Gibran pun baru pulang pada pukul tujuh malam,disana sudah ada sang Bunda dan juga Naura yang sedang menunggunya.
Gibran terlihat begitu kesal ketika melihat Naura sedang duduk bersama sang Bunda hal itu tentu saja akan menyulitkan dirinya untuk membalas rasa sakit hatinya pada Anwar.
"Kenapa wanita itu terlihat begitu dekat dengan Bunda? Apa dia sedang mencari perlindungan dari kesalahannya padaku?"gerutu batin Gibran..
Ibu Lidia pun memanggil putranya dan kemudian Gibran pun mendekat.
"Assalamualaikum Bunda.."ucap Gibran sembari mencium tangan sang Bunda..
Naura pun terlihat tersenyum dalam hatinya tahu bahwa Gibran memiliki hati yang lembut hanya saja saat ini dia masih belum bisa mengikhlaskan semua yang telah terjadi.
"Waalaikkumsalam.."jawab Ibu Lidia dan Naura secara bersamaan..
Ibu Lidia pun langsung mengajak Gibran untuk makan malam bersama awalnya Gibran menolak karena tahu itu adalah masakan Naura namun sang Bunda terus saja memaksanya sehingga dia tak punya cara lain selain menerima...
"Iya Bunda aku bersih bersih dulu setelah itu aku akan menyusul kembali ke meja makan.."ucap Gibran sembari pergi meninggalkan Naura dan sang Bunda yang nampak sedang menatapnya...
Ibu Lidia melihat bagaimana sikap Gibran pada Naura hal itu tentu saja membuat sang Bunda langsung menepuk bahu Naura dengan lembut.
"Sabar ya sayang percayalah suatu saat nanti Gibran pasti akan menjadi milikmu dan pada saat itu Bunda yakin dia akan menjadi satu satunya laki laki yang paling beruntung karena bisa memilikimu percayalah sama Bunda.."Ibu Lidia pun tersenyum.
Naura pun mengangguk dia pun yakin bahwa suatu saat nanti Allah akan membukakan pintu hati Gibran dan akan membuat suaminya berbalik mencintainya.
"Terima kasih Bunda hanya Bunda yang paling mengerti Naura."Naura pun memeluk sang Ibu mertuanya dengan lembut dan juga dengan penuh kasih dan sayang..
Naura pun tersenyum dan kemudian dia menatap kearah sang Ibu mertua kemudian keduanya langsung menyiapkan makan malam untuk semuanya...
"Ya sudah sayang kita siapkan makan malam dulu nanti keburu Gibran turun lagi.."Ibu Lidia lirih.
Keduanya pun langsung pergi menuju dapur untuk segera menyiapkan makan malam setelah semuanya selesai Naura pun tak lupa membuat puding untuk makanan penutup.
"Aku mau buatkan puding mangga kesukaan Mas Gibran dia pasti akan menyukai makanan yang aku bikin ini..."Naura pun dengan penuh semangat membuatkan puding untuk suaminya...
...****************...
Makan malam pun tiba,semua orang sudah berkumpul di meja makan. Naura nampak menyiapkan semuanya untuk suaminya di depan kedua orang tuanya Gibran tak bisa berbuat yang macam macam pada Naura.
Gibran nampak melihat kearah Naura yang sedang menyiapkan makanan untuknya dan tanpa di sadari Gibran pun tersenyum menatap kearah Naura...
Naura pun nampak membalas senyuman dari suaminya namun setelah itu justru Gibran kembali mengalihkan pandangannya...
"Dasar wanita aneh kenapa dia tersenyum kearah ku untuk apa?apa dia benar benar mencintaiku?"gerutu Gibran dalam hatinya...
Gibran pun langsung buru buru menghabiskan makanannya dan kemudian dia memilih untuk segera kembali kedalam kamar dengan alasan dia lelah..
"Ayah, Bunda.. Gibran kembali ke kamar dulu ya masih ada pekerjaan dan aku juga sangat lelah hari ini.."ucap Gibran sembari meninggalkan meja makan..
Naura hanya bisa menatap kearah sang suami dengan tatapan yang tak bisa dia tak pernah menyangka bahwa suaminya akan berani bersikap seperti itu dihadapan kedua orang tuanya sendiri...
"Nau kenapa dengan suamimu?"tanya Pak Atmojo sembari menatap wajah sang menantu..
Naura pun bingung harus menjelaskan apa,Naura sendiri bingung melihat sikap sang suami yang terlalu arogan dan juga kasar padanya...
"Yah,,sudah mungkin benar apa kata Gibran dia mungkin lelah,Nau sebaiknya kamu susul saja suamimu sana.."ucap Ibu Lidia sembari tersenyum..
Naura pun hanya tersenyum dan kemudian mengangguk dan tak lama kemudian dia pun berpamitan untuk kembali kedalam kamar...
"Bunda,,Ayah,Naura ke kamar dulu ya.."ucap Naura sembari tersenyum..
Setalah berada di dalam kamar,Naura melihat Gibran yang sedang asik dengan ponselnya,Naura hanya menatapnya sekilas kemudian dia pun kembali ke sofa untuk merebahkan tubuhnya...
Gibran hanya meliriknya sekilas kemudian dia sengaja untuk membuat Naura merasa kesal dan dia hanya tersenyum sekilas dan kemudian Gibran mulai melancarkan aksinya dengan mulai mengubungi Sekar,Gibran sengaja ingin membuat Naura merasakan kecemburuan.
"Assalamualaikum,Sekar kamu sedang apa?"tanya Gibran melalui sambungan telfonnya.
Gibran sengaja melakukan video call di hadapan Naura dan benar saja ekspresi wajah Naura langsung berubah.
Gibran sengaja membicarakan tentang pertemuan mereka siang tadi hal itu tentu saja membuat hati Naura sedikit pilu dia merasa bahwa selama ini perjuangan dan cintanya hanyalah sebuah bayang semu yang tak pernah di anggap oleh Gibran.
"Mas kenapa kamu tega melakukan ini padaku? kenapa kamu tega menyakiti hatiku dan kenapa kamu tega menduakan cinta tulus yang aku berikan untukmu Mas kenapa?"Naura pun bertanya dalam hatinya.
Tak terasa airmatanya menetes hal itu di lihat oleh Gibran dan benar saja dalam hati Gibran sangat senang karena Naura telah merasakan sakit yang luar biasa...
"Kena kamu sekarang? Kamu tahu kan bagaimana sakitnya,dan jika dengan cara aku menyakiti fisikmu mungkin kamu masih bisa bersikap biasa saja. Namun jika aku menyerang hatimu aku yakin itu akan menjadi rasa sakit yang luar biasa bukan?"Gibran pun tertawa dalam hatinya..
Di sebrang sana Sekar yang melihat Gibran diam dan senyum senyum sendiri pun mulai bertanya..
"Mas Gibran are you oke?"tanya Sekar sembari menatap wajah tampan lelaki yang begitu dia cintai..
Gibran pun terjaga dan kemudian tersenyum semabri menatap wajah cantik Sekar.
"Aku gak apa apa kok Sekar,aku hanya sedang mengagumi kecantikan wajah kamu yang seperti bidadari. terima kasih ya untuk waktu yang telah kamu berikan untuk aku maafkan aku juga yang tak pernah menghargai perasaan kamu selama ini.."Gibran pun tersenyum dan kini Gibran tak mau memikirkan Naura...
Sementara itu Naura semakin terisak dia pun membalikan tubuhnya dan lebih memilih untuk menghadap ke sofa,Naura pun memilih untuk melupakan semuanya dan memilih untuk memejamkan matanya...
Sementara itu Gibran masih saja berbincang dengan Sekar bahkan sampai larut malam. Di saat Gibran melihat kearah sofa dan melihat Naura yang telah tertidur dengan pulasnya hal itu tentu saja membuat hati Gibran menjadi kesal.
"Dasar wanita keras kepala aku sudah menyakitinya namun dia masih saja bisa tertidur dengan pulasnya.."gerutu batin Gibran dan tak lama kemudian Gibran pun mematikan sambungan teleponnya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments