"Ada janji yang tak bisa aku batalkan Sabtu pagi. Jadi aku minta, kau handel dengan baik tamu sultan yang dimaksud oleh Papa. Aku akan terbang menyusul ke Bali siang hari, mengerti?" Helena tak merespon, ia sudah hafal dengan maksud janji Kevin yang tak bisa dibatalkan apalagi jika bukan wanita random yang akan dikencani nya. Tak dapat dipungkiri, dada wanita itu panas. Kedua tangan mengepal kuat. Sebuah plester instan yang tergenggam untuk membalut luka pun urung ia berikan kepada Kevin. Sebelumnya, Helena berniat memberikan plester itu untuk menutup luka di sudut bibir Kevin yang kentara terlihat memar imbas tamparan keras Erland. Tak hanya mem-back-up Ketika sang suami melakukan perselingkuhan, Helena juga harus bersedia melakukan apapun yang diperintah Kevin termasuk mem-back-up hal penting seperti misi pekerjaan dari Erland kali ini.
𝐵𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑖𝑛𝑖, 𝑘𝑎𝑢 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑘𝑟𝑢𝑠𝑖𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑝𝑎𝑚𝑢. 𝐷𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑎𝑘𝑢 𝑘𝑎𝑢 𝑠𝑒𝑚𝑎𝑘𝑖𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑖𝑗𝑖𝑘𝑘𝑎𝑛, vin. 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑎𝑑𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑖𝑙𝑙𝑖𝑜𝑛𝑎𝑖𝑟𝑒 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑢.
...***...
Dari kaca raksasa sebuah tempat yang ramai dan selalu sibuk, Helena dapat melihat pemandangan senja terbentang luas. Hamparan kelip bintang mulai bermunculan, menjadi penghias langit nan cemerlang meskipun pekat malam mulai datang menyelimuti.
"Woah! Aku tidak tahu kalau langit malam seceria ini." Helena membatin dalam benak.
Tak ingin terlalu terbius pesona atmosfer keindahan pemandangan di luar bandara, Helena kembali mengalihkan pandangan pada tablet berukuran 10 inci dalam genggaman tangan.
Fokus, Hel. Kau ingin segera terbebas dari jeratan Kevin, bukan? semakin cepat Kevin mendapatkan posisi ayah mertua semakin cepat juga aku terbebas darinya.
Helena kembali membatin, kali ini penuh semangat menggebu seraya kembali melanjutkan menscrolling tablet yang kebetulan menampilkan informasi data serta foto sang keturunan Sultan Asia_calon investor yang harus ditaklukkan, Andrew belley.
𝘞𝘰𝘸! 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘮𝘱𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘢𝘸𝘦𝘵 𝘮𝘶𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘴𝘬𝘪𝘱𝘶𝘯 𝘶𝘴𝘪𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘯𝘺𝘢𝘳𝘪𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘯𝘵𝘶𝘩 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢 𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵. 𝘉𝘦𝘳𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢, Helena memuji kagum dalam hati visual sosok keturunan sultan itu.
𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘶𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘰𝘬𝘰𝘬. 𝘔𝘦𝘯𝘺𝘶𝘬𝘢𝘪 𝘮𝘪𝘯𝘶𝘮𝘢𝘯 𝘞𝘪𝘯𝘦 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘩𝘶𝘯 𝘭𝘢𝘮𝘢. 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢, 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘢𝘵𝘪.
𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘶𝘬𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘭.
𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯 𝘮𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘰𝘴𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘦𝘴𝘵𝘶𝘳 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘳𝘵𝘢 𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘪𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘰𝘯𝘴𝘦𝘭 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘭𝘢𝘸𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘴𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘢𝘴𝘢-𝘣𝘢𝘴𝘪.
Begitulah kilasan kisi-kisi yang diberikan Erland kepada Helena saat briefing pembahasan sosok sang sultan yang terkesan dingin dan perfeksionis.
"Ayolah, Ra . Aku hanya pergi 3 hari saja. Kau tidak perlu khawatir. Aku pergi dalam rangka tugas dengan atasan." Di tengah Helena sedang berkonsentrasi, Arvan tengah menenangkan seorang gadis yang masih mendekap tubuhnya. Alora kaehl, gadis bertubuh ramping, berambut ombak kecoklatan sepinggang merupakan kekasih Arvan sang asisten.
"Duh, aku sampai lupa kalau kekasih Arvan mengantarnya ke bandara," gumam Helena seraya menoleh, menyaksikan interaksi pasangan bucin di belakang. Untuk traveling kali ini, Helena ditemani Arvan karena Kevin urung terbang bersamanya. Dirinya memilih pesawat konvensional ketimbang jet pribadi yang ditawarkan sang mertua sebelumnya. Helena memang tak terlalu suka kemewahan.
"Pesawatku sebentar lagi boarding, Ra." Arvan kembali meminta kerelaan Alora untuk melepaskan dalam rangka dinas pekerjaan. Namun, gadis itu tetap bergeming, tak ingin beranjak memeluk kekasihnya. Alora dan Arvan saling mengenal berkat sebuah aplikasi dating online. Menariknya saat kencan pertama, Arvan dan Alora merasa klik dan berlanjut pada beberapa kencan berikutnya hingga akhirnya menjadi pasangan kekasih. Alora merupakan seorang fashion designer. Gadis itu bersifat manja dan sedikit posesif, akan tetapi Arvan sangat menyayangi Alora karena ia selalu ada untuk pria itu.
"Tapi di Bali banyak wanita seksi berbikini. Aku takut mereka menggoda mu. Aku ikut saja, ya?" pinta Alora merengek, semakin mengeratkan dekapan. Tak rela jika sang kekasih pergi ke tempat wisata yang terkenal dengan keindahan pantainya dan wisatawan asing.
"Aku janji tidak akan menyusahkan mu ketika bekerja," lanjutnya lagi.
Ergh, sepertinya aku harus turun tangan membantu Arvan. Kalau tidak, bisa ketinggalan pesawat nanti.
Helena yang cukup terganggu oleh rengekan serta perilaku Alora terpaksa menolong Arvan agar terlepas dari jeratan kekasihnya untuk sementara waktu.
"Ekhem. Alora, aku setuju denganmu bahwa di Bali memang banyak wanita berbikini seksi. Tapi aku jamin, hati Arvan hanya untukmu. " bukannya tenang, Alora malah tambah khawatir.
"Dan juga... aku sebagai atasan dari Arvan menjamin bahwa kami akan sangat sibuk sesampainya di sana karena pekerjaan kali ini sangat penting. Aku berjanji, setelah semua selesai, akan ku izinkan Arvan pulang terlebih dahulu. Ok?"
"Benarkah?" tanya Alora dengan netra yang berbinar, perlahan melerai pelukan terhadap kekasihnya. Sementara itu Helena merespon Alora dengan anggukan mantap. Tak lama, Helena pun pamit, memberi ruang sepasang kekasih itu untuk pamitan terakhir kalinya. "kau dengar? aku sampai malu Helena harus menjadi jaminan agar kau percaya. Dia itu bosku Ra." Arvan menghela napas sedikit kecewa dengan sikap kekasihnya. Seiras itu, rasa bersalah menyelimuti diri Alora. Gadis itu terisak dan meminta maaf. Melihat pemandangan reaksi Alora dan Arvan yang tak tega kembali memeluk gadisnya. Mengucap kata maaf dan pamit sebelum menyusul Helena ke gerbang keberangkatan.
Beberapa saat kemudian.
"Maaf, Hel. Alora terkadang berlebihan." Arvan mensejajarkan diri dengan Helena yang sedang berjalan cepat, menenteng tas sling berwarna dusty pink favoritnya.
"Untuk apa kau minta maaf. Justru aku iri padamu, Van. Kisah cintamu normal dan bahagia." Helena tersenyum getir sedangkan Arvan tau ke arah mana maksud ucapan sahabatnya.
"Saranku jagalah Alora dengan baik. Sifatnya yang posesif pertanda jika dia sangat mencintaimu." Arvan merenung sesaat setelah mendengar saran dari Helena. Wanita itu benar, kisah asmaranya lebih baik daripada pernikahan penuh nelangsa yang sedang Helena jalani. Tidak ada cinta di dalamnya, hanya perlakuan semena-mena yang selalu Helena dapatkan. Meskipun baru empat bulan mengenal Helena, Crish tau betul seberapa menderitanya wanita bermanik coklat itu.
Empat bulan yang lalu tak sengaja menyaksikan dengan mata kepalanya saat Kevin merubah malam pertama pernikahan yang seharusnya bahagia menjadi neraka untuk seorang Helena. Arvan merupakan pria seusia Helena yakni 26 tahun_anak kepala pelayan utama keluarga Andara. Arvan secara kebetulan ditugaskan membersihkan mansion yang akan ditempati pengantin baru Kevin dan Helena. Pada malam itu, seusai berbenah dan meninggalkan mansion, Arvan mendadak putar balik kembali karena dompetnya tertinggal. Namun, betapa terkejutnya Arvan ketika melewati sebuah ruangan yang pintunya menyisakan celah. Pria itu melihat sosok Helena yang sedang terisak, menggenggam beberapa lembar kertas di tangan. Darah Arvan mendidih ketika suara tinggi Kevin memaksa Helena menandatangani sebuah berkas dan mengaku bahwa suaminya hanya memanfaatkan Helena sampai ia mencapai tujuannya saja.
Yang lebih miris jika Helena menolak atau berargumen, Kevin selalu mengingatkan hutang budi sang nenek dan itu berhasil membuat istrinya tertekan hebat. Menyaksikan kezaliman di depan mata, Arvan merasa murka karena sebagai pria, ia tak bisa membalas dengan alasan Kevin merupakan Putra konglomerat_majikan sang Ayah dan dirinya. Namun, Sejak saat itu juga, Arvan bersumpah bahwa akan melindungi Helena dengan caranya sendiri, yakni menjadi asisten sekaligus teman yang bisa selalu diandalkan kapanpun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Setia Aji Putrasermani
qaqa
2023-08-16
0