Gibran pun menatap ke arah Naura dalam hatinya sangat mengutuk wanita yang ada di hadapannya saat ini.. entah terbuat dari apa hati wanita yang kini telah menjadi istrinya itu..
"Dasar wanita aneh apa dia sama sekali tak merasa sakit hati ketika melihat suaminya berbincang dengan wanita lain?apa memang dia adalah wanita yang tak memiliki perasaan?"gerutu Gibran dalam hatinya,Gibran pun memilih untuk memejamkan matanya dan kemudian dia pun terlelap...
Pada pagi harinya mata Naura terlihat sembab karena dia menangis semalaman dia tahu maksud Gibran adalah ingin membuatnya merasakan sakit hati yang bahkan sama sekali tak ingin Naura rasakan dan hal itu telah berhasil namun Naura lebih memilih untuk tak memikirkannya dan lebih memilih untuk berpura pura tak perduli dan mencoba untuk terlihat tenang walaupun rasa di hatinya sangatlah sakit...
Gibran yang melihat Naura sedang diam saja dan hal itu langsung membuat emosi Gibran naik,bahkan Gibran tak segan segan untuk memberikan sebuah tamparan yang cukup kencang di pipi kanan Naura hingga meninggalkan bekas.
"Untuk apa kamu bengong terus aku menikahimu bukan untuk menjadikanmu sebagai patung, cepat siapakah sarapan untukku dan jangan membantah lagi.."Gibran terlihat begitu kesal setiap kali melihat Naura.
Naura hanya mengangguk saja dan pada akhirnya dia pun keluar dari dalam kamarnya.
Naura pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan dan juga menyiapkan barang barang untuk suaminya.
Hati Naura sudah benar benar hancur berkeping keping.
Gibran yang telah bersiap pun langsung pergi menuju meja makan dan melihat beberapa hidangan yang ada di atas meja.
Naura terlihat masih sibuk di dapur hal itu membuat emosi Gibran semakin naik..
"Naura,,,kamu gak lihat makanan sudah sangat banyak untuk apa kamu memasak lagi dan lagi."Gibran pun berteriak dengan sangat kencang.
Naura yang mendengar Gibran telah marah pun langsung mendekat kearahnya. Naura nampak ketakutan bahkan tanpa bicara Gibran langsung melemparkan makanan yang di buat oleh Naura ke lantai.
"Makanan sampah sebaiknya kamu habiskan sana. Naura kamu ingat apapun yang kamu lakukan tak akan mengubah pandangan aku padamu dan kamu tahu aku akan terus menyiksa kamu sampai kamu gak mau untuk hidup lagi.."Gibran pun berteriak dan kemudian mendorong tubuh Naura dengan sangat kasarnya.
Naura hanya bisa menitikan airmatanya dan kemudian Naura mencoba untuk bangkit namun tiba tiba saja kesadarannya pun hilang sehingga dia jatuh pingsan...
Para pekerja yang melihat itu pun langsung menolong Naura dan kemudian mereka membawa Naura ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan...
Sementara Gibran dia sama sekali tak perduli dengan keadaan Naura walupun berulang kali penjaga rumah menghubunginya namun Gibran tetap saja gak perduli. Penjaga rumah akhirnya menghubungi Anwar selalu kakak dari Naura,setelah mendengar kabar tentang adiknya Anwar dan Lala pun langsung pergi menuju rumah sakit.
"Baiklah terima kasih Mang kami akan segera ke rumah sakit sekarang."jawab Anwar lirih.
Anwar dan Lala pun langsung pergi menuju rumah sakit tempat Naura di rawat..
Sesampainya di sana Anwar langsung menangis melihat kondisi sang adik yang terlihat begitu pucat dan juga nampak kurus.
"Nau apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu tak pernah bercerita sama Mas? Apa selama ini Gibran menyiksamu sehingga kamu telihat nampak pucat dan juga kurus?"Anwar pun terlihat begitu marah pada Gibran.
Anwar pun menunggu sang adik hingga dia sadar sementara itu Lala merasa sangat bersalah pada Naura,Lala sendiri tahu apa yang sebenarnya terjadi pada sang adik iparnya itu...
