Acungkan Tangan!

"Nikeeeenn sini!" seru Adila menyambut Niken yang baru satu langkah melewati pintu kelas. Niken tersenyum mendapati teman yang baru dikenalnya tadi pagi itu begitu antusias menyambutnya bahkan sampai melambai-lambaikan tangan.

Sejujurnya Niken sangat-sangat sadar bahwa dia menjadi pusat perhatian saat ini apalagi kalau bukan karena aksi memukaunya pingsan saat upacara. Tapi Niken setengah mati menampilkan muka badak alias tidak tau malu saat ini.

"Dek, kalau mau berangkat sekolah sarapan dulu ya."

Aku udah sarapan nasi goreng tadi pagi.

"Dek, jalannya hati-hati ntar pingsan lagi."

Aku belum pernah pingsan karena nggak hati-hati jalan.

"Dek, masih kuat kan? Kalau nggak kuat biar abang gendong."

Emang kuat? Badanmu sama badanku aja sebelas dua belas gegayaan nyebut dirinya sendiri abang.

Seruan-seruan itu berasal dari anak-anak cowok. Niken mendumel dalam hati sembari mempercepat langkahnya menghampiri Adila yang anehnya telah duduk bersama Salsa dan Marwah. Mungkin mereka berkenalan sewaktu Niken masih berada di UKS. Begitu sampai di ujung meja Salsa langsung menarik tangan Niken agar dapat duduk disebelahnya.

"Lo masih pusing nggak Nik? Lemes atau ada gejala apa gitu?" Salsa bertanya khawatir bahkan dia sampai menyentuh dahi Niken dengan telapak tangannya.

"Gue nggak lagi demam, Sa." Niken menurunkan tangan Salsa dari dahinya.

"Kok nggak di UKS dulu aja sih Nik? Toh kita belum mulai belajar juga bahkan guru belum ada yang dateng nyamperin kelas kita." Itu suara Adila.

"Nggak ada temennya." Niken menjawab kalem.

"Ya ampun, kenapa kita nggak ada yang kepikiran nemenin Niken sih?" Adila berseru heboh.

"Udah nggak apa-apa. Yang penting kan gue masih bernafas hingga detik ini."

"Ih serem amat kata-kata lo."

"Nih minum dulu, gue cuma punya air mineral beli di kantin tadi pagi." Marwah menyodorkan botol air mineral yang diambilnya dari laci meja.

"Lo tadi pagi nggak sarapan ya Nik? Makanya bisa sampai pingsan gitu." Salsa bertanya kembali. Masih kentara sekali raut khawatir di wajahnya. Mungkin Salsa belum pernah melihat orang pingsan sebelumnya.

"Gue udah sarapan kok tadi pagi pakai nasi goreng." Niken menjawab sembari membuka tutup botol air mineral yang diberikan oleh Marwah.

"Sarapan udah tapi kok bisa pingsan ya? Jangan-jangan lo masangin dasinya kekencengan kali Sa, makanya Niken sampai pingsan karena tercekik.".

Salsa yang sedang memperhatikan Niken minum menoleh terkejut mendengar tuduhan Marwah. Bahkan Adila sampai menegakkan punggung dari aksi bersandarnya. Sementara Niken, dia terbatuk-batuk karena kaget.

"Eh beneran Nik gue masangin dasinya kekencengan?" Salsa jadi panik. Niken yang masih terbatuk-batuk hanya menjawab dengan lambaian tangan. Marwah mengelus punggung Niken untuk meredakan batuknya.

"Nggak kok, bukan karena belum sarapan ataupun dasi kekencengan. Gue memang dari kecil punya fisik yang lemah makanya dari SD kalau upacara gue sering pingsan." Niken menjelaskan setelah batuknya reda.

"Oh syukurlah." Salsa berujar lega.

Niken tersenyum tipis karena dihari pertama ia masuk sekolah, sudah menemukan teman-teman yang baik dan pengertian. Walau diawali dengan adegan pingsan yang memalukan. Niken menutup wajahnya dengan tangan setelah mengingat sesuatu.

