"Rendy mana?" tanya sang suami sambil menoleh pada istrinya.
Renita langsung menjawab. "Jam segini itu ... Rendy pasti sudah tidur, Mas. Pukul berapa ini?"
"Oh, ya aku lupa! oke aku mau mandi dulu!" Azam meneruskan langkahnya.
"Nggak makan dulu, Mas? apa mau mandi dulu? sementara aku siapkan makanannya biar anget lagi makan." Kata Renita sambil menatap punggung pria yang status suaminya tersebut.
"Tidak usah, aku sudah makan kok di luar." Jawabnya tanpa beban sembari terus berjalan menuju kamarnya.
Renita terdiam, setiap malam dia selalu menunggu untuk makan bersama dengan suaminya, tapi akhir-akhir ini memang suka seperti itu. Bahkan tidak bilang dulu kalau mau makan di luar.
Kemudian Renita membawa langkahnya menyusul suaminya ke kamar. "Kenapa nggak bilang dulu, Mas ... kalau makan di luar? biar aku nggak nunggu kalau seandainya bilang."
"Aduh ... sayang, kalau aku telat pulang, berarti kamu nggak usah nunggu makan! makan aja duluan. Lagian aku bisa makan sendiri, tidak perlu kamu tunggu aku. Kalau kamu lapar ya makan, duluan saja," jawabnya Azam sambil membuka kemejanya.
"Tapi Mas ... biasa juga kayak gitu kan? kalau seandainya kamu nggak bisa makan di rumah, kamu bilang dulu agar aku nggak nunggu, kan kayak gitu biasanya juga!" tambahnya Renita.
"Iya ... mulai sekarang kalau aku telat pulang, berarti aku makan di luar! atau biarpun makan di rumah, gak usah ditungguin. Kalau aku pulangnya!" sambungnya Azam sembari membalikan badannya menuju pintu kamar mandi.
Renita termangu, berdiri di tempatnya sambil menatap pakaian kotor Azam yang tergeletak di lantai.
Azam membalikan badannya kembali, melihat istrinya yang mematung. Dia membawa langkahnya menghampiri. "Maafkan aku sayang? kan kamu tahu, sekarang aku lebih sibuk! jadi aku jarang di rumah. Kalau kamu mau makan jangan menunggu aku, makan saja duluan ... nanti kamu sakit!"
Renita menghela nafas dalam-dalam lalu dihembuskan dengan kasar, kedua menik matanya bergerak melihat ke arah Azam yang tengah menatap dirinya. "Iya. Aku tahu."
Azam menarik kedua sudut bibirnya tersenyum, sembari menggerakkan jari jemarinya membelai pipi Renita dengan lembut! setelah itu dia melanjutkan niatnya untuk membersihkan diri dan kembali ke kamar mandi.
Setelah memungut pakaian kotor yang terletak di lantai dan Renita masukkan ke dalam keranjang, dilanjut menyiapkan pakaian bersih untuk gantinya Azam.
Renita meninggalkan kamar tersebut, dia mengayunkan langkahnya menuju meja makan untuk membereskan semuanya. Kebetulan memang dia sudah makan sedikit tadi bersama Rendi jadi dia tidak terlalu lapar.
Sejenak Renita duduk termenung di kursi meja makan, yang sudah bersih tersebut dia kepikiran struk yang dia temukan dan perkataan dari ibu tetangga tadi.
Setelah beberapa saat kemudian, Renita pun beranjak mendekati saklar untuk mematikan lampu nya, kemudian dia membawa langkah nya kembali ke dalam kamar.
Renita menutup pintu dengan perlahan, sementara sang suami tengah duduk di atas tempat tidur bersandar dan memainkan ponselnya.
Sebelum menghampiri suami, Renita menggantikan kostum terlebih dahulu dengan pakaian tidur yang tipis serta wewangian di tubuhnya.
Azam memandangi ke arah sang istri yang keluar dari kamar mandi dengan gaun malamnya yang tipis, biasanya dia paling tidak tahan bila melihat istrinya mengenakan pakaian tugas malam itu, dan kali ini dia tidak merasakan apa-apa.
Dibalik senyumnya, Azam teringat pada seseorang yang baru saja memberikan servis terbaiknya.
Renita berjalan dengan gemulai menghampiri sang suami, lalu dia naik merangkak mendekatinya.
"Mas?" panggilnya Renita.