"Nau,,,maafkan aku karena aku kamu harus mengalami semuanya ini,karena rasa bencinya Mas Gibran tega melakukan ini padamu.. Nau kamu jangan khawatir aku kan selalu membantu kamu apapun yang terjadi."bisik hati Lala hal itu di lihat oleh Anwar.
Tak lama setelah itu Anwar pun memeluk tubuh sang istri dan kemudian menenangkannya...
"Sabar ya sayang ini bukan salah kamu tapi ini salah aku,aku yang membiarkan Naura menikah dengan Gibran dan pada akhirnya aku harus melihat penderitaan Naura mungkin ini yang di sebut hukum karma aku yang telah menyakiti hati Gibran dan sekarang Gibran menyakiti hati Naura. Kita pasti akan bisa melewati semua ini.."Anwar pun memeluk tubuh istrinya dan menenangkannya....
...****************...
Tak lama kemudian Naura pun membuka matanya dan dia langsung memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit...
"Aku ada di mana?"tanya Naura lirih.
Anwar yang melihat Naura membuka matanya kemudian keduanya pun mendekatinya...
"Nau kamu sudah bangun sayang? Nau maafkan Mas ya..."Anwar pun langsung menggenggam tangan Naura dan kemudian dia langsung menitikan airmatanya..
Naura menatap wajah sang kakak yang terlihat begitu sedih dan juga begitu terpukul melihat kondisinya saat ini...
"Mas dan Mbak di sini? Oh iya Mas siapa yang membawa aku kesini?"tanya Naura lirih.
Anwar pun menjelaskan bahwa para pekerja rumah Tuan Atmojo yang membawa Naura ke rumah sakit.
Naura pun hanya bisa menitikan airmata mengingat apa yang telah terjadi pada kehidupannya.
Anwar yang melihat airmata Naura pun tak kuasa menahan kesedihan di dalam hatinya.
Anwar tahu apa yang telah terjadi pada Naura,terlebih lagi suaminya itu tak pernah memperdulikannya...
"Nau,,kamu yang sabar ya sayang Mas yakin kamu akan bisa melewati semuanya ini..."Anwar pun kembali menghibur Naura agar dia tak merasa sedih.
...****************...
Pada malam harinya...
Gibran baru saja pulang dari kantor namun dia tak melihat Naura,Gibran pun langsung bertanya mengenai keberadaan sang istri..
"Bik,,Non Naura ke mana ya? kenapa di dalam kamar dia gak ada?"tanya Gibran sedikit ada rasa cemas di dalam hatinya.
Para pekerja menjelaskan bahwa Naura jatuh pingsan dan kemudian dia di larikan ke rumah sakit.. Mendengar itu Gibran pun langsung mendadak kesal setelah itu Gibran pun langsung bergegas untuk menuju ke rumah sakit.
Sesampainya didepan ruang rawat Naura,Gibran melihat di sana ada Anwar dan juga Lala hal itu tentu saja membuat emosi Gibran semakin meledak.
"Apa apaan ini? Kenapa mereka ada disini?"gerutu batin Gibran.
Gibran pun langsung masuk untuk menemui Naura namun baru saja di ambang pintu Anwar langsung menariknya dan Anwar juga langsung memberikan sebuah tonjokan tepat di pipi kanan Gibran.
Gibran pun meringis kesakitan mendapatkan itu dan tak lama kemudian Gibran pun membalas apa yang di lakukan oleh Anwar.
Keduanya pun saling adu tinju sehingga membuat keributan,tak lama setelah itu seorang satpam pun mendekat dan kemudian melerai apa yang telah terjadi...
"Gibran apa yang telah kamu lakukan pada adikku? Jika memang kamu tak mencintai adikku lebih baik kamu tinggalkan dia dan kembalikan dia padaku jangan kamu siksa dia seperti ini.."Anwar pun gak bisa lagi menyembunyikan kemarahannya...
Gibran hanya tersenyum sembari memegangi pipinya yang memerah.
"Aku hanya ingin kamu merasakan apa yang telah aku rasakan dan aku tak akan membiarkan kamu bahagia di atas penderitaan yang telah kalian berikan padaku.."ucapan Gibran benar benar membuat Anwar merasa sangat kesal...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments