Episode 5

Kevin tiba-tiba mencengkram kuat lengan Helena sang istri, menarik paksa menuju ruang kerja, lalu mendudukkan nya di salah satu sofa di dalam sana.

"Sakit, Vin! Mengapa kau melakukan ini? Apa salah ku? Aku hanya bertanya kemana kita akan bulan madu? Apakah aku salah?" Helena meringis, memegang lengan yang sakit akibat aksi Kevin.

Namun, tak ada respon dari pria yang telah sah menjadi suaminya hari itu. Kevin malah terlihat sibuk mengeluarkan beberapa lembar dokumen dari laci meja kerja. Setelah mendapatkan dokumen yang dicari, sang suami yang masih mengenakan kemeja putih saat resepsi tadi segera menghampiri Helena di sofa.

"Aku ingin kau membaca itu dengan seksama dan menandatangani segera," ketus Kevin memerintah Helena. Dengan raut kebingungan Helena meraih tumpukan kertas tipis di hadapannya dan mulai membaca isi dokumen tersebut.

" Surat perjanjian... pernikahan? Apa ini, Vin?Aku sama sekali tidak mengerti".

"Cih! Kau pikir seorang billionaire sepertiku yang bisa mendapatkan wanita manapun akan tiba-tiba jatuh cinta pada seorang perawat naif sepertimu, huh? seperti di dalam novel, begitu?" ketus Kevin. "Ck, kau memang bod*h!" Kali ini rutukan kasar yang keluar dari mulut pria berjanggut tipis itu.

"Apa maksud mu?"

^^^"Kau tak lebih dari sebuah misi untuk ku, Helena. Misi untuk mencapai tujuan ku semata."^^^

Ucapan Kevin seolah menamparnya. Sang pria benar, Helena hanyalah gadis naif yang terlalu percaya akan sandiwara pria asing yang baru saja ia kenal. Tanpa menyelidiki latar belakang, Helena yang begitu polos saat itu menerima begitu saja pinangan sandiwara Kevin yang merupakan cucu dari nenek baik penolongnya.

^^^Kau bilang cucumu penyayang, nek? Kau bilang dia akan menyayangiku dengan tulus, bukan? Kau salah. Dia bahkan menghancurkan harapanku di hari pertama kami menikah.^^^

𝙋𝙡𝙖𝙠!

Suara nyaring khas sebuah tamparan menguar, memenuhi seluruh sudut ruangan presdir Andara Corporation.

"Kau pikir aku tidak tau konferensi pers semalam itu hanya sandiwara, huh? Gambar pertama saat kau memasuki hotel itu bersama pelac*r, kan?"

Kevin hanya diam ketika sang ayah menampar wajahnya, menghujani dengan rentetan tuduhan. Pria paruh baya itu hanya ingin sang Putra hidup di jalan yang lurus, menguruskan perusahaan dengan benar dan berhenti tidur dengan wanita random.

"Apa kau lupa bahwa kau sudah menikah, huh? Kau sama sekali tak peduli pada istrimu?" Sentak Erland lagi.

Erland Andara, merupakan suami Sarah_ayah Gabriel yang memangku jabatan dan saham tertinggi Andara Paradise Hotel. Usianya yang sudah memasuki satu abad lebih tak menghalangi performa dirinya yang memasang 𝘸𝘰𝘳𝘬𝘢𝘩𝘰𝘭𝘪𝘤 dan pebisnis ulung. Pria paruh baya itu terlihat bugar dan cekatan dalam memimpin perusahaan.

"Maaf." Kevin hanya merespon singkat untuk ocehan panjang sang ayah. Tak ada raut penyesalan sama sekali.

"Maaf kau bilang?" Habis sudah kesabaran Erland, pria itu memijat kening frustasi.

"Kau benar-benar anak yang tak tau diuntung!"

Erland mengepal tangan kuat, kali ini murka menguasai nya. Ia pun kembali berniat melayang kan perlakuan kasar.

..."Papa, hentikan!"...

Beruntung nya, Helena datang tepat waktu dan dapat menghentikan adegan Erland yang hendak kembali memberi bogem mentah di wajah Helena.

^^^𝑆ℎ*𝑡, memalukan. Mau apa dia kemari?^^^

"Ah ... Helena. Masuk, Nak."

Seketika Erland menurunkan kepalan, bergelagat canggung ketika aksinya tertangkap basah Helena. Erland lalu berdeham sembari merapikan jas nya. Helena datang untuk memenuhi panggilan sang ayah mertua yang memang meminta nya untuk datang.

