuan Kim? Apakah itu kau?"
Kemudian baik Xavier dan Marcus menoleh secara bersamaan. Suara tadi adalah suara Anthony yang tiba-tiba sudah berada di tempat khusus bagi Xavier dan Marcus yang sepi dan tidak ada siapapun lagi.
Marcus membalas uluran tangan Anthony dengan tidak kalah ramah. Sedangkan Xavier tidak.
Tanpa ingin menjawab sapaan ramah atau jabatan tangan Anthony, Xavier kembali mengalihkan pandangan.
"Aku sudah mengundangmu ke pesta TJ Group sekitar sembilan kali sebelumnya, tapi akhirnya sekarang kau datang juga" ungkap Anthony seraya menundukkan diri di kursi lain.
"Benarkah? Sudah sebanyak itu?" ketus Xavier.
Anthony mengangguk. "Ya. Dan suatu kehormatan besar kau bisa menghadiri acara kami"
Xavier hanya menggumam sebagai balasan dengan arah pandangan mata masih terarah pada sosok Laurine.
Lalu Anthony mengikuti arah pandangan Xavier dan tersenyum. "Laurine beruntung dicintai oleh pria hebat sepertimu" gumamnya.
"Waktu terasa begitu cepat. Aku masih mengingat betul ketika dia masih kecil dan selalu mengajakku bermain setiap kami bertemu. Siapa sangka kini dia menjadi atasanku sendiri. Aku benar-benar membesarkan dan menjaganya dengan baik, bukan? Kau harus berterima kasih padaku"
Mendengar perkataan Anthony tadi, membuat Marcus menautkan alis bingung dan ikut masuk dalam pembicaraan. "Membesarkannya adalah salah satu wasiat mendiang ayahmu agar kau bisa menerima warisan. Tapi, aku tidak setuju dengan menjaganya. Apa beberapa kali melakukan percobaan pembunuhan padanya seperti meracuni makanan nya, mendorongnya dari tangga bahkan menabrak mobilnya juga termasuk dengan kata 'menjaga' yang kau maksud?" sindir Marcus.
Sontak Anthony terkejut.Kemudian kembali menoleh ke arah Xavier dan Marcus secara bersamaan seraya meneguk ludahnya sudah payah pertanda takut.
"K-kau mengetahuinya?" tanya Anthony yang ditujukan pada Xavier.
Lantas Xavier beranjak dari dan menatap Anthony dengan tatapan menajam.
"Tentu saja. Mungkin Laurine selama ini juga tahu dan hanya diam membiarkan, tapi tidak denganku. Bahkan semua orang suruhanmu yang kau perintahkan untuk mencelakai Laurine itu tanpa menunggu lama sudah aku kirim ke neraka"
Perlahan Xavier memajukan langkah lebih mendekat yang membuat Anthony juga memundurkan langkah. Terus seperti itu hingga terhenti ketika tubuh Anthony menabrak tembok.
Xavier mengeluarkan sebuah pistol dari balik jas hitamnya. Lalu memainkan pistol itu di jari-jarinya dengan lihai di hadapan Anthony yang terlihat begitu ketakutan.
Marcus yang melihat itu segera berusaha mencegah Xavier. "Jangan gila. Ini tempat umum"
"Tenanglah. Aku hanya ingin menakutinya. Tapi, ternyata cukup membuat wajahnya pucat"
Pandangan Xavier kembali menatap Andrew dan dengan sengaja mengarahkan pistol ke arah kening pria tua itu. "Aku sudah lama ingin sekali menghabisimu. Tapi, aku masih mengerti kesopanan karena kau adalah Paman dari wanitaku" desisnya tajam.
"Kau tahu sendiri, aku bisa saja membalas menyiksamu dengan cara yang paling sadis. Jadi, berhentilah menganggu Laurine jika kau memang ingin masih hidup. Mengerti?"
Lantas Anthony mengangguk cepat dan Xavier sedikit memundurkan tubuhnya seraya kembali memasukkan pistolnya.
Tanpa menunggu apapun lagi, Andrew segera berlari terbirit-birit ketakutan menuruni tangga menuju kembali ke area pesta.
...***...
08:59 PM. The Jung Hotel.
Mata tajam bak elang itu terus menatap sang mangsa. Waktu terus berjalan. Namun, pandangan Xavier tidak pernah sekalipun terlepas dari sosok Laurine.
Jam terus berputar. Pesta perayaan hari jadi TJ Group sudah berjalan kira-kira kurang lebih dari 1 jam lamanya. Sesaat setelah pidato Laurine selaku Pimpinan Perusahaan, orang-orang yang berada di sana berbaur dan mereka membicarakan hal yang tidak jauh dari bisnis.
Tidak terkecuali Laurine. Wanita itu menghampiri dan menyapa banyak orang. Lalu berbicara tentang perkembangan TJ Group dengan begitu lihai dan pintar. Seolah melupakan serangan panik yang tadi sempat dirasakannya, Laurine berusaha keras untuk bersikap profesional.
