Dibalik Kisah Pernikahan Ini

Dibalik Kisah Pernikahan Ini

Episode 1

"HELENA HARUS KESINI SEKARANG JUGA!"

Pekik marah seorang pria dalam sebuah percakapan telepon sehingga menyebabkan lawan bicara spontan menjatuhkan ponsel dari telinganya.

"Kau dengar sendiri 'kan Hel'? kurasa telingamu masih cukup berfungsi menangkap auman harimau jantan," bisik Sarkas sosok pria yang kini menjauhkan ponsel sembari menutup lubang speaker dengan tangan satunya. Takut-takut sang lawan bicara yang sedang online mendengar ejekannya.

"Berikan ponselmu, Van". Wanita bernama Helena itu menimpali santai seraya mengulurkan tangan ke hadapan sosok pria bernama Arvan. Setelah Helena menerima ponsel, ia langsung menjawab lawan bicara yang berteriak tadi.

"Apa yang kau butuhkan sekarang?"

^^^"Ch kemana saja kau wanita berens*k? kenapa kau baru menjawab ku sekarang?"^^^

Tak langsung merespon pertanyaan Helena, suara pria di saluran telepon itu malah memaki Helena cukup kasar.

"Kau tidak perlu berkata kasar. Aku tahu waktumu tidak banyak karena paparazi sudah mengepung mu, bukan? Sekarang lebih baik katakan apa yang kau butuhkan?" Helena menimpali seraya memutar bola mata dengan malas, seolah situasi seperti ini sering terjadi padanya dan ia sudah terbiasa.

..."Hotel Diamond, kamar 707. Gunakan Coath Gucci Maroon edisi B123 , Tas Louis Vuitton seri A55 Broken White!"...

"Baiklah."

Helena langsung memutus telepon sepihak. Sang wanita menghela nafas, memijat keningnya sejenak. Lelah dan frustasi tergambar jelas di wajah wanita berperawakan mungil berusia 26 tahun itu.

"Kali ini apa?Balenciaga? Chanel?" tanya Arvan dengan nada kesal karena turut geram dengan perlakuan si pria penelepon barusan. Arvan merupakan asisten Helena.

"Bukan keduanya. Cepat kau hubungi toko Gucci dan Louis Vuitton. Pesan warna dan seri ini sekarang juga. Kita akan menjemput benda itu ke sana secepatnya." Helena menyodorkan ponsel berisi pesan warna dan nomor seri yang harus ia beli dari pria yang meneleponnya tadi. Tanpa bertanya lagi Arvan pun pamit untuk menunggu Helena diluar sembari segera menghubungi toko benda fashion merk terkenal tersebut.

^^^"Ibu, bertahanlah. Kau pasti akan cepat pulih. Inilah usaha yang terbaik yang bisa aku lakukan sekarang. Meskipun jika kau tau... kau pasti akan malu mempunyai Putri sepertiku." Helena membatin pilu sejenak di hadapan tubuh wanita paruh baya yang tengah sadarkan diri lengkap dipenuhi beberapa alat medis sebagai penopang hidup.^^^

..."Aku pamit, Bu"...

...wanita bersurai hitam itu pun mencium lembut pundak tangan sang Ibu sebelum beranjak pergi dari ruang rawat tipe ICU. Orang bilang, kau harus memiliki alasan untuk bertahan hidup. Ibu kandung yang sedang koma adalah alasan kuat untuk Helena tetap berdiri tegak walaupun dirinya sedang diinjak dan dipermainkan oleh takdir. Seperti yang sedang terjadi saat ini, Helena tengah terjebak dalam pernikahan kontrak yang tidak hanya memperlihatkan hati, tetapi juga pikiran, dan tenaganya. Merasa tak punya pilihan lain, Helena menegakkan diri, melangkah maju menuju misi dadakan dari sang suami kali ini. 20 menit kemudian mobil yang ditumpangi oleh Helena telah sampai di basement parkiran Hotel Diamond....

"Ini gila! paparazi di depan Hotel penuh dan sesak. Aku berani bertaruh ada di antara mereka berhasil menyusup dan mengawasi di lantai yang sama dengan suami mu," oceh Arvan mengungkapkan teori dengan mata melebar tak percaya. Namun, wanita bernama lengkap Helena Wijaya yang duduk di sebelahnya sama sekali tak merespon, bahkan terkesan acuh. Helena malah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk dibawa menemui pria bertutur kasar yang sayangnya merupakan suami sah sang puan.

