BAB 4 DI DEKATI COWOK (2)

"Risma, jangan kayak gitu. Alif, kamu boleh duduk," Ucap Nurza.

"Makasih," Ucap Alif.

"Hm."

"Ada yang mau aku katakan padamu, Nurza," Ucap Alif.

"Apa?" Tanya Nurza sembari menyendokkan makanan kemulut.

"Ak..u, suka sama kamu, Nurza. Kamu mau jadi pacarku? Kalau kamu mau, terimalah hadiah ini," Ucap Alif sembari memberikan sebuah kotak hadiah kecil kearah Nurza.

"Uhuk...uhuk, air," Ucap Nurza yang tersedak makanan.

"Nih," Ucap Vira memberikan segelas air.

"Maaf Lif, aku gk bisa. Aku hanya menganggap kamu teman, tidak lebih," Ucap Nurza, mendengar perkataan Nurza, Alif jadi sedih.

```````

"Alif kamu nggak capek apa, berdiri disitu dari tadi, lebih baik kamu duduk aja dulu," Ucap Nurza. Alif tersadar dari lamuan.

"Eh...iyya aku duduk nih," Ucap Alif duduk, 'Tidak. Aku gak mau Nurza menjauh gara-gara aku ungkapkan perasaanku.'

Di sisi lain tampakya Ilham dan teman-temannya masih asyik mengobrol. Lalu Ari yang melihat Alif, langsung saja memberitau Ilham.

"Bro, itukan Alif," Ucap Ari sambil menunjuk ke arah Alif.

"Bener itu si Cupu. Wah, saingan loh bertambah, bro", Ucap Aqsal berbisik ke Ilham. Melihat keberadaan Alif didekat Nurza membuat Ilham marah dan tanpa sengaja menggeprak meja. Semua siswa yang ada dikantin menatap kaget sekaligus heran dengan apa yang dilakukuan Ilham. Risma yang melihat itu lantas bangkit dari kursi menuju ke tempat Ilham berada.

"Kamu kenapa Oppa?" Ucap Risma berdiri dan berjalan menuju ke meja Ilham. Yang menyahut Aqsal sedang Ilham diam saja.

"Aku baik-baik saja ceyeng, hahaha," Ucap Aqsal.

"Huh, siapa juga yang tanya kamu. Kamu itu ulat bulu nggak pantas di sebut Oppa-oppa korea," Ucap Risma.

"Makasih ceyenk," Ucap Aqsal mengedipkan sebelah matanya.

"Kau...," Ucapan Risma dipotong Ari

"Hahahaha, kalian ini pasangan yang serasi. Sangat cocok yang satu narsis, yang satunya lagi ganjen," Ucap Ari terwawa.

"APA KAU BILANG!" Ucap Risma dan Aqsal bersamaan.

"Tuh kan samaan ngomongnya, ciee khem...khem," Ucap Ari mengejek.

Risma tampak kesal. Sedangkan Ilham diam saja dari tadi. Risma pun berlalu dari tempat Ilham berada. Sedang Aqsal yang tadinya hanya bercanda memanggil Risma dengan sebutan ceyeng ikut kesal pada Ari, Aqsal melempar sendok ke kepala Ari.

"Apa Ilham cemburu sama kamu, Nurza?", Ucap Vira berbisik di telinga Nurza Sedangkan Nurza hanya mengangkat bahu, acuh.

"Aduh, hei bisa tidak nggak usah pakai nimpuk segala. Sakit nih, bisa benjol kepala ku," Ucap Ari kesakitan.

"Makanya jangan...," Ucapan Aqsal terpotong.

"Sudah kalian ini berisik, BISAKAH KALIAN DIAM!" Ucap Ilham marah.

"Iyya-iyya sory, Bro. Ini juga Aqsal yang mulai," Ucap Ari.

"Ko aku, kan kamu yang ejek aku duluan," Ucap Aqsal.

"Iyya aku juga salah, hehe. Bro, kamu nggak ke sana?" Ucap Ari menunjuk kearah Nurza berada, "Liat tuh Alif duduk didekat Nurza," Sambungnya.

"Aku akan hajar tuh si Cupu," Geram Ilham yang tidak bisa menahan amaranya lagi, Ia pun bangkit dari kursi, namun ditahan oleh Ari dan Aqsal.

"Jangan!" Ucap Ari dan Aqsal bersamaan menahan Ilham.

"Lepas, biarkan aku kesana," Ucap Ilham menepis tangan Ari dan Aqsal.

"Bro, sabar dulu jangan gegabah. Nurza pasti marah dan semakin menjauh jika loh pukul Alif," Ucap Ari, sedang Aqsal mengiayakan ucapan Ari. Ilham pun kembali duduk di kursi.

"Tumben Ri, ucapanmu bener kali ini," Ucap Aqsal.

"Kau...," Ucap Ari tepotong saat menunjuk Aqsal.

"Gini aja bro, mending kamu redam dulu amarahmu itu, Tarik Nafas Buang", Ucap Aqsal memberi intruksi ke Ilham. Ilham hanya menurut saja.

"Bro gimana kalau kamu kesana sekarang terus deketin Nurza lalu ungkapkan perasaan kamu lewat lagu. Nyayikan lagu buat Nurza, terserah lagu yang kamu mau," Saran Ari menunjuk kearah Nurza dan teman-temannya berada.

"Lagunya yang romantis, Bro," Ucap Aqsal menimpali ucapan Ari.

"Hm, kamu benar juga. Okeyy aku kesana dulu," Ucap Ilham berdiri sebelum sempat melangkah Aqsal menahan tangan Ilham.

"Ini bro jangan lupa pakai MIC nya", Ucap Aqsal menyerahkan Sapu ke Ilham. Sapu yang diambilnya sebelum Ilham pergi.

"Loh nggak salah nih?" Ucap Ilham dengan mata melotot.