"Maaf, pa. Aku datang terlambat. Tapi ada apa ini? Apa yang Kevin lakukan sehingga kau hendak memukul nya?" Tanya Helena pura-pura khawatir seraya mengambil posisi sejajar dengan Kevin.

Erland menghela napas panjang sebelum memulai percakapan. Tak lama, pria berkumis cukup tebal itu mengatakan kalau ia tau Gabriel bersama wanita lain malam tadi dan bukan Helena. Karena diam-diam Erland mengirim mata-mata untuk mengawasi Kevin.

"Ch! kau memata-matai ku? Kekanak-kanakan sekali. Aku sudah dewasa, Pa," Sindir Kevin. Sejurus itu, Helena diam-diam menginjak sepatu sang suami agar mulut nya berhenti membantah_seolah memberi tanda bahwa sang istri bisa meng-handle lebih baik dari dirinya.

...Sial*n sekali wanita ini! Dia berani menginjak ku!...

Rutuk Kevin menahan rasa sakit terinjak. "Tidak, Pa. Wanita yang bersama Kevin itu adalah aku sendiri." Helena berkelit, membela Kevin. Sebenarnya, jika Helena mau, wanita itu dapat menghancurkan reputasi Kevin didepan sang ayah. Namun, Lagi-lagi hutang budi kepada mendiang nenek Rossie menuntut nya untuk memainkan peran sebagai istri yang baik, termasuk membela suami yang bersikap buruk padanya.

"Kau tidak perlu membela nya, Hel. Aku sudah hapal tabiat Kevin. "Aku tidak membela Kevin. Aku mengatakan hal yang sebenarnya." Dengan penuh percaya diri. Helena mulai mengarang kronologi perihal pasangan suami istri itu check-in di hotel sampai terjadinya konferensi pers. Helena mengaku, bahwa sebagai pasangan yang terbilang baru menikah. Kevin dan diri nya memiliki hasrat melakukan bulan madu di berbagai hotel berbeda.

"Benarkah? Lalu, siapa perempuan berambut blonde yang dilihat orang suruhan ku?"

"Jelas itu aku, pa. Kau tidak lihat outfit ku sama persis dengan yang diberita semalam? Kau juga tau kan, paparazi selalu merintis berita demi viral. Jangan terpengaruh, Pa."

Erland mengerenyitkan dahi seolah masih tak percaya dengan perkataan Helena yang begitu meyakinkan. Tak beda jauh dengan Erland, Kevin turut menilik keheranan ke arah sang istri di sebelah nya

.

"Ah... sebenarnya ini rahasia di antara kita. Tapi karna aku tidak ingin kau salah paham dengan Kevin, aku akan mengatakan nya." Helena bergestur pura-pura canggung. Wanita itu kemudian mendekati ayah mertua nya bermaksud membisikkan sesuatu

.

"Kevin ingin aku cosplay menjadi wanita blonde seksi untuk konsep bulan madu tadi malam," karang Helena. Mendengar ungkapan Helena yang tak sepenuhnya berbisik_masih bisa terdengar, sontak membuat rona di pipi Kevin menguar.

Helena cosplay blonde? sek*i? Suhu tubuh Kevin meningkat seraya membatin dalam hati. Bayangan Helena berpenampilan seksi dan blonde bahkan terngiang dipikirannya. Meskipun menikah hanya dalam kepura-puraan, Kevin tetaplah pria normal yang memiliki ketertarikan terhadap visual wanita cantik dan seksi tak terkecuali sang istri.

Tidak, tidak! Lupakan khayalan mu, Vin. Ingat kau tidak boleh jatuh cinta padanya.

Setelah mendengar penjelasan Helena, kemarahan Erland mulai mereda. Pria paruh baya itu memilih percaya kali ini dan memaafkan Kevin.

"Baiklah, Jika kalian saling kompak aku senang mendengar nya. Tapi aku ingin melihat kekompakan kalian dalam sebuah kerja sama."

"Maksud ayah?"

"Aku memberi kalian misi sulit kali ini. Misi ini menyangkut reputasi Hotel Andara Paradise. Jika kalian mampu menyelesaikan misi ini dengan baik, aku berjanji tidak akan memata-matai mu lagi, Vin. Dan kau pun akan segera mewarisi posisiku."