Teman-temannya pasti tak akan melupakan hari ini juga tak akan melupakan bagaimana ia pingsan tadi. Niken harus bersiap menerima ejekan setidaknya sampai sebulan kedepan.

Mama! Niken pengen ikut mama dan sekolah di sana aja!

"Assalamualaikum selamat siang anak-anak." Obrolan mereka terinstrupsi oleh masuknya seorang bapak-bapak berkepala bak profesor.

Anak-anak yang sedang asyik dengan kegiatan mereka langsung berhamburan mencari tempat duduk masing-masing. Suasana langsung riuh oleh suara gedebuk sepatu akibat dari berlari-larian. Tidak peduli bangku siapa yang mereka duduki yang penting posisi mereka duduk. Termasuk Niken dan Adila yang menduduki entah bangku siapa. Karena panik mereka sampai lupa menjawab salam dari bapak-bapak tadi.

"Bagaimana sekolah di SMP Budaya? Seru?"

"Seruuu pak." Padahal mereka baru sekolah satu hari belum bisa menilai seru atau tidaknya sekolah disini.

"Sudah saling kenal dengan teman-temannya?"

"Sudah pak." Padahal lagi kalau disuruh menyebutkan nama temannya satu persatu pasti banyak yang tidak bisa menjawab.

"Kalau sudah saling kenal sekarang giliran bapak yang mengenalkan diri ya?" Walaupun sudah berusia hampir setengah abad, pembawaan bapak bertubuh tambun ini ceria sekali bahkan saking cerianya Niken merasa seperti bapak ini mengajar anak TK.

"Tapi sebelum itu bapak mau mengucapkan selamat datang di SMP Budaya. Semoga kalian suka sekolah disini. Betah menempuh pendidikan disini selama tiga tahun ke depan. Mempunyai pengalaman seru yang tidak akan dapat kalian lupakan seumur hidup kalian."

"Baiklah bapak akan memperkenalkan diri. Nama bapak Jhon Hendrik. Panggil saja pak Jhon. Bapak mengajar bahasa inggris dan kebetulan sekali bapak yang akan menjadi wali kelas kalian di 7B."

"Berhubung bapak belum mengenal kalian semua, bapak meminta kalian menuliskan biodata diri kalian di kertas selembar, terdiri dari nama, asal sekolah dan alamat kalian."

Semua murid bergegas menulis biodata diri seperti yang diperintahkan pak Jhon dan mengumpulkannya di meja guru.

"Sudah selesai semua?"

"Sudah pak."

"Sekarang bapak minta kalian memperkenalkan diri kalian secara langsung dimulai dari ujung kanan sana."

Murid yang berdiri di ujung kelas tepat didekat pintu masuk segera berdiri dan memperkenalkan namanya. Bergilir ke teman sebelahnya, begitu terus sampai seluruh siswa mendapat gilirannya.

Niken sangat yakin pak Jhon tidak akan mengingat siapa saja nama-nama siswanya ditambah lagi jumlah mereka yang tidak sedikit. Ada sekitar 32 siswa kalau Niken tidak salah menghitung.

"Sekarang kita langsung menyusun struktur organisasi kelas ya biar besok kita bisa langsung melakukan kegiatan belajar mengajar. Siapa yang akan menjadi ketua kelas?" Semua anak terdiam.

"Tidak ada yang mau mencalonkan diri menjadi ketua kelas ini?" Lagi-lagi hening.

"Jadi ketua kelas enak loh nanti dikelas 8 bisa dijadikan kandidat sebagai ketua OSIS," rayuan pak Jhon tidak berpengaruh karena masih keheningan yang menghiasi kelas sampai seorang anak laki-laki mengacungkan tangan.

"Rindy aja pak. Dia waktu SD sering jadi pemimpin upacara, dia juga galak pak pasti teman-temannya pada takut sama dia."

Siswi yang bernama Rindy langsung mengajukan protes.

"Jangan saya pak. Saya nggak pernah jadi ketua kelas sebelumnya."

"Oke, Rindy yang jadi ketua kelas kita." Pak Jhon tidak menghiraukan protes Rindy. Rindy menggerutu sebal.

"Rindy siapa yang akan kamu pilih untuk jadi wakil ketua kelas? Bapak kasih pilihan kamu untuk memilih sendiri."

Langsung saja Rindy tanpa ragu dan penuh dendam menunjuk anak laki-laki yang mengajukan dirinya untuk jadi ketua kelas.

"Dia pak." Si anak laki-laki itu terkejut.

"Jangan saya pak."

"Sepertinya kalian cocok. Cocok menjadi pemimpin kelas ya bukan cocok ke hal yang lain." Langsung saja kelas riuh oleh suara cie-cie dan cuit-cuit.

"Siapa nama kamu tadi?" Tuh kan, pak Jhon sudah lupa siapa saja nama muridnya.

"Dhani pak."

"Siapa bendahara kita? Bapak mencari murid yang punya jiwa anti korupsi ya."

"Reni pak. Dia anak orang kaya kalau duit kelas dikorupsi pasti bapaknya bisa ganti." Lagi-lagi suara Dhani mengajukan nama temannya untuk memikul beban.

"Mana yang namanya Reni?" Reni pun mengacungkan tangan. Dia nampak santai saja dipilih sebagai bendahara.

"Untuk sekretaris bapak sendiri yang akan memilihnya karena bapak akan menilai dari tulisan. Siapa yang tulisannya paling rapi dan bagus dia yang akan menjadi sekretaris kita. Bagi siapa yang bapak sebutkan namanya, acungkan tangannya ya."

Pak Jhon memegang selembar kertas biodata yang dikumpulkan oleh anak-anak tadi. Para murid saling berpandangan kearah teman-temannya yang lain. Saling bertanya siapa sekiranya murid istimewa itu karena dipilih langsung oleh pak Jhon.

"Niken Aryani ."