"Haha Aqsal...Aqsal, kamu ini ada-ada saja," Ucap Ari tertawa melihat tingkah laku Aqsal.

"Apanya yang salah?" Ucap Aqsal menatap Ari

"Tidak-tidak, aku tidak mau pakai ini, bisa ilang Image-ku jika pakai sapu ini," Ucap Ilham menggelengkan kepalanya cepat.

"Bro, jika kamu pakai sapu ini pasti Nurza klepek-klepek ama kamu. Anggap aja tuh sapu keberuntungan," Ucap Aqsal percaya diri.

"Aku nggak yakin...apa iyya ini sapu keberuntungan," Ucap Ilham

"Haha, jangan percaya sama dia, Ham. Tidak ada yang namanya sapu keberuntungan, itu hanya mitos yang dibuat-buat Aqsal," Ucap Ari

"Percayalah padaku, pakai sapu ini. Sekarang kamu kesana aja, Bro", Ucap Aqsal mendorong pelan Ilham kearah Nurza berada. Sedang Ari hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Aqsal yang suka maksa.

"Tapi...," Ucap Ilham

"Tidak ada tapi-tapian, pergilah kesana. Apa kamu mau jika tuh si cupu jadian ama Nurza. Pastinya tidak kan, jadi sekarang temui Nurza," Ucap Aqsal mengiring Ilham ke arah Nurza berada.

"Iya-iya, tidak usah pengang-pegang segala. Aku juga bisa kesana sendiri," Ucap Ilham sembari berjalan menuju ke tempat Nurza berada.

"Semangat, Bro. Kamu pasti bisa," Ucap Aqsal.

"kamu ini, kayak mau Ujian Nasional aja," Ucap Ilham.

"Sudah cepetan kesana," Ucap Aqsal. Ilham hanya mengangguk.

"Kau itu kayak yang mau nembak aja," Ejek Ari menatap Aqsal dengan gelengan kepala.

Ilham pun berjalan menuju ketempat Nurza berada. Sesampainya disana Ilham merasa sedikit grogi.

"Hai Nurza, aku boleh nggak duduk disini?" Ucap Ilham menyapa Nurza.

"Duduk di sini Oppa," Ucap Risma menepuk-nepuk kursi disebelahnya. Ilham pun menurut aja, karena Nurza tidak menyahut dan hanya fokus pada makanannya.

"Nurza..aku mau nyanyi lagu buat kamu, apa boleh?" Ucap Ilham tapi Nurza hanya diam saja.

"Disini tidak ada uang receh. Kalau mau ngamen, mending di jalan raya sana," Ejek Alif.

"APA KAU BILANG!" Ucap Ilham marah.

"Tidak ada, memangnya apa yang aku katakan," Ucap Alif acuh.

"Bisakah kalian diam," Ucap Vira, "Kalau kamu mau nyanyi silahkan aja. Aku juga mau denger, kali aja terhibur," Sambungnya.

"Nyanyi aja Oppa aku mau dengar, iyakan Nurza", Ucap Risma menatap Nurza.

"Hmm," Nurza berdehem

Ilham terlihat senang sekali, walaupun Nurza hanya berdehem, Tapi tidak masalah bagi Ilham yang terpenting Nurza mau mendengarkanya bernyanyi.

Ilham Mulai bernyanyi :

 

...Kau begitu sempurna...

...Di mataku kau begitu indah...

...Kau membuat diriku akan selalu memujamu...

...Di setiap langkahku ku kan...

...selalu memikirkan dirimu...

...Tak bisa ku bayangkan...

...Hidupku tanpa cintamu...

...Janganlah kau tinggalkan diriku...

...tak kan mampu menghadapi semua...

...Hanya bersamamu ku akan bisa...

...Kau adalah darahku...

...Kau adalah jantungku...

...Kau adlah hidup ku lengkapi diriku oh sayang engkau begitu sempurna...

...Sempurna...

...Kau genggam tanganku saat diriku lemah dan terjatuh kau bisikkan dan hapus semua sesalku...

...Reff:...

...Kau adalah darahku...

...Kau adalah jantungku...

...Kau adalah hidup ku lengkapi diriku oh sayang engkau begitu sempurna...

...Sempurna...

...Sayangku engkau begitu sempurna...

...Sempurna...

...Sempurna...

Semua orang yang ada di kantin bersentuh dengan lagu yang dinyanyikan Ilham, mereka tampak kagum dengan suara indah yang Ilham miliki. Semua bertepuk tangan kecuali Nurza yang masih saja sibuk menikmati makanannya.

"Prok...prok," Suara tepuk tangan siswa yang ada dikantin.

"WOW, suaramu bagus juga," Ucap Vira kagum.

"Bagus banget suara Oppa ku, kalau saja lagu yang dinyanyikan Oppa itu buat aku, sudah pasti aku jingkrat-jingkrat senang seperti anak kecil," Gumam Risma tersenyum sambil membayangkan diirinya yang dinyanyikan oleh Ilham.

"Apa kamu mengatakan sesuatu Ris?", Ucap Vira yang tidak sengaja mendengar gumaman Risma walaupun sedikit kurang jelas, rasa penasaran yang timbul membuat Vira ingin mendengar ulang ucapan Risma. Sedang Ilham hanya menatap Nur penuh cinta, setelah Ia nyanyikan sebuah lagu.

"Apa? Aku tidak mengatakan apa-apa kok," Elak Risma.

Ilham berdiri tepat di depan Nurza, lalu mengungkapkan...

...¤BERSAMBUNG¤...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!