Raut sumringah terbit dengan jelas dari wajah Kevin. Namun, tidak dengan Helena karena ia dilibatkan di dalamnya. Helena hanya berekspresi datar tak terbaca. Jauh dalam hatinya, kekhawatiran menyambangi wanita itu.

"Jika menyangkut pekerjaan, aku yakin aku pasti bisa. Cepat katakan, apa yang harus aku... maksud ku, apa yang harus kami lakukan?" Kevin buru-buru mengoreksi kalimat nya.

"Baiklah, dengar kan aku baik-baik." Erland mulai menjelaskan misi pekerjaan yang harus diselesaikan oleh putra dan menantunya. Akan ada sepasang suami-istri berasal keturunan Sultan dari negara Asia Tengah yang hendak melakukan investasi kepada beberapa hotel bintang lima di tanah air. Rumor nya, sang sultan hanya akan memilih satu hotel terbaik saja.

"Pasangan tersebut bernama Andrew Bailey dan Ketrin Bailey. Tugas kalian adalah menjamu pasangan Bailey dengan pelayanan terbaik di cabang hotel Andara paradise di Bali selama 3 hari 2 malam."

"Baiklah. Kapan mereka akan datang?" Tanya Kevin antusias

"Lusa, hari Sabtu. Kalian akan berangkat besok malam".

"Si*l. Padahal aku ada janji dengan Sofia, Kevin membatin pasrah.

Nyatanya, sang suami sudah memiliki janji dengan sosok bernama Sofia. Raut kecewa tergambar jelas di wajah pria berusia 27 tahun itu. Bersamaan itu, Helena menilik sesaat wajah pria di sebelah nya, menerka bahwa ada yang janggal dengan ekspresi Kevin.

"Baik, pa. Kau bisa mengirimkan data mengenai pasangan Sultan Bailey itu ke email ku dan Kevin. Kami akan melaksanakan tugas sebaik mungkin." Tak ingin terpaku pada raut Kevin, Helena memilih segera menyetujui misi dari sang mertua agar urusan dengannya cepat selesai.

Beberapa saat kemudian.

Helena membuka pintu mobil jenis sedan mewah seharga miliaran rupiah yang terparkir di basement. Ia lalu menutupnya cukup keras.

"Hei, jangan kasar pada mobilku ya!" protes Kevin memperingatkan Helena. Sejurus itu, Helena menunjukkan raut tak sukanya jika harus berada dalam satu ruangan yang sama dengan Kevin. Bahkan jika sedang di rumah keduanya tidur di kamar terpisah. Mereka akan pura-pura tidur satu kamar ketika Sarah sesekali menginap di sana.

"Kau ini seorang konglomerat atau gembel? satu mobil rusak, bisa dengan mudah dibeli lagi, bukan? jangan merengek seperti bayi," Sindir Helena tajam berhasil menyulut api di dada Kevin.

𝘌𝘳𝘨𝘩! 𝘜𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘬𝘶𝘭 𝘸𝘢𝘯𝘪𝘵𝘢.

Kevin membatin kesal imbas sindiran Helena. Bukan apa-apa, kali ini Kevin sedang memakai mobil kesayangannya. Ia tidak rela jika mobil itu rusak atau tergores.

"Ah, sudahlah. Wanita sepertimu tak akan mengerti arti benda kesayangan." Kevin memutar bola mata dengan malas, tak ingin terlalu berdebat lebih jauh.

"Terserah kau saja. Cepat katakan, Kenapa kau memanggilku ke sini? aku tidak berminat berlama-lama di mobil yang menjadi saksi bisu perbuatan mes*mmu dengan banyak wanita".

"Astaga, Helena. Mulutmu benar-benar tajam akhir-akhir ini." Kevin berdecak seraya menggeleng kepala." Tapi tak apa, aku tidak suka dengan wanita yang hanya manut karena mereka terlihat bodoh," lanjut Kevin mengejek.

"Oh, jadi kau mulai suka padaku?" tantang Helena mencoba menekan batas Kevin. "𝘞𝘩𝘢𝘵! Jangan mimpi di siang bolong, Nona Helena. Lebih baik kau fokus dengan misi mu membantuku. Ingat, hutang budimu terlalu besar pada nenekku bahkan sampai sekarang."

Sakit dan menyengat. Disaat Helena memiliki kekuatan untuk membela diri melawan suami yang hanya mempermainkannya, seketika itu juga sikap percaya dirinya runtuh saat Kevin kembali mengingatkan perihal hutang Budi Helena pada mendiang sang nenek. "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!