"Aku pergi dulu," pamit Helena singkat dengan raut datar kepada Arvan.

"Hel, tunggu!"

panggilan Arvan sukses menghentikan Helena yang hendak menarik tuas pintu mobil. Wanita itu pun menolehkan wajah kepada pria ber-outfit polos shirt hitam lengkap dengan kacamata warna senada.

"Aku yakin ini akan segera berlalu, bertahanlah. Aku akan selalu mendukungmu." Mendengar dukungan dari Arvan, hati Helena cukup tersentuh. Bagi Helena, Arvan tak hanya seorang asisten, akan tetapi satu-satunya teman dekat yang mengetahui betapa berantakan hidupnya sekarang. Bahkan pria itu tak jarang menjadi tameng kala Helena sedang dalam masalah.

"Terima kasih, Van," balas Helna singkat. Tak ingin terlalu larut dalam nelangsa, Helena memilih segera menjalankan tugas dari suaminya.

Dengan menggunakan hoodie hitam, topi dan kacamata berlensa bening, wanita itu memilih masuk melalui pintu khusus pegawai hotel. Hal ini dimaksudkan agar rencana penyamaran Helena sempurna.

"Ah, melelahkan sekali pekerjaan ini," celetuk seorang gadis muda berseragam serupa pegawai hotel.

"Kau masih lebih baik, tugasmu hanya sebagai room service, datang ketika tamu memesan saja. Tidak seperti tugasku yang rutin membersihkan kamar kotor," Timpal partner pria yang kini tengah duduk bersebelahan. Keduanya sama-sama sedang berkeluh kesah mengenai lelahnya pekerjaan yang mereka jalani.

"Kalian mau uang tambahan?" melihat celah, Helena segera memulai misi, ia berinisiatif menawarkan uang dengan syarat si pegawai wanita harus meminjamkan seragam yang sedang dipakainya sekarang. Sedangkan si pegawai pria harus menjadi backup untuk si pegawai wanita.

Awalnya, kedua pegawai itu ragu dan takut akan tawaran Helena. Namun, setelah Helena menunjukkan dua tumpuk uang dengan nominal masing-masing 5 juta, kedua pasang netra pegawai itu berbinar antusias dan menyetujui tawaran Helena. Helena mengatakan bahwa dirinya hanya butuh waktu sekitar 10 menit. Si pegawai wanita bisa langsung mengambil seragam yang ia pakai di kamar 707. Sang pegawai setuju. Tanpa berbicara lebih lanjut, Helena dan pegawai wanita mulai bertukar pakaian di dalam gedung berisi peralatan pembersih dengan dijaga pegawai pria dari luar pintu.

Selang tak berapa lama, Helena telah sukses berpenampilan mirip seperti pelayan room service. Wanita itu mulai menaiki lift sembari mendorong roda besi lengkap dengan tudung saji di atasnya sebagai aksesoris pelengkap penyamaran.

Beberapa saat kemudian....

TING... TUNG!

"Room service".

Berpura-pura sebagai pelayan room service, rencana Helena sejauh ini berjalan tanpa hambatan. Berarti saat ini, Hazel telah sampai di depan kamar nomor 707 dan menekan bel kamar tersebut. Tanpa menunggu lama seseorang terlihat membuka pintu kamar dan meminta Hazel masuk.

"Lain kali, aku tidak akan mentoleransi keterlambatan, mengerti?" ancam seorang pria kepada Helena sesaat telah wanita itu memasuki kamar 707. Wanita itu tak gentar, ia merespon dengan tatapan tak kalah sinis, menjawab seadanya tanpa penyesalan sedikitpun.

Bukan dari kalangan pria biasa, sosok di hadapan Helena adalah suami sah yang bernama lengkap Kevin Andara. Kevin sendiri merupakan seorang Billionaire pewaris tunggal perusahaan rantai hotel bintang lima bernama Andara Paradise dengan puluhan cabang tersebar di seluruh dunia. Sayangnya, pria itu memiliki kebiasaan buruk yakni gemar berganti-ganti wanita meskipun sudah menikah.

..."Sayang, apa kita akan bertemu lagi?" celetuk sosok wanita cantik berambut blonde menyela momen saling tatap pasangan suami istri di hadapannya. Ia bahkan tak sungkan menarik lengan Kevin untuk dipeluknya....

..."Coach Maroon? tas putih? yang benar saja, selera Kevin kali ini sangat murahan." Helena memutar bola mata malas, mengejek dalam hati penampilan wanita yang dikencani suaminya kali ini....

Lain dengan perlakuan terhadap Helena, Kevin langsung merubah nada suara menjadi lembut ketika membalas pertanyaan teman kencannya. Pria itu bahkan tak segan bermesraan di depan Helena yang berstatus sebagai istri sah. Bohong jika Helena tak merasa cemburu dan sakit hati. Sebelum mengetahui perangai asli Kevin, wanita itu pernah jatuh hati pada pesona dan kebaikan sosok tampan sang Suami.

"Kau sudah menyiapkan semuanya?" tanya Kevin mengkonfirmasi. Helena kemudian membalas,

"tunggu, aku akan memastikan paparazi di lantai ini"

..."Clear."...

Helena kemudian menelepon seseorang dan menanyakan situasi di lantai tujuh. Setelah mendapat jawaban yang memuaskan, Helena segera menutup teleponnya dan mengganti baju pegawai hotel dengan Coach dan tas bermerek yang telah ia beli sebelumnya. Helena bahkan tak lupa memasang rambut palsu berwarna untuk menyempurnakan penyamarannya.

"Bagaimana penampilanku? apa aku sudah menyerupai wanitamu saat paparazi menangkap basah kalian?" tanya Helena setengah mengejek. Kevin mengamati sesaat penampilan Helena. pria itu merasa puas, sang istri berhasil berpenampilan seperti kekasih gelapnya sewaktu mereka tertangkap basah difoto oleh paparazi.

10 Menit Kemudian.

Suara nyaring shutter kamera paparazi menggema bersahut-sahutan lengkap dengan cahaya flash bertubi-tubi mengeluarkan ratusan kali kilatnya, mengiringi kemunculan pasangan Kevin dan Helena yang tengah bergandengan tangan keluar dari pintu hotel.

..."Kevin, bukankah tadi anda bersama wanita lain berambut blonde?"...

..."Apakah benar anda berselingkuh? "...

...Hampir semua paparazi melontarkan pertanyaan yang sama kepada Kevin. Sudah terbiasa dengan situasi seperti ini, pria itu menanggapi dengan tenang dan berkata, "kalian telah salah paham. Yang selalu bersamaku adalah istriku sendiri. Benarkan, Sayang?"...

...Kevin menoleh ke sebelah, mengharapkan kerjasama Helena....

..." Benar sekali, kalian telah salah paham. Aku bosan dengan warna rambut hitam, jadi aku melakukan perubahan. Aku sedang suka warna blonde."...

...Berbeda dengan di atas tadi, Helena dan Kevin benar-benar kompak bekerja sama bersandiwara sebagai pasangan serasi di hadapan paparazi...

..."Aku tidak mungkin berpaling kepada wanita lain karena.... Ada jeda, pandangan Kevin yang sebelumnya menghadap ke arah kamera paparazi kini beralih menatap lembut manik coklat milik Helena....

"Aku hanya mencintai istri ku seorang."

Mendengar pengakuan Kevin, tubuh Helena mendadak membeku di tempat, lidahnya keluh tak dapat berkata-kata. Sungguh, ia tidak tau harus merespon apa. Seharusnya Helena bahagia, sang suami mengaku kepada seluruh dunia, bahwa ia sangat mencintainya, hanya Helena satu-satunya wanita yang Kevin cintai. Namun, semua tak lebih dari sandiwara semata. Kau pembohong besar, Vin. Aku sungguh semakin membencimu.

...***...

Terpopuler

Comments

F.T Zira

F.T Zira

rate, like dan subcrb.
diriku mampir ninggalin jejak dulu yaa.. nanti baca berkala

2023-11-16

1

Hidup untuk apa?

Hidup untuk apa?

keren novelnya kak. mampir yuk ke novelku

2023-11-01

0

Windy

Windy

Semangat author sayang

2023-05-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!