"Hem, ada apa?" jawabnya Azam sembari mengambil sebuah buku dari atas nakas yang berada di samping.
"Ada yang ingin aku tanyakan! sesuatu yang sangat mengganggu pikiran ku sedari siang!" ucapnya Renita dengan lirih.
"Soal apa sampai mengganggu pikiran segala? nggak punya uang atau mau belanja sesuatu? kan Minggu kemarin aku transfer! Masa sudah habis." Azam malah balik bertanya.
Degh.
Bisa-bisanya ya laki-laki bilang masa uang yang kemarin sudah habis? emangnya semua keperluan itu di beli nggak pakai duit! bayar listrik. Belanja mingguan, harian. Gas habis, ledeng. air minum, keamanan. Keperluan anak seperti susu makanannya, kebetulan Rendy dari tiga tahun sudah lepas Pampers dan sebagainya yang harus di beli. Emang menggunakan daun.
"Uang yang kemarin masih ada kok. Aku cuman ... ingin menanyakan sesuatu--"
"Iya sesuatu itu apa? kan aku nggak ngerti, ngomong yang jelas lah sayang. Jangan bertele-tele!" protes Azam.
"Aku bukannya bertele-tele, memang belum aja ngomongnya. keburu kamu potong!" timpalnya Renita. "Tadi siang ... saat aku mau mencuci pakaian kamu. Aku menemukan sesuatu!"
Degh.
Jantung Azam seakan mau copot was-was dan wajahnya mendadak tampak gusar. "Apa kira-kira, yang ditemukan oleh Renita? jangan-jangan sesuatu yang mencurigakan!" batinnya Azam. Lalu menghela nafas dalam-dalam sekedar untuk mengontrol rasa was-was di hatinya.
Renita menatap lekat ke arah suaminya yang sedikit kikuk dan entah apa yang dipikirkan?
"Beberapa hari yang lalu kamu belanja buat siapa? karena selama ini kamu nggak pernah belanja untuk keperluan rumah, ataupun keperluan Rendy!" tanya Renita.
"Em ... kamu bicara apa sih, Ren?struk apa, kan tahu aku nggak pernah dan nggak suka belanja, makanya uang ku serahkan sama kamu biar kamu sendiri yang belanja semua keperluan. Lagian ... kalau aku sendiri yang belanja takutnya salah!" dalihnya Azam sembari membuka lembaran buku yang berada di tangannya.
Lagi-lagi Renita menghela nafas sembari pandangannya tak lepas dari wajah Azam, seakan ingin menekan agar pria itu mengakui kesalahannya. "Aku. Menemukan sebuah struk belanjaan kisaran uang satu juta lebih dan belanjaan itu termasuk popok, susu ... makanan keperluan balita! untuk siapa itu?"
"Ha? mana ada! aku belanja yang gituan. Lagian selama ini kan emang kamu tahu, aku nggak suka belanja! pernah belanja sekali pun kamu salahkan, bukan yang ini. Bukan seperti itu! malas aku jadinya," jawabnya Azam terus mengelak.
"Em ... terus itu belanjaan siapa? sampai mencapai 1 juta lebih lho ... aku sih nggak masalah kalau memang itu belanjaan kamu, cuman yang aku tanyakan buat siapa? karena kamu nggak pernah bawa apa-apa ke rumah ini!" tatapan Renita semakin tajam Walaupun nada bicaranya tetap lembut dan lirih.
Azam menutup bukunya lalu menyimpan di atas meja sedikit menghentak, kemudian dia membaringkan tubuhnya di sisi Renita seraya berkata. "Aku tidak tahu itu, mungkin struk orang kali ... masuk ke dalam sakuku."
Renita memandangi Azam yang menarik selimutnya, dia tampak sewot dan gak mau ditanya. "Tapi Mas ... masa sih itu kertasnya masuk ke dalam saku kamu? kalau punya orang."
Renita semakin menajamkan pandangan pada pria yang berusaha untuk memejamkan matanya ....
...🌼---🌼...
Jangan lupa subscribe agar mendapat notifikasinya lalu like comment juga bintangnya ya? terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
Samsia Chia Bahir
Cari bukti azzz reni, supya suami keparatx g bisa mengelak 😄😄😄😄😄😄
2023-08-23
1
Masiah Cia
sudah dpt servis dr selingkuhan jd istri di abaikan
2023-08-12
1
Sukliang
pastu dak mau ngaku la
2023-07-04
1