Sikap Gibran pun semakin hari semakin menjadi jadi bahkan sering kali Gibran gak segan untuk menyakiti hati dan fisik Naura...
Gibran pun hanya menatap wajah Naura dan kemudian memberikannya sebuah tamparan tepat mendarat di pipi kanan Naura..
"Awwwww sakit Mas.."ucap Naura lirih.
Gibran pun tak memeperdulikan rintihan Naura, setelah melihat Naura kesakitan Gibran pun tersenyum bahagia dan kemudian pergi meninggalkan kamar mereka...
Setelah melihat Gibran keluar dari dalam kamarnya,Naura pun langsung duduk lemas meratapi semua jalan hidup yang terlah dia ambil,jika saja dulu dia tak kegabah mengambil keputusan untuk menikah dengan Gibran mungkin semuanya tak akan pernah seperti ini..
"Seandainya saja aku tak kegabah mengambil keputusan ini mungkin aku tak akan pernah merasakan sakit seperti ini.. Dan jika saja dulu aku tak kegabah mengambil keputusan untuk menaruh hatiku pada Mas Gibran mungkin aku juga tak akan sesakit ini.."Naura pun menangis menahan rasa sesak di dalam dadanya.
Sementara itu Gibran semakin menjadi bahkan Gibran sengaja ingin membuat Naura jauh lebih menderita lagi dan hal itu belum cukup untuk membuat Gibran merasa puas...
"Ini baru awal permulaan istriku dan sebentar lagi aku akan pastikan kamu tak akan pernah mau melihat matahari terbit lagi.."Gibran pun tersenyum dalam kelicikannya.
Gibran pun memilih untuk langsung pergi ke kantor tanpa sarapan terlebih dahulu dan hal itu menjadi pertanyaan untuk sang Bunda....
"Gibran kenapa kamu gak sarapan sayang? Apa kamu baik baik saja?"tanya Sang Bunda dengan lembut..
Gibran pun hanya tersenyum dan kemudian dia menganggukan kepalanya...
"Aku gak apa apa kok Bunda,dan aku ada meeting pagi ini sehingga aku harus ke kantor lebih awal..."Gibran pun tersenyum lalu pergi meninggalkan sang Bunda dan berangkat menuju kantor.
Di dalam kamar Naura masih terdiam dia tak menyangka dengan sikap suaminya yang berubah begitu cepat..
Dalam lamunannya Naura berfikir bahwa nasibnya begitu tak beruntung sehingga membuatnya harus mengalami hal yang sedemikian menyakitkan...
Tak lama setelah itu pintu kamarnya pun di ketuk dari luar dan di sana sudah ada sang Ibu mertua yang begitu baik padanya bahkan di saat tak ada satu orang pun yang perduli hanya sang Ibu mertua begitu masih memeperdulikan dirinya.
"Iya Bunda.."jawab Naura sembari membukakan pintu..
Ibu Lidia pun menatap kearah wajah sang menantu yang nampak sedang sedih. Ibu Lidia pun langsung mendekatinya dan kemudian bertanya...
"Nau kamu kenapa? Apa Gibran tak memeperlakukan kamu dengan baik? Apa dia menyakitimu lagi dan lagi?"tanya Ibu Lidia sembari membelai rambut lurus Naura.
Naura hanya menitikan airmata dan dia tak mengucapkan sepatah katapun dia hanya memeluk tubuh sang Ibu mertua yang begitu baik kepadanya.
"Maafkan Naura Bunda,mungkin Naura belum bisa menjadi wanita yang sempurna untuk Mas Gibran dan maafkan Naura juga jika Naura belum bisa menjadi sosok menantu yang baik untuk Bunda."Naura pun semakin terisak..
Ibu Lidia pun langsung memeluk Naura dia tahu bahwa Naura adalah menantu yang terbaik namun untuk saat ini hati Gibran masih belum bisa menyadari tentang ketulusan hati Naura.
"Sabar ya sayang,percayalah suatu saat nanti Bunda yakin Gibran pasti akan mencintaimu dengan sepenuh hatinya dan nanti perjuangan dan cintamu pasti akan terbalaskan.."Ibu Lidia pun mencoba untuk menyakinkan hati Naura....