Sementara Xavier masih di tempatnya. Hanya memperhatikan Laurine dari kejauhan. Kentara sekali Laurine terlihat tidak nyaman. Melakukan kegiatannya yang tengah menyapa beberapa pemilik saham dengan sesekali melirik Xavier yang berada di atas sana.
Namun, saat pandangan mereka kembali bertemu, buru-buru Laurine mengalihkan pandangan. Entah di masa lalu ataupun masa sekarang, Xavier masih selalu membuatnya gugup.
Sudah berapa lama memangnya mereka tidak bertemu? 5 tahun. Benar. 5 tahun lalu adalah kali terakhir Laurine dan Xavier bertemu. Dulu pertemuan terakhir mereka berakhir sangat buruk. Atau memang sebenarnya tidak ada satupun yang baik dari mereka.
Selama 5 tahun itu juga Xavier dan Laurine saling merindu satu sama lain. Tapi, sialnya tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk melepas kerinduan.
Sebab perjalanan romansa yang mereka lalui sebelumnya membuat hubungan dari kedua insan itu menjadi rumit bahkan melahirkan rasa dendam yang menguasai di masing-masing hati mereka.
...***...
09:47 PM. The Jung Hotel.
Acara perayaan hari jadi TJ Group sudah selesai. Para tamu sudah pulang dan hanya ada pelayan-pelayan yang sedang membereskan aula hotel.
Laurine baru saja mendudukan dirinya di salah satu kursi kosong. Mengistirahatkan tubuhnya yang lelah karena terus berjalan kesana kemari untuk menyapa para pemegang saham selama acara tadi.
"Kau tidak ingin menyapanya?" tanya Anthony berbisik seraya mendudukan diri di kursi yang berseberangan dengan Laurine.
Sesaat Laurine melirik Xavier yang masih berada di tempatnya lalu mendengus dan memutar bola matanya malas.
"Apa Paman yang mengundang pria itu?! Apa menurut Paman, acara ini adalah acara pribadi Paman?! Apa Paman ingin terjadi kekacauan dengan membiarkannya terus di sini?! Apa Paman tidak tahu bahwa dia adalah mafia yang berbahaya?! Apa Paman tidak mengerti juga jika aku sangat membencinya?!" seloroh Laurine jengah dengan sedikit berteriak.
"Hey. Kecilkan suaramu dan bersikap sopanlah padanya" Anthony berbisik.
"Bersikap sopan padanya katamu?! Cih! Aku tidak sudi!"
"Iya. Aku tahu dia adalah mantan kekasihmu. Tapi, lebih baik abaikan saja masa lalu. Karena statusnya saat ini adalah orang yang harus kita hormati. Xavier Kim memiliki 8% saham dari keseluruhan bisnis TJ Group"
Refleks Laurine berdiri dengan ekspresi wajah terkejut. "Apa? K-kenapa...bisa?"
"Aku belum mengatakan ini padamu karena tahu kau tidak akan menyetujuinya. Tapi, dia memang sudah menjadi salah satu pemilik saham sejak empat tahun lalu. Saat itu kau masih terbilang baru dan kondisi perusahaan sedang menurun drastis. Aku tidak punya cara lain selain menerima tawarannya yang ingin membeli saham TJ Group. Kami melakukan perjanjian saat kau sedang melakukan perjalanan bisnis ke Singapura dan aku mendaftarkan namanya di jajaran pemilik saham dengan nama 'Tuan X' " jelas Anthony panjang lebar.
"Apa Paman gila?!" pekik Laurine kini dengan suara nyaring.
"Ayolah. Reaksimu berlebihan. Lagipula seharusnya kau berterima kasih padanya. Karena tanpa bantuannya saat itu, TJ Group bisa saja bangkrut. Bersikaplah profesional dengan menganggapnya hanya sebagai mitra kerja dan bukan mantan kekasih"
"Tapi, tidak dengan cara seperti ini. Masa lalu akan tetap ada dalam benakku" kata Laurine frustasi dengan suara setengah berbisik.
"Kalian sedang membicarakanku?"
Suara Xavier terdengar jelas kali ini. Laurine membalikkan badan lalu terkejut ketika mendapati Xavier yang sedang berjalan mendekat ke arahnya. Terus berjalan semakin dekat hingga akhrinya posisi Xavier dan Laurine menjadi saling berhadapan dengan jarak cukup dekat.
Keduanya saling melemparkan tatapan sulit diartikan. Sebuah rasa benci dan cinta yang melebur menjadi satu. Memang benar masa lalu bersifat nyata dan akan terasa rumit jika ingin dilupakan begitu saja. Seperti Xavier dan Laurine yang memiliki kesulitan dalam melupakan kisah masa lalu mereka.
...TO BE CONTINUED...
...beliau ini bukan sembarang beliau...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments