03. Meeting Again

05:53 PM. The Jung Manor House.

Pandangan Laurine terarah pada tampilan dirinya sendiri di cermin besar. Terlihat cantik dan begitu anggun. Wajahnya dirias cukup tebal. Lalu tubuhnya dibalut gaun black split font fishtail cami maxi dress dan rambut hitam legam panjangnya diurai indah. Tak lupa juga dengan perhiasan anting, kalung dan gelang yang melengkapi tampilannya malam hari ini.

Sedangkan di belakangnya seorang pekerja yang khusus bekerja sebagai penata tampilan Laurine tengah kembali menata tatanan rambutnya dengan hati-hati.

"Ah, omong-omong bukankah Tuan Anthony itu terkesan tidak tahu diri? Anda yang selama ini bekerja keras, tapi dia yang pamer akan keberhasilan TJ Group. Dia bersikap seolah-olah seorang Raja" kata Cathy jengah di sela-sela kegiatannya yang kini beralih memastikan kembali tampilan Laurine.

Dan Laurine menanggapinya dengan tersenyum sinis dan setuju dengan perkataan Cathy itu.

"Bahkan untuk pembukaan perayaan hari jadi perusahaan ini pun, dia yang ingin melakukannya. Padahal 'kan seharusnya Anda yang tidak lain adalah Direktur Utama TJ Group"

"Memang itu lah dia. Manusia tidak tahu diri!" desis Laurine dengan arah pandangan masih terarah pada kaca.

Lantas tidak lama setelah itu, perlahan tatapan Laurine menajam. Menatap tajam pada dirinya sendiri yang terpantul oleh cermin besar di hadapannya itu.

"Well, aku bisa saja menyingkirkannya sedari lama. Tapi, aku tidak ingin melakukannya karena suatu hal" ucapan Laurine kembali membuat Cathy menoleh ke arahnya dengan tatapan menyelidik.

"Kenapa?"

"Terkadang kau butuh musuh untuk mengetahui seberapa hebatnya dirimu. Aku tidak suka dengan ungkapan jika seribu kawan terlalu sedikit dan satu musuh terlalu banyak. Karena pelajaran yang bisa aku ambil dari jalan hidupku hingga sekarang ini, faktanya sulit untuk membedakan mana kawan lalu mana musuh. Mereka hampir tidak ada bedanya dan memiliki kesamaan, yaitu mendekatiku untuk mengambil keuntungan" ucap Laurine berseloroh panjang dan Cathy mendengarkan seksama.

"Jika menjadi Cinderella yang lugu hanya akan membuatmu tersakiti, maka jadilah Medusa si monster ular yang berbahaya demi melindungi dirimu sendiri. Lebih baik bersiap perang daripada berharap bahwa musuh tidak pernah datang. Terkadang untuk menghadapi orang-orang jahat, kita diperbolehkan untuk bersikap keparat"

Clap!!! Clap!!! Clap!!!

Tepat saat Laurine mengakhiri perkataannya, suara tepukan tangan Cathy terdengar.

"Anda memang luar biasa, Presdir!" seru Cathy berdecak kagum.

...***...

06:48 PM. The Jung Hotel.

Para wartawan dan beberapa karyawan TJ Group terlihat tengah berdiri di depan pintu utama sebuah hotel. Mereka sedang menunggu sang tokoh utama malam ini datang. Siapa lagi selain Laurine Jung.

Tidak terkecuali Xavier yang juga tengah menunggu si pujaan hati. Sedari tadi pria itu berada di dalam mobil hitam Mercedes Benz G63 AMG yang terparkir tidak jauh dari sana.

Hari ini adalah perayaan hari jadi TJ Group dan dirayakan di sebuah hotel mewah yang berada di bawah perusahaan milik Laurine.

Omong-omong, sebenarnya Laurine bukanlah anggota keluarga Jung yang diperbolehkan menjadi pimpinan perusahaan. Karena menurut surat wasiat yang di tulis oleh pendiri TJ Group dulu, hanya anak laki-laki lah yang berhak untuk mewarisi hampir keseluruhan warisan keluarga Jung.

Pun Laurine yang sebenarnya menjalani ini dengan sedikit terpaksa. Menjadi seorang Chief Executive Officer bukanlah hal yang Laurine impikan. Ini semua karena Lucien yang tak lain adalah saudara kembar Laurine. Pria itu mengalami koma akibat kecelakaan lima tahun lalu.

Saat dewan direksi menunjuk Laurine untuk sementara menggantikan Lucien, wanita itu menolak. Tapi, setelah bujukan-bujukan dewan direksi yang begitu lama dan sulitnya, akhirnya Laurine bersedia. Di awal karirnya dulu Laurine disepelekan oleh orang-orang. Entah karena statusnya sebagai seorang wanita ataupun usianya yang masih terlalu muda.

Namun, tidak dengan sekarang. Kepintaran Laurine dalam memajukan bisnis keluarga Jung mampu membuat orang-orang itu berubah haluan menjadi mendukungnya. Sebuah hal yang membuat Anthony semakin membenci Laurine. Adik tiri dari Ayah Lucien dan Laurine itu memang begitu gila akan jabatan.

Seperti saat ini. Suara jepretan dan flash kamera tak henti-hentinya mengarah pada sosok Laurine yang baru saja turun dari mobil mewah jenis Bentley Flying Spur V8 berwarna putih.

Beberapa bodyguard juga dengan gesit turun melindungi Laurine dari serbuan wartawan. Bersamaan dengan itu juga, Laurine bisa melihat Edmund dari arah lain dan tengah berjalan mendekat ke arahnya di iringi senyuman lebar.

Kemudian Anthony memaksakan diri berjalan beriringan bersama Laurine di tengah-tengah desakan keramaian agar dirinya juga menjadi sorotan para wartawan. Laurine berdecih pelan seraya memutar bola matanya sinis.

Saat terus berjalan hendak memasuki lobi hotel, wartawan-wartawan itu tetap mengikuti seraya melontarkan pertanyaan kepada Laurine. Tidak peduli dengan peringatan keras pengawal-pengawal Laurine, mereka tetap berusaha keras untuk mendapatkan informasi terbaik untuk diberitakan.

"Bagaimana pendapat Anda perihal TJ Group yang kembali masuk ke jajaran perusahaan tersukses di dunia?"

"Benarkah Anda menduduki posisi pimpinan ini hanya untuk sementara menggantikan Lucien Jung, saudara kembar Anda yang sedang terbaring koma?"

"Berapa kira-kira keuntungan yang didapat oleh TJ Group dari keberhasilan proyek kerja sama dengan pemerintah yang akan digarap itu?"

"Bisakah Anda memberikan tips untuk menjadi pengusaha sukses seperti Anda?"

"Apa benar Anda sudah mempunyai seorang anak?"

Deg!

Seketika Laurine menghentikan langkahnya dan terdiam dengan raut wajah kosong. Pertanyaan terakhir yang jelas merupakan masalah pribadi dan tidak menyangkut pekerjaan membuatnya tersinggung.

Pikiran Laurine kembali teringat sesuatu yang selama ini berusaha dilupakannya. Laurine tidak menjawab ataupun memberikan penjelasan lain dan kembali melanjutkan langkahnya memasuki lobi hotel dengan terkesan tergesa-gesa. Membuat semua orang-orang disekitarnya yang tengah memusatkan perhatian padanya juga merasa bingung sekaligus penasaran dengan respon aneh Laurine ini.

Sedangkan di lain sisi, Xavier masih berada di tempatnya. Seringai muncul ketika melihat Laurine yang kentara tidak suka dengan pertanyaan wartawan suruhannya tadi.

"Sepertinya mentalnya terguncang" gumam Marcus yang berada di kursi kemudi seraya melirik sesaat Xavier yang berada di kursi penumpang depan.

"Dia memang pantas mendapatkannya!"desis Xavier dengan senyum licik.

...***...

07:35 PM. The Jung Hotel.

Clap!!! Clap!!! Clap!!!

Tepukan tangan terdengar memenuhi seluruh penjuru ruangan saat Laurine menaiki panggung untuk menyampaikan pidatonya.

"TJ Group semula hanyalah sebuah bisnis motel kecil dan sederhana yang didirikan kakek buyutku semasa jaman penjajahan Jepang. Hingga sekarang, terhitung 78 tahun sudah TJ Group berdiri dan berhasil membangun bisnis-bisnis mulai dari perumahan, apartemen dan vila. Selain untuk hunian, TJ Group juga mencakup bangunan untuk publik luas contohnya sekolah, mal, hingga rumah sakit. Sudah selama itulah TJ Group berjalan dengan tidak jarang beberapa hambatan terjadi. Tapi, nyatanya masalah ada untuk dihadapi. TJ Group selalu berusaha memberikan kualitas pelayanan baik bagi setiap pelanggan. Kami terus melakukan upaya pencapaian kinerja optimal dengan meningkatkan keahlian di semua aspek agar apa yang kami cita-citakan pula dapat terlaksana dengan sangat baik"

Sejenak Laurine menghela nafas sesaat sebelum kembali bersuara.

"Saya Laurine Jung, selaku Direktur Utama dari TJ Group mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Pemegang Saham, Pelanggan, dan Mitra Kerja atas dukungan, kepercayaan dan kerja sama yang terjalin dengan baik sehingga TJ Group mampu berkembang menjadi yang terdepan dalam bisnis properti ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pelanggan serta Pemangku Kepentingan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah menjalin kepercayaan dengan TJ Group sehingga pencapaian target dan peningkatan pertumbuhan bisnis Perusahaan dapat terlaksana dengan baik"

Clap!!! Clap!!! Clap!!!

Para tamu peringatan hari jadi Perusahaan TJ Group kembali bertepuk tangan dan terdengar lebih meriah kali ini. Beberapa dari mereka terlihat memuji langsung Laurine. Sedari tadi senyuman pun tidak pernah lepas dari wajah Laurine.

Saat hendak turun dari panggung, tiba-tiba niat Laurine itu terhenti ketika tidak sengaja melihat sesosok yang berada lumayan jauh dari hadapannya. Sontak membuat Laurine kaget bukan main. Perlahan senyumnya memudar, matanya membulat lebar lalu kaki dan tangannya bergetar.

Begitu tidak percaya akan kehadiran seorang Xavier Kim. Pria itu berada di atas balkon yang masih merupakan bagian dari ruangan aula besar. Baik Xavier dan Laurine saling menatap cukup lama. Berbeda dengan respon Laurine yang sangat terkejut, Xavier begitu santai tersenyum tipis merasa terhibur dengan respon wanita itu.

Xavier melambaikan salah satu tangannya seraya menggerakan mulutnya. "Kita bertemu lagi, Sayang" katanya tidak bisa terdengar, tapi dapat dimengerti oleh Laurine.

Rasanya petir baru saja menyambar Laurine yang membuatnya terdiam kaku tak berdaya. Laurine tentu saja terkejut dengan kehadiran Xavier yang tiba-tiba saja hadir dengan alasan yang tidak Laurine ketahui pasti. Namun hal lain yang Laurine tahu dan bisa pastikan, Xavier datang untuk mengusiknya.

...TO BE CONTINUED...

Kisah romansa gila ini baru saja kembali dimulai, kawan-kawan.

Kan kalo Xavier udah jelas keliatan masih suka sama Laurine, nah kira-kira menurut kalian kalo Laurine masih suka ga sama Xavier?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!