Naura pun tersenyum namun hatinya masih merasa sangatlah sakit dia tak pernah menyangka bahwa hatinya akan terluka bahkan sedalam ini. Naura harus menjadi korban dari rasa sakit yang Gibran terima dan itupun hanya karena sebuah kesalahan yang tak pernah sama sekali dia tahu..
"Terima kasih Bunda terima kasih karena Bunda selalu ada buat Naura dan terima kasih juga karena selama ini Bunda selalu membuat hati Naura jauh lebih tenang dan Naura sangat bahagia.."mata Naura pun berkaca kaca menahan haru...
...****************...
Di tempat yang berbeda.....
Gibran baru saja sampai di kantor miliknya,dan dia langsung duduk di kursi kebesarannya dia tersenyum bahagia entah apa yang membuatnya senang hari ini..
"Aku akan membuat kamu yang membayar semua rasa sakit yang telah Anwar dan Lala berikan untukku,dan hal itu akan terus berlanjut sampai nanti kamu jera dan kamu mengakui semuanya."Gibran pun tersenyum...
Dalam hati Gibran yang terdalam Gibran sebenarnya merasa sangat kasihan melihat penderitaan Naura apalagi selama ini Naura gak pernah mengeluh hal itu yang membuat Gibran kadang kadang berfikir apakah hati Naura terbuat dari sutera sehingga dia mampu menerima segala rasa sakit yang telah dia berikan...
Sikap kasar dan juga ringan tangan tak pernah mampu membuat Naura untuk menyerah sehingga timbullah pikiran dalam hati Gibran untuk membuat Naura terluka dengan dia memiliki kekasih lain hal itu sudah pasti akan membuat hati Naura jauh lebih sakit....
Gibran pun tersenyum licik dan kemudian dia mencari foto wanita tercantik yang pernah dia kenal bahkan Gibran juga menemukan orang yang tepat yaitu Sekar wanita yang terlihat begitu cantik dan juga anak orang yang cukup terpandang...
Sekar adalah gadis yang begitu mencintai Gibran semenjak dia kuliah dulu namun cintanya Gibran dulu selalu terfokuskan untuk Lala sehingga tak pernah membuat Gibran melirik Sekar walupun itu cuma dalam mimpi..
Gibran pun langsung mencari kontak milik Sekar dan keduanya pun memutuskan untuk saling bertemu di sebuah restoran yang cukup ternama di pusat kota Jakarta..
"Sekar bisakah kita bertemu? Aku sangat ingin bertemu dengan kamu dan aku juga sangat ingin berbincang dengan kamu.."tulis pesan chat yang di kirimkan oleh Gibran pada Sekar..
Di sebrang sana Sekar yang tiba tiba saja mendapatkan pesan dari Gibran pun langsung bersorak gembira dia pun langsung menyetujui pesan yang di kirimkan oleh Gibran padanya.
"Baiklah Mas kita akan bertemu di cafe tempat kita nongkrong dulu pas kita kuliah."balas pesan yang di kirimkan oleh Sekar pada Gibran..
Gibran pun tersenyum senang mendapat balasan pesan dari Sekar dan dia langsung membalas kembali pesan yang di kirimkan oleh Sekar padanya.
"Baiklah cantik kita bertemu di tempat biasa.."balas pesan yang dikirim oleh Gibran beberapa saat kemudian.
Setelah itu Gibran pun langsung melanjutkan pekerjaannya karena hari ini dia ada metting dengan seorang klien dari luar negeri sehingga membuat dia sangat sibuk hari ini...
Gibran pun pergi meninggalkan kantor untuk segera bertemu dengan investor yang akan berkerja sama dengan perusahaan miliknya.
...****************...
Di tempat yang berbeda.
Naura pun sedang menyiapkan makan malam untuk semua anggota kelurganya,Naura sendiri belajar mati matian untuk belajar memasak dan hal itu pun di sambut senang oleh Ibu Lidia, Ibu Lidia sangat senang melihat hasil masakan Naura.
"Wah kamu masak apa Nau, kelihatannya sangat enak pasti Gibran akan sangat menyukai masakan kamu ini.."ucap Ibu Lidia sembari mencicipi hasil masakan dari sang menantu..
Naura pun hanya tersenyum mendengar apa yang dia ucapakan oleh sang Ibu mertua dan Naura sangat senang mendapatkan pujian dari orang yang begitu berarti di dalam kehidupannya saat ini...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments