BAB 4

Suara alarm bunyi waktu menunjukan pukul 04.00, Tari terbangun dan bersiap ke kamar mandi untuk bersih-bersih dan mengambil air wudhu sambil menunggu adzan subuh tiba.

Keluar dari kamar mandi Tari masih melihat Andra tidur pulas lalu ia membangunkan nya.

"Dra bangun woy, udah mau subuh nih." teriak Tari.

Andra terbangun mendengar teriakan Tari, sambil mengucek matanya "Bisa gak sih ga usah teriak?berisik tau malu sama tetangga, suara loe tuh melebihi toa mesjid tau gak?"

Tari nyengir kuda sambil mengangkat jari tengah dan telunjuknya berbentuk hirup V "Hehehe ya maaf, biar loe langsung bangun maksudnya takut kesiangan."

Andra memutar bola matanya jengah "Ya sudah gue ambil wudhu dulu."

"Cepetan bentar lagi adzan." titah Tari.

"Iya iya bawel." gerutu Andra.

Sementara itu Tari menyiapkan baju Koko sarung dan sejarah untuk Andra.

Lalu ia memakai mukena dan menggelar sejadah untuknya.

Andra keluar dari kamar mandi,melihat Tari memakai mukena terpancar aura kecantikanya.

Mata nya hampir tidak bisa berkedip.

"Subhanallah cantiknya istriku." deg!

istriku? sejak kapan Andra menganggap Tari sebagai istrinya?

Tari memang istri sah nya,akan tetapi Andra tetap menganggap Tari sebagai temannya.

Dia belum terbiasa dengan statusnya itu.

"Ngapain loe bengong? ganti baju sana,gue udah siapin." titah Tari.

Andra membawa baju nya ke kamar mandi dan mengganti bajunya.

"ceklek" pintu kamar mandi terbuka, Andra selesai mengganti bajunya.

"Kok sejadahnya satu? bukan nya mau sholat berjamaah? tanya Andra heran.

"Loe solat di mesjid aja berjamaah,kalo di rumah nanti jadi laki-laki Sholehah bukan Sholeh 😋" jawab Tari menjulurkan lidahnya dengan nada mengejek.

"Iya iya deh si paling Sholehah." ucap Andra sambil menyambar sejadah dan di pasangkan di bahunya lalu pergi menuju mesjid.

Selesai sholat Tari membereskan tempat tidur mereka dan menuju dapur.

ia membuka lemari es mencari bahan yang bisa di jadikan menu sarapan,di dalam lemari es hanya ada telur dan beberapa botol air putih saja 😄 (maklum lemari es bujangan).

Lalu Tari menemukan mie instan di meja tempat Andra menyimpan stok makanannya.

"Cuma ada ini, di bikin martabak mie kayaknya enak buat lauk." gumamnya.

Dengan cekatan Tari mengolah dua bahan itu, pertama ia merebus mie nya dahulu setelah matang ia memasukan mie kedalam mangkuk yang sudah tersedia telur dan bumbu mie instan yang di kocok lepas.

setelah itu ia menggorengnya sampai matang.

penampakan martabak mie 😁

"Akhirnya selesai juga." ucapnya.

Ia menyajikannya di piring dan di letakan di meja makan, tak lupa menyiapkan nasi yang sudah ia masak di mejicom sebelum ia mengeksekusi dua bahan itu.

"Kayaknya enak nih, Andra pasti suka." gumamnya

tunggu! kenapa Tari begitu semangat menyiapkan sarapan untuk suami yang jelas-jelas dia tidak mengharapkannya.

dia tidak pernah mengganggap Andra sebagai suaminya, tapi sekarang ia malah bersikap seperti seorang istri pada umumnya yang menyiapkan sarapan untuk suaminya dengan penuh cinta.

Entahlah, mungkin sudah mulai tumbuh benih-benih cinta atau Tari hanya menjalankan tugasnya sebagai seorang istri.

Tari tidak ingin ambil pusing dengan perasaan dan status baru nya itu,cukup ia jalani saja dengan ikhlas seperti pepatah ibunya.

"Assalamualaikum, hmmm wangi apa ini? kayaknya enak banget." ucap Andra sepulang dari mesjid iya mencium aroma masakan dari arah dapur.

"Waalaikumsalam, sarapan dulu dra! gue bikin martabak mie nih.

Soalnya ga ada lagi bahan buat di masak, jd bikin menu seadanya." seloroh Tari

"Iya Tar, nanti pulang kerja kita belanja bahan masakan ya sekalian kebutuhan buat sehari-hari.

Oh iya sebentar." Andra meninggalkan Tari ke kamar entah membawa dompetnya di atas nakas dan menyerahkan kartu ATMnya pada Tari.

"Kok di kasih ke gue Dra?" tanya Tari heran

"Itu kartu ATM gue, tiap bulan gaji gue masuk ke ATM itu.

Mulai sekarang loe yang pegang,karena sekarang loe istri gue udah jadi kewajiban gue nafkahin loe.

Loe pake aja uang dari sana buat segala keperluan loe." jelas Andra

"Gak usahlah dra, gue juga kan kerja gue juga punya gaji.

Kalau buat keperluan gue ada kok, uang loe buat biaya keperluan loe aja sama biaya kebutuhan sehari-hari." tolak Tari halus

Andra menghela nafas menatap Tari dengan tatapan serius "Uang loe simpen aja, loe tabungin.

loe kan punya cita-cita pengen buka toko kue sendiri ( Tari sejak dulu bercita-cita ingin membuka toko kue sendiri, karena saat ini Tari bekerja di toko kue milik orang lain.

sebelum bekerja di toko kue, Tari sangat menyukai dunia perkuehan).

Buat kebutuhan loe,biaya kebutuhan rumah tangga sama ngasih ke ibu dan bapak biar gue yang tanggung Tar, udah jadi kewajiban gue sebagai suami."

Tari berpikir dan mempertimbangkannya, bukannya Tari menampik nafkah suami, hanya saja Tari khawatir gaji Andra tidak cukup untuk menanggung semua nya, karena Tari tau Andra hanyalah seorang supervisor di salah satu depstore yang ada di kota ini dan Tari tau gajinya tidak terlalu besar jika di bandingkan dengan semua kebutuhan mereka.

Ragu? jelas Tari merasa ragu jika dirinya tidak membantu pemasukan rumah tangga, takut gaji Andra tidak bisa mengcover semua kebutuhan mereka.

"Meragukan gue Tar?" Andra paham apa yang Tari pikirkan.

"Gak dra bukan gitu, sebagai istri gue hanya ingin membantu menangani kebutuhan rumah tangga aja" jawab Tari.

Andra tersenyum simpul hatinya tiba-tiba terenyuh mendengar Tari menyebut dirinya 'sebagai istri' artinya Tari sudah menerima Andra sebagai suaminya.

Tunggu kenapa Andra sesenang itu? atau jangan jangan Andra sudah mempunyai perasaan terhadap Tari.

"Cie yang udah ngaku jadi istri." ledek Andra.

"Kenapa? emang iya kan gue istri loe?" ucap Tari sebal.

"Hahaha iya iya deh." tawa Andra.

"Ya sudah gue mau mandi dulu, siap-siap kerja." Tari berjalan ke kamar mandi meninggalkan Andra dan menjalankan ritualnya di kamar mandi.

Selesai mandi Tari baru menyadari kalau ia tidak membawa handuk, ia bingung antara harus meminta tolong pada Andra mengambilkan handuknya atau bertahan di kamar mandi.

Baju yang ia tadi pakai sudah di cuci sekalian di mandi,tidak ada kain sehelai pun untuk bis menutupi tubuhnya itu .

Dengan sangat terpaksa ia memanggil suami sekaligus temannya itu untuk meminta tolong mengambil handuk.

"Dra... Andra." teriak Tari

Andra yang mendengar teriakan istrinya itu langsung menghampiri pintu kamar mandi.

" Ada apa Tar?" teriaknya.

"Dra tolong ambilin handuk gue dong,gue lupa gak bawa handuk." jawab Tari dari dalam kamar mandi

Mendengar Tari tidak membawa handuk tiba-tiba pikiran Andra traveling 🤭

.

.

.

Hayo mikirn apa mas Andra???

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!