Terpopuler

Comments

Nur Handiani

Nur Handiani

lanjuttt

2023-08-03

0

BINTANG ARINAA

BINTANG ARINAA

astaga, bisa kayak gitu ya. lucu hahaha

2023-07-06

0

Sery

Sery

Niken pura-pura pingsan tuh

2023-06-20

0

lihat semua
Episodes
1 Riuhnya pagi
2 Kelas 7b
3 Fisik lemah
4 Acungkan Tangan!
5 Teringat Kamu
6 Godaan Teman
7 Rapat
8 Couple Goals
9 Cemburu?
10 Nomor Telepon
11 Malu
12 Kisah Lanjutan
13 Ice Cream
14 Surat
15 Traktiran
16 Jadi Pacarku
17 Terngiang-ngiang
18 Bermuka Dua
19 Titisan Mak Lampir
20 Makan Bakso
21 Curiga
22 Bertengkar
23 Ngapel
24 Lilin
25 Katanya Sih Teman!
26 Permen Karet
27 Hari Buruk
28 Kunjungan
29 Selamat Datang
30 Terpesona
31 Kamu Cantik
32 Teguran
33 Rencana
34 Pindah
35 Sekolah Baru
36 Kelas 8
37 Bekas Minum
38 Pelakor Berkeliaran
39 Apes
40 Terlambat Ke Sekolah
41 Banyak Yang Naksir
42 SMA
43 Papa Mulai Curiga
44 Ada Apa Dengan Cinta
45 Ekskul Drama
46 Andre Punya Pacar
47 Berkenalan Dengan Nabila
48 Tetangga Tapi Mesra
49 Juna Sakit
50 Keluarga Bahagia
51 Misteri Pita Rambut
52 Kolam Suci
53 Irza
54 Niken Sakit
55 Juna Cemburu?
56 Ditembak
57 Pujaan Hati Nabila
58 Menagih Jawaban
59 Nabila dan Bayu
60 Papa Ditipu
61 Pupus Harapan
62 Jauh Dari Juna
63 Bertemu Bayu
64 Bayu Mulai Berjuang
65 Kos Dengan Nabila
66 Bingung
67 Ajakan Nikah
68 Hutang
69 Kepingan Memori
70 Keanehan
71 Logika Pacaran
72 Nabila Sakit
73 Tespek
74 Mengadu Kepada Juna
75 Nabila dan Bayu 2
76 Kabar Mengejutkan
77 Kabar Mengejutkan 2
78 Menghilang
79 Selembar Undangan
80 Mungkinkah?
81 Kondangan
82 Mencoba Tegar
83 Maaf!
84 Alasan Bayu
85 Bertemu kembali
86 bertemu dengannya
87 Saling memaafkan
88 Belum Move On
89 Rutinitas
90 Reuni
91 Tak Ada Tantangan
92 Lamaran?
93 Sama Juna Aja!
94 Tambah Anak Atau Tambah Cucu?
95 Anniversary
96 Bertemu Keluarga
97 Memulai Dari Nol
98 Malam Minggunya
99 Bertemu Papa
100 Jadi Pacarku
101 Jalan-jalan
102 Anak Tetangga
103 Pesan Misterius
104 Pengganggu
105 Sabar
106 Ucapan Aneh
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Riuhnya pagi
2
Kelas 7b
3
Fisik lemah
4
Acungkan Tangan!
5
Teringat Kamu
6
Godaan Teman
7
Rapat
8
Couple Goals
9
Cemburu?
10
Nomor Telepon
11
Malu
12
Kisah Lanjutan
13
Ice Cream
14
Surat
15
Traktiran
16
Jadi Pacarku
17
Terngiang-ngiang
18
Bermuka Dua
19
Titisan Mak Lampir
20
Makan Bakso
21
Curiga
22
Bertengkar
23
Ngapel
24
Lilin
25
Katanya Sih Teman!
26
Permen Karet
27
Hari Buruk
28
Kunjungan
29
Selamat Datang
30
Terpesona
31
Kamu Cantik
32
Teguran
33
Rencana
34
Pindah
35
Sekolah Baru
36
Kelas 8
37
Bekas Minum
38
Pelakor Berkeliaran
39
Apes
40
Terlambat Ke Sekolah
41
Banyak Yang Naksir
42
SMA
43
Papa Mulai Curiga
44
Ada Apa Dengan Cinta
45
Ekskul Drama
46
Andre Punya Pacar
47
Berkenalan Dengan Nabila
48
Tetangga Tapi Mesra
49
Juna Sakit
50
Keluarga Bahagia
51
Misteri Pita Rambut
52
Kolam Suci
53
Irza
54
Niken Sakit
55
Juna Cemburu?
56
Ditembak
57
Pujaan Hati Nabila
58
Menagih Jawaban
59
Nabila dan Bayu
60
Papa Ditipu
61
Pupus Harapan
62
Jauh Dari Juna
63
Bertemu Bayu
64
Bayu Mulai Berjuang
65
Kos Dengan Nabila
66
Bingung
67
Ajakan Nikah
68
Hutang
69
Kepingan Memori
70
Keanehan
71
Logika Pacaran
72
Nabila Sakit
73
Tespek
74
Mengadu Kepada Juna
75
Nabila dan Bayu 2
76
Kabar Mengejutkan
77
Kabar Mengejutkan 2
78
Menghilang
79
Selembar Undangan
80
Mungkinkah?
81
Kondangan
82
Mencoba Tegar
83
Maaf!
84
Alasan Bayu
85
Bertemu kembali
86
bertemu dengannya
87
Saling memaafkan
88
Belum Move On
89
Rutinitas
90
Reuni
91
Tak Ada Tantangan
92
Lamaran?
93
Sama Juna Aja!
94
Tambah Anak Atau Tambah Cucu?
95
Anniversary
96
Bertemu Keluarga
97
Memulai Dari Nol
98
Malam Minggunya
99
Bertemu Papa
100
Jadi Pacarku
101
Jalan-jalan
102
Anak Tetangga
103
Pesan Misterius
104
Pengganggu
105
Sabar
106
Ucapan Aneh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!